3. METODOLOGI PENELITIAN
3.4. Analisis Data
3.4.2. Analisis Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan dapat dilakukan dengan dua pendekatan di bawah ini :
1) Pendekatan baku mutu lingkungan
Perhitungan daya dukung lingkungan mengenai konsentrasi unsur kimia dan logam berat dapat mengacu pada baku mutu air laut untuk biota laut (KepmenLH No. 51 tahun 2004) sehingga diperoleh nilai parameter lingkungan dari hasil uji laboratorium apakah sudah melewati atau belum melewati daya dukung lingkungan perairan laut. Jika nilainya sudah melewati ambang batas baku mutu maka perairan tersebut sudah melebihi daya dukung lingkungan dan jika nilainya
di bawah ambang batas baku mutu maka perairan tersebut masih aman dan memenuhi kriteria daya dukung lingkungan.
2) Pendekatan fisik kawasan
Daya dukung lingkungan perairan untuk pengelolaan budidaya ikan kerapu dengan KJA dilakukan dengan pendekatan fisik kawasan sehingga selanjutnya disebut daya dukung kawaasan (DDK) yaitu dengan menghitung luas kawasan budidaya yang sesuai (kelas S1 dan S2). Selanjutnya perlu mengetahui kondisi unsur kimia di sekitar KJA eksisting, berapa luas maksimum yang masih memenuhi daya dukung lingkungan untuk dijadikan acuan dalam menentukan luasan KJA yang masih aman dari pencemaran.
Berdasarkan informasi dari salah satu narasumber, KJA sebaiknya dibuat berdasarkan kelompok masyarakat atau pokmas. Alasan dibuat pengelompokan adalah untuk memperkuat tali jangkar KJA dan memudahkan kontrol dari gangguan keamanan. Satu kelompok masyarakat pembudidaya ikan kerapu terdiri dari 10 unit KJA, dan setiap unit KJA dapat menghidupi 1 kepala keluarga. Setiap unit KJA terdiri dari 4 lobang KJA dan 1 rumah jaga dengan luas maksimum 10 m x 10 m = 100 m2. Setiap lobang KJA dengan volume 3 m x 3 m x 3 m = 27 m3. Desain KJA per kelompok dengan panjang sebanyak 5 unit KJA atau 60 m dan lebar sebanyak 2 unit KJA atau 30 m termasuk ruang kosong antar unit KJA, serta terdapat ruang kosong dari KJA terluar sejauh 50 m maka panjang total adalah 160 m dan lebar total adalah 130 m (Gambar 3 dan 4).
Gambar 3. Desain 10 Unit KJA Ruang kosong (60 x 10 m)
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
30 m
Asumsi ini dengan mempertimbangkan sirkulasi air setiap unit KJA agar tidak terjadi pencemaran, pada gambar di atas terdapat 10 unit KJA untuk 10 anggota kelompok masyarakat.
Luas per pokmas = panjang x lebar = 160 m x 130 m = 20.800 m2 atau 2,08 ha
Gambar 4. Desain Satu Kelompok Masyarakat Pembudidaya Persamaannya adalah :
DDKpokmas = LKS / 2,08 pokmas ……….……. (1) atau
DDKu = DDKpokmas x 10 unit KJA ………. (2) atau
DDKl = DDKu x 4 lobang KJA ………. (3) atau
DDKi = DDKl x 240 ekor ikan .………. (4) Ruang kosong 50 m dari KJA terluar
10 unit KJA (5x2) 160 m 130 m 50 m 50 m
Dimana :
DDKpokmas = daya dukung kawasan per kelompok masyarakat LKS = luas kawasan yang sesuai (ha)
DDKu = daya dukung kawasan untuk seluruh unit KJA = daya dukung kawasan untuk seluruh kepala keluarga DDKl = daya dukung kawasan untuk seluruh lobang KJA
DDKi = daya dukung kawasan untuk seluruh ikan kerapu budidaya jika diisi 240 ekor/lobang KJA (setiap ekor ikan kerapu dengan ukuran berat antara 500 – 800 g, dan panjang sekitar 25 cm).
3.4.3.Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi untuk menilai kelayakan suatu investasi mencakup pada perhitungan penentuan biaya investasi, biaya operasional dan penerimaan. Analisis usaha pada usaha perikanan umumnya dihitung untuk periode satu tahun, seperti pada usaha budidaya pembesaran atau usaha penangkapan. Menurut Umar (2009), Effendi dan Oktariza (2006), dan Sugiarto et al. (2002), beberapa metode yang biasa dipertimbangkan dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi yaitu
Revenue Cost Ratio (R/C), Payback Period (PP), Break Even Point (BEP), Net
Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Internal Rate of
Return (IRR). Dalam menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, kita
berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya perhitungan di atas kertas itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Perlu untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin variabel-variabel yang belum diketahui dan mengungkapkan taksiran- taksiran yang menyesatkan atau yang tidak tepat karena variabel-variabel yang mendasarinya bisa jadi saling berhubungan. Rumus untuk perhitungan atau analisis ekonomi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini :
1) Revenue Cost Ratio (R/C)
Analisis ini digunakan untuk melihat layak atau tidaknya suatu usaha yang dilakukan dengan membandingkan penerimaan dengan biaya produksi selama periode waktu tertentu (satu musim tanam). Kegiatan usaha yang paling
menguntungkan mempunyai R/C paling besar. Secara matematis R/C dapat dituliskan:
R/C =
……… (
5)Dimana:
TR = total revenue (total penerimaan) TC = total cost (total pengeluaran) Kriteria usaha:
R/C > 1, usaha menguntungkan R/C = 1, usaha impas
R/C < 1, usaha merugi
2) Payback Period (PP)
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain Payback Period merupakan rasio antara initial cash
investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu.
Persamaan :
PP = x 1 tahun ………. (6)
3) Break Even Point (BEP)
BEP atau analisis pulang pokok merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi). Apabila perusahaan sampai pada keadaan produksi di bawah titik pulang pokok (BEP) yang mengakibatkan perusahaan menderita kerugian, maka dapat dipertimbangkan untuk menutup usaha. Pemisahan biaya- biaya seperti biaya tetap dan biaya variabel, atau memisahkan antara biaya-biaya yang harus dibayarkan secara tunai dan biaya-biaya yang tidak dibayarkan dapat menjadi masukan dalam mempertimbangkan penutupan usaha. Keadaan pulang pokok merupakan keadaan di mana penerimaan pendapatan perusahaan (total
TR merupakan perkalian antara jumlah unit barang terjual dengan harga satuannya, sedangkan TC merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabelnya dengan persamaan :
TR = TC atau Q.P = a + b.X ……… (7) Di mana :
Q = tingkat produksi (unit) P = harga jual per unit X = luas produksi a = biaya tetap b = biaya variabel
atau BEP dapat dituliskan dalam bentuk produksi dan harga dengan persamaan :
BEP produksi = ………..……… (8)
atau
BEP harga = ……….… (9)
4) Net present value (NPV)
NPV merupakan nilai kini dari keuntungan bersih yang akan diperoleh dimasa yang akan datang. NPV merupakan selisih antara present value dari manfaat dengan present value dari biaya. Secara matematis NPV dapat dituliskan:
NPV = n t t t t r C B 1 1 ……….………….………. (10) Dimana:
Bt = Manfaat pada tahun ke t Ct = Biaya pada tahun ke t
r = tingkat bunga diskonto (discount rate) n = umur ekonomis
Kriteria usaha:
NPV > 0, usaha layak untuk dilaksanakan
NPV = 0, pengembalian persis sebesar opportunity cost modal NPV < 0, usaha tidak layak dilakukan
5) Net B/C
Net B/C merupakan perbandingan nilai sekarang (PV = present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan pada awal usaha. Untuk menghitung nilai Net B/C dapat digunakan persamaan :
Net B/C = [ ] ………..…….…… (11)
Dimana:
∑ PV Kas Masuk = Jumlah Present Value kas masuk yang bernilai positif
∑ PV Kas Keluar = Jumlah Present Value kas keluar yang bernilai negatif Kriteria usaha:
Net B/C > 1, maka usulan proyek dinyatakan menguntungkan Net B/C < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan
6) Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang dengan nilai investasi awal. Caranya yaitu menghitung nilai sekarang dari arus kas dengan menggunakan suku bunga yang wajar, lalu bandingkan dengan biaya investasi jika dengan suku bunga tadi nilai investasi lebih besar maka coba lagi dengan suku bunga yang lebih rendah sampai mendapatkan nilai investasi yang sama besar dengan nilai sekarang. Jika IRR yang dihitung ternyata lebih besar dari IRR yang ditentukan maka investasi dapat diterima, dengan persamaan :
IRR = D N D P PVN PVP PVP P Df f f …………..……… (12)
Dimana:
DfP = Discount factor (discount rate) yang menghasilkan PVpositif
DfN = Discount factor yang menghasilkan PVnegatif
PVP = Present value positif.
PVN = Present value negatif
Keriteria usaha :
Jika nilai IRR > r, maka investasi layak untuk dilaksanakan dan Jika nilai IRR < r, maka investasi tidak layak untuk dilaksanakan.