9
ABSTRAK
Daniel Partogi Sitohang1Fenomena pemasangan kawat gigi di indonesia merupakan sebuah tren di M.Husni**
Dedi Harianto***
2
1Mahasiswa Fakultas Hukum USU
** Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar di Fakultas Hukum USU
*** Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar di Fakultas Hukum USU
kalangan anak muda. Kegiatan pemasangan kawat gigi di dokter gigi memerlukan pembiayaan yang cukup besar sehingga banyak konsumen mencari alternatif pemasangan kawat gigi yang lebih terjangkau harganya. Behel merupakan salah satu alat yang digunakan untuk meratakan dan merapikan gigi. Dengan meninjau permasalahan yang dibahas di skripsi ini yaitu Bagaimana hubungan transaksi antara konsumen dengan Ahli Tukang Gigi, Bagaimana tanggung jawab Ahli Tukang Gigi terhadap konsumen ( penerima layanan jasa ortodonti ) berdasarkan Undang - Undang Perlindungan Konsumen, dan Undang - Undang Kesehatan, Bagaimana penyelesaian sengketa yang timbul antara konsumen dan Ahli Tukang Gigi apabila terjadi persoalan hukum dikemudian hari.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian adalah metode yuridis normatif, yaitu penelitian hukum mengenai norma - norma serta ketentuan - ketentuan hukum yang telah ada atau telah berlaku baik secara tertulis maupun tidak tertulis dan metode yuridis empiris yaitu penelitian hukum mengenai berlakunya ketentuan hukum yang telah ada. Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif, yaitu dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan ataupun gejala - gejala lainnya serta didukung dengan metode pengumpulan data yaitu menggunakan metode penelitian kepustakaan ( Library Research ) dan penelitian lapangan ( Field Research ).
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, Pertama, hubungan transaksi antara tukang gigi dan konsumen merupakan suatu transaksi peralihan penikmatan jasa dan atau barang dari tukang gigi kepada konsumen yang bersifat timbal balik. Hubungan tukang gigi dan konsumen memiliki kesamaan dengan hubungan pelaku usaha dan konsumen dalam hal proses transaksi yang terdiri dari tahap pra transaksi, transaksi dan purna transaksi. Kedua Tanggung jawab hukum yang menetapkan bagaimana proses tersebut harus dilakukan oleh tukang gigi, apabila dilanggar oleh tukang gigi tersebut maka sanksi perdata, pidana dan administrasi dapat diberlakukan untuk melindungi konsumen. Ketiga Penyelesaian sengketa apabila konsumen ingin mendapatkan suatu keadilan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh tukang gigi adalah dengan cara melakukan terlebih dahulu mediasi ( win - win
solution ) di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ( BPSK ). Apabila tetap
tidak terjadi kesepakatan maka dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan dimana praktik tukang gigi yang mendiami suatu wilayah hukum tertentu.
Kata kunci :Perlindungan hukum, Konsumen, Tukang Gigi
vii