BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.4 Analisis dengan Perkuatan Alternatif II (Kondisi IV)
Gambar 4.23 Potongan melintang tipikal perkuatan alternatif
Perkuatan alternatif ini menggunakan double shet pile, geogrid dengan panjang 8 m, dan counterweight setinggi 4m.
Analisis perkuatan dengan program plaxis 2D :
Model tanah terdiri dari empat lapisan tanah, tanah timbunan pilihan, dan model konfigurasi perkuatan geogrid, double sheet pile dapat dilihat seperti Gambar 4.24dibawah ini :
Gambar 4.24 Potongan melintang tipikal perkuatan alternatif 2. Mesh Generation
Pembentukan mesh pada analisis ini menggambarkan option yang paling halus, sehingga hasil perhitungan yang diperoleh lebih akurat.
3. Water Condition
Water condition digunakan untuk memodelkan kondisi initial active pore pressure. Pada kasus ini digunakan pemodelan preatic line. Pada Gambar 4.26 dibawah ini menunjukan kondisi air tanah pada lokasi :
Gambar 4.26 Kondisi air tanah model
4. Generate Initial Stresses
5. Perhitungan Plaxis 2D.
Gambar 4.28 Perhitungan Plaxis 2D
Gambar 4.29 menunjukan displacement yang terjadi pada keseluruhan bagian. Perbedaan warna tersebut menunjukan perbedaan displacement yang terjadi, displacement yang kecil ditunjkukan oleh bagian tanah yang berwarna biru, dan displacement yang terbesar ditunjukan dengan warna merah.
Gambar 4.30 Shear Strains.
Untuk Gambar 4.30, tanah-tanah meregang berada pada daerah yang mengalami displacement yang besar seperti pada daerah yang berhubungan langsung dengan beban (di atas permukaan) dan di daerah dasar dari perkuatan.
Deformasi pada sheet pile
Pada konstruksi lereng digunakan sheet pile dengan panjang 12 meter. Dalam proses konstruksi sheet pile mengalami displacement atau deformasi yaitu sebesar 0,49 m pada sheet pile I dan 0,35m pada sheet pile II. Berikut adalah hasil keluaran untuk menghitung deformasi pada kedua sheet pile, dimana arah dari deformasi sheet pile ditunjukkan dengan panah yang berwarna merah.
Gambar 4.31 Displacement pada sheet pile 1 dan 2
Section Modulus (Z)
Dari tabel profil sheet pile tipe CCSP W-400 dengan panjang 12 m didapat nilai section modulus adalah 12434 /m’. Pada program plaxis 2D kita akan menganalisa nilai section modulus yang terjadi pada kedua sheet pile.
Sehingga nilai section modulus pada sheet pile I dan II adalah :
Jenis sheet pile (KNm/m’) (KN/ ) Z ( /m’)
Sheet pile I 50,23 3570 1407,00
Sheet pile II 63,04 3570 1765,83
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pada nilai section modulus pada sheet pile I dan II lebih kecil dari nilai section modulus ijin sheet pile CCSP W-400 (aman).
Nilai Safety Factor
Gambar 4.32 Safety faktor perkuatan alternatif.
Dari analisis perhitungan plaxis 2D diatas dapat disimpulkan bahwa perkuatan alternatif menghasilkan kelongsoran yang sangat kecil terjadi. Dimana perkuatan alternatif menambahkan counterweight yang mengakibatkan nilai safety factor bertambah.
Nilai keamanan yang cukup (1,43), nilai angka keamanan yang melebihi 1,30 mengakibatkan tingkat kelongsoran jarang terjadi. Dan bila dibandingkan dengan alternatif yang pertama maka dapat disimpulkan safety factor pada alternatif kedua jauh lebih tinggi dibandingkan safety factor yang pertama (1,43 > 1,23).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh penulis selama mengerjakan Tugas Akhir ini adalah :
1. Didapatkan perbandingan nilai safety factor dari berbagai kondisi perkuatan dengan menggunakan program metode elemen hingga yaitu pada Tabel 5.1
Tabel 5.1 Nilai safety factor pada berbagai kondisi
No Kondisi lereng Jenis perkuatan Nilai safety factor 1 Kondisi I Tidak menggunakan perkuatan
(kondisi awal lereng) 0,78
2 Kondisi II Menggunakan perkuatan double sheet
pile dan geogrid sepanjang 8 m 1,09
3 Kondisi III
Menggunakan perkuatan single sheet pile, geogrid sepanjang 10 m, dan
counterweight
1,23
4 Kondisi IV
Menggunakan perkuatan double sheet pile, geogrid sepanjang 8 m, dan
counterweight
1,43
2. Nilai section modulus pada double sheet pile pada kondisi II adalah
Jenis sheet pile (KNm/m’) (KN/ ) Z ( /m’)
Sheet pile I 59,89 3570 1677,59
Sheet pile II 392,91 3570 11005,88
3. Nilai section modulus pada single sheet pile pada kondisi III adalah
Jenis sheet pile (KNm/m’) (KN/ ) Z ( /m’)
4. Nilai section modulus pada single sheet pile pada kondisi IV adalah Jenis sheet pile (KNm/m’) (KN/ ) Z ( /m’)
Sheet pile I 50,23 3570 1407,00
Sheet pile II 63,04 3570 1765,83
5. Geogrid sangat efektif jika dipakai untuk fungsi perkuatan pada dinding penahan, karena ketika tulangan tanah berupa lembaran berusuk seperti geogrid digunakan, rusuk- rusuk tersebut menyebabkan daerah geser semakin luas. Baik peningkatan pada volume daerah geser atau peningkatan tegangan lokal yang disebabkan dilatasi tanah, sehingga dapat menghasilkan peningkatan koefisien geser tampak.
6. Sheet pile sangat berpengaruh terhadap nilai safety factor suatu lereng. Pada kasus ini sangat baik digunakan double sheet pile daripada single sheet pile karena sheet pile yang ditambah dapat menahan kelongsoran dalam pada badan lereng.
7. Panjang Geogrid sangat tergantung pada jumlah beban yang dipikulnya. 8. Nilai kohesi sangat berpengaruh pada hasil akhir perhitungan faktor
keamanan terhadap kegagalan stabilitas global pada Metode Bishop. Karena itu, semakin kohesif tanahnya maka faktor keamanan yang diperlukan semakin besar.
5.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan penambahan beban counterweight di belakang sheet pile, guna mengurangi kemungkinan terjadinya kelongsoran pada lokasi proyek dan dapat menambah nilai safety factor.
2. Dalam pemilihan jenis counterweight sebaiknya menggunakan jenis
counterweight yang memiliki nilai kohesi yang cukup besar karena dapat mengurangi terjadinya displacement.
3. Sebaiknya timbunan yang dipakai pada struktur dalam tanah (tanah timbunan lapis geogrid) adalah tanah yang friksional sehingga menimbulkan gaya geser antara tanah dan tulangan, dan akhirnya akan menimbulkan adanya transfer beban.
DAFTAR PUSTAKA
Bintang, R, 2012, Kajian Desain Diaphragm Wall Dengan Metode Keseimbangan Batas dan Metode Elemen Hingga (Plaxis), Universitas Katolik Santo Thomas
Dharmawansyah, D., Alternatif Perkuatan Lereng pada Ruas Jalan Trenggalek-Ponorogo Km 23+650, Jurnal Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Brinkgreve,R.B.J,dkk, Plaxis 2D – Versi 8, Delft University of Technology & PLAXIS, Belanda
Das,B.M, 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid II, Erlangga, Jakarta
Das,B.M, 2006, Principles of Geotechnical Engineering fifth edition, Thomson Canada Limited, Canada
Hardiyatmo, H. C., 1992, Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta
Muntohar, A. S., Analisis Stabilitas Lereng (Slope Stability), Jurnal Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta
Sebayang, E.A, 2014, Perencanaan Stabilitas Lereng Dengan Sheetpile dan Perkuatan Geogrid Menggunakan Metode Elemen Hingga , Universitas Sumatera Utara
Sitohang, I.G, 2012, Alternatif Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Geogrid, Universitas Sumatera Utara