• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

J. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji normalitas dalam penelitian yang akan dilakukan ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumusOne Sample Kolmogorov-Smirnovsebagai berikut:

 

 

Fo x Sn x

Maksimum

D  

Keterangan:

D

= Deviasi atau penyimpangan

 

x

Fo = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

 

x

Sn = Distribusi frekuensi yang diobservasi

Apabila probabilitas (α) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi maka signifikan, artinya ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel adalah tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan apabila probabilitas (α) yang diperoleh melaluai perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5% maka data tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi data teoritis sehingga sebaran data variabel adalah normal pada taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2003: 150).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji homogenitas varians digunakan uji F. F = kecil Varian ter besar Varian ter

Harga F terhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang na–1 dan dk penyebut nc- 1 dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitunglebih besar atau sama dengan Ftabel (Fh ≥ Ft), maka dapat disimpulkan bahwa varian data yang akan dianalisis homogen sehingga perhitungan ANOVA (Anayisis of Variance) dapat dilanjutkan. Perhitungan homogenitas dengan menggunakan program SPSS 12.0.

2. Teknik Analisis Data a. Analisis deskriptif

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Data kuantitatif berupa skor skala sikap wajib pajak terhadap atribut pelayanan publik, dikelompokkan untuk membedakan antara sikap positif dan sikap negatif.

Langkah-langkah adalah:

1) Menentukan skor sikap tertinggi dan terendah yang mungkin dicapai responden. Dengan mengalikan jumlah item dalam

kuesioner sebanyak 15 dengan skor tertinggi untuk setiap satu nomor item (5) atau 75. Skor terendah adalah jumlah item dalam kuesioner (15) dikalikan dengan skor terendah untuk setiap satu nomor item (1) atau 15.

2) Mengategorikan sikap kedalam 2 kategori yaitu positif dan negatif dengan menentukan batas kategori sebagai berikut:

a) Positif, jika skor sikap lebih besar dari 15 + 2

15

75 atau > 45.

b) Negatif, jika skor sikap sama dengan atau lebih kecil dari 15 +

2 15

75 atau = 45.

Dengan rincian skor untuk masing-masing kategori sikap sebagai berikut:

Skor Kategori Sikap

15–44 = Sikap Negatif 45–75 = Sikap Positif

3) Berdasarkan perhitungan diatas, responden dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

a) Kelompok yang memiliki sikap negatif apabila responden memiliki skor lebih kecil dari nilai tengah dan lebih besar atau sama dengan nilai terendah. Ini berarti responden yang bersangkutan tidak memiliki sikap sungguh-sungguh, tidak menghargai, tidak menerima dengan pelayanan yang telah diberikan.

b) Kelompok yang memiliki sikap positif apabila responden memiliki skor lebih besar dari nilai tengah dan lebih kecil atau sama dengan nilai tertinggi. Ini berarti bahwa responden yang bersangkutan mempunyai sikap yang sungguh-sungguh, menghargai, menerima dengan pelayanan yang telah diberikan. Penilaian:

• Sikap wajib pajak dikatakan positif apabila banyaknya responden yang masuk dalam kelompok positif lebih dari atau sama dengan 50% responden.

• Sikap wajib pajak dikatakan negatif apabila banyak responden yang masuk dalam kelompok negatif lebih 50% dari jumlah responden.

b. Analisis ANOVA (Analysis of Variance)

Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, apakah ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap pelayanan Kantor Bersama Samsat di Kabupaten Blora, menurut tingkat pendapatan di Desa Botoreco maka digunakan Analisis Varians (One-WayANOVA). Pertimbangan dari penggunaan uji parametrik seperti; uji F paling sesuai untuk data interval.

Prosedur yang digunakan dalam analisis ANOVA ini adalah prosedur One Way ANOVA atau sering disebut dengan perancangan sebuah faktor, yang merupakan salah satu alat analisis statistik ANOVA yang bersifat satu arah (satu jalur).

Ringkasan cara-cara yang harus ditempuh dalam pengisian bagian One-WayANOVA disajikan sebagai berikut:

Tabel III.11

Ringkasan ANOVA dari apa/mana

Sumber variasi db DK MK Fo Ft 5% 1% Kelompok apa? m-1

   N X n X Tot 2 k 2 k 1 - m DKant dal ant MK MK ? ? Dalam Kelompok (dalam) N-m

  k k tot 2 n X X Total N-1 Keterangan: db = Derajat Kebebasan DK = Jumlah Kuadrad DKdal = DK dalam Kelompok DKant = DK antar Kelompok

MK = Kelompok

Tot = Total

Pengujian: (1) Jika Fo≥ Ft5%, maka Ho ditolak (2) Jika Fo≤ Ft5%, maka Ho diterima

Pengujian hipotesis dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:

a) Jika F-Prob. (nilai peluang -F) >0,05 maka Ho diterima, atau tidak ada perbedaan yang signifikan. Yang dimaksud dengan nilai peluang –F (F-Prob.) adalah peluang bahwa nilai F yang

m - N DKdat

  N Xtot X2tot

didapatkan menunjukkan perbedaan antara variabel yang hanya kebetulan adalah 5 diantara 100. Jadi kalau nilai F-Prob. Lebih besar dari pada atau sama dengan 5, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan.

b) Jika F-Prob. (nilai peluang) < 0,05 maka Ha diterima (atau Ho ditolak), dalam arti ada perbedaan yang berarti.

Keduanya dianalisis dengan menggunakan komputer program SPSS 12.0, seluruh perbedaan diuji pada taraf signifikan 5%. Kesimpulan:

1) Ada perbedaan apa antara kelompok apa 2) Tidak ada perbedaan apa antara kelompok apa c. Analisis Chi-Square (χ2)

Pada pengujian hipotesis pertama dan kedua, untuk mengetahui adanya perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan maka peneliti menggunakan salah satu uji non- parametrik; yaitu ujiChi-Square(χ2), uji ini dipilih karena kedua data yang diperoleh merupakan data ordinal dan nominal.

Langkah-langkah penyelesaian ujiChi-Squareadalah sebagai berikut: 1) Menyusun formula statistik

Ho: µ1 ≤ µ0 (Tidak ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat

berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan).

Ho: µ1> µ0 (Ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan). 2) Uji statistik melalui uji Chi-Square, dengan rumus Sugiyono,

2003:104) χ2=

  K i fh fh fo 1 2 ) ( Dimana: χ2= Chi-Kuadrat

fo= frekuensi yang diobservasi fh= frekuensi yang diharapkan

3) Menentukan tingkat kepercayaan dalam penelitian sebesar 95% atau tingkat signifikansi sebesar 0,05%

4) Menentukan kriteria pengujian:

Jikaχ2hitung=χ2tabel, maka Ho diterima. Jikaχ2hitung>χ2tabel, maka Ho ditolak. 5) Menarik kesimpulan

a) Jika χ2hitung =χ2 tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti bahwa tidak ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

b) Jika χ2hitung > χ2tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti bahwa ada perbedaan sikap wajib pajak terhadap kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

Uji ini dianalisis dengan menggunakan komputer program SPSS 12.0, seluruh perbedaan diuji pada taraf signifikan 5%.

d. Tes Post Hoc (Post Hoc Test)

Dari pengujian ANOVA (FTest) apabila telah diketahui bahwa secara umum seluruh kelompok memiliki perbedaan (tidak sama), dan untuk mengetahui lebih lanjut intensitas perbedaan yang terjadi antar kelompok maka digunakanPost Hoc Test,dengan menggunakan salah satu fungsi Tukey. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0.

Dokumen terkait