• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI KAJIAN

3.4. Pengumpulan dan Analisis Data

3.4.2. Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis. Data kuantitatif (primer dan sekunder) disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, tabel silang

sederhana, grafik atau bagan sesuai jenisnya. Data tersebut selanjutnya diinterpretasikan untuk dapat menunjang dan saling melengkapi dengan data kualitatif guna menjawab permasalahan-permasalahan dalam kajian. Data kualitatif diolah dan dianalisis dengan tahapan melakukan peringkasan (reduksi) data, penggolongan, penyederhanaan, penelusuran tema dan pangaitan antar tema. Untuk menentukan alternatif strategi pengembangan kelembagaan penyuluhan di Provinsi Riau digunakan analisis faktor internal dan eksternal yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, threat) dan untuk menentukan prioritas strategi digunakan analisis quantitative strategic planning matrix (QSPM).

1. Analisis Faktor Internal

Analisis internal dilakukan untuk memperoleh faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang harus diatasi. Faktor tersebut dievaluasi dengan menggunakan matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dengan langkah sebagai berikut (David, 2002)) :

a. Menentukan faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) dengan responden terbatas.

b. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor internal (bobot). Penentuan bobot faktor internal dilakukan dengan memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing-masing faktor. Penilaian angka pembobotan adalah sebagai berikut : 2 jika faktor vertikal lebih penting dari faktor horizontal, 1 jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor vertikal dan 0 jika vertikal kurang penting daripada faktor horizontal.

c. Memberikan skala rating 1 sampai 4 untuk setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor tersebut mewakili kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), dan kekuatan utama (peringkat = 4). Pemberian peringkat didasarkan atas kondisi atau keadaan pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian di Provinsi Riau.

d. Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor tertimbang.

e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai 1 menunjukkan bahwa kondisi internal sangat buruk dan nilai 4 menunjukkan kondisi internal yang sangat baik rata-rata nilai yang dibobotkan adalah 2,5. Nilai lebih kecil daripada 2,5 menunjukkan bahwa kondisi internal selama ini masih lemah. Nilai lebih besar daripada 2,5 menunjukkan kondisi internal kuat. Analisis faktor diatas dapat menggunakan matriks pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks Analisis Faktor Internal Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian.

No Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan (Strengths) 1. ... 2. ... 3. ... Kelemahan (Weakness) 1. ... 2. ... 3. ... T o t a l 1,00

2. Analisis Faktor Eksternal

Analisis eksternal digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Hasil analisis eksternal digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang ada

serta seberapa baik strategi yang telah dilakukan selama ini. Analisis eksternal ini mengunakan matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation) dengan langkah-langkah sebagai berikut (David, 2002):

a. Membuat faktor utama yang berpengaruh penting pada kesuksesan dan kegagalan usaha yang mencakup peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan melibatkan beberapa responden.

b. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor eksternal (bobot). Penentuan bobot dilakukan dengan memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing-masing faktor. Penilaian angka pembobotan adalah sebagai berikut : 2 jika faktor vertikal lebih penting dari faktor horizontal, 1 jika faktor vertikal sama dengan faktor horizontal dan 0 jika faktor vertikal kurang penting daripada faktor horizontal.

c. Memberikan peringkat (rating) 1 sampai 4 pada peluang dan ancaman untuk menunjukkan seberapa efektif strategi mampu merespon faktor-faktor eksternal yang berpengaruh tersebut. Nilai peringkat berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 4 jika jawaban rata-rata dari responden sangat baik dan 1 jika jawaban menyatakan buruk.

d. Menentukan skor tertimbang dengan cara mengalikan bobot dengan rating.

e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai 1 menunjukkan bahwa respon terhadap faktor eksternal sangat buruk dan nilai 4 menunjukkan sangat baik. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Nilai lebih kecil daripada 2,5 menunjukkan respon Provinsi Riau terhadap eksternal masih lemah. Nilai lebih besar daripada 2,5 menunjukkan respon yang baik. Analisis faktor eksternal diatas dapat menggunakan matriks Tabel 5.

Tabel 5. Analisis Faktor Eksternal Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian.

No Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang (Opportunities) 1. ... 2. ... 3. ... Ancaman (Threats) 1. ... 2. ... 3. ... T o t a l 1,00 3. Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan alat untuk memaksimalkan peranan faktor yang bersifat positif, meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul. Hasil analisis SWOT adalah berupa sebuah matriks yang terdiri atas empat kuadran. Masing-masing kuadran merupakan perpaduan strategi antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Menurut David (2002) langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut :

1. Mendaftar peluang eksternal 2. Mendaftar ancaman eksternal 3. Mendaftar kekuatan internal 4. Mendaftar kelemahan internal

5. Memadukan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel S-O

6. Memadukan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasilnya ke dalam sel W-O

7. Memadukan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel S-T

8. Memadukan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya pada sel W-T. Secara lengkap matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats)

Faktor Internal Faktor Eksternal STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W) OPPORTUNITIES (O) STRATEGI S-O Mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan Peluang STRATEGI W-O Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS (T) STRATEGI S-T Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI W-T

Meminimalkan kelemahan untuk menghindari

ancaman

4. Analisis QSPM

Untuk menentukan prioritas strategi pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian digunakan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Setelah didapat beberapa strategi alternatif yang dihasilkan melalui analisis SWOT, selanjutnya menetapkan prioritas strategi dari beberapa pilihan tersebut dengan menggunakan analisis QSPM (David, 2002). Langkah-langkah dalam analisis QSPM adalah :

a. Mendaftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal dalam kolom kiri dari QSPM, informasi ini diambil dari matriks EFE dan IFE

b. Memberikan bobot untuk setiap faktor sukses kritis eksternal dan internal. Bobot ini identik dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan matriks IFE. Bobot dituliskan dalam kolom disebelah kanan faktor sukses kritik eksternal dan internal.

c. Memeriksa matriks SWOT dan mengidentifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk diimplementasikan. Mencatat semua strategi ini di baris teratas dari QSPM.

d. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score = AS) , tentukan nilai yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor sukses kritis eksternal dan internal, satu per satu, dan mengajukan pertanyaan, apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan yang akan dibuat ? Bila jawaban atas pertanyaan ini ya, maka stategi ini harus dibandingkan relatif pada faktor kunci. Secara spesifik, nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lain, mempertimbangkan faktor penentu. Nilai daya tarik itu adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = menarik, dan 4 = amat menarik. Bila jawaban atas pertanyaan di atas tidak, menunjukkan bahwa faktor sukses kritis yang bersangkutan tidak mempunyai pengaruh pada pilihan paling spesifik yang akan dibuat, kita tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi tersebut.

e. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score= TAS). Total nilai daya tarik ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam setiap baris. Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi altenatif, hanya

mempertimbangkan dampak dari faktor sukses kritis eksternal dan internal di baris tertentu. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik strategi alternatif itu ( hanya mempertimbangkan faktor sukses kritis dibaris itu). f. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menjumlahkan total nilai daya tarik

dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi itu semakin menarik, mempertimbangkan semua faktor sukses kritis eksternal dan internal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya perbedaan antara jumlah total nilai daya tarik dalam satu set strategi alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang lain. Untuk lebih jelasnya analisis metode QSPM dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Matriks Analisis QSPM

Strategi Alternatif

I II III Faktor Kunci Bobot

AS TAS AS TAS AS TAS Faktor-faktor kunci Eksternal... ... Faktor-faktor kunci Insternal... ...

3.5. Metode Perancangan Program

Kajian ini bertujuan menganalisis masalah dan menetukan masalah prioritas. Tahapan yang digunakan meliputi tahapan analisis masalah dan analisis

pilihan tindakan stategis. Analisis masalah dimulai dari identifikasi masalah dan dilanjutkan analisis masalah strategis. Setelah itu, dilakukan penyusunan strategi yang terkait dengan masalah yang dihadapi.

Strategi yang dihasilkan digunakan sebagai landasan dalam perancangan program. Program dirancang untuk menjawab tantangan, kendala, dan isu strategis yang dihadapi oleh kelembagaan penyuluhan pertanian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan petani. Pelaksana program meliputi kelembagaan pemerintah, swasta, dan swadaya. Perancangan program tersebut disesuaikan pada lokalitas masing-masing kabupaten.

Data yang telah diolah disajikan secara deskriptif sesuai dengan tema-tema pembahasan untuk dapat mendukung penarikan kesimpulan atau tindakan lebih lanjut. Adapun rincian analisis data yang digunakan untuk menjawab setiap tujuan kajian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rincian Metode Pengumpulan dan Analisa Data Tujuan Data yang diperlukan Sumber

Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis dan Penyajian Data 5.Mengidentifikasi dan menganalisis keragaan/profil kelembagaan penyuluhan pertanian era otonomi daerah .

a.Visi dan Misi b.Kebijakan c.Tupoksi d.Program e.Satminkal Penyuluh f.Jumlah BIP/BPP g.Jumlah RT Petani h.Jumlah / Klas Kelompok Tani - Jumlah Kontak Tani

- Kasatker - Kasubdin - Ka BPP - Telahan Dokumen - Wawancara Deskriptif dan Tabulasi 6.Menganalisis pelaksanaan sistem kerja penyuluhan pertanian pada kelembagaan yang berbeda. a. Sistem Penyuluhan b. Persepsi Penyuluh c. Sistem Kerja Penyuluhan - Ka Satker - Ka BPP - Penyuluh - Kelompok Tani - Wawancara - FGD Analisis Deskriptif Komparatif, Tabulasi 3. Menganalisis dampak penyelenggaraan penyuluhan yang berbeda terhadap kinerja penyuluh dan tingkat penerapan teknologi petani. d. Karakteristik Penyuluh e. Kinerja Penyuluh f. Karakteristik Petani - Tingkat Adopsi Teknologi - Penyuluh - Petani - Wawancara - Pengamatan Deskriptif, Komparatif Tabulasi 4.Merumuskan strategi pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian berdasarkan tipe kelembagaan penyuluhan.

- Potensi Masalah dan kebutuhan - Strategi Pengembangan kelembagaaan - Ka Satker - Ka BPP - Penyuluh - Petani - Wawancara - FGD Deskriptif SWOT

Dokumen terkait