BAB III METODE PENELITIAN
H. Teknik Pengumpulan Data
I. Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (Moleong, 2007: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Miles and Huberman (Sugiyono, 2008: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu: data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification.
1. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2008: 247). Dalam mereduksi data pada penelitian implementasi pendidikan seksual ini penulis memfokuskan pada pertanyaan penelitian, yaitu konsep pendidikan seksual, implementasi pendidikan seksual, dan kendala dan solusi dalam menerapkan pendidikan seksual untuk anak usia dini di TK Salman Al Farisi. Pertanyaan penelitian tersebut dikaitkan dengan hasil reduksi wawancara dan observasi.
2. Penyajian data/display data. Dalam hal ini Miles and Huberman (Sugiyono, 2008: 249) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam penelitian ini penulis menganalis data dengan mengkaitan antara hasil penelitian dengan pembahasan penelitian mengenai konsep pendidikan seksual, implementasi pendidikan seksual, dan kendala dan solusi dalam menerapkan pendidikan seksual untuk anak usia dini di TK Salman Al Farisi.
3. Conclusion drawing/verification. Langkah ketiga menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2008: 252) adalah penarikan kesimpulan dan dan verifikasi. Dalam tahap ini penulis menarik kesimpulan yang mungkin dapat menjawab rumusan masalah, yaitu mengenai konsep pendidikan seksual, implementasi pendidikan seksual, dan kendala/solusi dalam menerapkan pendidikan seksual di TK Salman Al Farisi.
Proses analisis dan interpretasi dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang berhasil dikumpulkan, baik dari hasil wawancara, pengamatan, maupun dari studi dokumentasi yang sudah tertuang dalam catatan lapangan untuk kepentingan pengembangan teori atau penemuan teori.
Pengolahan dan penganalisaan data dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap masalah yang sedang diteliti dan upaya memahami maknanya yakni implementasi pendidikan seksual untuk anak usia dini di TK Salman Al Farisi Bandung.
Setelah data dianalisis dan diinterpretasikan peneliti kemudian memadukan data dengan teori-teori yang relevan dan konsepsi penulis tentang permasalahan yang menjadi fokus penelitian yakni implementasi pendidikan seksual untuk anak usia dini di TK Salman Al Farisi Kota Bandung.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman secara mendalam mengenai implementasi pendidikan seksual untuk anak usia dini di TK Salman Al Farisi Kota Bandung. Merujuk pada pada bab IV, maka secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Konsep pendidikan seksual untuk anak usia dini menurut TK Salman Al Farisi, pendidikan seksual adalah suatu bentuk pendidikan pada anak, dalam rangka memagari anak agar terhindar dari kekerasan seksual, melalui pendekatan akhlak Islami dalam kegiatan dan pembisaan sehari-hari secara alami, disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana seperti menjelaskan anggota tubuh, menjaga anggota tubuh, menjaga kebersihan anggota tubuh, dan menutup aurat.
2. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pelaksanaan program pembelajaran di TK Salman Al Farisi sudah menggambarkan suatu proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendidikan seksual untuk anak usia dini. Implementasi pendidikan seksual di TK Salman Al Farisi telah sesuai dengan teori, menerapkan pendidikan seks dengan memfokuskan pada 3 bagian, yaitu: 1) pendidikan seksual berkaitan dengan pengenalan jenis kelamin dan membersihkan anggota tubuh, dalam pengenalan jenias kelamin guru melakukan segregasi seks dalam berbagai aktifvitas, seperti: pemisahan anak laki-laki dan perempuan dalam kegiatan berbaris, kegiatan fisik motorik, circle time, dan kegiatan tidur siang. Dalam membersihkan anggota tubuh,
seperti: pembiasaan mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan dan kaki setelah melakukan kegiatan di luar kelas, dan menggosok gigi sebelum tidur. 2) pendidikan seksual berkaitan dengan pencegahan kekerasan seksual pada anak, dan 3) pendidikan seksual berkaitan dengan pendidikan normatif. Pada implementasinya, TK Salman Al Farisi mulai menerapkan pendidikan seksual untuk anak usia dini sejak awal, dimulai dari tahun pelajaran baru, di bulan pertama kegiatan belajar mengajar berlangsung melalui “program pembiasaan”. Pendidikan seksual untuk anak usia dini di TK Salman Al Farisi dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran melalui materi pembelajaran tematik atau kegiatan pembiasaan dengan menanamkan nilai-nilai Islami. Pendidikan seksual yang diterapkan pada anak diberikan secara terus menerus dan berkesinambungan, didukung dengan kerjasama yang dilakukan antara pihak TK dengan orang tua, dan didukung dengan sarana prasarana yang dapat menunjang terlaksananya pendidikan seksual untuk anak usia dini. 3. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat kendala dalam
menerapkan pendidikan seksual untuk anak usia dini, yaitu kendala berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sederhana ketika akan menyampaikan informasi kepada anak berkaitan dengan pendidikan sek, kendala berkaitan dengan adanya perbedaan kondisi di sekolah dan di rumah dalam menerapkan pendidikan seksual untuk anak usia dini, dan kendala berkaitan dengan media pembelajaran berkaitan dengan pendidikan seks untuk anak usia dini. Meskipun demikian, TK Salman AL Farisi dapat mengatasi kendala-kendala yang terjadi.
B. Rekomendasi
Saran yang disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepala TK Salman Al Farisi
Diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan orang tua dalam memberikan pendidika seks untuk anak usia dini melalui kegiatan sosialisasi/ seminar yang berkaitan dengan pendidikan seks untuk anak usia dini.
2. Lembaga pendidikan anak usia dini
Diharapkan dapat mengintegrasikan pendidikan seks dengan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan anak dalam meningkatkan pentingnya memberikan pendidikan seks sejak dini.
3. Orang Tua
Diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan pihak sekolah berkaitan dengan memberikan pendidikan seks untuk anak usia dini. 4. Bagi peneliti selanjutnya.
Perlu diadakannya penelitian yang lebih mendalam mengenai implementasi pendidikan seksual untuk anak usia dini di lembaga pendidikan anak usia dini dalam waktu yang lebih lama dan karakteristik informan yang lebih beragam.