SELAMAT BEKERJA
F. Prosedur Pengumpulan Data 1.Sumber Data 1.Sumber Data
4. Analisis Data
Analisis data dimulai dengan menelaah semua data tersedia dari berbagai sumber, yaitu cerpen siswa, hasil wawancara, lembar observasi, hasil angket dan catatan lapangan. Data-data yang didapat akan dianalisis dan kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data dalam tabel, setelah itu direfleksikan untuk menarik kesimpulan.
a. Cerpen Siswa
Cerpen yang telah ditulis siswa dinilai dan dianalisis sesuai dengan pedoman penilaian yang telah ditentukan.
b. Wawancara
Hasil wawancara langsung dideskripsikan sesuai dengan kenyataan. c. Jurnal dan Angket Siswa
Peneliti menganalisis jurnal dan angket siswa dengan mengelompokkan jawaban siswa ke dalam kelompok positif dan negatif kemudian mempersentasekannya dengan rumus:
45
Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
F: Jumlah persentase setiap pertanyaan E: Jumlah siswa yang memilih jawaban N: Jumlah seluruh subjek penelitian
d. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Setelah dianalisis data yang diperoleh kemudian ditafsirkan. Caranya yaitu dengan menjumlahkan penilaian dalam bentuk persentase yang diberikan oleh setiap observer kemudian dibagi dua.
∑ ∑
Keterangan:
∑O1: penilaian yang diberikan observer pertama untuk setiap aspek
yang diamati
∑O2: penilaian yang diberikan observer kedua untuk setiap aspek yang diamati
Untuk meninterpretasikan perhitungan persentase setiap kategori, menurut Kunjaraningrat dalam Istiqomah (2009), bisa dikelompokkan dalam tujuh rentang interpretasi sebagai berikut:
Tabel 3.11
Rentang Interpretasi Aktivitas Siswa Besar Presentase Interpretasi
0% Tidak ada 1%-25% Sebagian kecil 26%-49% Hampir setengahnya 50% Setengahnya 51%-75% Sebagian besar 76%-99% Pada umumnya 100% Seluruhnya
e. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Setelah dianalisis data yang diperoleh kemudian ditafsirkan. Caranya yaitu dengan menjumlahkan penilaian dalam bentuk angka yang diberikan oleh setiap observer kemudian dibagi dua.
∑ ∑
Untuk menginterpretasikan rata-rata nilai dari tiga observer pada setiap aspeknya menggunakan rentang berikut:
47
Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12
Rentang Interpretasi Aktivitas Guru
Rentang Jumlah Komentar Interpretasi
3,6 – 4,0 Sangat Baik
2,6 – 3,5 Baik
1,6 – 2,5 Cukup
Setelah seluruh proses PTK dilaksanakan pada kelas VII-A di SMP Negeri 5 Bandung dan semua rumusan masalah dijawab dan diketahui jawabannya, pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari keseluruhan bab dalam bentuk simpulan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman selama proses pelaksanaan tindakan sampai pada tahap pelaporan akan peneliti ungkapkan beberapa hal kepada pembaca sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya ataupun penerapan penelitian ini secara praktis dalam bentuk saran.
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan yang menjawab semua rumusan masalah pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan media film animasi nyatanya sangat membantu siswa dalam menulis cerpen, mengurangi rasa malas siswa untuk menulis, dan membantu siswa mengembangkan cerita berdasarkan ide yang telah mereka temukan. Perencanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada tahap setiap tahap sebelumnya. Perencanaan pelaksanaan tindakan siklus I disusun berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti pada tahap studi pendahuluan, sedangkan perencanaan pelaksanaan tindakan siklus II disusun peneliti berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2. Pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan media film animasi memiliki fokus yang berbeda-beda pada setiap siklusnya. Pelaksanaan tindakan siklus I berfokus pada menumbukan motivasi siswa dalam menulis cerpen dan mengubah pandangan siswa terhadap
146
Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pembelajaran menulis cerpen yang membosankan menjadi kegiatan yang mudah dan menyenangkan, sedangkan pelaksanaan tindakan siklus II memiliki fokus untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada hasil projek menulis cerpen siswa dengan menambahkan materi dan contoh konkret. Penggunaan teknik transformasi dengan media film animasi membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan. Hal tersebut tampak pada lembar observasi siswa yang menyatakan bahwa semangat belajar siswa, perhatian siswa pada guru dan media pembelajaran, keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas, keinginan siswa untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat dan ketuntasan hasil belajar yang semakin baik serta meningkat setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dicapai karena perubahan yang terjadi pada aktivitas guru dalam mengelola kelas, memberikan motivasi positif pada siswa, menyampaikan materi, menjawab pertanyaan, menerapkan teknik pembelajaran dan mengoperasikan media pembelajaran pun semakin meningkat dan mencapai titik maksimal. 3. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen selalu mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya. Pada umumnya, peningkatan yang terjadi terbilang cukup drastis dan hanya sebagian kecil siswa yang menunjukkan stagnansi atau kemajuan yang terbilang lambat dalam kemampuan menulisnya. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa adalah 71,5 dan berada pada kategori predikat B, pada pelaksanaan tindakan siklus II meningkat menjadi 87,2 dan berada pada kategori predikat A-. Berdasarkan skor nilai dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebanyak 15,7 poin. Peningkatan tersebut juga terbilang drastis karena pada siklus I, rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa masih di bawah batas ketuntasan (75), sedangkan pada pelaksanaan siklus II rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa sudah berada jauh di atas batas ketuntasan. Jumlah siswa yang berada kategori A, A-, dan B+ pun meningkat sangat drastis. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, dari 27 siswa yang mengikuti pembelajaran hanya terdapat satu siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai A, tiga
siswa untuk kategori predikat nilai A-, dan empat siswa untuk kategori predikat nilai B+. Sebanyak 19 siswa atau sekitar 70,3% siswa masih mendapat nilai kurang dari 75, dan masuk ke dalam kategori predikat nilai B, B-, dan C+. Akan tetapi setelah dilaksanakannya penelitian tindakan siklus II, baru terlihat adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, dari 27 siswa yang mengikuti pembelajaran terdapat tujuh siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai A. Jumlah tersebut meningkat cukup banyak dari pada siklus sebelumnya. Untuk kategori predikat nilai A-, diisi oleh 13 orang siswa atau sekitar 44,4%. Kategori predikat nilai ini pun sekaligus menjadi nilai rata-rata kelas pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kategori predikat nilai B+ justru mengalami penurunan satu siswa, karena siswa tersebut telah mendapat nilai yang lebih baik dan masuk ke dalam kategori predikat nilai yang lebih tinggi. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini pun, hanya terdapat empat siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai B dan tidak ada lagi siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai B- serta C+. Peningkatan kemampuan menulis cerpen juga dapat dilihat dari tidak lagi ada siswa yang mendapat nilai di bawah batas ketuntasan.
Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa teknik transformasi dan media film animasi merupakan alternatif perangkat pembelajaran yang efektif karena dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung.
148
Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu B. Saran
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat selama pelaksanaan penelitian tindakan, peneliti ingin mengungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi pendidikan dan peneliti selanjutnya.
1. Guru sebagai seorang pengajar, hendaknya menggunakan teknik dan media pembelajaran yang kreatif dan bervariasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pemilihan suatu teknik dan media pembelajaran tentunya harus disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah, serta kemampuan guru dalam menerapkan dan mengoprasikan media pembelajaran tersebut. Selain itu, pemilihan teknik dan media pembelajaran pun harus disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa didik. Penerapan teknik transformasi dengan bantuan film animasi ini bisa dijadikan alternatif teknik dan media pembelajaran menulis cerpen karena film animasi dekat dengan keseharian siswa dan masih memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa didik.
2. Ketika memuntuskan untuk menerapkan suatu teknik pembelajaran dengan media tertentu, alangkah lebih baik untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Selain itu, guru juga harus menyiapkan alternatif lain untuk menyiasati hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran.
3. Penelitian ini masih bisa dilanjutkan karena masih banyak kekurangan dan indikator target capaian pembelajaran pun masih dapat dinaikkan lagi. Dengan diadakannya penelitian lanjutan dari penelitian ini diharapkan hasil pembelajaran menulis cerpen pada siswa semakin maksimal.
149