• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Prosedur Pengumpulan Data

I. Analisis Data

1. Analisa univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti, yakni melihat nilai dari komponen konsep diri dan penerimaan perubahan fisik

remaja putri pada masa pubertas. Data- data yang bersifat kategorik pada konsep diri dan penerimaan perubahan fisik dicari frekuensi dan proporsinya. Kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisa bivariat

Penganalisaan secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-cquere dengan derajat kepercayaan 95% . Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak, apabila (p) > 0,05 maka Ho gagal ditolak . Data disajikan dalam bentuk tabel.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Dalam hasil ini disajikan hasil pengolahan data mengenai gambaran konsep diri, komponen konsep diri, penerimaan perubahan fisik dan analisis hubungan antara konsep diri dengan penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

Tabel 5.1

Distribusi Konsep Diri Remaja Putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

Konsep Diri Frekuensi Persentase (%)

Baik 103 88,03

Tidak Baik 14 11,97

Jumlah 117 100

Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa remaja put ri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebagian besar (88,03%) memiliki konsep diri baik dan 11,97% responden memiliki konsep diri tidak baik.

Tabel 5.2

Distribusi Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

Penerimaan Frekuensi Persentase (%)

Positif 92 78,63

Negatif 25 21,37

Jumlah 117 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat digambarkan bahwa dari 117 responden sebagian besar (78,63%) memiliki penerimaan positif terhadap perubahan fisik dan yang penerimaannya negatif terhadap perubahan fisik sebanyak 21,37 %.

Tabel 5.3

Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas

Konsep Diri

Penerimaan Perubahan Fisik

Total OR 95%CI P Value Positif Negatif N % N % N % Baik 86 83,5 17 16,5 103 100 6,745 2,074-21,939 0,002 Tidak Baik 6 42,9 8 57,1 14 100

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat digambarkan bahwa responden yang memiliki konsep diri baik sebanyak 83,5% menerima perubahan fisik dengan positif, konsep diri baik sebanyak 16,5% menerima perubahan fisik dengan negatif, konsep diri tidak baik 42,9% menerima perubahan fisik dengan positif, sedangkan konsep diri tidak baik sebanyak 57,1 % dengan penerimaan perubahan fisik negatif.

Hasil analisis diperoleh nilai p = 0,002 berarti terdapat hubungan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan konsep diri memiliki hubungan yang bermakna dengan penerimaan perubahan fisik remaja putri. Di dapatkan pula nilai OR = 6,745 yang artinya remaja yang mempunyai konsep diri baik mempunyai 6,745 kali penerimaan perubahan fisik secara positif dibandingkan dengan remaja yang mempunyai konsep diri tidak baik.

B.Pembahasan

1. Interprestasi Dan Diskusi Hasil

a. Konsep Diri Remaja Putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

Berdasarkan tabel 5.1 konsep diri remaja putri pada SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebagian besar (88,03%) memiliki konsep diri baik, 11,97% responden memiliki konsep diri tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebagian besar mungkin telah memiliki gambaran tentang dirinya sendiri dan menyadari akan pandangan orang lain tentang dirinya. Hal ini dapat dilihat baik dari berbagai komponen konsep diri di antaranya tentang gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri, yang menyangkut perasaan seseorang tentang dirinya, sikapnya terhadap keberadaan dirinya sekarang dan masa depannya, sikapnya terhadap keberhargaan, kebanggaan dan keterhinaannya. (Azwar, 2007 hlm.7)

Selain itu, hal ini terjadi karena remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan telah mengetahui bagaimana seharusnya bergaul dengan orang sekitar dan didukung dengan letak wilayah SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan yang tidak merupakan daerah terpencil sehingga mereka bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Namun, pada penelitian ini masih ada beberapa siswa yang memiliki konsep diri yang tidak baik, hal ini terjadi karena siswi tersebut merasa tidak mampu mengembangkan sikap dan merasa rendah diri jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lain sehingga muncul perilaku kurang percaya diri. Serta karena adanya

konflik dalam dirinya, kebimbangan dan bahkan putus asa untuk bisa menyesuaikan diri dengan teman-temannya atau lingkungan disekitar tempat tinggalnya.

b. Penerimaan Perubahan Fisik Remaja

Berdasarkan tabel 5.2. digambarkan sebagian besar responden, memiliki penerimaan positif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 92 responden (78,63%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan dapat menerima dirinya dengan apa yang ada pada dirinya tanpa merasa malu atau takut dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Individu yang bisa menerima diri secara baik tidak memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri, sehingga lebih banyak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kesempatan itu membuat individu mampu melihat peluang-peluang berharga yang memungkinkan diri berkembang. (Sobur, 2003 hlm.17)

Berdasarkan tabel 5.2 juga dapat digambarkan bahwa masih ada responden yang memiliki penerimaan negatif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 21,37% (25 responden). Hal ini berarti masih ada siswi remaja putri memiliki penerimaan secara negatif terhadap perubahan fisik, penerimaan diri yang negatif bisa terjadi dikarenakan remaja tersebut merasa prihatin dan gelisah akan tubuhnya yang berubah dan merasa tidak puas dengan penampilan dirinya juga mungkin karena adanya konflik dalam dirinya.

c. Hubungan Konsep Diri Terhadap Penerimaan Perubahan Fisik

Berdasarkan hasil analisis chi-square pada konsep diri siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan terhadap penerimaan perubahan fisik dengan taraf signifikansi

5% dan p-value (0,002) sehingga terdapat adanya hubungan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

Hal ini juga didukung oleh Burn yang mengatakan bila seseorang diterima, disetujui dan disukai tentang sebagai apa dia dan dia sadar akan hal ini, maka suatu konsep diri yang positif seharusnya menjadi miliknya.

Remaja yang sedang berkembang, baik fisik maupun ciri seksualnya, akan memperlihatkan suatu sikap dalam perubahan fisik dan biologis yang dialaminya. Pemahaman terhadap perubahan yang terjadi pada remaja putri ini akan mempengaruhi sikap penerimaan dirinya. Hal ini dikarenakan remaja hidup bersama dengan segala karakter dirinya. Sikap sebagai salah satu aspek penerimaan diri, dapat diartikan sebagai kesiapan reaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Tidak keliru bila kesiapan dalam diri dipahami sebagai suatu kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila remaja dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon. (Azwar, 2007 hlm.7)

Menurut Hurlock (1994), konsep diri remaja sebelumnya cenderung memiliki pandangan yang baik mengenai dirinya sendiri kemudian menjadi berubah memiliki pandangan yang tidak realistik mengenai penampilan dirinya karena perubahan pada fisiknya. Pengambilan sikap positif atau negatif dalam menghadapi perubahan fisiknya ini ditentukan oleh sikapnya sendiri.

Hakikatnya bila seseorang diterima, disetujui dan disukai tentang sebagai apa dia dan dia sadar akan hal ini, maka suatu konsep diri yang positif seharusnya menjadi miliknya. Bila orang lain, orangtua, teman-teman sebayanya, guru-guru, memperolok-olok dia, meremehkan dia, menolak dia, mengkritik dia, mengenai tingkah laku ataupun keadaan fisiknya, maka penghargaan terhadap diri atau penerimaan diri yang kecil

kemungkinan besar akan timbul. Sebagaimana seseorang dinilai oleh orang lain begitu pula dia akan menilai dirinya sendiri.

Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara konsep diri remaja putri terhadap penerimaan perubahan fisik pada masa pubertas. Semakin tinggi penerimaan diri terhadap perubahan fisiknya maka konsep dirinya semakin tinggi dan semakin rendah penerimaan diri terhadap perubahan fisiknya maka konsep dirinya semakin rendah.

Namun, menurut Calhoun dan Acocella (1990, dalam Sobur,2003, hlm.17), bahwa dasar dari konsep diri yang positif bukanlah kebanggaan yang besar tentang diri, tetapi berupa penerimaan diri dan kualitas ini lebih mungkin mengarah pada kerendahan hati dan kedermawaan daripada keangkuhan dan keegoisan. Sehingga meskipun seorang remaja tersebut telah memiliki konsep diri yang positif tapi harus tetap menjaga agar konsep diri tersebut tidak berubah menjadi suatu sifat yang merugikan bagi dirinya maupun orang lain.

2. Keterbatasan Penelitian

Pemilihan responden pada penelitian ini yakni 117 orang siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. SLTP Kemala Bhayangkari ini berada di pusat kota Medan yang mana siswi remaja putri sudah banyak yang mendapatkan pengetahuan dan pendidikan tentang masa pubertas, sehingga dari hasil penelitian diperoleh responden dominan memiliki konsep diri baik. Maka dalam penelitian selanjutnya dianjurkan untuk melihat hubungan konsep diri pada remaja putri di SLTP yang berada jauh dari kota, yang belum memiliki pengetahuan yang luas tentang perubahan-perubahan pada masa pubertas sehingga dapat membandingkan konsep diri remaja pada masa pubertas di perkotaan dengan yang jauh dari perkotaan.

3. Implikasi Terhadap Pelayanan Kebidanan

Berdasarkan hasil penelitian ini telah diketahui bahwa remaja yang mempunyai konsep diri baik dapat menerima perubahan bentuk fisiknya secara positif saat menghadapi masa pubertas. Jadi dalam melakukan pelayanan kebidanan pada remaja dapat diberikan informasi mengenai perubahan yang terjadi pada masa pubertas dan jika memungkinkan adakan waktu konseling untuk remaja.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan yang konsep dirinya berada dalam kategori baik yaitu 88,03% (103 responden), dan sebanyak 11,97% (14 responden) yang konsep dirinya tidak baik.

Remaja putri pada masa pubertas memiliki penerimaan yang positif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 78,63% (92 responden), dan penerimaan negatif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 21,37% (25 responden).

Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

B.Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan D-IV Kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mempunyai konsep diri baik dapat menerima perubahan bentuk fisik pada masa pubertas secara positif. Oleh karena itu, penting bagi pelayanan kebidanan memberikan pendidikan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi masa pubertas.

2. Bagi Remaja Putri

Bagi remaja yang masih memiliki konsep diri tidak baik, sebaiknya berusaha untuk merubah pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri agar terbentuk

suatu konsep diri yang positif yang akan membawa kebaikan bagi perkembangan kepribadian diri mereka selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian tentang hubungan konsep diri terhadap penerimaan perubahan bentuk fisik remaja putri pada masa pubertas di daerah yang jauh dari kota, agar dapat dilihat perbedaan konsep diri remaja putri yang tinggal di daerah kota dengan remaja putri yang tinggal jauh dari kota.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan

konsep diri, Bandung : PT.Refika Aditama.

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi remaja, Bandung : Pustaka Setia.

Wong, D. Dkk. (2009). Buku ajar keperawatan untuk pediatrik, Jakarta: EGC. Sunaryo. (2004). Psikologi keperawatan, Jakarta : EGC

Sukardi, DK. (2003). Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di

sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soepardan, S. (2007). Konsep kebidanan, Jakarta: EGC.

Yusuf, S. (2000). Psikologi perkembangan, Bandung: PT. Remaja rosdakarya. Kartono, K. (2007). Psikologi anak, Bandung: CV.Mandar Maju.

Sipahutar. (2008). Gangguan konsep diri,

Oktober 2009.

Sobur, A. (2003). Psikologi umum dalam lintasan sejarah, Bandung : Pustaka Setia. Henderson, C.(2005). Buku ajar konsep kebidanan, Jakarta: EGC.

Santrock, J. (2003). Adolescence perkembangan remaja, Jakarta: Erlangga.

Azwar, S.(2007). Sikap manusia teori dan pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduan. (2007). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan dan peneliti pemula, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Fatwiany (095102040) adalah mahaiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan Konsep Diri Terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri Pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan anda.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga anda bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi anda dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2010 Peneliti Responden

Lampiran 3

KUESIONER TENTANG KONSEP DIRI DAN PERUBAHAN FISIK REMAJA PUTRI PADA MASA PUBERTAS

Biodata Responden

Nama :………..

Kelas :………..

Umur :………...tahun

Umur mendapat haid pertama kali :………..tahun Tinggi badan saat ini : ±…… …..cm

Berat badan saat ini : ±……… ..kg

Alamat :………..

………

Petunjuk :

• Berikan tanda chek list (

) pada jawaban yang saudara pilih dengan keadaan yang

sebenarnya.

• Pada setiap pernyataan terdapat 2 alternatif jawaban yaitu :

 Ya  Jika pernyataan sesuai dengan yang anda alami dan rasakan

 Tidak  Jika pernyataan tidak sesuai dengan yang anda alami dan rasakan

• Pahamilah bahwa jawaban anda merupakan kenyataan yang sesungguhnya yang anda alami, bukan merupakan rekayasa.

• Jawablah seluruh pertanyaan dengan jujur sehingga hasil yang anda dapat

Dokumen terkait