• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

1. Bagi pemerintah daerah, pengambil kebijakan, investor dan masyarakat yang berminat dalam budidaya ikan kerapu dapat mempertimbangkan hasil penelitian ini untuk mengaplikasikan pengelolaan budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA.

2. Untuk melengkapi informasi mengenai pengelolaan sumberdaya ikan kerapu maka dapat dilakukan kajian mengenai stok ikan karang di perairan Kabupaten Bangka Selatan.

3. Penelitian lanjutan dengan pengambilan data parameter lingkungan yang relatif lebih banyak untuk memperkaya data penelitian, menganalisis kandungan logam berat pada hati ikan kerapu, penelitian mendalam

98

mengenai hama atau parasit dan penyakit ikan kerapu, dapak limbah minyak di permukaan perairan, serta dampak kandungan kimia terutama logam berat dari aliran sungai.

[BOST Center] Bangka Belitung Ocean Science and Technology Center. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2011.

[BPS dan BPPPMD Kabupaten Bangka Selatan]. Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaaan Pembangunan dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Bangka Selatan. 2010. Bangka Selatan Dalam Angka 2010.

[BPS dan BPPPMD Kabupaten Bangka Selatan]. Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaaan Pembangunan dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Bangka Selatan. 2010. Kecamatan Lepar Pongok Dalam Angka 2010. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Petunjuk Teknis Budidaya

Laut: Ikan Kerapu. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. DKP. Jakarta. [DKP Kabupaten Bangka Selatan] Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Bangka Selatan. 2007. Laporan Ikhtisar dan Capaian Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan TA. 2007.

[DKP Propinsi Kepulauan Bangka Belitung] Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2010. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Bangka Selatan TA. 2010.

[FAO] Food Agricultural Organization. 1997. Technical Guidelines for Responsible Fisheries. Aquaculture Development. Rome.

[KepmenLH No. 51 tahun 2004]. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. Jakarta.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2010. KKP. Jakarta.

[Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan nomor 10 tahun 2011]. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangka Selatan tahun 2010 – 2014. Toboali.

[Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan nomor 13 tahun 2005]. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangka Selatan tahun 2006 – 2010. Toboali.

[Undang-undang RI No. 27 tahun 2007]. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- pulau Kecil. DKP. Jakarta.

Adrim, M. 1993. Pengantar Studi Ekologi Komunitas Ikan Karang dan Metode Pengkajiannya. Materi Kursus Pelatihan Metodologi Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Karang. Puslitbang Oseanologi LIPI. 54 hal.

Afero, F., S. Miao, dan AA. Perez. 2010. Economic analysis of tiger grouper

Epinephelus fuscoguttatus and humpback grouper Cromileptes altivelis

commercial cage culture in Indonesia. Aquaculture International. Vol. 18. Issue 5.

Akbar, S. 2001. Pembesaran ikan kerapu bebek dan kerapu macan di keramba jaring apung. Di dalam: RS. Aliah et al., editor. Prosiding Lokakarya Nasional 2001: Pengembangan Agribisnis Kerapu, Jakarta. Ristek – DKP – BPPT.

Ali, 2003. Penentuan Lokasi dan Estimasi Daya Dukung Lingkungan untuk Budidaya Ikan Kerapu Sistem keramba Jaring Apung di Perairan Padang Cermin, Lampung Selatan. Tesis SPs IPB.

Arifin, Z. 2011. Konsentrasi logam berat di air, sedimen dan biota di Teluk Kelabat, Pulau Bangka. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. 3. No. 1: 104-114.

Ayodhya. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor. Yayasan Dewi Sari. 97 hal. Barg, U.C. 1992. Guidelines of the promotion of environmental management of

coastal aquaculture development. FAO Fisheries Technical Paper 328, FAO. Rome. 122 pages.

Barus, B. dan US. Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografis Sarana Manajemen Sumberdaya. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Bengen, D.G. dan A. Retraubun. 2006. Menguak realitas dan urgensi pengelolaan berbasis eko-sosio sistem pulau-pulau kecil. Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut. Bogor.

Calado, H., A. Quentela, dan J. Porteiro. 2007. Integrated Coastal Zone Management Strategies on Small Islands. Journal of Coastal Research.

Special Issue 50: 125-129.

Chapman, VJ. 1976. Mangrove vegetation. J. Cramer, Valduz. 447 pp.

Chiappone, M., R. Sluka, dan KS. Sealey. 2000. Groupers (Pisces: Serranidae) in fished and protected areas of the Florida Keys, Bahamas and northern Caribbean. Marine Ecology Progress Series. Vol. 198: 261-272.

Cicin-Sain, B dan RW. Knecht. 1998. Integrated coastal and ocean management: Concept and practices. Island Press. Washington D.C. Covelo, California.

Dahuri, R., J. Rais, SP. Ginting, dan MJ. Sitepu. 2001. Pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan secara terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital. Teori dan Aplikasinya dalam

Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Djamali, A., Mayunar, KA. Azis, M. Boer, J. Widodo, dan A. Ghofar. 2001. Perikanan Kerapu di Perairan Indonesia. Kerjasama Departemen Kelautan dan Perikanan, Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Perikanan laut, dan PKSPL IPB. Bogor.

Djamali, A., Soegianto, Mayunar, P. Darsono, Parino dan Sugestiningsih. 2009. Identifikasi Potensi Sumberdaya Laut dan Lingkungan Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kerjasama Pusat Penelitian Oseanografi LIPI dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan. Jakarta. 127 hal.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 258 hal.

Effendi, I dan W. Oktariza. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta. 188 hal.

Fahrig, L. 2003. Effect of Habitat Fragmentation on Biodiversity. Ecology

Evolution and Systematics. Vol. 34:487-515.

Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Teori dan Aplikasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Fujioka, JT. 2006. A Model for Efaluating Fishing Impact on Habitat and Comparing Fishing Closure Strategies. Canadian Journal of Fisheries and

Aquatic Sciences 63: 2330-2342.

Gibson, J. 2007. Managing a Nassau Grouper Fisheries - A Case Study from Belize. Proceedings of the Gulf and Caribbean Fisheries Institut 60: 603- 604.

Gimenez-Hurtado, E., R. Coyula-Perez-Puelles, SE. Lluch-Cota, AA. Gonzalez- Yanez, V. Moreno-Garcia, dan R. Burgos-de-la-Rosa. 2005. Historical biomass, fishing mortality, and recruitment trends of the Campeche Bank red grouper (Epinephelus morio). Fisheries Research. Vol 71: 267-277. Grutter, AS dan RJG. Lester. 2002. Cleaner fish Labroides dimidiatus reduce

‘temporary’ parasitic corallanid isopods on the coral reef fish Hemigymnus

Halim, A. 2001. Grouper culture: An option for grouper management in Indonesia. Coastal Management. Vol. 29: 319-326.

Halim, A. 2003. A prospect for adoption of grouper mariculture in Indonesia.

Marine Policy 27: 159-167.

Harianto. 2003. Kajian Kelayakan Usaha Ekspor Ikan Kerapu dengan Penerapan Alat Pengangkutan Darat dan Teknik Kemasan Pengiriman Udara. Jurnal

Sains dan Teknologi Indonesia. Vol. 5: 180-183.

Hartami, P. 2008. Analisis Wilayah Perairan Teluk Pelabuhan Ratu untuk Kawasan Budidaya Perikanan Sistem Keramba Jaring Apung. Tesis SPs IPB.

Heald, E.J. dan WE. Odum. 1972. The contribution of mangrove swamps to Florida fisheries. Gulf and Caribbean Fisheries Istitut. Pro. 2nd. Ann. Sess: 130-135.

Ilahude, AG., Salmin, dan Ermaitis. 1990. Oseanologi Di Indonesia. Unsur-unsur runutan terlarut di perairan Jawa Timur dan Bali. No. 23. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi – LIPI. Jakarta.

Justine, JJ dan A. Sigura. Monogeneans of the malabar grouper Epinephelus

malabaricus (Perciformes, Serranidae) off New Caledonia, with a

description of six new species of Pseudorhabdosynochus (Monogenea: Diplectanidae). Zootaxa 1543: 1-44.

Kadison, E., RS. Nemeth, J. Blondeau, T. Smith, dan J. Calnan. 2009. Nassau Grouper (Epinephelus striatus) in St. Thomas, US Virgin Islands, with Evidence for a Spawning Aggregation Site Recovery. Proceedings of the

Gulf and Caribbean Fisheries Institut 62: 273-279.

Klaus, R., DA Jones, J. Turner, N. Simoes, dan D. Vousden. 2003. Integrated Marine and Coastal Management: a strategi for the conservation and sustainable use of marine biological resources in the Socotra Archipelago, Yemen. Journal of Arid Environments 54: 71-80.

Kobara, S dan WD. Heyman. 2008. Geomorphometric Patterns of Nassau Grouper (Epinephelus striatus) Spawning Aggregation Sites in the Cayman Islands. Marine Geodesy 31: 231-245.

Kohno, H., M. Duray, dan P. Sunyoto. 1990. A field guide to groupers of Southeast Asia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. PHP/KAN/PT. No. 14/1990. Jakarta. 27 hal.

Kurniati, E. 2003. Analisis Beban Limbah Organik Kegiatan Budidaya Bandeng

(Chanos chanos Forskal) dalam Keramba Jaring Apung terhadap Kualitas

Langkosono. 2007. Pengamatan Pembesaran Ikan Kerapu (Serranidae) dan Kondisi Perairan Pesisir Teluk Kodek Desa, Malaka Lombok Barat. Jurnal

Pesisir dan Lautan. Vol. 8. No. 1.

Leung, KMY., JCW. Chu, dan RSS. Wu. 1999. Nitrogen budget for the areolated grouper Ephinephelus areolatus cultured under laboratory conditions and in open-sea cages. Marine Ecology Progress Series. Vol. 186: 271-281.

Mayunar, R. Purba dan PT. Ismanto. 1995. Pemilihan lokasi untuk usaha budidaya ikan laut. Di dalam: Achmad Sudrajad et al., editor. Prosiding temu usaha pemasyarakatan teknologi keramba jaring apung bagi budidaya laut, Jakarta, 12 – 13 April 1995. PPP Perikanan – FKPPA.

Mous, PJ., Y. Sadovy, A. Halim, dan JS. Pet. 2006. Capture for culture: artificial shelters for grouper collection in SE Asia. Fish and Fisheries. Vol. 7: 58-72. Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. 367 hal.

Nybakken, JW. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh: M. Eidman, DG. Bengen, Malikusworo dan Sukrisiono. Marine Biology and Ecological Approach. PT. Gramedia. Jakarta. 459 hal.

Odum, WE. dan EJ. Heald. 1972. Trophic analysis of an estuarine mangrove community. Bull of Marine Science 22: 671-738.

Putri, WAE. 2007. Kapasitas Asimilasi Bahan Pencemar Di Muara Sungai Batang Arau (Muara Padang) Sumatera Barat. Jurnal Akuatik. Vol. 1 Ed. 1: 27-34. Renan, X., J. Suarez-Bautista, A. Paredes-Medina, dan X. Chiappa-Carrara. 2011.

Preliminary Results on Growth and Feeding of Wild-caught Red Grouper

(Epinephelus morio) in Captivity. Proceedings of the Gulf and Caribbean

Fisheries Institut 63: 487-491.

Renones, O., A. Grau, X. Mas, F. Riera, dan F. Saborido-Rey. 2010. Reproductive pattern of an exploited dusky grouper Epinephelus marginatus (Lowe 1834) (Pisces: Serranidae) population in the western Mediterranean. Scientia

Marina. Vol. 74. No. 3.

Romimohtarto, K., PE. Hehanussa, S. Prawiroatmodjo, DI. Hartoto. 1986. Oseanologi Di Indonesia. Potensi sumberdaya alam dan sifat lingkungan Tamanjaya. No. 20. Lembaga Oseanologi Nasional – LIPI. Jakarta.

Russ, GR. dan AC. Alcala. 1996. Do marine reserves export adult fish biomass? Evidence from Apo Island, central Philippines. Marine Ecology Progress

Series. Vol. 132: 1-9.

Rustiadi, E., S. Saefulhakim., dan Dyah R. Panuju. 2006. Perencanaan dan pengembangan wilayah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Sadovy, Y dan M. Domeier. 2005. Are aggregation-fisheries sustainable? Reef fish fisheries as a case study. Coral Reefs. Vol. 24: 254-262.

Southall, T., T. Telfer, dan J. Hambrey. 2004. Environmental Capacity Modelling in Aquaculture Development. Tropeca. No. 1.

Sugiarto, T. Herlambang, Brastoro, R. Sudjana dan S. Kelana. 2002. Ekonomi Mikro:

Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suharti, SR. 2005. Ekologi Ikan Karang. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sunaryanto, Sulistyo, I. Chaidir dan Sudjiharno. 2001. Pengembangan teknologi

budidaya kerapu: permasalahan dan kebijakan. Di dalam: RS. Aliah et al.,

editor. Prosiding Lokakarya Nasional 2001: Pengembangan Agribisnis Kerapu, Jakarta. Ristek – DKP – BPPT.

Sunyoto, P. 1997. Pembesaran kerapu dengan keramba jaring apung. Edisi IV. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. 65 pp.

Suyarso. 2008. Pemetaan lahan dan prospek kegiatan budidaya laut di Pulau Belitung Barat. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 13 No. 2: 85-94.

Tupper, M. 2007. Identification of nursery habitat for commercially valuable humphead wrasse Cheilinus undulates and large groupers (Pisces: Serranidae) in Palau. Marine Ecology Progress Series. Vol. 332: 189-199. Tuya, F., P. Sanchez-Jerez, dan RJ. Haroun. 2006. Populations of inshore

serranids across the Canarian Archipelago: Relationship with human pressure and implications for conservation. Biological Conservation 128: 13-24.

Umar, H. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Teknik menganalisis kelayakan rencana bisnis secara komprehensif. Edisi-3. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Watson, M dan JM. Munro. 2004. Settlement and recruitment of coral reef fishes

in moderately exploited and overexploited Caribbean ecosystems: implications for marine protected areas. Fisheries Research. Vol. 69: 415- 425.

Williams, AJ., CR. Davies, BD. Mapstone, LM. Currey, DJ. Welch, GA. Begg, AC. Ballagh, JH. Choat, CD. Murchie, dan CA. Simpfendorfer. 2009. Age- based demography of humpback grouper Cromileptes altivelis: implications for fisheries management and conservation. Endangered Species Research.

Vol. 9: 67-79.

Zeller, DC. 1998. Spawning aggregations: patterns of movement of the coral trout

Plectropomus leopardus (Serranidae) as determined by ultrasonic telemetry.

Lampiran 1. Koordinat Stasiun Pengamatan

Sta siun

Waktu Sampling

Lokasi Pengamatan Koordinat Lintang Bujur

Tanggal Pukul 1 08/11/2008 08.30 P. Pongok dekat Tj. Gemuk 02 o 55' 46,7" LS 107o 04' 56,0" BT 2 08/11/2008 09.30 P. Pongok dekat P. Anak 02o 49' 17,4" LS 107o 04' 55,0" BT 3 08/11/2008 10.50

P. Pongok dekat P.

Celagen 02

o

51' 46,8" LS 107o 00' 55,9" BT 4 08/11/2008 14.30 Barat laut P. Pongok 02o 48' 45,0" LS 107o 02' 05,0" BT 5 08/11/2008 12.00 Timur laut P. Pongok 02o 50' 15,0" LS 107o 06' 45,0" BT 6 09/11/2008 09.45 Timur P. Pongok 02o 51' 16,0" LS 107o 06' 16,0" BT 7 09/11/2008 11.10 Tenggara P. Pongok 02o 53' 55,0" LS 107o 06' 45,0" BT 8 09/11/2008 12.30 Selatan P. Pongok 02o 55' 06,7" LS 107o 02' 56,0" BT 9 09/11/2008 13.45 Barat daya P. Pongok 02o 54' 35,0" LS 107o 01' 25,4" BT 10 09/11/2008 14.30 Barat P. Pongok 02o 52' 46,2" LS 107o 01' 05,9" BT 11 20/06/2009 09.00 Barat laut P. Pongok 02o 50,15' LS 107o 01,71' BT 12 20/06/2009 10.30 Timur laut P. Pongok 02o 49,55' LS 107o 06,15' BT 13 20/06/2009 11.30 Timur P. Pongok 02o 52,20' LS 107o 06,80' BT 14 20/06/2009 12.45 Tenggara P. Pongok 02o 55,70' LS 107o 08,45' BT 15 20/06/2009 14.05 Selatan P. Pongok 02o 54,70' LS 107o 02,75' BT 16 21/06/2009 09.30 Dekat Keladi 02o 54,82' LS 107o 01,36' BT 17 21/06/2009 10.10 Dekat P. Selemar 02o 56,73' LS 107o 03,54' BT 18 21/06/2009 11.30 Pantai Pongok Timur 02o 51,55' LS 107o 07,36' BT 19 21/06/2009 12.25 Pantai Pongok Utara 02o 45,29' LS 107o 03,27' BT 20 21/06/2009 13.05 Dekat P. Celagen 02o 48,83' LS 107o 01,09' BT Sumber : Survey lapang tahun 2008 dan 2009 kerjasama DKP Kabupaten Bangka Selatan

21 16/04/2011 08.00 Barat Pongok 02o 53' 55,3" LS 107o 01' 14,3" BT 22 16/04/2011 11.00 Barat laut P. Pongok 02o 51' 16,7" LS 107o 01' 22,3" BT 23 16/04/2011 14.20 Barat P. Pongok (KJA) 02o 52' 15,7" LS 107o 01' 10,7" BT 24 16/04/2011 09.15 Selatan P. Pongok 02o 55' 24,4" LS 107o 04' 29,3" BT 25 16/04/2011 11.35 Barat P. Pongok 02o 52' 38,6" LS 107o 00' 59,8" BT 26 19/04/2011 10.00 Barat Pongok 02o 53' 52,7" LS 107o 01' 51,9" BT 27 19/04/2011 14.45 Barat laut P. Pongok 02o 49' 06,6" LS 107o 01' 59,4" BT 28 19/04/2011 15.40 Barat P. Pongok (KJA) 02o 52' 00,7" LS 107o 01' 20,7" BT 29 19/04/2011 11.10 Selatan P. Pongok 02o 56' 17,2" LS 107o 05' 13,1" BT 30 19/04/2011 09.30 Barat P. Pongok 02o 53' 08,6" LS 107o 00' 29,8" BT 31 23/04/2011 09.30 Barat daya P. Pongok 02o 54' 51,8" LS 107o 02' 40,6" BT 32 23/04/2011 10.30 Barat P. Pongok 02o 53' 50,0" LS 107o 00' 25,0" BT 33 23/04/2011 14.20 Barat P. Pongok (KJA) 02o 51' 04,2" LS 107o 01' 15,9" BT 34 23/04/2011 08.50 Selatan P. Pongok 02o 55' 57,3" LS 107o 04' 30,3" BT 35 23/04/2011 11.20 Barat laut P. Pongok 02o 48' 40,0" LS 107o 01' 00,0" BT Keterangan : Stasiun nomor 21 – 25 Biofisik lingkungan sama dengan stasiun 1 – 5 Kimia air analisis

laboratorium Proling MSP IPB Sumber : Survey lapang tahun 2011

Stasiun Suhu (oC)

Kecerahan Salinitas

(o/oo) pH Air Kedlmn (m)

Arus Gelmbg

(m) Warna air DO (mg/l) Substrat

(m) (%) Kec. (m/s) Arah (oU)

1 28.00 12.00 80.00 29.00 8.20 15.00 0.50 0.50 biru cerah 6.20 Karang mati, alga

2 29.00 11.00 84.62 29.00 7.90 13.00 0.40 0.30 biru cerah 6.80 Karang mati, alga, pasir

3 29.00 10.00 90.91 29.00 7.80 11.00 0.55 0.40 biru kecoklatan 6.40 Karang mati, lamun, pasir

4 31.00 10.00 90.91 30.00 7.60 11.00 0.45 0.40 biru 6.30 Karang mati, alga

5 32.00 11.00 91.67 31.00 8.30 12.00 0.25 0.20 biru 6.10 Karang mati, pasir

6 29.00 15.00 93.75 29.00 7.70 16.00 0.42 0.40 biru kecoklatan 6.60 Karang mati, alga, pasir

7 30.00 15.00 88.24 30.00 7.40 17.00 0.31 0.50 biru kecoklatan 6.50 Karang mati

8 30.00 11.00 84.62 29.00 7.60 13.00 0.17 0.30 biru kecoklatan 6.80 lamun, pasir

9 29.00 11.00 91.67 30.00 7.60 12.00 0.14 0.30 biru kecoklatan 7.30 lamun, pasir

10 29.00 10.00 90.91 30.00 7.40 11.00 0.24 0.30 biru kecoklatan 6.40 Karang mati, alga, pasir

Rata-rata 29.60 11.60 88.73 29.60 7.75 13.10 0.34 0.36 6.54

11 27.00 11.00 100.00 30.00 7.80 11.00 0.46 0.30 biru 6.50 Karang mati, alga, pasir

12 29.00 13.00 100.00 30.00 8.10 13.00 0.50 0.50 biru 6.60 Karang mati, alga

13 29.00 17.00 85.00 28.00 8.00 20.00 0.32 0.45 biru 6.60 Karang mati

14 30.00 20.00 80.00 29.00 7.70 25.00 0.25 0.35 biru 6.20 Karang mati, alga, pasir

15 31.00 10.00 100.00 29.00 8.10 10.00 0.19 0.20 biru 6.20 Karang mati, pasir

16 28.00 13.00 86.67 30.00 7.80 15.00 0.24 0.35 biru cerah 6.50 Karang mati, alga, pasir

17 29.00 15.00 93.75 30.00 7.90 16.00 0.27 0.34 biru cerah 6.60 Karang mati, alga, pasir

18 29.00 20.00 80.00 30.00 8.00 25.00 0.36 0.39 biru cerah 6.40 Karang mati, alga, pasir

19 30.00 15.00 88.24 31.00 7.50 17.00 0.44 0.43 biru cerah 6.50 Karang mati, alga, pasir

20 32.00 15.00 100.00 31.00 7.50 15.00 0.38 0.36 biru cerah 6.50 Karang mati, alga, pasir

Rata-rata 29.40 14.90 91.37 29.80 7.84 16.70 0.34 0.37 6.46

21 31.00 7.00 70.00 31.00 7.80 10.00 0.12 290 0.20 biru cerah 7.30 Karang mati

22 31.00 8.00 100.00 27.00 7.70 8.00 0.10 0 0.10 biru cerah 8.00 Karang mati

23 32.00 10.00 100.00 28.00 7.80 10.00 0.10 0 0.15 biru 5.70 Karang mati, alga, pasir

24 31.00 10.00 66.67 30.00 7.60 15.00 0.10 250 0.15 biru cerah 7.50 Karang mati, alga, pasir

25 31.00 7.00 70.00 30.00 7.30 10.00 0.10 0 0.20 biru kecoklatan 6.50 Karang mati, pasir

26 32.00 7.00 70.00 29.00 7.40 10.00 0.12 290 0.20 biru cerah 7.20 Karang mati

27 32.00 10.00 76.92 30.00 7.70 13.00 0.10 0 0.10 biru cerah 8.00 Karang mati

28 32.00 10.00 100.00 32.00 7.80 10.00 0.10 10 0.15 biru 6.70 Karang mati, alga, pasir

29 32.00 10.00 90.91 28.00 7.70 11.00 0.10 275 0.15 biru cerah 6.50 Karang mati, alga, pasir

30 31.00 7.00 70.00 30.00 7.30 10.00 0.10 0 0.20 biru kecoklatan 5.50 Karang mati, pasir

31 31.00 10.00 100.00 29.00 7.70 10.00 0.12 290 0.50 biru cerah 6.90 Karang mati, pasir

32 31.50 8.00 88.89 27.00 7.70 9.00 0.20 0 0.20 biru cerah 7.40 Karang mati

33 32.00 10.00 100.00 30.00 7.80 10.00 0.10 10 0.15 biru 6.50 Karang mati, alga, pasir

34 32.00 12.00 80.00 30.00 7.80 15.00 0.10 290 0.15 biru cerah 7.30 Karang mati, alga, pasir

35 32.00 7.00 70.00 27.00 7.30 10.00 0.10 0 0.20 biru kecoklatan 5.70 Karang mati, pasir

Rata-rata 31.57 8.87 83.56 29.20 7.63 10.73 0.11 0.19 6.85

Lampiran 3. Data Nelayan Bubu di Pulau Pongok No Nama Umur (thn) Sekolah Terakhir Status Pengalaman (tahun) Jml Keluarga (orang) 1 Anton 24 STM Menikah 7 3

2 Pairus / Jendol 24 SMP Menikah 9 4

3 Juanda 18 SMP Belum Menikah 3 1

4 Sumar 30 SD Menikah 15 5

5 Mano 24 SD Menikah 11 4

6 Didin 30 SD Menikah 15 4

7 Bujang 30 SD Menikah 15 5

8 Sopa 18 SD Belum Menikah 6 1

9 Idrus 37 SD Menikah 20 5

10 Roni 20 SMP Menikah 5 2

11 Mulkan 45 SD Menikah 20 4

Keterangan sistem kerja:

1. Pemasangan bubu di sekitar karang dengan ditindih batu atau karang mati (bukan di

atas terumbu karang). Keterangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan dan Propinsi Bangka Belitung bahwa alat tangkap bubu dianggap sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan dan dianggap tidak merusak.

2. Berangkat dan pulang kerja melaut yaitu pukul 09.00 - 17.00 WIB. Hari libur menyesuaikan dengan kebutuhan, ada acara keluarga atau jika terkena sakit.

3. Total ABK adalah 4 orang yaitu 1 juragan sebagai penyelam dan 3 anak buah dengan

pembagian hasil setelah dipotong ransum yaitu 2/5 juragan dan 3/5 anak buah, ransum berupa bahan bakar solar dan stroom accu untuk menyalakan GPS (±Rp 100.000,-/hari).

4. 'Lokasi penyelaman sekitar 20 titik perhari yaitu 10 titik untuk mengambil bubu yang

sudah terpasang (mengangkat ikan hasil tangkapan) dengan lama perendaman bubu selama 4 hari, dan 10 titik untuk memasang bubu baru. Setiap 1 titik dipasang 2 bubu sehingga setiap juragan memiliki bubu sekitar 80 buah.

5. Pengulangan di lokasi yang sama untuk memasang bubu baru dilakukan sekitar 1 bulan sekali, akurasi koordinat tercatat d GPS.

6. Setiap ikan kerapu yang ditangkap akan ditusuk perutnya dengan selang kecil atau ujung pemancar radio agar tidak dekompresi, selanjutnya dimasukan dalam fiberglass berisi air laut.

7. Peralatan melaut : kapal 3 GT, bubu, sepatu, sarung tangan, masker, selang

kompresor, panbel.

8. Penyusutan peralatan menjadi tanggungan juragan dan penampung ikan yaitu :

a. Bubu diganti setiap 3 bulan, biaya bahan dasar bubu dari penampung ikan atau Pengusaha KJA (ram kawat dan rotan) yang pembuatan bubunya dirakit sendiri oleh juragan nelayan bubu

b. Sepatu selam diganti setiap 2 bulan

c. Sarung tangan diganti setiap 0,5 bulan

d. Masker diganti setiap 12 bulan

e. Selang kompresor diganti setiap 5 bulan

f. Panbel diganti setiap 3 bulan

9. Sistem pembayaran dari penampung ikan kerapu (Pengusaha KJA) dilakukan setiap

akhir bulan atau awal bulan berikutnya

Lampiran 4. Data Nelayan Bagan, Nelayan Pancing, Nelayan Jaring, dan Pembudidaya Kerapu

Data Nelayan Bagan di Pulau Pongok dan Pulau Celagen

No Nama Umur (th) Sekolah Terakhir Keterangan

P. Pongok

1 H. Harpin 70 SR

Jika harga agak murah maka ikan dikeringkan jadi ikan asin dan dijual ke Jakarta 2 Hamsir 40 SD 3 Sule 37 SD 4 Ateng 36 SD 5 Alimus 37 SD 6 Nimer 30 SD P. Celagen

7 M. Tarape 40 SMP memiliki 2 kapal

8 M. Yunus 41 MAN

9 Yunus 40 SD

10 Sunusi 55 SD

11 H. Rahman 38 SMA

12 H. Imbar 35 SMP

13 H. Dola 58 SD memiliki 4 kapal

Data Nelayan Pancing di Pulau Pongok dan Pulau Celagen

No Nama Umur (th) Sekolah Keterangan

P. Pongok

1 Yadi 30 SD

Ada yang menggunakan mesin, ada yang menggunakan dayung

2 Dian 25 SD 3 Nurdin 37 SD 4 Ju 30 SD P. Celagen 5 Unding 40 SD 6 Subhan 30 SD 7 Agusmawan 33 SD 8 Bd. Sude 55 SD 9 Ibrahim 39 SD 10 Abas 42 SD

Data Nelayan Jaring di Pulau Pongok dan Pulau Celagen

No Nama Umur (th) Sekolah Keterangan

P. Pongok

Ada yang menggunakan mesin, ada yang menggunakan dayung

1 Lia 40 SD

2 Guling 30 SD

3 Bolong 40 SD

Data Nelayan KJA di Pulau Pongok dan Belitung

No Nama Umur (th) Sekolah Keterangan

P. Pongok

1 Hendri 45 SD (tidak tamat) Menjual ke pak Abeng

2 Idrus 37 SD Sering menjual ke pak Hendri

3 Ardi 45 SD Tersendat-sendat usahanya

P. Belitung

4 Abeng 45 SD (tidak tamat) Penampung besar, eksportir

5 Ahay 35 SD

Lampiran 5. Perhitungan Daya Dukung Kawasan

DDKpokmas = 3.474,66 / 2,08 pokmas = 1.670 pokmas DDKu = 1.670 x 10 unit KJA = 16.700 unit KJA DDKl = 16.700 x 4 lobang KJA = 66.800 lobang KJA DDKi = 66.800 x 240 ekor = 16.032.000 ekor ikan

Keterangan :

DDKpokmas = daya dukung kawasan per kelompok masyarakat (2,08 ha) LKS = luas kawasan yang sesuai (ha)

DDKu = daya dukung kawasan untuk seluruh unit KJA = daya dukung kawasan untuk seluruh kepala keluarga DDKl = daya dukung kawasan untuk seluruh lobang KJA

DDKi = daya dukung kawasan untuk seluruh ikan kerapu budidaya jika diisi 240 ekor/lobang KJA

Lampiran 6. Contoh Data Pembelian Kerapu dari Nelayan Bubu

Tanggal Berat Ikan (kg) Jumlah Ikan (ekor)

KS KM KL KK N IR KS KM KL KK N 1 8.0 - 2.0 3.0 - 3.0 11.0 - 1.0 2.0 - 2 7.0 3.0 - - - 2.0 10.0 1.0 - - - 3 7.0 - - 1.0 - 1.0 10.0 - - 1.0 - 4 8.0 2.0 - 1.0 - - 11.0 1.0 - 1.0 - 5 9.0 - 3.0 - - 1.0 12.0 - 1.0 - - 6 Libur 7 19.0 4.0 3.0 4.0 - 2.0 25.0 1.0 1.0 3.0 - 8 9.0 - 2.0 - - 1.0 12.0 - 1.0 - - 9 8.0 - 2.0 - 1.0 11.0 - - 1.0 - 10 9.0 - - - 2.5 - 12.0 - - - 1.0 11 9.0 - 3.0 - - 1.0 12.0 - 1.0 - - 12 10.0 - - - - 0.5 13.0 - - - - 13 8.0 2.0 - 2.0 - - 11.0 1.0 - 2.0 - 14 9.0 - - - - 1.0 12.0 - - - - 15 9.0 - 2.0 - - 1.0 12.0 - 1.0 - - 16 9.0 3.0 - 2.0 - - 12.0 1.0 - 1.0 - 17 10.0 - - - - 0.5 13.0 - - - - 18 9.0 - - 2.0 - 1.0 12.0 - - 2.0 - 19 10.0 - - - 2.5 1.0 13.0 - - - 1.0 20 Libur 21 11.0 4.0 - - - 1.0 15.0 1.0 - - - 22 8.0 2.0 - - - 1.0 11.0 1.0 - - - 23 9.0 - 2.0 1.0 - - 12.0 - 1.0 1.0 - 24 8.0 2.0 - - - 1.0 11.0 1.0 - - - 25 Libur 26 10.0 3.0 - - - 1.0 13.0 1.0 - - - 27 10.0 2.0 - - - 1.0 14.0 1.0 - - - 28 9.0 - 3.0 - 1.0 12.0 - 1.0 - - 29 7.0 - - 3.0 - 1.0 10.0 - - 2.0 - 30 9.0 - 5.0 - - 1.0 12.0 - 2.0 - - Total 248.0 27.0 25.0 21.0 5.0 25.0 334.0 10.0 10.0 16.0 2.0

Jumlah ikan dirata-ratakan 334.0 10.0 10.0 16.0 2.0

Keterangan Jumlah (Rp)

KS : Kerapu sunuk, harga beli Rp 75.000,-/kg 18,600,000.00

KM : Kerapu macan, harga beli Rp 20.000,-/kg 540,000.00

KL : Kerapu lumpur, harga beli Rp 20.000,-/kg 500,000.00

KK : Kerapu katarap, harga beli Rp 10.000,-/kg 210,000.00

N : Napoleon, harga beli Rp 180.000,-/kg 900,000.00

IR : Ikan rucah dibagikan ke ABK (tidak dijual)

Total 20,750,000.00

Total pembelian ikan dirata-ratakan 21,000,000.00

Berat rata-rata ikan kerapu sunuk 0.74 kg

Berat rata-rata ikan kerapu macan 2.70 kg

Berat rata-rata ikan kerapu lumpur 2.50 kg

Berat rata-rata ikan kerapu katarap 1.31 kg

Berat rata-rata ikan kerapu napoleon 2.50 kg

No Nama Pembayaran Bulan Ke (Rp) Jumlah (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Anton - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 2 Pairus / Jendol - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 3 Juanda - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 4 Sumar - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 5 Mano - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 6 Didin - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 7 Bujang - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 8 Sopa - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 9 Idrus - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 10 Roni - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 11 Mulkan - 21,000,000 21,000,000 21,000,000 17,850,000 7,350,000 7,350,000 10,500,000 10,500,000 21,000,000 21,000,000 - 158,550,000.00 Total - 231,000,000 231,000,000 231,000,000 196,350,000 80,850,000 80,850,000 115,500,000 115,500,000 231,000,000 231,000,000 - 1,744,050,000.00 Keterangan : Bulan Januari - Desember = 1 - 12

1 Istirahat : arus kencang di dasar perairan, angin barat laut - barat daya, gelombang tinggi

2 Panen : air agak bening, arus mulai mereda di dasar perairan

3 Panen : air bening, arus mulai normal sekitar 0,3 m/s

4 Panen : air bening, arus normal sekitar 0,3 m/s, total tangkapan pernah mencapai 30 kg/hari

5 Panen menurun : air bening, arus mulai mereda, tangkapan kira-kira 85% dari panen normal

6 Paceklik : peralihan arus di dasar perairan, tangkapan kira-kira 35% dari panen normal

7 Paceklik : peralihan arus di dasar perairan, tangkapan kira-kira 35% dari panen normal

8 Standar : tangkapan mulai meningkat, tangkapan kira-kira 50% dari panen normal

9 Standar : tangkapan mulai meningkat, tangkapan kira-kira 50% dari panen normal

10 Panen : air bening, arus di dasar perairan mulai normal

11 Panen : air bening, arus di dasar perairan mulai normal

12 Istirahat : arus kencang di dasar perairan, angin barat laut - barat daya, gelombang tinggi

No Nama Jumlah ikan kerapu yang ditangkarkan (ekor) Jumlah (ekor) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM 1 Anton - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 2 Pairus / Jendol - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 3 Juanda - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 4 Sumar - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 5 Mano - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 6 Didin - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 7 Bujang - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 8 Sopa - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 9 Idrus - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 10 Roni - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 11 Mulkan - 334 10 334 10 334 10 283 8 116 3 116 3 167 5 167 5 334 10 334 10 - 2,519 74 Total - 3,674 110 3,674 110 3,674 110 3,113 88 1,276 33 1,276 33 1,837 55 1,837 55 3,674 110 3,674 110 - 27,709 814 KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK 1 Anton - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 2 Pairus / Jendol - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 3 Juanda - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 4 Sumar - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 5 Mano - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 6 Didin - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 7 Bujang - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 8 Sopa - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 9 Idrus - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 10 Roni - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 11 Mulkan - 10 16 10 16 10 16 8 13 3 5 3 5 5 8 5 8 10 16 10 16 - 74 119 Total - 110 176 110 176 110 176 88 143 33 55 33 55 55 88 55 88 110 176 110 176 - 814 1,309 Total KS, KM, KL, KK 4,070 4,070 4,070 3,432 1,397 1,397 2,035 2,035 4,070 4,070 30,646 Jumlah KJA 17 17 17 14 6 6 8 8 17 17 128

Jumlah KJA efektif (lama budidaya atau pembesaran sampai panen selama 6 bulan dan jumlah ikan kerapu sebanyak 240 ekor/KJA) 64

Keterangan: ikan kerapu yang hidup adalah 60% dari yang dibudidayakan atau ditangkarkan

Keterangan Jumlah ikan kerapu yang siap jual (ekor) Jumlah (ekor)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM KS KM

Total panen - 2,204 66 2,204 66 2,204 66 1,867 52 765 19 765 19 1,102 33 1,102 33 2,204 66 2,204 66 - 16,623 486

KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK KL KK

Dokumen terkait