• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan analisis data adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang mudah

dibaca dan diidentifikasikan38. Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan

analiasis kualaitatif dimana dideskripsikan dalam bentuk penjelasan dan uraian-uraian kalimat, setelah data dianalisis dan ditarik kesimpulan dengan cara indukatif, yaitu suatu cara berfikir yang dilakukan pada fakta-fakta yang berdifat umum kemudian dilanjutkan dengan keputusan yang bersifat khusus.

38

V. PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka pada bagian penutup ini dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan hambatan yang dialami dalam penanggulangan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu dalam rangka mengoptimalkan hasil penelitian dalam skripsi ini, maka dikemukakan beberapa saran guna meningkatkan upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Bandar Lampung dalam rangka penanggulangan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga.

A. Simpulan

1. Upaya Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dalam rangka

penanggulamgam tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan represif, preventif dan pre-emtif.

a. Upaya Represif yang dilakukan oleh unit perlindungan perempuan dan anak

(PPA) seperti upaya penindakan dan penegakan hukum terhadap ancaman faktual dengan sanksi yang tegas dan konsisten sesuai Undang-Undang yang

55

berlaku untuk membuat efek jera bagi para pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

b. Upaya yang dilaksanakan unit perlindungan perempuan dan anak (PPA)

dalam penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga dilaksanakan dengan pendekatan pre-emtif. Upaya pre-emtif disini pihak unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) mengadakan penyuluhan tentang kekerasan rumah tangga guna memberi informasi kepada masyarakat luas terkait kekerasan dalam rumah tangga secara umum dan secara khusus, serta memberikan penyuluhan tentang pemberdayaan masyarakat agar sadar hukum, taat hukum serta berpartisipasi dalam hukum. Dan dengan adanya penyuluhan diharapkan masyarakat dapat ikut serta dalam menanggulangi dan bahkan dapat meminimalisir tindak kekerasan dalam rumah tangga.

c. Upaya preventif merupakan kegiatan-kegiatan yang tujukan untuk mencegah

secara langsung terjadinya tindak pidana khususnya kekerasan dalam rumah tangga, dengan mengedepankan fungsi teknis dari unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) dengan melakukan pelayanan-pelayanan untuk menanggulangi tindak kekerasan dalam rumah tangga seperti dengan memberikan pelayanan kring serse 24 jam serta memberikan bimbingan konseling dan bimbingan rohani terkait tindak kekerasan dalam rumah tangga baik dari segi agama maupun sosial.

2. Faktor penghambat unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dalam penanggulangan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga adalah:

a. Faktor Penegakan Hukum atau Aparat Penegak Hukum

Dalam perangkat hukum yang digunakan belum memadai dimana sumber daya manusia yang dimiliki unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) terbilang masih terlalu sedikit bila dibandingkan dengan kasus-kasus tindak pidana yang semakin marak terjadi.

b. Faktor sarana dan fasilitas

Sarana dan fasilitas unit PPA Polresta Bandar Lampung sudah dapat dibilang cukup memadai dalam melaksanakan tugasnya. Akan tetapi, membicarakan sarana dan fasilitas tidak terlepas dari anggaran operasional unit PPA dalam menjalankan tugasnya seperti halnya saat dalam mengadakan penyuluhan kepada masyarakat terkait tindak kekerasan dalam rumah tangga. Sehingga unit PPA sendiripun tidak secara rutin dan berkala dalam mengadakan penyuluhan-penyuluhan terkait tindak kekerasan dalam rumah tangga.

c. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat itu sendiri terkadang menyulitkan para penegak hukum dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Kebanyakan korban kekerasan dalam rumah tangga jarang sekali untuk melaporkan kejadian yang menimpa dirinya.

57

d. Faktor Kebudayaan

Kultur dari masyarakat juga mewarnai kendala penanganan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang masih menganggap kekerasan dalam rumah tangga merupakan hal yang tabuh dan merupakan masalah privat yang hanya menyangkut masalah internal keluarga.

B. Saran

1. Bagi aparat Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kepolisian

Resort Kota Bandar Lampung diharapkan agar dapat menambah jumlah sumber daya manusianya agar dapat memaksimalkan kinerjanya terkait upaya penanggulangan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga baik secara represif, pre-emtif maupun secara preventif. Sehingga tindak kekerasan dalam rumah tangga dapat diminimalisir.

2. Bagi para masyarakat Kota Bandar Lampung diharapkan agar dapat

berhati-hati dalam bertindak dan apabila mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga baik itu kekerasan fisik maupun psikis diharapkan jangan hanya menyimpannya sendiri dan cobalah untuk bersikap terbuka kepada aparat penegak hukum untuk melaporkannya apabila mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga sehingga para aparat penegak hukum khususnya bagi aparat Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kepolisian Resort

Kota Bandar Lampung dapat mengurangi atau bahkan dapat mencegah terjadinya tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Andrisman, Tri. 2005. Hukum Pidana. Universitas Lampung. Press Bandar Lampung.

Arif Barda Nawawi. 1996. Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan

Dengan Pidana Penjara. Undip Semarang

Arief Barda Nawawi. 2002. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan

Penanggulangan Kejahatan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Arif Gosita, 1993. Masalah Korban Kejahatan: Kumpulan Karangan Edisi 2.

Jakarta: Akademika Presindo.

Herkutanto, 2000. Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Sistem Hukum

Pidana,dalam buku Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, PT. Alumni, Bandung.

Joan H. Reynata, Women’s Mind Women Bodies The Pschhycology of Women in a

Biosocial Context, (New Jersey: Rentice Hall, 1996)..

Kekerasan Terhadap Perempuan Berbasis Gender (KTPBG)”, Peket Informasi, Rifka

Annisa Women’s Crisis Center, Jogyakarta

Moelijanto. 1987. Azaz-Azaz Hukum Pidana. PT. Bina Aksara. Jakarta.

Poerwardaminta, WJS. 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Bahasa. Jakarta

Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat. 2002. Metodologi Penelitian. Bandung: CV.

Mandar Maju

Singaribuan, Masri dan Sofyan Effendy. 1985. Metode Penelitian Survey. LP3ES.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. UI Press.

Soekanto, Soerjono. 1983. Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat. Alumni.

Bandung

Soekanto, Soerjono. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.

Raja Grafindo Persada. Jakarta

Tubagus Nitibaskara. 2001. Ketika kejahatan berdaulat sebuah pendekatan

kriminologi : Hukum dan Sosiologi. Jakarta. Peradaban.

B. Undang-Undang

Kesepakatan Bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Dengan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Tentang Pencapaian Kinerja Di Bidang Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Di Provinsi Lampung, No. 98/MEN.PP/SKB/VI/2010

UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

C. INTERNET

http://seala1990.wordpress.com/2012/06/12/ diakses pada tanggal 17 Februari 2013

http://d2bnuhatama.blogspot.com/2011/08/makalah-pancasila-kekerasan-dalam-rumah.html. diakses pada tanggal 17 Februari 2013

Dokumen terkait