• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM ANIMASI : Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM ANIMASI : Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

FILM ANIMASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat menempuh ujian sidang sarjana kependidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes

1002590

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Tahun Ajaran 2013/2014)

oleh

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM ANIMASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes

1002590

disetujui oleh:

Pembimbing I,

Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd. NIP 196012161986032001

Pembimbing II,

Halimah, M.Pd. NIP 198104252005012003

diketahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

vii

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Cara Pemecahan Masalah ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN, TEKNIK TRANSFORMASI, DAN MEDIA FILM ANIMASI A. Pembelajaran Menulis Cerpen ... 8

(5)

viii

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

C. Media Film Animasi ... 18

D. Anggapan Dasar ... 20

E. Hipotesis Tindakan... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 21

B. Prosedur Penelitian... 23

C. Indikator Keberhasilan ... 26

D. Definisi Oprasional ... 28

E. Instrumen Penelitian... 29

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Subjek Penelitian ... 48

2. Deskripsi dan Hasil Tindakan Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 51

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 54

c. Pengamatan ... 59

d. Refleksi ... 86

3. Deskripsi dan Hasil Tindakan Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 89

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 92

c. Pengamatan ... 99

d. Refleksi ... 123

(6)

ix

Transformasi dengan Menggunakan Media Film Animasi ... 131

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 145

B. Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 149

LAMPIRAN ... 151

(7)

ii

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

FILM ANIMASI

(Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes 1002590

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan yang menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung masih rendah. Hal tersebut juga dipicu oleh motivasi siswa yan sangat rendah dalam menulis cerpen. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, didapatkan hasil bahwa sebanyak 90,6% siswa menyatakan bahwa kegiatan menulis cerpen adalah kegiatan yang sangat sulit dilakukan, dan sekitar 78,1% siswa menyatakan membutuhkan alat bantu khusus untuk membuat mereka lebih mudah dalam menulis cerita pendek. Penerapan teknik transformasi dengan media film animasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa yang ditunjukkan lewat hasil projek dan aktivitas mereka dalam pembelajaran menulis cerpen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan menggunakan media film animasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha mengkaji dan merefleksi suatu teknik pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran dalam kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, angket, catatan lapangan, jurnal siswa, dokumentasi foto dan projek menulis cerpen. Adapun prosedur penelitiannya terdiri atas empat tahap yaitu 1) perencanaan penelitian tindakan kelas; 2) pelaksanaan penelitian tindakan kelas; 3) pengamatan tindakan; dan 4) refleksi tindakan yang terdiri atas dua siklus.

(8)

ii

(A Classroom Action Research in Class VII-A SMP Negeri 5 Bandung Academic Year 2013/2014)

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes 1002590

ABSTRACT

This study was conducted because there was a fact that showed the students’ ability in class VII A SMP Negeri 5 Bandung in writing a short story was still low.

That case was also triggered by the students’ motivation that was still low in writing a

short story. Based on the previous study, it was found that there were 90,6% of students stated that writing a short story was difficult activities, and around 78,1% of students stated that they needed special tools to make them easy in writing a short story. The application of transformation technique by using animation film media is

expected to be able to improve the students’ ability in writing a short story which is

shown through the result of their projects and activities in learning writing a short story. This study was implemented in order to know the plan, the implementation, and learning outcomes of writing a short story through transformation technique by using animation film media. The research method used in this study was Classroom Action Research which tried to review and reflect a learning technique with the aim of improving the process and learning outcomes in the class. The subject of this study was the students class VII A SMP Negeri 5 Bandung. The data of this study were

obtained from the result of interview, questionnaires, fieldnotes, students’ journals,

(9)

ii

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(10)

A. Latar Belakang Masalah

Studi sastra adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu

kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek, 1989: 3). Studi sastra merupakan`

bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Studi sastra yang dilakukan dalam pembelajaran tentunya

menghasilkan produk yang biasa disebut dengan karya sastra. Terdapat

berbagai macam karya sastra yang wajib dikenal oleh siswa sebagai pelajar

Indonesia, salah satunya yaitu cerita pendek (cerpen). Cerpen sebagai sebuah

karya sastra yang terikat oleh aturan-aturan tertentu sebenarnya diharapkan

agar dapat mengasah daya imajinasi dan kreatifitas siswa. Selain itu cerpen

juga diharapkan menjadi suatu hiburan yang menyenangkan dalam

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dewasa ini, sudah banyak sekali hal penunjang yang membuat proses

pembelajaran menjadi lebih menarik dan tentunya mengikuti perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Media pembelajaran berbasis

teknologi mutahir sebenarnya membuat guru dan siswa mengalami proses

pembelajaran yang lebih kekinian, juga lebih mudah untuk diaplikasikan.

Media pembelajaran juga memiliki peran penting agar terciptanya

pembelajaran yang menarik dan dapat menimbulkan kreatifitas serta daya

imajinasi siswa.

Untuk mengetahui proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

di sekolah, peneliti melakukan observasi awal atau studi pendahuluan ke SMP

Negeri 5 Bandung. SMP Negeri 5 Bandung adalah salah satu SMP favorit

(11)

2

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

gambaran tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran

menulis cerpen.

Menurut Erni Kustiani, S.Pd. M. M. selaku guru Bahasa dan Sastra

Indonesia di SMP Negeri 5 Bandung, pembelajaran menulis cerpen di sekolah

kurang maksimal karena motivasi siswa untuk menulis sangat rendah. Banyak

siswa beranggapan bahwa menulis adalah kegiatan yang sulit dan

membosankan. Padahal pembelajaran menulis khususnya menulis cerpen

adalah sesuatu yang mudah dan menyenangkan, karena siswa dapat dengan

leluasa menuangkan ide dan gagasannya melalui kata-kata.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelas VII-A SMP Negeri

5 Bandung juga memperlihatkan hasil bahwa cerita pendek sebagai karya

sastra yang menarik justru dikemas dengan pembelajaran yang membosankan

dan kurang variatif. Hasil angket dan wawancara menunjukkan banyak siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah karena bosan dengan teknik

pembelajaran yang itu-itu saja. Siswa dengan motivasi menulis cerpen yang

tinggi justru merasa kurang dibimbing untuk menghasilkan karya yang bagus.

Hal itulah yang membuat pembelajaran menulis, menjadi salah satu hal yang

kurang diminati oleh siswa.

Kurangnya variasi metode pembelajaran menulis juga tentu berimbas

pada karya yang dihasilkan siswa. Karya yang dihasilkan dari pembelajaran

yang membosankan tentu tidak akan bisa mencapai hasil yang maksimal.

Selain itu, teknik pembelajaran yang membosankan akan membuat daya

imajinasi dan kreatifitas siswa menjadi tersekat.

Berdasarkan paparan di atas dan atas dasar kebutuhan yang

diungkapkan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII-A di

SMP Negeri 5 Bandung, maka peneliti memutuskan untuk menerapkan suatu

teknik pembelajaran yang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan

(12)

teknik transformasi. Melalui teknik ini, siswa akan dengan mudah

menemukan ide untuk menulis sebuah cerpen.

Untuk membuat teknik pembelajaran ini lebih diterima dengan

antusias oleh siswa, maka dibutuhkan media pembelajaran yang kreatif.

Sesuai dengan perkembangan usia siswa-siswi kelas VII-A SMP Negeri 5

Bandung yang masih kekanakan dan gemar menonton film kartun atau biasa

disebit dengan film animasi, maka peneliti akan menggunakan media film

animasi dalam proses pembelajaran. Film animasi ini dipilih untuk

merangsang kreatifitas siswa dalam menulis sebuah cerpen. Melalui film

animasi, siswa diharapkan lebih mudah untuk menemukan ide dan inspirasi

dalam menulis cerita.

Hal ini juga disetujui oleh Erni Kustiani, S.Pd. M. M.. Beliau

mengatakan bahwa siswa-siswinya membutuhkan media pembelajaran yang

membantu dalam merangsang ide dan kreatifitas mereka untuk menulis

cerpen.

Media film animasi dan teknik transformasi ini merupakan perpaduan

yang akan sangat mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis cerpen

sehingga hasil yang diharapkan yaitu meningkatnya kemampuan menulis

cerita pendek siswa dapat tercapai dengan maksimal.

Penelitian sejenis telah banyak dilakukan, misalnya Keefektifan Media

Trailer Film dalam Pembelajaran Menulis Cerpen oleh Dadi Suryadi (2007).

Penelitian ini menjelaskan bagaimana sebuah trailer film dapat membantu

siswa dalam menulis cerita pendek dengan cukup baik. Penelitian lain yang

sudah pernah dilakukan adalah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis

Cerpen melalui Teknik Transformasi Film terhadap Siswa Kelas X SMAN 6

Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 oleh Yogas Novia Alamsyah (2010). Hasil

dari penelitian yang dilakukan Yogas menjelaskan bahwa kemampuan

(13)

4

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Walaupun sama-sama menggunakan media film dan teknik

transformasi, film yang akan digunakan dalam penelitian ini berbeda. Film

yang akan ditayangkan berupa film animasi. Dengan media film animasi ini,

peneliti berharap ada kelebihan yang akan ditunjukkan karena ditinjau dari

segi durasi yang tidak terlalu lama dan jenis film yang sangat digemari oleh

anak seusia SMP sehingga tidak akan membuat siswa kelas VII-A di SMP

Negeri 5 Bandung cepat bosan.

B. Identifikasi Masalah

Bersadarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi

masalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis cerita pendek dianggap membosankan bagi siswa dan

guru karena pembelajarannya tidak bervariasi.

2. Pembelajaran menulis cerita pendek hendaknya menggunakan metode

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kreatifitas dan partisipasi siswa

dalam menulis cerita pendek.

3. Pengajar hendaknya mengupayakan pengembangan kreatifitas siswa di dalam

kelas dengan penggunaan media yang sesuai.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan di atas,

peneliti membatasi penelitian ini pada: peningkatan kemampuan menulis

cerita pendek melalui teknik transformasi dengan menggunakan media film

(14)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan

media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek

siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung?

2. Bagaimana proses kegiatan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan

media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek

siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung?

3. Bagaimana hasil pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film

animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas

VII A SMP Negeri 5 Bandung berhasil?

E. Cara Pemecahan Masalah

Masalah pembelajaran menulis cerpen yang membosankan karena

penggunaan teknik dan media pembelajaran yang kurang variatif bias diatasi

dengan menggunakan teknik transformasi dengan didukung oleh media film

animasi. Penerapan teknik dengan bantuan media film animasi ini diharapkan

bisa memudahkan siswa mendapat inspirasi atau ide untuk menulis cerpen

dengan rangsangan dari cerita yang disajikan dalam film animasi kemudian

siswa mengalihwahanakannya dalam versi lain yang sesuai dengan

keinginannya dalam bentuk tulisan.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menjelaskan:

1. Perencanaan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film

animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas

(15)

6

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Proses kegiatan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film

animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas

VII A SMP Negeri 5 Bandung.

3. Hasil pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi

dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A

SMP Negeri 5 Bandung berhasil atau tidak.

G. Manfaat Penelitian

1. Jika penelitian ini tercapai maka manfaat secara teoritis adalah terciptanya

suatu alternatif metode pembelajaran menyenangkan untuk menulis cerita

pendek pada siswa kelas VII.

2. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis

bagi siswa, guru, peneliti dan pembaca.

a. Bagi Siswa

Dengan diterapkannya teknik transformasi dengan media film animasi,

siswa akan belajar menulis cerita pendek dengan lebih menyenangkan,

ditunjang oleh daya imajinasi yang terbangun dan juga kreatifitas yang tetap

terasah.

b. Bagi Guru

Dengan terbuktinya penelitian ini maka diharapkan guru akan lebih

mudah untuk mengajarkan keterampilan menulis cerita pendek kepada siswa

dan untuk memperkaya sumber belajar berupa media pembelajaran yang

inovatif.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai

suatu teknik dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan

(16)

penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata untuk praktik

melakukan kegiatan pembelajaran di kelas.

d. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para

pembaca mengenai metode dan media pembelajaran yang dapat diterapkan

(17)

21 Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah SMPN 5 Bandung. Lokasi ini dipilih

karena peneliti mengajar sebagai guru PLP di sekolah tersebut. SMPN 5

Bandung termasuk dalam jajaran sekolah favorit di Kota Bandung. Fasilitas

sekolah yang lengkap, lingkungan sekolah yang asri dan siswa-siswi yang

mempunyai motivasi tinggi dalam belajar membuat proses belajar mengajar

sangat kondusif.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMPN 5 Bandung

sejumlah 31 siswa. Berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran yang

mengajar sebelumnya, peneliti memutuskan kelas VII-S perlu diberi tindakan

lebih sehingga nantinya mereka akan mampu mencapai kriteria ketuntasan

dalam kompetensi menulis cerpen. Adapun data siswa kelas VII-A adalah

(18)

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas VII-A

No. Nama

1. Agi Muhammad R.

2. Al Haidar Rakha Z. P.

3. Aliva Tsabitah

4. Chairunisa Hasna A.

5. Chika Khaerani M.

6. Deandra Atya M.

7. Desi Ramdania K.

8. Fannissa Rizkia H. R.

9. Fauzia Ayu Lestari

10. Ilham Izdihar A. Z.

11. Kayla Rayyan D.

12. Luki Arrisi

13. Moch. Rafi Surya S.

14. M. Fikri Raihan

15. M. Radithya W.

16. M. Rayhan A.

17. Nadya Meisya P.

18. Petty Wiken S.

19. Qariba Zaki S.

20. Radiv Mohammed D.

21. Reggina Salsabila P.G

22. Rizky Amalia K.

(19)

23

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

24. Tarissa Desyawilona

25. Zeina Salimahumair

26. Salman Faridy F.

27. Aris Putra M.

28. M. Anargya Taffarel

29. Salmaa Pratiwi Abe

30. Saffanah Zahira H.

B. Prosedur Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Penggunaan suatu metode dan teknik penelitian akan menentukan

keberhasilan suatu kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, dalam penelitian

diperlukan suatu metode yang cocok dengan masalah yang diteliti, sehingga

diharapkan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Peneliti memilih metode ini didasari oleh keinginan

peneliti untuk mengadakan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis

pantun. Kegiatan pelaksanaan metode pembelajaran ini dilakukan dalam

beberapa siklus sesuai dengan karakteristik PTK hingga didapatkan data yang

valid dan jenuh. Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu sesusai dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2012:16) yaitu

terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) peremcanaan, (2)

(20)
(21)

25

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Rincian Prosedur Penelitian

a. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui

permasalahan penting dalam pembelajaran menulis cerpen. Hasil dari

observasi awal ini digunakan peneliti sebagai acuan dalam menyusun rencana

tindakan. Peneliti melakukan beberapa kegiatan dalam pengamatan ini,

diantaranya yaitu: 1) wawancara pada siswa dan guru mata pelajaran yang

bersangkutan, dan 2) penyebaran angket untuk mengatahui minat, motivasi

dan kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen.

b. Perencanaan Tindakan

Persiapan atau perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang

dilakukan setelah observasil awal dengan menyusun rencana tindakan yang

sesuai untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa. Adapun

tahap-tahap yang dilalui penulis dalam mempersiapkan tindakan yaitu:

1) mengidentifikasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah;

2) menentukan waktu penelitian;

3) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan metode

yang dipilih;

4) membuat instrumen penelitian.

c. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rencana

tindakan di kelas yang diteliti.

d. Pengamatan Siklus

Adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan

beberapa observer pada setiap siklus untuk mengamati aktivitas guru dan

aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observer harus mencatat

semua hal yang terjadi dalam lembar observasi yang telah disediakan oleh

(22)

e. Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut.

1) Mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut bahan ajar, teknik

pembelajaran, media, aktivitas guru dan siswa, kondisi kelas dan minat siswa

terhadap pembelajaran menulis cerpen.

2) Penyusunan komponen pembelajaran.

3) Mendeskripsikan pembelajaran untuk setiap siklusnya.

4) Menilai dan melihat kemajuan hasil menulis cerpen siswa setiap siklusnya.

5) Mengevaluasi setiap pembelajaran yang telah berlangsung untuk perbaikan

pembelajaran berikutnya.

Pada intinya tahap relfeksi adalah kegiatan evaluasi, analisis,

penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus

selanjutnya.

C. Indikator Keberhasilan

Fungsi dibuatnya indikator keberhasilan adalah untuk mengetahui

apakah sebuat penelitian tindakan berhasil mencapai tujuannya atau tidak.

Dengan indikator ini, seorang peneliti dapat mengukur ketepatan tindakan

yang ia terapkan. Indikator keberhasilan ini meliputi masalah-masalah dalam

(23)

27

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Indikator Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi dengan Menggunakan Media

Film Animasi

Aspek Target

Capaian

Cara Mengukur

Motivasi siswa dalam

belajar

80% Diamati saat proses pembelajaran

berlangsung, melalui lembar

observasi siswa yang diisi oleh

observer. Dihitung dari jumlah

siswa yang semangat dan

termotivasi untuk belajar per

jumlah seluruh siswa dikalikan

100%

Perhatian siswa pada

media pembelajaran

80% Diamati saat proses pembelajaran

berlangsung, melalui lembar

observasi siswa yang diisi oleh

observer. Dihitung dari jumlah

siswa yang memperhatikan

penjelasan serta mengamati media

pembelajaran dengan serius per

jumlah seluruh siswa dikalikan

100%

Keaktifan siswa dalam

bertanya dan

mengemukakan pendapat

60% Diamati saat proses pembelajaran

berlangsung, melalui lembar

observasi siswa yang diisi oleh

observer. Dihitung dari jumlah

(24)

menjawab dan mengemukakan

pendapat per jumlah seluruh siswa

dikalikan 100%

Pengerjaan tugas yang

diberikan

100% Diamati saat proses pembelajaran

berlangsung, melalui lembar

observasi siswa yang diisi oleh

observer. Dihitung dari jumlah

siswa yang mampu mengerjakan

tugas dengan baik per jumlah

seluruh siswa dikalikan 100%

Ketuntasan hasil belajar 95% Dihitung dari nilai rata-rata tes

menulis cerpen. Siswa yang

memperoleh nilai Sangat Baik (A)

dan baik (B) dinyatakan lulus.

Dirumuskan oleh peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Besarnya presentase pencapaian ditentukan sendiri oleh peneliti

berdasarkan pengamatan di kelas dan diskusi dengan guru mata pelajaran.

Jika setiap aspek dalam indikator keberhasilan itu tercapai, penelitian bias

dihentikan dan dianggap sudah berhasil.

D. Definisi Oprasional

Untuk memudahkan dalam penelitian, maka peneliti memaparkan

variabel-variabel dalam penelitian tentan definisi oprasional yang akan

menjelaskan secara rinci variabel-variabel yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

1. Menulis cerita pendek adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif

(25)

29

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berkomunikasi anatara penulis dan pembaca dengan menggunakan

lambang-lambang grafik suatu bahasa yang dapat dimengerti.

2. Teknik transformasi merupakan teknik pembelajaran yang diadaptasi dari

teknik dalam dunia sastra. Pada praktiknya siswa diberikan stimulus berupa

ide-ide tertentu yang kemudian akan diubah bentuknya menjadi karya lain

tanpa mengubah esensi dari ide dasarnya.

3. Film animasi adalah suatu media pendukung yang sekaligus menjadi sumber

belajar untuk menerapkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan usia siswa SMP.

E. Instrumen Penelitian 1. Perangkat Projek Siswa

Berupa soal uraian bebas yang diberikan sebanyak dua kali. Tes pertama

diberikan pada siklus pertama dan tes kedua pada siklus kedua.

SOAL

Buatlah sebuah cerpen dengan merujuk pada ketentuan sebagai berikut.

1. Tuliskan nama, nomor absen dan kelas pada pekerjaan Anda! 2. Tulislah sebuah cerita berdasarkan film yang baru saja Anda

tonton.

3. Waktu pengerjaan yang diberikan adalah 60 menit.

4. Dikerjakan pada lembar pengerjaan yang telah disediakan.

(26)

2. Perangkat Penilaian Projek Siswa a. Format Penilaian

Tabel 3.3

Format Penilaian Cerpen Berdasarkan Film Animasi

No. Aspek Skor

1. Kelengkapan aspek formal cerita pendek

2. Kelengkapan unsur intrinsic

3. Kepaduan unsur/struktur cerpen

4. Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen

Jumlah Skor

b. Pedoman Penilaian

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Cerpen Berdasarkan Film Animasi

No Aspek Kriteria

1 Kelengkapan

aspek formal

cerita pendek

Memuat:

1)judul

2)nama penulis

3)dialog

4)narasi

Hanya

memuat

tiga sub-

aspek

Hanya

memuat

dua

sub-aspek

Hanya

memuat

satu

sub-aspek

(27)

31

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2 Kelengkapan

unsur intrinsik

Memuat:

1) fakta cerita

(plot, tokoh,

dan latar)

2) sarana cerita

(sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa, simbol, dan ironi) 3) pengembangan cerita yang sesuai dengan film animasi Memuat ketiga sub- aspek, namun tidak lengkap (misal-nya, fakta cerita tidak lengkap) Hanya memuat

dua sub-

aspek

Hanya

memuat

satu sub-

aspek

Skor Maksimal 30 25 20 15

Kepaduan unsur/ struktur cerpen Struktur disusun dengan memperhatikan:

1) kaidah plot

(kelogisan,

rasa ingin tahu,

kejutan, dan keutuhan) 2) penahapan (orientasi, komplikasi dan resolusi)

3) dimensi latar

Memuat ketiga sub- aspek, namun tidak lengkap Hanya memuat

dua sub-

aspek

Hanya

memuat

satu sub-

(28)

(tempat,

waktu, dan

sosial.

Skor Maksimal 30 25 20 15

4 Kesesuaian

penggunaan

bahasa cerpen

Menggunakan:

1) kaidah EYD

2) keajekan

penulisan

3) ragam bahasa

yang

disesuaikan

dengan

dimensi tokoh

dan latar

Memuat

ketiga

sub-

aspek,

namun

tidak

lengkap

Hanya

memuat

dua sub-

aspek

Hanya

memuat

satu sub-

Aspek

Skor Maksimal 20 15 10 5

(29)

33

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Untuk menilai hasil pekerjaan siswa secara keseluruhan digunakan

penilaian yang berlaku di SMP Negeri 5 Bandung, yaitu:

Tabel 3.5

Skala Penilaian Cerpen Siswa

Skala Nilai Angka Skala Nilai Predikat Predikat

90-100 3,67 – 4.00 A

80-89 3,34 – 3,66 A

-70-79 3,01 – 3,33 B+

60-69 2,67 – 3,00 B

50-59 2,34 – 2,66 B

-40-49 2,01 – 2,33 C+

30-39 1,67 – 2,00 C

20-29 1,34 – 1,66 C

-10-19 1,01 – 1,33 D+

0-9 < 1,00 D

3. Lembar Observasi Guru dan Siswa

Pedoman observasi yang dibuat sebanyak dua jenis, masing-masing

digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pengamatan

(30)

a. Pedoman Observasi guru

Pedoman Observasi Guru

Siklus :

Hari/Tanggal :

Pengamat :

Guru yang diamati :

Petunjuk :

Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara

memberikan tanda centang (√) pada kolom sesuai criteria sebagai berikut.

1= Kurang

2= Cukup

3= Baik

[image:30.612.146.526.497.706.2]

4= Sangat Baik

Tabel 3.6

Lembar Observasi Guru N

o. Hal yang Diamati

Skor 1 2 3 4 1. Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang

akan diajarkan

c. Membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan

yang akan diajarkan

(31)

35

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Sikap Peneliti dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa

b. Tidak melakukan gerakan dan/atau ungkapan yang

mengganggu perhatian siswa

c. Antusiasme mimik dalam penampilan

d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas

3. Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Kejelasan memosisikan materi ajar yang

disampaikan dengan materi lainnya yang terkait

b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan

aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif)

c. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi

sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi

d. Mencerminkan penguasaan materi ajar secara

proporsional

4. Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran

a. Penyajian materi ajar sesuai dengan

langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi

guru-siswa, dengan berpusat pada siswa

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan

respon dari siswa

d. Cermat dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan

alokasi yang direncanakan

5. Penggunaan Media Pembelajaran

a. Mempraktikkan prinsip penggunaan jenis media

b. Tepat saat penggunaan

(32)

d. Membantu kelancaran proses pembelajaran

6. Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek

kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang

telah direncanakan dalam RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu

yang direncanakan

d. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan

jenis yang dirancang

7. Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Meninjau kembali/menyimpulkan materi

kompetensi yang diajarkan

b. Member kesempatan bertanya

c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler

d. Menginformasikan materi ajar berikutnya

Skor Total

Bandung,………

Pengamat,

(33)

37

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Pedoman Observasi Siswa

Pedoman Observasi Siswa

Siklus :

Hari/Tanggal :

Pengamat :

Jumlah siswa yang diamati :

Petunjuk :

Berilah skor pada setiap nomer di bawah ini sesuai dengan criteria sebagai

berikut.

A= Sangat baik

B= Baik

C= Cukup Baik

[image:33.612.147.506.536.689.2]

D= Kurang

Tabel 3.7

Daftar Nama Siswa Kelas VII-A

No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Agi Muhammad R.

2. Al Haidar Rakha Z. P.

3. Aliva Tsabitah

4. Chairunisa Hasna A.

5. Chika Khaerani M.

(34)

7. Desi Ramdania K.

8. Fannissa Rizkia H. R.

9. Fauzia Ayu Lestari

10. Ilham Izdihar A. Z.

11. Kayla Rayyan D.

12. Luki Arrisi

13. Moch. Rafi Surya S.

14. M. Fikri Raihan

15. M. Radithya W.

16. M. Rayhan A.

17. Nadya Meisya P.

18. Petty Wiken S.

19. Qariba Zaki S.

20. Radiv Mohammed D.

21. Reggina Salsabila P.G

22. Rizky Amalia K.

23. Salsabilla Zahra K. F.

24. Tarissa Desyawilona

25. Wiguna Raharja

26. Zeina Salimahumair

27. Salman Faridy F.

28. Aris Putra M.

29. M. Anargya Taffarel

(35)

39

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Setelah itu, hitunglah persentase setiap nomer dan masukkan hasil

[image:35.612.145.522.214.575.2]

perhitungannya ke dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.8

Persentase Kegiatan Siswa

No. Hal yang Diamati Persentase

1. Siswa menunjukkan semangat belajar

2. Siswa memerhatikan penjelasan guru

3. Siswa merespon media pembelajaran dengan baik

4. Siswa mengemukakan pendapat

5. Siswa mengerjakan projek yang diberikan oleh guru

6. Siswa mengajukan pertanyaan

7. Siswa mengikuti pembelajaran sampai selesai

8. Siswa menyimpulkan pembelajaran

Bandung,………

Pengamat,

(36)

4. Catatan Lapangan

Digunakan untuk memperoleh data yang lebih lengkap mengenai apa yang

terjadi di dalam kelas pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Dalam

lembar ini dicatat hal-hal yang tidak terdapat dalam kedua pedoman observasi

dan kelebihan serta kekurangan dalam proses pelaksanaan tindakan.

Pencatatan ini dilakukan oleh observer yang mengamati proses pembelajaran.

5. Jurnal Siswa

Digunakan untuk memperoleh data mengenai respons siswa terhadap

proses pembelajaran yang berlangsung. Terdapat lima pertanyaan yang

tercantum dalam jurnal siswa ini, yang intinya berisi kesan dan pesan mereka

selama PBM menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan media film

animasi dilaksanakan. Adapun rincian pertanyaannya adalah sebagai berikut:

a. Apakah kamu senang melakukan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan

film animasi?

b. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen

berdasarlan film animasi?

c. Berilah kesan tentang pembelajaran menulis cerpen berdasarkan film animasi!

6. Pedoman Wawancara Guru dan Siswa

Wawancara dilakukan pada guru dan siswa untuk mengetahui informasi

lebih akurat mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan menulis cerpen.

(37)

41

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

[image:37.612.164.521.173.430.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9

Pedoman Wawancara terhadap Guru

Wawancara

Narasumber :

Pewawancara:

Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas

VII-A dalam pembelajaran menulis cerpen?

2. Hambatan apa yang dihadapi dalam

pembelajaran menulis cerpen?

3. Kebutuhan apa yang diperlukan dalam

meningkatkan kemampuan siswa dalam

pembelajaran menulis cerpen?

Tabel 3.10

Pedoman Wawancara terhadap Siswa

Wawancara

Narasumber :

Pewawancara:

Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Pernahkan kamu menulis cerpen?

[image:37.612.159.520.516.679.2]
(38)

3. Apakah kesulitan yang kmu rasakan

ketika menulis sebuah cerpen?

4. Bagaimana kesanmu terhadap

pembelajaran menulis cerpen di sekolah?

7. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian tindakan ini dilakukan dengan berpedoman pada dua RPP. RPP

pertama digunakan untuk siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2, sedangkan RPP

kedua diunakan untuk siklus II pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3. RPP pertama

disusun berdasarkan hasil dari studi pendahuluan, RPP kedua disusun

berdasarkam refleksi dari siklus I.

F. Prosedur Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah cerpen siswa yang dianalisis kemudian

dinilai. Data tersebut diperoleh dari subjek penelitian, yaitu siswa kelasVII-A

SMP Negeri 5 Bandung.

2. Jenis Data

Jenis data yan diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data

kualitatif yang terdiri atas:

a. hasil angket siswa;

b. cerpen siswa;

c. data nilai;

d. catatan lapangan;

e. jurnal siswa;

f. lembar obervasi guru dan siswa;

(39)

43

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 3. Teknik Pengambilan Data

Peneliti menggunakan beberapa teknik pengambilan data dalam penelitian

ini, yaitu sebagai berikut.

a. Data hasil belajar

1) Projek Siswa

Data ini diambil dengan menugaskan siswa untuk menulis sebuah cerpen

berdasarkan film animasi yang sudah diputarkan sebelumnya. Tes dilakukan

setiap akhir pelaksanaan siklus.

b. Data proses pembelajaran

1) Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data kualitatif selama

pembelajaran berlangsung. Semua kelebihan dan kekurangan kegiatan

pembelajaran dicatat oleh observer dalam lembar ini.

2) Lembar Observasi Guru dan Siswa

Diambil dari pengamatan langsung yang dilakukan oleh observer. Ada

tiga observer yang dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu:

a) Ibu Erni Kustiani, S.Pd. M. M. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

SMP Negeri 5 Bandung

b) Rani Rismasari, guru PLP Bahasa Indonesia

c) Rio Reza Ristiadi, guru PLP Bahasa Indonesia.

c. Data tentang tanggapan siswa dan guru

1) Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengidentifikasi

masalah yang terdapat di SMP Negeri 5 Bandung. Wawancara dilakukan

kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan beberapa siswa

(40)

2) Angket

Angket ini bertujuan untuk mengetahui respon atau sikap siswa terhadap

pembelajaran menulis cerpen.

3) Jurnal Siswa

Siswa juga diberikan kebebasan untuk menuangkan aspirasi atau

pandangan mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Jurnal siswa ini

akan membantu peneliti untuk melakukan perbaikan dan menyusun rencana

pembelajaran berikutnya.

4. Analisis Data

Analisis data dimulai dengan menelaah semua data tersedia dari berbagai

sumber, yaitu cerpen siswa, hasil wawancara, lembar observasi, hasil angket

dan catatan lapangan. Data-data yang didapat akan dianalisis dan kemudian

dideskripsikan dengan menampilkan hasil data dalam tabel, setelah itu

direfleksikan untuk menarik kesimpulan.

a. Cerpen Siswa

Cerpen yang telah ditulis siswa dinilai dan dianalisis sesuai dengan

pedoman penilaian yang telah ditentukan.

b. Wawancara

Hasil wawancara langsung dideskripsikan sesuai dengan kenyataan.

c. Jurnal dan Angket Siswa

Peneliti menganalisis jurnal dan angket siswa dengan

mengelompokkan jawaban siswa ke dalam kelompok positif dan negatif

kemudian mempersentasekannya dengan rumus:

(41)

45

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

F: Jumlah persentase setiap pertanyaan

E: Jumlah siswa yang memilih jawaban

N: Jumlah seluruh subjek penelitian

d. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Setelah dianalisis data yang diperoleh kemudian ditafsirkan. Caranya

yaitu dengan menjumlahkan penilaian dalam bentuk persentase yang

diberikan oleh setiap observer kemudian dibagi dua.

∑ ∑

Keterangan:

∑O1: penilaian yang diberikan observer pertama untuk setiap aspek

yang diamati

∑O2: penilaian yang diberikan observer kedua untuk setiap aspek yang diamati

Untuk meninterpretasikan perhitungan persentase setiap

kategori, menurut Kunjaraningrat dalam Istiqomah (2009), bisa

(42)
[image:42.612.185.478.171.347.2]

Tabel 3.11

Rentang Interpretasi Aktivitas Siswa Besar Presentase Interpretasi

0% Tidak ada

1%-25% Sebagian kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Sebagian besar

76%-99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

e. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Setelah dianalisis data yang diperoleh kemudian ditafsirkan. Caranya

yaitu dengan menjumlahkan penilaian dalam bentuk angka yang diberikan

oleh setiap observer kemudian dibagi dua.

∑ ∑

Untuk menginterpretasikan rata-rata nilai dari tiga observer pada setiap

(43)

47

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

[image:43.612.187.503.177.284.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12

Rentang Interpretasi Aktivitas Guru

Rentang Jumlah Komentar Interpretasi

3,6 – 4,0 Sangat Baik

2,6 – 3,5 Baik

1,6 – 2,5 Cukup

(44)

Setelah seluruh proses PTK dilaksanakan pada kelas VII-A di SMP Negeri

5 Bandung dan semua rumusan masalah dijawab dan diketahui jawabannya, pada

bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari keseluruhan bab dalam bentuk

simpulan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman selama proses pelaksanaan

tindakan sampai pada tahap pelaporan akan peneliti ungkapkan beberapa hal

kepada pembaca sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya ataupun

penerapan penelitian ini secara praktis dalam bentuk saran.

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan yang menjawab semua rumusan masalah pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan

media film animasi nyatanya sangat membantu siswa dalam menulis cerpen,

mengurangi rasa malas siswa untuk menulis, dan membantu siswa

mengembangkan cerita berdasarkan ide yang telah mereka temukan. Perencanaan

pembelajaran ini disusun berdasarkan permasalahan-permasalahan yang

ditemukan pada tahap setiap tahap sebelumnya. Perencanaan pelaksanaan

tindakan siklus I disusun berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti pada

tahap studi pendahuluan, sedangkan perencanaan pelaksanaan tindakan siklus II

disusun peneliti berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2. Pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran menulis cerpen melalui teknik

transformasi dengan media film animasi memiliki fokus yang berbeda-beda pada

setiap siklusnya. Pelaksanaan tindakan siklus I berfokus pada menumbukan

(45)

146

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pembelajaran menulis cerpen yang membosankan menjadi kegiatan yang mudah

dan menyenangkan, sedangkan pelaksanaan tindakan siklus II memiliki fokus

untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada hasil projek menulis cerpen

siswa dengan menambahkan materi dan contoh konkret. Penggunaan teknik

transformasi dengan media film animasi membuat suasana belajar menjadi lebih

menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan. Hal tersebut tampak pada lembar

observasi siswa yang menyatakan bahwa semangat belajar siswa, perhatian siswa

pada guru dan media pembelajaran, keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas,

keinginan siswa untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat dan ketuntasan

hasil belajar yang semakin baik serta meningkat setiap siklusnya. Peningkatan

tersebut dapat dicapai karena perubahan yang terjadi pada aktivitas guru dalam

mengelola kelas, memberikan motivasi positif pada siswa, menyampaikan materi,

menjawab pertanyaan, menerapkan teknik pembelajaran dan mengoperasikan

media pembelajaran pun semakin meningkat dan mencapai titik maksimal.

3. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen selalu mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Pada umumnya, peningkatan yang terjadi terbilang cukup drastis

dan hanya sebagian kecil siswa yang menunjukkan stagnansi atau kemajuan yang

terbilang lambat dalam kemampuan menulisnya. Pada pelaksanaan tindakan

siklus I, rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa adalah 71,5 dan berada pada

kategori predikat B, pada pelaksanaan tindakan siklus II meningkat menjadi 87,2

dan berada pada kategori predikat A-. Berdasarkan skor nilai dapat diketahui

bahwa terjadi peningkatan sebanyak 15,7 poin. Peningkatan tersebut juga

terbilang drastis karena pada siklus I, rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa

masih di bawah batas ketuntasan (75), sedangkan pada pelaksanaan siklus II

rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa sudah berada jauh di atas batas ketuntasan.

Jumlah siswa yang berada kategori A, A-, dan B+ pun meningkat sangat drastis.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I, dari 27 siswa yang mengikuti pembelajaran

(46)

siswa untuk kategori predikat nilai A-, dan empat siswa untuk kategori predikat

nilai B+. Sebanyak 19 siswa atau sekitar 70,3% siswa masih mendapat nilai

kurang dari 75, dan masuk ke dalam kategori predikat nilai B, B-, dan C+. Akan

tetapi setelah dilaksanakannya penelitian tindakan siklus II, baru terlihat adanya

peningkatan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5

Bandung. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, dari 27 siswa yang mengikuti

pembelajaran terdapat tujuh siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai A.

Jumlah tersebut meningkat cukup banyak dari pada siklus sebelumnya. Untuk

kategori predikat nilai A-, diisi oleh 13 orang siswa atau sekitar 44,4%. Kategori

predikat nilai ini pun sekaligus menjadi nilai rata-rata kelas pada pelaksanaan

tindakan siklus II. Kategori predikat nilai B+ justru mengalami penurunan satu

siswa, karena siswa tersebut telah mendapat nilai yang lebih baik dan masuk ke

dalam kategori predikat nilai yang lebih tinggi. Pada pelaksanaan tindakan siklus

II ini pun, hanya terdapat empat siswa yang masuk ke dalam kategori predikat

nilai B dan tidak ada lagi siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai B-

serta C+. Peningkatan kemampuan menulis cerpen juga dapat dilihat dari tidak

lagi ada siswa yang mendapat nilai di bawah batas ketuntasan.

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa teknik transformasi dan media

film animasi merupakan alternatif perangkat pembelajaran yang efektif karena

dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII-A SMP

(47)

148

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat selama pelaksanaan

penelitian tindakan, peneliti ingin mengungkapkan beberapa saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi pendidikan dan peneliti

selanjutnya.

1. Guru sebagai seorang pengajar, hendaknya menggunakan teknik dan media

pembelajaran yang kreatif dan bervariasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Pemilihan suatu teknik dan media pembelajaran tentunya harus disesuaikan

dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah, serta kemampuan guru

dalam menerapkan dan mengoprasikan media pembelajaran tersebut. Selain itu,

pemilihan teknik dan media pembelajaran pun harus disesuaikan dengan minat

dan kebutuhan siswa didik. Penerapan teknik transformasi dengan bantuan film

animasi ini bisa dijadikan alternatif teknik dan media pembelajaran menulis

cerpen karena film animasi dekat dengan keseharian siswa dan masih memiliki

daya tarik tersendiri bagi siswa didik.

2. Ketika memuntuskan untuk menerapkan suatu teknik pembelajaran dengan media

tertentu, alangkah lebih baik untuk mempersiapkan semuanya dengan matang

agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Selain itu, guru

juga harus menyiapkan alternatif lain untuk menyiasati hambatan-hambatan yang

terjadi dalam proses pembelajaran.

3. Penelitian ini masih bisa dilanjutkan karena masih banyak kekurangan dan

indikator target capaian pembelajaran pun masih dapat dinaikkan lagi. Dengan

diadakannya penelitian lanjutan dari penelitian ini diharapkan hasil pembelajaran

(48)

149

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Yogas Novia. (2010) Skripsi. “Upaya Meningkatkan Keterampilan

Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi Film”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi dkk. (2012) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2011) Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Casofa, Fachmy dan Alib Isa. (2013) Gerbang kreativitas: jagat desain grafis.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2008) Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Endah, Dini Nur. (2010) Skripsi. “Pemanfaatan Media Film Dengan Menggunakan Teknik Dubbing pada Pembelajaran Berbicara”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESI A/196603201991031SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_M ENULIS_CERPEN.pdf [4 Juni 2014]

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Animasi [2 Maret 2014]

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Film [2 Maret 2014]

Istiqomah. (2009) Skripsi. “Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi dan Media Film Pendek”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kemendikbud. (2013) Bahasa Indonesia wahana pengetahuan. Jakarta: Kementrian

(49)

150

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Komariah, Yenni. (2011) Skripsi. “Penggunaan Media Audiovisual Bertema Nasionalisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa, H. E. (2013) Praktik penelitian tindakan kelas. Bandung: Rosda

Rahmanto dan Heriyanto. (1998) Metode pengajaran sastra cetakan pertama.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Subana dan Sunarti. (2009) Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai

Pendekatan, Metode, Teknik dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka

Setia.

Suryadi, Dadi. (2007) Skripsi. “Keefektifan media trailer film dalam pembelajaran menulis cerpen”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Tarigan, Henri Guntur. (2008) Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung:Angkasa.

Teeuw, A. (2003) Sastra dan ilmu sastra. Jakarta: Pustaka Jaya

Waluyo, Budi. (2014) Bahasa Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Gambar

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VII-A
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suryawan (2006) mengemukakan bahwa sebuah minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta ketersediaan untuk bekerja keras atau berkemauan untuk mampu berdiri

Dalam pembuatan program aplikasi ini menampilkan sembilan resep variasi serba ikan terdiri dari tiga resep ikan di panggang, tiga resep ikan di goreng dan tiga resep menu tambahan

Inovasi ini adalah diilhamkan oleh Unit Teknikal dan Pekerja Awam Saliran Bandar JPS Daerah Kuantan yang mana unit ini selalu menghadapi masalah untuk memotong rumput dan

[r]

Another cause is at service firms don’t have the same structure of fixed assets with the companies in the manufacturing industry (Hartono, 2010). Testing shift accrual

Tugas Akhir yang berjudul “PENGARUH VARIASI PENDINGINAN OLI SAE 40,SAE 90,SAE 140 TERHADAP HASIL CORAN ALUMINIUM (Al) MENGGUNAKAN MEDIA CETAK PASIR MERAH “ Disusun

b) Nilai penggunaan konsumtif bulanan untuk padi di jadual dalam Jadual 1. Hitung penggunaan konsumtif.. Sebuah rumah kediaman bunglo akan dibangunkan di suatu kawasan seluas 900 m

Hasil tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan strategi coping terhadap stres kerja pada karyawan ditinjau dari locus of control orientation, dengan demikian hipotesis yang berbunyi