• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

B. Analisis deskripsi kesantunan berbahasa dalam naskah Drama

Umang-Umang Karya Arifin C. Noer

Analisis temuan-temuan penggalan ujaran yang mematuhi maksim kesantunan.

1. Maksim kebijaksanaan (KB)

Pematuhan maksim kebijaksanaan terjadi apabila penutur berusaha memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain dan berusaha meminimalkan kerugian bagi pihak lain. Seseorang yang selalu mematuhi maksim kebijaksanaan adalah orang yang berjiwa besar karena lebih mementingkan keuntungan bagi orang lain. Berikut ujaran yang mematuhi maksim kebijaksanaan.

(1) Konteks : Ujaran ini diucapkan oleh Gustav kepada Nabi. Mengenai

pertanyaan Nabi. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan Nabi yang bertanya tentang kenapa mereka menangis. Ujaran ini terjadi di gerbong tua.

Nabi : Ada apa saudara?

Gustav : (Berseru) Hentikan sebentar tangismu, teman-teman, ada yang

mau bicara!

Orang-orangpun berhenti menangis

Gustav : Barangkali ada yang perlu dijelaskan, nabiku?

Nabi : Kenapa kalian menangis dan tangis kalian sedemikian rupa sehingga kedengaran sampai di langit lapisan ke tujuh.1

Ujaran yang diucapkan oleh Gustav di atas dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan, karena Gustav memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain. Ketika Nabi bertanya, Gustav menyuruh semua orang berhenti menangis hal tersebut menandakan dia menghormati kedatangan Nabi. Pemaksimalan keuntungan bagi pihak lain terlihat pada Hentikan sebentar tangismu teman-teman, ada yang mau bicara! dan selanjutnya dengan santun dia bertanya kepada nabi Barangkali ada yang perlu dijelaskan, nabiku?. Gustav menawarkan dengan bertanyaan kepada Nabi, hal tersebut memperlihatkan Gustav menambahkan pengorbanan bagi dirinya sendiri.

1

(2) Konteks : Ujaran diucapkan oleh Gustav kepada Borok mengenai suruhan Borok menyuruh Gustav untuk melayani Nabi. Tujuannya untuk menjawab tugas yang diberikan oleh Borok. Percakapan ini terjadi di gerbong tua.

Gustav : Saya, Borok.

Borok : Jamu mereka dan layani!

Gustav : Akan saya layani, Borok.

Nabi : Kami tidak minum-minuman keras.

Borok : Saya tahu. Duduk saja. Kalian akan disuguhi wedang bandrek

dan wedang jahe.2

Ujaran yang diucapkan oleh Gustav tersebut di atas dikatakan mematuhi maksim kebijkasanaan, karena Gustav memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain yaitu ketika Nabi datang Borok menyuruh Gustav melayani Nabi, kemudian Gustav bersedia melakukan apa yang diperintahkan Borok. Pemaksimalan terlihat pada Akan saya layani, Borok Gustav berarti menambah pengorbanan bagi dirinya dengan melakukan perintah dari Borok dan tindakan Gustav tersebut berarti Gustav memuliakan tamunya.

(3) Konteks : Ujaran diucapkan oleh Semar kepada Nabi. Semar meminta izin

kepada Nabi, karena dia akan memainkan peran adegan musyawarah. Tujuannya agar Nabi tidak tersinggung jika ia meninggalkan Nabi. Percakapan ini terjadi di atas panggung.

Semar : Permisi sebentar, Tuanku, kami akan memainkan adegan

musyawarah ini.

Nabi : Sebagai pemain, apalagi sutradara, sebenarnya kamu bisa mengarahkan lakon ini, Semar.

Semar : Maaf, apa Tuanku diri saya milik diri saya semata-mata?3

Pada kalimat Permisi sebentar, Tuanku, kami akan memainkan adegan musyawarah ini, yang diucapkan oleh Semar kepada Nabi dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan, karena Semar berusaha memaksimalkan keuntungan bagi Nabi. Semar tidak ingin Nabi tersingung dengan perginya dia untuk memainkan peran selanjutnya, Semar mengucapkan kata Tuanku menyatakan kalau dia menghormati Nabi. Walaupun Nabi menghalangi Semar dan megatakan sebagai sutradara sebenarnya bisa mengubah lakonnya tetapi dengan sopan Semar menjawab perkataan Nabi. Semar mengucapkan kata Maaf ketika menjawab

2

Ibid, h. 136-137

3

ucapan Nabi. Hal tersebut menunjukkan Semar menambah pengorbanan bagi dirinya sendiri.

(4) Konteks : Ujaran diucapkan oleh Embah putri kepada Ranggong. Ranggong datang meminta tolong kepada Embah putri, agar menolong pemimpinnya yang sedang sakit. Tujuan Embah putri untuk melayani tamunya. Percakapan ini terjadi di rumah Embah Putri.

Ranggong : Tapi pemimpin kami tidak boleh mati.

EmbahPutri: Emangnya kenapa?

Ranggong : Setidak-tidaknya kematiannya ditunda barang beberapa tahun

sampai ia sempat mewujudkan impian spektakulernya.

EmbahPutri: Sebentar, Lebih baik kalian minum dulu.

Borok : Kami tidak perlu minum, Mbah. Kami perlu minta jamu itu.4

Ujaran yang ucapkan oleh Embah Putri di atas dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan, karena Embah Putri berusaha memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain (Ranggong dan Borok). Pemaksimalan dilakukan Embah putri dengan menawarkan minum kepada tamunya sebelum dia memberikan obat. Pemaksimalan tersebut terlihat pada Lebih baik kalian minum dulu. Walaupun Embah terus didesak oleh Ranggong dan Borok namun Embah Putri dengan tenang dan sabar menawarkan minuman kepada Borok dan Ranggong.

(5) Konteks : Ujaran diucapkan oleh Juru kunci kepada Ranggong. Ranggong meminta petunjuk kepada Jurukunci dimana kuburan bayi. Tujuan Juru kunci yaitu unutk memberikan kemudahan kepada ranggong dalam menemukan kuburan bayi. Percakapan ini terjadi di tempat perkuburan atau makam.

Ranggong : Kami tidak memerlukan kain kafan. Malam ini kami hanya

perlu pentunjuk dari bapak.

Jurukunci : Petunjuk apa?

Ranggong : Kami perlu limabelas kuburan bayi.

Jurukunci : Baru? Lama? Sedeng?

Ranggong : Baru.5

Ujaran yang diucapkan oleh Jurukunci tersebut di atas dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan, karena memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain. Jurukunci bersedia memberikan petunjuk kepada orang lain. Pemaksimalan itu terlihat pada Petunjuk apa? Pertanyaan yang diajukan Jurukunci tersebut menyatakan kalau dia bersedia memberi petunjuk ditambah lagi dengan kata

4

Ibid, h. 171-172

5

berikut ...ikutlah.... hal tersebut menunjuk Jurukunci ingin memberikan kemudahan bagi Ranggong untuk mencari mayat bayi-bayi, berarti Jurukunci meminimalkan kerugian bagi Ranggong.

(6) Konteks : Ujaran diucapan oleh Jonathan kepada Waska. Jonathan mengajak Waska untuk minum. Tujuannya agar Waska dapat mengenang masa-masa indah persahabatan mereka. Ujaran ini terjadi di gerbong tua.

Jonathan : Aku masih punya beberapa hal….

Waska : Simpan saja atau nyanyikan buat orang lain.

Jonathan : Sebelum aku meninggalkan tempat ini, bagaimana kalau

kita minum-minum dulu di warung, setidak-tidaknya kita masih bisa mengenangkan tahun-tahun persahabatan kita.6 Ujaran yang diucapkan oleh Jonathan di atas dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan, karena memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain (Waska). Walaupun Waska telah menolaknya tetapi Jonathan tidak mau meninggalkan temannya begitu saja, dia malah mengajak temannya untuk minum. Pemaksimalan itu terlihat pada kalimat bagaimana kalau kita minum-minum dulu di warung.... pertanyaan Jonathan tersebut menyatakan kalau dia seorang yang santun tidak pendendam walau sudah ditolak temannya.

(7) Konteks : Ujaran diucapan oleh Waska kepada Debleng. Ketika Waska dan Ranggong memancing di laut tiba-tiba terpancing arwah Debleng. Tujuannya untuk menyatakan kesediaannya menguburkan mayat Debleng. Percakapan ini terjadi di tepi laut.

Debleng : Debleng.

Waska : Kok dalam laut?

Debleng : Gua arwah.

Waska : Kok dalam laut?

Debleng : Gua sendiri nggak tahu kenapa. Tolong, jangan diajak

omong terus. Gua cape. Tolong. kuburkan lagi mayat gua.

Waska : Ini kewajiban. akan saya kubur. Ayo, Ranggong, Borok.7

Ujaran Waska di atas yang menyatakan akan menguburkan Debleng dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan. Karena tindakan Waska tersebut memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain (Debleng). Pemaksimalan tersebut terlihat pada Ini kewajiban. akan saya kubur. Ayo, Ranggong, Borok. Karena

6

menguburkan seseorang adalah kewajiban Waska bersedia menguburkan Debleng dan mengajak temannya ikut menguburkan Debleng. Tindakan tersebut memberi keuntungan bagi Debleng.

2. Maksim Penerimaan (PN)

Pematuhan maksim penerimaan terjadi apabila ujaran memaksimalkan kerugian pada diri sendiri dan meminimalkan keuntungan pada diri sendiri. Maksim penerimaan ini megandung makna menambah pengorbanan bagi diri sendiri demi kuntungan orang lain.

Berikut penggalan ujaran yang mematuhi maksim penerimaan :

(8) konteks : Ujaran ini disampaikan oleh Bigayah kepada Waska. Karena waska sakit, Bigayah merasa Waska perlu ada yang mengurusnya, dan Bigayah bersedia melayani waska. Tujuannya agar Waska bersedia menerima Bigayah. Percakapan ini terjadi di gerbong tua.

Bigayah : Bungkus ketupat suguhanku yang kau makan empat puluh

lebaran yang lalu masih kusimpan sebagai kenang-kenangan, Waska. Juga puting rokok menakjinggo yang kamu hisap empat puluh tahun yang lalu masih ku simpan sebagai tanda bukti kasihku padamu, Waska. Bahkan tikar yang kita pergunakan pertama kali malam itu, empat puluh cap gomeh yang lalu masih tergantung sebagai hiasan dinding rumahku, Waska. Empat puluh, Waska, angka yang cukup banyak dan cukup baik, masihkah kau menolak lamaranku, kehadiranku, cintaku. Waska, pada usiamu yang hampir seratus tahun seperti sekarang ini kau memerlukan seorang teman dalam kekosonganmu, dalam kesunyianmu.

Waska : Aku masih muda. Aku masih muda. Baru saja aku melewati

masa akilbalikku. Dan sekali aku mohon, Gayah…8

Ujaran yang diucakan oleh Bigayah mengandung maksim penerimaan, karena Bigayah memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri dengan menambah pengorbanan pada dirinya sendiri. Pengorbanan tersebut terlihat pada ujaran

...Empat puluh, Waska, angka yang cukup banyak dan cukup baik, masihkah kau

menolak lamaranku, kehadiranku, cintaku..Waska, pada usiamu yang hampir seratus tahun seperti sekarang ini kau memerlukan seorang teman dalam

8

kekosonganmu, dalam kesunyianmu. Kalimat tersebut bermakna Bigayah yang telah lama menunggu cinta Waska, dia tetap setia menunggu dan bersedia melayani serta menemani kekosongan Waska, walaupun Waska terus menolaknya.

(9) Konteks : Ujaran disampaikan oleh Ranggong kepada Waska. Waska berteriak memanggil Ranggong karena sakitnya bertambah kemudian Ranggong menjanjikan untuk menyusul Borok. Tujuannya Agar Waska tidak berteriak lagi. Percakapan ini terjadi di gerbong tua.

Waska : (Berteriak) Ranggong! Matahari itu telah mengelincir tanpa

tanggung jawab dan aku dibiarkannya mengejarnya megap- megap.

Ranggong : Segera akan kususul Borok, Waska, segera.9

Ranggong pun lari

Ujaran yang diucapkan oleh Ranggong kepada Waska mematuhi maksim penerimaan, karena Ranggong memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri dan meminimalkan keuntungan bagi dirinya senidri dengan menambah pengorbanan pada dirinya sendiri. Pengorbanan tersebut terlihat pada kalimat Segera akan kususul Borok, Waska, segera. Pada kata segera bermakna secepatnya, itu menyatakan bahwa Ranggong akan melakukan pekerjaannya secepatnya untuk keuntungan orang lain (Waska)

(10) Konteks : Ujaran ini disampaikan oleh Jonathan kepada Waska. Jonathan mencoba terus mengajak Waska untuk berdamai dengan menawarkan minum teh. Tujuannya untuk membujuk Waska supaya tidak melaksanakan impian gilanya. Percakapan ini terjadi di gerbong tua.

Waska menyalakan cangklongnya

Jonathan : Sebenarnya aku sangat tersinggung sekali, tapi aku tahu kamu

dalam keadaan tidak normal. Bagaimana kalau malam ini aku usulkan teh teko ala Tegal. 10

Waska kelihatan naik-turun nafasnya.

Jonathan : Waska….

Waska ; (Teriak) Borok!

Jonathan : Jangan keterlaluan. Saya akan pergi.

9

Ibid, h. 154 10

Ujaran Jonathan mematuhi maksim penerimaan, karena Jonathan memaksimalkan kerugian pada dirinya sendiri dan meminimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Sebenarnya Jonathan tersinggung oleh Waska yang selalu mengusirnya dan menghina musiknya namun, Jonathan tetap mengajak Waska untuk minum. Pemaksimalan kerugian tersebut terlihat pada kalimat ...Bagaimana kalau malam ini aku usulkan teh teko ala Tegal. Sebagai teman yang baik, Jonathan kemudian mengajak Waska minum teh untuk melunakkan pikiran Waska.

3. Maksim Kemurahan (KM)

Ujaran dikatakan mematuhi maksim kemurahan jika ujaran tersebut memaksimalkan pujian atau rasa hormat kepada orang lain dan meminimalkan cacian atau kecaman pada orang lain. Dalam pertuturan diharapkan tidak saling mencela dan mengejek. Seseorang yang mempunyai rasa hormat tinggi dan suka memuji orang lain akan dianggap santun dan disenangi oleh orang lain.

Berikut penggalan ujaran yang mematuhi maksim kemurahan:

(11) Konteks : Ujaran diucapkan oleh Waska kepada Ranggong. Waska memuji Ranggong karena Ranggong adalah anak buahnya yang setia. Tujuannya untuk memuji kesetiaan Ranggong. Percakapan terjadi di gerbong tua.

Ranggong : Ya, Waska.

Waska : Kamu gagah laksana golok. Tapi kamu juga indah laksana

fajar. Kamu memang golokku dan fajarku. Sudah berapa lama kamu menjadi perampok?

Ranggong : Tepatnya lupa, Waska. Seingat saya selepas sekolah dasarsaya

sudah mulai mencuri kecil-kecilan dan sekarang umur saya lebih empat puluh.

Waska : Pengalaman penjara?

Ranggong : Tiga kali tiga tempat.

Waska : Senior kamu, Ranggong. Dan itu artinya kamu bias mengambil

peran lebih besar dalam impian saya itu. Kawin?

Ranggong : Tidak, Waska, seperti kamu juga.

Waska : Sempurna. Kamu orang kedua setelah Borok. Persis seperti

saya impikan. Ya, ya. Kamu dan Borok seperti tangan kanan dan tangan kiri, seperti busur dan anak panahnya. Lengkap.11

11

Ujaran yang diucapkan oleh Waska dikatakan memenuhi maksim kemurahan, karena Waska memaksimalkan pujian pada orang lain (Ranggong). Pemaksimalan pujian terlihat pada Kamu gagah laksana golok. Tapi kamu juga indah laksana fajar. Kamu memang golokku dan fajarku... Selanjutnya Waska terus memuji Ranggong terlihat pada kata-kata Senior kamu Ranggong... dan terakhir Waska mengatakan kata sempurna untuk Ranggong. Pujian terus diucapkan oleh Waska kepada Ranggong, berarti Waska memaksimalkan pujian pada orang lain (Ranggong).

(12) Konteks : Ujaran disampaikan oleh Debleng kepada teman-temannya. Saat itu Waska dalam keadaan sakit dan semua anak buahnya memikirkan keadaaan Waska. Tujuannya untuk memberi pujian kepada Waska dan memberi semangat kepada teman-temannya. Lokasi percakapan ini terjadi di gerbong tua.

Japar : Kalau dia mati, siapa yang akan memimpin kita?

Debleng : Dia pemimpin lebih dari pemimpin. sedemikian besar

kharismanya, sehingga wajah serta kulitnya yang hitam berkilat memancarkan cahaya terang benderang bagaikan wajah orang suci, wali-wali, wajah-wajah santun, bahkan laksana matahari.12

Ujaran yang diucapkan oleh Debleng dikatakan mematuhi maksim kemurahan karena Debleng memaksimalkan pujian bagi orang lain dan meminimalkan cacian bagi orang lain. Pujian diberikan Debleng kepada pemimpinnya yaitu Waska. Pemaksimalan pujian tersebut terliahat pada Dia pemimpin lebih dari pemimpin. sedemikian besar kharismanya, sehingga wajah serta kulitnya yang hitam berkilat memancarkan cahaya terang benderang bagaikan wajah orang suci, wali-wali, wajah-wajah santun, bahkan laksana matahari. Semua Ujaran yang diucapkan oleh Debleng bermakna pujian. Dari ujaran tersebut terlihat jelas bahwa Debleng sangat menghormati pemimpinnya.

(13) Konteks : Ujaran diucapkan oleh Ranggong kepada Waska. Waska mengerang kesakitan dan Ranggong terus menyemangati Waska. Tujuannya untuk memberi semangat kepada Waska. Percakapan ini terjadi di gerbong tua.

Ranggong : Tahan, Waska, Tahan!

Waska : Akan saya tahan, akan saya tahan. Tak akan saya biarkan

putus nyawa saya dan saya pasti menang.

12

Ranggong : Kamu lebih tua, jauh lebih tua daripada saya, tapi kamu dalam segala hal. Kamu adalah tauladanku. Kamu adalah cita-citaku. Kamu adalah panduku. Waska, kebangganku berkibar-kibar setiap kali aku menatap garis-garis wajahmu yang tajam bagaikan mata pisau membara.13

Ujaran yang diucapkan oleh Ranggong dikatakan mematuhi maksim kemurahan, karena Ranggong berusaha memaksimalkan pujian kepada orang lain dan meminimalkan cacian kepada orang lain(Waska). Ketika Waska Sakit Ranggong terus menyemangati Waska dengan memberikan pujian agar Waska terus bertahan melawan penyakitnya. Pujian tersebut dapat dilihat pada kalimat Kamu lebih tua, jauh lebih tua daripada saya, tapi kamu juga lebih kuat dalam segala hal. Kamu adalah tauladanku. Kamu adalah cita-citaku. Kamu adalah panduku. Waska, kebangganku berkibar-kibar setiap kali aku menatap garis-garis wajahmu yang tajam bagaikan mata pisau membara. Ujaran tersebut menunjukkan Ranggong sangat menghormati Waska dan berharap agar Waska dapat bertahan melawan penyakitnya.

(14) Konteks : Ujaran diucapkan oleh Waska kepada Ranggong. Ranggong menjawab perkataan Waska, pertamanya Waska marah tetapi kemudian dia memuji Ranggong. Tujuan Waska untuk memberi pujian kepada Ranggong biar bertambah semangatnya. Ujaran ini terjadi di gerbong tua.

Waska : Ini masalah detik. Ini hanya bisa diatasi kalau kamu

semua bisa mengalahkan detik.

Ranggong : Aku sanggup mengalahkan semua detik yang ada, Waska.

Waska : Siapa yang bicara itu? Siapa yang sesumbar itu?

Ranggong : Golokmu, Waska.

Waska : Ranggong, Golokku. Mendengar suaramu aku seperti baru

saja menghirup udara segar dan meneguk air pegunungan. Berangkatlah, anakku, segera!14

Ujaran yang ducapkan oleh Waska dikatakan mematuhi maksim kemurahan karena Waska memaksimalkan pujian bagi orang lain (Ranggong) dan meminimalkan cacian pada orang lain (Ranggong). Pemaksimalan pujian tersebut terlihat pada Ranggong, Golokku. Mendengar suaramu aku seperti baru saja menghirup udara segar dan meneguk air pegunungan. Waska memuji anak

13

Ibid, h. 144-145 14

buahnya yaitu Ranggong yang selalu setia kepadanya. Waska menyatakan bahwa jawaban Ranggong memeri kesejukan bagi dirinya.

(15) Konteks : Ujaran diucapkan oleh Buang kepada teman-temannya atau pengikut Waska. Debleng mengumpulkan semua orang karena Waska akan menyampaikan impiannya atau rencananya. Tujuan Buang memuji Waska agar teman-temanya bersemangat mengikuti pidato Waska. Perkumpulan ini terjadi di tempat pemakaman.

Debleng : Kumpul!!!

Buang : Saudara-saudaraku, segeralah kumpul di alun-alun, maksud

saya di kompleks kuburan berbagai bangsa dan berbagai agama. Di atas tanah yang di dalamnya berisi leluhur kita itu Waska pemimpin jempolan kita akan membagai-bagikan impian spektakuler dan kolosalnya dari ketentraman jiwa kita.Kumpul saudara-saudara, kumpul. Hidangan supaya bawa sendiri masing-masing. Bagi mereka yang tidak sempat mencuri makanan karena kesiangan dianjurkan supaya merampas saja. Jangan sekali-kali mengemis. Mengemis itu haram. Kumpul saudara, kumpul leluhur kita, baik yang di bawah tanah maupun di atas tanah telah menanti dengan setumpukan novelnya yang terbaru.

Debleng : Kumpul! Kumpul! Penjelasan sudah cukup, saya tidak perlu

lagi menjelaskan. Kumpul!15

Ujaran yang diucapkan oleh Buang mematuhi maksim kemurahan, karena Buang memaksimalkan pujian pada orang lain dan meminimalkan cacian pada orang lain. Pujian atau penghargaan itu diberikan oleh Buang kepada pemimpinnya yaitu Waska. Pemaksimalan pujian tersebut terlihat pada ...Waska pemimpin jempolan kita akan membagai-bagikan impian spektakuler dan kolosalnya dari ketentraman jiwa kita. Ujaran tersebut disampaikan oleh Buang dihadapan teman-temannya untuk mengumpulkan teman-temannya, pujian yang dituturkan menandakan rasa hormat terhadap pemimpinnya.

(16) Konteks : Ujaran ini disampaikan oleh Waska kepada Seniman (Jonathan). Waska memperkenalkan sahabatnya kepada pengikutnya dengan memberikan pujian kepada Jonathan. Tujuannya untuk memuji Jonathan yang hadir di acara perkumpulan Waska dan pengikutnya.

15

Waska : Anak-anakku, perkenalkanlah sahabatku, Jonathan, seniman. Ia adalah seniman abad ini. Ia adalah universalis. Semua kota telah dihirupnya dan sebaliknya kota-kota itu juga telah menghirup ciptaan-ciptaan seninya yang memang lezat. Sebagai tanda seorang universalis ia telah memasang hampir semua lambang berbagai Negara pada jaketnya yang berlabel

levi’s, meskipun buatan Pulogadung. Silakan duduk,

sahabatku.

Seniman : Terima kasih.

Waska : Berbeda dengan seniman dahulu kala, yang biasanya hidup

dikalangan para pangeran dan bangsawan seperti raja-raja, maka Jonathan telah memilih gerombolan kita sebagai lingkungannya serta sumber-sumber ciptaannya. Tepuk tangan untuk Jonathan, anak-anakku.16

Ujaran yang diucapkan oleh Waska dikatakan mematuhi maksim kemurahan, karena meminimal cacian pada orang lain dan memaksimalkan pujian pada orang lain (Seniman). Pemaksimalan pujian pada orang lain itu terlihat pada kalimat

…Ia adalah seniman abad ini. Ia adalah universalis. Semua kota telah dihirupnya dan sebaliknya kota-kota telah menghirup ciptaan-ciptaan seninya yang memang lezat. Kalimat ciptaan seninya yang memang lezat mengandung makna bagus. Dan penghargaan juga diberikan oleh Waska dengan menyuruh anak buahnya bertepuk tangan buat temannya tersebut. Penghargaan tersebut terlihat pada ...

tepuk tangan untuk Jonathan. Terlihat Waska sangat menghargai dan

menghormati tamunya.

(17)Konteks : Ujaran ini disampaikan oleh Gagah kepada Embah Putri. Gagah meminta izin pulang kepada Embah Putri dan memuji keahlian Embah Putri. Tujuannya Gagah memuji Embah Putri untuk meyakinkan Embah putri bahwa dirinya sudah mantap dengan pendiriannya. Percakapan ini terjadi di rumah Embah Putri.

Gagah : Saya permisi pulang sekarang saja, Mbah.

EmbahPutri: Bagaimana keputusanmu. Nak?

Gagah : Tetap pada pikiran pertama, Mbah.

Embah Putri:Kamu terlalu banyak membaca buku-buku tragedi. Tapi

Embah sudah membuka segala macam kemungkinan dan kerangka berfikir yang lain kepadamu, jadi Embah serahkan saja semuanya kepada kamu sendiri.

Gagah : Embah memang kaya, tapi aku mantap sudah.

EmbahPutri : Sudah kalau begitu. Hati-hati di jalan.

16

Gagah : Baik, Mbah.17

Ujaran yang diucapkan oleh Gagah mengandung maksim kemurahan karena memaksimalkan pujian pada orang lain dan mengurangi cacian pada orang lain. Maksim kemurahan itu terlihat pada kalimat Embah memang kaya. Kaya yang dimaksud oleh Gagah bukan kaya harta namun kaya ilmu dan keahlian dalam menolong orang lain. Pada kalimat tersebut Gagah memberikan pujian pada Embah dengan mengatakan Embah seorang yang kaya. Pujian tersebut merupakan penghargaan yang diberikan Gagah karena Embah telah menolongnya.

(18)Konteks : Ujaran ini disampaikan oleh Embah kepada Embah Putri. Embah putri sedang menangis. Tujuan Embah untuk menghibur Embah Putri agar tidak bersedih. Percapakan ini terjadi di rumah Embah Putri.

Embah : Senyum, sayang, karena dengan senyum, kuntum-kuntum

bunga akan lebih semarak mekarnya. Embah putri tersenyum

Embah : Kecantikanmu telah menggetarkan keindahan pagi hari.18

Ujaran yang dikatakan Embah sebagai penutur dikatakan mematuhi maksim

Dokumen terkait