• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis untuk menjawab pertanyaan, bagaimana sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora di Desa Botoreco.

Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan 100 kuesioner dan terkumpul seluruhnya, 100 kuesioner tersebut memenuhi syarat untuk dianalisis. Dari data yang berhasil dikumpulkan kemudian dikelompokkan kedalam kategori berdasarkan latar belakang wajib pajak yaitu Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, dan Tingkat Pendapatan, hal ini dilakukan sebagai langkah awal sebelum dianalisis.

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada tanggal 20 Juli – 20 Oktober 2007. Dari hasil yang diperoleh (lihat lampiran hal 107), sejumlah

Test of Homo Sikap 2,507 3 96 ,064 Levene Stat ist df1 df2 Sig.

98% wajib pajak memiliki sikap positif terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan selama ini, sisanya sebesar 2% bersikap negatif. Hal ini disebabkan banyak faktor yang terjadi selama penulis mengadakan penelitian, diantaranya yaitu komitmen lingkungan Kantor Samsat yang berusaha selalu memberikan pelayan sebaik mungkin kepada masyarakat. 2. Chi-Square (χ2)

Analisis Chi-Square (χ2) yang digunakan yaitu uji Keselarasan (Goodness of Fit), uji dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil pengamatan (observasi) sesuai dengan distribusi teori yang telah ditentukan.

a. Perbedaan Sikap Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Bersama Samsat Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Tabel V.11

Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan

Tin gkat Pen did ikan 12 25,0 -13,0 51 25,0 26,0 25 25,0 ,0 12 25,0 -13,0 100 SD SMP SMU PT / Tot al Observed N ed N Expect Residual

Tabel V.12

Analisis:

Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan.

Hipotesis:

Ho: Tidak ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan.

Ha1: Ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan.

Dasar pengambilan keputusan:

Berdasarkan perbandingan χ2hitungdan χ2tabel • Jika χ2hitung= χ2tabel, maka Ho ditolak • Jika χ2hitung< χ2tabel, maka Ho diterima

Pada dk (4-1) (2-1) = 3 dan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05 diperoleh χ2tabel7,81 sedangkan χ2hitungberdasarkan perhitungan di atas adalah 40,560. Test Stati sti 40,560 3 ,000 Chi-S a df Asymp. Tingkat Pendidikan 0 cells (,0% 5. T he minimum a.

Karena χ2hitung(40,560) > χ2tabel(7,81), makaHo ditolak. Keputusan :

Dari analisis di atas, bisa diambil kesimpulan yaitu Ho ditolak atau ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora ditinjau dari latar belakang tingkat pendidikan.

b. Perbedaan Sikap Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan Kantor Bersama Samsat Berdasarkan Jenis Pekerjaan.

Tabel V.13

Deskripsi statistik Jenis Pekerjaan

Tabel V.14

Analisis:

Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang jenis pekerjaan.

Pekerj aan 40 25,0 15,0 32 25,0 7,0 16 25,0 -9,0 12 25,0 -13,0 100 Pet ani P Negeri P S Wiraswast Tot al Observed N ed N Expect Residual Test Stati 20,960 3 ,000 Chi-S a df Asymp. Pekerjaan 0 cells (,0% 5. T he minimum a.

Hipotesis:

Ho: Tidak ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang jenis pekerjaan.

Ha1: Ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang jenis pekerjaan.

Dasar pengambilan keputusan:

Berdasarkan perbandingan χ2hitungdan χ2tabel • Jika χ2hitung= χ2tabel, maka Ho ditolak • Jika χ2hitung<χ2tabel, maka Ho diterima

Pada dk (4-1) (2-1) = 3 dan α sebesar 0,05 diperoleh χ2tabel 7,81 sedangkan χ2hitungberdasarkan perhitungan di atas adalah 20,960. Karena χ2hitung(20,960) > χ2tabel(7,81), makaHo ditolak.

Keputusan :

Dari analisis di atas, bisa diambil kesimpulan yaitu Ho ditolak atau ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora ditinjau dari latar belakang jenis pekerjaan.

3. One-Way ANOVA

Analisis ANOVA bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat ditinjau dari tingkat pendapatan. Prosedur yang digunakan dalam analisis

ANOVA ini adalah prosedur One-Way ANOVA atau disebut dengan perancangan sebuah faktor, yang merupakan salah satu alat analisis statistik ANOVA yang bersifat satu arah (satu jalur).

Berikut adalah hasil pengolahan data melalui SPSS 12.0: Tabel V.9

One-Way ANOVA Tingkat Pendapatan

Analisis:

Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendapatan.

Hipotesis:

Ho: Tidak ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendapatan.

Ha1: Ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendapatan. Dasar pengambilan keputusan:

Berdasarkan perbandingan F hitung dan F tabel • Jika Fhitung≥ Ftabel, maka Ho ditolak

ANOV A Sikap 895,554 2 447,777 18,848 ,000 2304,486 97 23,758 3200,040 99 Bet Wit Tot Sum of

• Jika Fhitung< Ftabel, maka Ho diterima Fhitung(lihat pada output SPSS) adalah 18,848

Ftabel(lihat tabel F, untuk df1 = 2 dan df2 = 97) adalah 3,090 Karena Fhitung(18,848) > Ftabel(3,090), makaHo ditolak. Keputusan :

Dari analisis di atas, bisa diambil kesimpulan yaitu Ho ditolak atau ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora ditinjau dari latar belakang tingkat pendapatan.

Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok maka digunakanPost Hoc Testdengan menggunakan salah satu fungsiTukey. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, pada tabel Multiple Comparisons kolom Mean Difference rata-rata perbedaan sikap berdasar tingkat pendapatan adalah:

• Wajib pajak dengan pendapatan rendah–pendapatan sedang = 5,405* • Wajib pajak dengan pendapatan rendah–pendapatan tinggi = 6,552* • Wajib pajak dengan pendapatan sedang–pendapatan tinggi = 1,148 Tanda * menyatakan bahwa perbedaan tersebut signifikan (selengkapnya lihat pada lampiran hal 123).

Lebih lanjut, pada tabel Homogeneous Subsets populasi-populasi yang mempunyai rata-rata sama (dianggap sama secara statistik) dikelompokkan menjadi satu. Seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel V.10

Homogeneous Subsets Jenis Pekerjaan

Dapat dilihat bahwa keempat sampel dikelompokkan menjadi 3 subset, berarti bahwa:

• Wajib pajak dengan latar belakang tingkat pendapatan di atas Rp.750.000,00 dan antara Rp.450.000,00-Rp.750.000,00 mempunyai intensitas sikap yang sama.

• Wajib pajak dengan latar belakang tingkat pendapatan kurang dari Rp.450.000,00 mempunyai intensitas sikap paling tinggi dengan rata- rata nilai 63,62. Sikap 30 57,07 28 58,21 42 63,62 ,612 1,000 Tingkat P endapatan Diatas Rp. 750. 000, Ant ara Rp. 450. 000,00-Rp. 750. 000, Kurang dari Rp. 450. 000,00 Sig. Tukey a,b N 1 2 Subset for alpha = .05 Means Uses Harmonic a. The group is used. T b.

D. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, maka dapat dibahas sebagai berikut:

1. Pembahasan Awal

Dalam penelitian ini penulis, menyebarkan 100 kuesioner dan terkumpul seluruhnya, 100 kuesioner tersebut memenuhi syarat untuk dianalisis. Dari data yang berhasil dikumpulkan kemudian dikelompokkan kedalam kategori berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan, hal ini dilakukan sebagai langkah awal sebelum dianalisis. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil mengenai sikap wajib pajak kendaraan bermotor terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora di Desa Botoreco bahwa 98 wajib pajak memiliki sikap positif dan hanya 2 wajib pajak yang bersikap negatif. Hal ini dikarenakan, beroperasinya sistem pelayanan perizinan dan pelayanan umum atau pelayanan publik oleh Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora yang mengutamakan kepentingan masyarakat. Pelayanan dapat menjadi sangat tidak berkualitas apabila sistem yang diterapkan memang tidak memihak pada kepentingan pengguna jasa. Faktor terakhir yang juga sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan adalah telah diperhatikannya asas dan standar

pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 (Bab II hal 20 dan 24).

2. Pengujian Hipotesis

a. Sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan.

Hipotesis pada Bab II menyatakan bahwa terdapat perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat dilihat dari latar belakang tingkat pendidikan. Namun setelah dilakukan uji hipotesis dengan Chi-Square (χ2) hasilnya sama, yaitu ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora dilihat dari tingkat pendidikan.

Terbukti nilaiχ2hitung= 40,560 lebih besar dibandingkan dengan χ2tabel = 7,81 untuk taraf signifikansi (α) 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini berarti ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Botoreco.

Di Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora, wajib pajak dengan latar belakang tingkat pendidikan SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi memperoleh prioritas pelayanan yang sama. Terlepas dari itu semua, penilaian kualitas pelayanan terletak di tangan masyarakat dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda.

Mengikuti definisi sikap sebagaimana dikemukakan oleh Berkowitz (1972), sikap merupakan suatu respon evaluatif. Respon evaluatif berkaitan dengan struktur sikap yang terdiri dari komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative). Ketiganya berinteraksi secara selaras dan konsisten dalam menilai serta mempertimbangkan suatu objek yang dihadapinya. Lembaga pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai peran sebagai pembentuk sikap seseorang, sehingga mempunyai respon evaluatif yang semakin baik. Bagi wajib pajak dengan tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP) mempunyai daya evaluatif yang kurang, pandangan bahwa kualitas pelayanan yang buruk dianggap sempurna, di sini tampak sekali adanya sikap emosional, mereka hanya berpedoman bahwa kewajiban membayar pajak kendaraan bermotor dapat dipenuhi dan cepat selesai. Wajib pajak dengan tingkat pendidikan menengah (SMU) dan tinggi (Perguruan Tinggi) respon evaluatif cenderung semakin baik. Penilaian dan sikap mereka terhadap pelayanan cenderung menggunakan rasionya dari pada emosinya, misalnya memandang kualitas pelayanan yang didapat harus sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan.

b. Sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang jenis pekerjaan.

Dari pengujian hipotesis pada Bab II menyatakan bahwa terdapat perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan

Kantor Bersama Samsat dilihat dari latar belakang tingkat pendapatan. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan Chi-Square (χ2) hasilnya sama, yaitu ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora dilihat dari latar belakang jenis pekerjaan wajib pajak.

Terbukti nilai χ2hitung= 20,960 lebih besar dibandingkan dengan χ2hitung = 7,81 untuk taraf signifikansi (α) 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini berarti ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora berdasarkan latar belakang jenis pekerjaan wajib pajak di Desa Botoreco.

Menurut penulis adanya perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang jenis pekerjaan disebabkan karena sikap sosial yang terbentuk dari adanya interaksi sosial di dalam jenis pekerjaan masing-masing wajib pajak. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi antara wajib pajak yang satu dengan yang lain di dalam masyarakat, lebih lanjut, interaksi sosial itu membentuk suatu pola pemikiran atau sikap yang berbeda antara kelompok sosial dengan status sosial pekerjaan tinggi dengan kelompok sosial dengan status sosial pekerjaan lebih rendah.

Jenis pekerjaan dengan tingkat kemapanan yang tinggi serta berinteraksi dalam kelompok sosial dengan status sosial tinggi

(Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta) pada umumnya terlibat dengan banyak orang yang mengutamakan kualitas, maka mereka cenderung menuntut pelayanan yang lebih bagus, dan mereka sedikit lebih teliti jika ada sesuatu yang kurang dalam pelayanan. Lain halnya dengan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat kemapanan rendah (Petani dan Pedagang), wajib pajak cenderung bersikap positif atau merasa puas dan tidak menuntut kebutuhan pelayanan lebih yang diberikan oleh Kantor Bersama Samsat. Bagi wajib pajak dengan jenis pekerjaan ini yang hal terpenting adalah cepat selesai dan terpenuhinya kewajiban membayar pajak.

c. Sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendapatan.

Hipotesis pada Bab II menyatakan bahwa terdapat perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat dilihat dari latar belakang tingkat pendapatan. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan One-Way Anova hasilnya sama, yaitu ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora dilihat dari latar belakang tingkat pendapatan wajib pajak.

Hasil analisis menunjukkan hasil perbandingan Fhitung= 18,848 dengan Ftabel= 2,699, dimana Fhitung > Ftabel. Ini berarti bahwa adanya perbedaan tingkat pendapatan mempengaruhi sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Kantor

Bersama Samsat. Wajib pajak dengan latar belakang tingkat pendapatan rendah (kurang dari Rp.450.000,00) menjadi responden yang mempunyai sikap dengan intensitas tertinggi dengan rata-rata nilai 63,62.

Menurut pendapat penulis adanya perbedaan sikap tersebut disebabkan karena wajib pajak mempunyai tingkat pendapatan yang berbeda-beda, hal ini menyebabkan suatu pemikiran bahwa kebutuhan kualitas pelayanan berbeda-beda.

Setiap orang dalam masyarakat mempunyai latar belakang status sosial yang berbeda-beda termasuk tingkat pendapatan, oleh karena itu memungkinkan orang tersebut memiliki pola pikir dan sikap yang berbeda terhadap suatu objek. Dari pernyataan tersebut penulis membuat hipotesis bahwa terdapat perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasar latar belakang tingkat pendapatan, walaupun di Samsat, wajib pajak berlatar belakang tingkat pendapatan tinggi, sedang dan rendah memperoleh pelayanan sama, yang sesuai dengan asas pelayanan publik yaitu transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, dan kesamaaan hak-kewajiban.

Wajib pajak dengan tingkat pendapatan tinggi lebih cenderung menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik bagian perbagian, hal ini terutama menyangkut masalah tersedianya dana untuk menuntut pelayanan lebih. Berbeda halnya dengan wajib pajak yang

berpenghasilan rendah, hanya memandang bahwa kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat tidak mempunyai pengaruh terhadap kewajiban yang dipenuhi, yang terpenting adalah bagaiman cara membayar pajak tepat waktu dengan biaya seminimal mungkin.

Dalam pelayanan publik terutama pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang diselenggarakan oleh pemerintah, sifat monopoli pelayanan sangat tinggi. Wajib pajak tidak mempunyai pilihan lain selain memenuhi kewajibannya membayar pajak melalui Samsat, dengan mengabaikan keberadaan calo dan biro jasa. Lain halnya dengan pelayanan sektor swasta, dimana konsumen mempunyai pilihan dan perbandingan lain. Bagi pihak dengan dana lebih dalam membayar pajak berarti mempunyai suatu pilihan lain apa bila tidak puas terhadap pelayanan yang telah diberikan, yaitu lewat calo atau biro jasa. Berbeda dengan pihak yang memiliki dana terbatas, akan lebih memilih membayar pajak sendiri, tanpa memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan Kantor Bersama Samsat.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan dalam kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan perhitungan Chi-square (χ2) dan analisis data pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh χ2hitung= 40,560 dan χ2tabel= 7,81 dimana χ2hitung > χ2tabel, maka hipotesis pertama diterima. Berarti ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan.

2. Berdasarkan perhitungan Chi-square (χ2) dan analisis data pada taraf signifikansi (α) 0,05 diperoleh χ2hitung = 20,960 dan χ2tabel = 7,81 dimana χ2hitung> χ2tabelmaka hipotesis kedua diterima. Berarti ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang jenis pekerjaan.

3. Berdasarkan perhitungan One-Way ANOVA dan analisis data pada taraf signifikansi (α) 0,05 diperoleh Fhitung = 18,848 dan Ftabel = 3,090 dimana Fhitung > Ftabel, maka hipotesis ketiga ditolak. Berarti tidak ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat

berdasarkan latar belakang tingkat pendapatan. Berdasarkan pada uji lanjut yang telah dilakukan terlihat bahwa wajib pajak dengan latar belakang tingkat pendapatan rendah mempunyai sikap lebih positif dengan rata-rata nilai 63,62.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai saran dan masukan antara lain:

1. Secara umum responden bersikap positif terhadap pelayanan yang diberikan oleh Kantor Bersama Samsat, oleh karena itu pemerintah harus terus menjaga dan meningkatkan kinerja yang telah dicapai. Perlakuan yang sama dalam proses pelayanan dari petugas, perlakuan dari aparat dan tersedianya sarana-prasarana sangat mempengaruhi sikap wajib pajak. Mengingat pentingnya sikap positif wajib pajak terhadap kualitas pelayanan sehingga pembayaran pajak dapat maksimal, maka diharapkan dukungan dari lingkungan Samsat seperti pengelola dan koordinator Kantor Samsat sangat diperlukan. Perlakuan yang tidak membeda-bedakan antara wajib pajak yang berlatar belakang tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan akan membuat wajib pajak bersikap mendukung dan besar hati memenuhi kewajibannya dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. 2. Melihat daerah penelitian, pada kenyataannya masyarakat merupakan

penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, oleh karena itu perlu sosialisasi prosedur pembayaran pajak yang lebih baik dan menyeluruh,

tidak terbatas hanya di Kantor Bersama Samsat Kabupaten Blora tetapi juga dapat terus dilakukan di daerah pedesaan sehingga masyarakat dapat mengetahui prosedur yang harus dilalui dan mempunyai sikap positif terhadap pembayaran pajak.

3. Pelayanan publik merupakan suatu topik menarik untuk dilakukan penelitian yang lebih luas, tidak terbatas pada variabel yang sudah diteliti oleh penulis. Variabel-variabel lain juga perlu untuk diteliti sehingga dapat menambah khasanah dalam bidang pendidikan.

C. Keterbatasan

Selama masa penulisan dan kegiatan penelitian terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Dalam melakukan penelitian ini penulis memiliki keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan sehingga tidak dapat mengungkap seluruh objek dan subjek penelitian.

2. Kejujuran responden dalam mengisi kuesioner yang disebarkan penulis tidak dapat dianggap sebagai kebenaran mutlak karena kesibukan dan keseriusan responden pada saat mengisi. Apabila data yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, maka kesimpulan dari penelitian ini tidak seluruhnya benar.

3. Kultur masyarakat dengan pendidikan rendah membuat penulis harus menyesuaikan jumlah item dan tata bahasa dalam kuesioner.

4. Mengingat penulis belum mempunyai pengalaman dalam hal menulis karya ilmiah, maka penelitian skripsi ini jauh dari sempurna terutama dalam hal pengkajian teori, pengolahan data dan analisis data.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. 1990. Jakarta: BPS.

Basu Swastha. 1984.Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.

Bimo Walgito. 1987. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Consuelo. 1993.Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia. Dalyono, Teguh, C. 2001. Sikap Mahasiswa FKIP Terhadap Profesi Guru: Studi

Kasus FKIP Universitas Sanata Dharma 2000. Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma, Mei 2001, No. 8 (27-35).

Dossugi, Samuel dan Putu Ayu Widyasih. 2004. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan (Studi Kasus PT Dwidaya Tour and Travel). Jurnal Manajemen Atma, Vol 1, No. 1 (14-34)

Kotler, Philip. 1985.Dasar-dasar Pemasaran (edisi 2). Jakarta: Intermedia. Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik.

Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saifuddin Azwar. 1995. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.

Suratno, Bondan, Ign. 2004. Analisis Perbedaan Sikap Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Self Assessment System Pajak Penghasilan Berdasarkan Latar Belakang Wajib Pajak.Antisipasi, Vol. 8, No. 1(127-150).

Susila, Ihwan. 2004. Penerapan Konsep Relationship Marketing Dalam Riset Pajak.Benefit, Vol. 8, No. 1 (66-77).

Tjiptono, Fandi. 1996.Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Offset.

Wens Tanlain. 1992.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zeithaml, V.A., Parasuraman dan L.L.Berry. 1990.Delivering Quality Services: Balancing Customer Perceptions and Expectation. New York: The Free Press.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 63/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Brosur URL://http://www.lantas.polri.go.id/view. (Diakses 30 Januari 2007). Brosur URL://http://www.jakarta.go.id/view. (Diakses 12 Desember 2007). Brosur URL://http://www.jawatengah.go.id/view. (Diakses 28 Oktober 2007).

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Telp. (0274) 513301. 515352 Fak. 562383

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Saudara/I

Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Blora. Dengan hormat,

Dengan segala kerendahan hati saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/I sudilah kiranya mengisi jawaban/keterangan sebagaimana adanya atas rangkaian pertanyaan yang terlampir di halaman berikut. Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk memberikan jawaban dan keterangan sangatlah saya perlukan untuk tugas penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul :

ANALISIS SIKAP WAJIB PAJAK TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

KANTOR BERSAMA SAMSAT BERDASARKAN

LATAR BELAKANG WAJIB PAJAK

Semua jawaban dan keterangan yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan semata- mata hanya untuk kebutuhan studi dan ilmu pengetahuan belaka. Jadi, besar harapan saya agar Bapak/Ibu/Saudara/I sudi memberikan jawaban yang sejujurnya dari pertanyaan yang saya ajukan. Tidak ada jawaban salah, sehingga tidak perlu ragu dalam mengisinya.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya

KUESIONER

Nama : ……… (bila tidak keberatan)

Dusun : ………

PERTANYAAN I

Berilah tanda silang (x) pada setiap jawaban yang paling sesuai dengan latar belakang Bapak/Ibu/Saudara/I.

Pendidikan terakhir : a. SD/Setingkat b. SMP/Setingkat c. SMU/Setingkat

d. Perguruan Tinggi/Universitas/Setingkat

Dokumen terkait