BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil Penelitian
4.2.2 Analisis Data
4.2.2.1 Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan (kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 18 butir pernyataan, yakni empat butir pernyataan untuk variabel Produk/Product (X1), tiga butir pernyataan untuk variabel Harga/Pricing (X2), tiga butir pernyataan untuk variabel Promosi/Promotion (X3), tiga butir pernyataan untuk variabel Kemudahan memperoleh produk (X4) dan lima butir pernyataan untuk variabel Keputusan Pembelian (Y).
Kuesioner disebarkan kepada sembilan puluh dua (92) mahasiswa S1 Fakultas Hukum USU yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu mahasiswa S1 Fakultas Hukum USU berjenis kelamin laki-laki yang mengkonsumsi rokok Ten Mild 5 batang/hari.
a. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.7
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
19-28 tahun 92 100%
29-38 tahun 0 0%
39-48 tahun 0 0%
Sumber: Hasil penelitian diolah (Juli 2011)
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa responden yang berusia antara 19-28 tahun sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas usia responden berumur 19-28 tahun.
b. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pengeluaran untuk Mengkonsumsi Rokok
Tabel 4.8
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pengeluaran untuk Mengkonsumsi Rokok rata-rata per bulan
Pengeluaran untuk rokok Frekuensi Persentase
Rp.50.000 - Rp.100.000 35 38,05%
Rp.101.000 - Rp.150.000 27 29,35%
Rp.151.000 – Rp.200.000 22 23,91%
Rp.200.000 keatas 8 8,69%
Sumber: Hasil penelitian diolah (Juli 2011)
Pada tabel 4.8 menjelaskan bahwa responden yang pengeluaran untuk mengkonsumsi rokok rata-rata perbulan Rp.50.000 – Rp.100.000 sebanyak 38,05%, responden yang pengeluaran untuk mengkonsumsi rokok rata-rata perbulan Rp.101.000 – Rp.150.000 sebanyak 29,35%, responden yang pengeluaran untuk mengkonsumsi rokok rata-rata perbulan Rp.151.000 -
Rp.200.000 sebanyak 23,91%, dan responden yang pengeluaran untuk mengkonsumsi rokok rata-rata perbulan Rp.200.000 keatas sebanyak 8,69%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang paling banyak terdapat pada konsumen yang mengkonsumsi rokok rata-rata perbulan Rp.50.000 – Rp.100.000.
c. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel-variabel dalam Penelitian
1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk (X1)
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk (X1) No Item SS S R TS STS Total F % F % F % F % F % F % 1 10 10,9 49 53,3 32 34,8 1 1,1 0 0 92 100 2 9 9,8 55 59,8 28 30,4 0 0 0 0 92 100 3 8 8,7 44 47,8 35 38,0 5 5,4 0 0 92 100 4 20 21,7 48 52,2 23 25,0 1 1,1 0 0 92 100
Sumber: Data primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 92 responden terdapat 10,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa Rokok Ten Mild memberikan kenikmatan bagi para penggunanya, 53,3% menyatakan setuju, 34,8% menyatakan ragu-ragu, 1,1% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua, dari 92 responden, 9,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa Rokok Ten Mild mengandung kadar nikotin yang rendah, 59,8% menyatakan setuju, 30,4% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 92 responden, 8,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa Rokok Ten Mild memiliki bentuk kemasan yg mudah diingat penggunanya, 47,8% menyatakan setuju, 38,0% menyatakan ragu-ragu, 5,4% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat, dari 92 responden, 21,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa Rokok Ten Mild mengandung tembakau yang berkualitas, 52,2% menyatakan setuju, 25,0% menyatakan ragu-ragu, 1,1% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2)
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2) No Item SS S R TS STS Total F % F % F % F % F % F % 1 10 10,9 49 53,3 32 34,8 1 1,1 0 0 92 100 2 22 23,9 44 47,8 26 28,3 0 0 0 0 92 100 3 10 10,9 57 62,0 24 26,1 1 1,1 0 0 92 100
Sumber: Data primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 92 responden terdapat 10,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa harga rokok Ten Mild standar dibanding rokok lainnya, 53,3% menyatakan setuju, 34,8% menyatakan ragu-ragu, 1,1% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 92 responden, 23,9% responden menyatakan
sangat setuju bahwa harga rokok Ten Mild kompetitif dipasar, 47,8% menyatakan setuju, 28,3% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 92 responden, 10,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa harga rokok Ten Mild sesuai dengan kualitasnya, 62,0% menyatakan setuju, 26,1% menyatakan ragu-ragu, 1,1% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi (X3)
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi (X3) No Item SS S R TS STS Total F % F % F % F % F % F % 1 13 14,1 59 64,1 20 21,7 0 0 0 0 92 100 2 9 9,8 55 59,8 28 30,4 0 0 0 0 92 100 3 20 21,7 46 50,0 22 23,9 4 4,3 0 0 92 100
Sumber: Data primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 92 responden terdapat 14,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa pesan promosi yang disampaikan Ten Mild menarik, 64,1% menyatakan setuju, 21,7% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 92 responden, 9,8% responden menyatakan
sangat setuju bahwa pesan promosi yang disampaikan Ten Mild mudah dipahami, 59,8% menyatakan setuju, 30,4% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 92 responden, 21,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa Ten Mild mensponsori kegiatan-kegiatan seperti roadrace, festival musik, dan kegiatan lain, 50,0% menyatakan setuju, 23,9% menyatakan ragu-ragu, 4,3% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemudahan memperoleh produk (X4)
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemudahan memperoleh produk (X4) No Item SS S R TS STS Total F % F % F % F % F % F % 1 18 19,6 51 55,4 23 25,0 0 0 0 0 92 100 2 12 13,0 62 67,4 18 19,6 0 0 0 0 92 100 3 14 15,2 60 65,2 18 19,6 0 0 0 0 92 100
Sumber: Data primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 92 responden terdapat 19,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa Rokok Ten Mild mudah didapatkan di wilayah kampus, 55,4% menyatakan setuju, 25,0% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 92 responden, 13,0% responden menyatakan
sangat setuju bahwa Rokok Ten Mild bisa dibeli per batang, 67,4% menyatakan setuju, 19,6% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 92 responden, 15,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa Rokok Ten Mild mudah didapatkan diwarung, 65,2% menyatakan setuju, 19,6% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
5. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (X5)
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (X5) No Item SS S R TS STS Total F % F % F % F % F % F % 1 9 9,8 57 62,0 26 28,3 0 0 0 0 92 100 2 21 22,8 44 47,8 21 22,8 6 6,5 0 0 92 100 3 14 15,2 39 42,4 36 39,1 3 3,3 0 0 92 100 4 21 22,8 45 48,9 26 28,3 0 0 0 0 92 100 5 12 13,0 41 44,6 36 39,1 3 3,3 0 0 92 100
Sumber: Data primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 92 responden terdapat 9,8% responden menyatakan sangat setuju membeli rokok Ten Mild kerena produknya yang berkualitas, 62,0% menyatakan setuju, 28,3% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 92 responden, 22,8% responden menyatakan
sangat setuju membeli rokok Ten Mild karena harganya terjangkau, 47,8% menyatakan setuju, 22,8% menyatakan ragu-ragu, 6,5% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 92 responden, 15,2% responden menyatakan sangat setuju memilih mengkonsumsi rokok Ten Mild dibandingkan dengan rokok lain, 42,4% menyatakan setuju, 39,1% menyatakan ragu-ragu, 3,3% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat, dari 92 responden, 22,8% responden menyatakan sangat setuju mengkonsumsi rokok Ten Mild karena memberikan kepuasan dalam hal merokok bagi saya, 48,9% menyatakan setuju, 28,3% menyatakan ragu-ragu, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
5. Pada pernyataan kelima, dari 92 responden, 13,0% responden menyatakan sangat setuju mengkonsumsi rokok Ten Mild karena produknya mudah untuk diperoleh, 44,6% menyatakan setuju, 39,1% menyatakan ragu-ragu, 3,3% menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
4.2.2.2Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Pendekatan Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)
Gambar 4.3
Grafik Histogram Uji Normalitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011) Gambar 4.4
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar tersebut, dimana tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.4 data juga berdistribusi normal ini dapat dilihat pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal. 2. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).
Tabel 4.14
One-Sample Kolmogorv-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.60074056
Most Extreme Differences Absolute .099
Positive .099
Negative -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .948
Asymp. Sig. (2-tailed) .330
a. Test distribution is Normal. b. calculated from data
Berdasarkan Tabel 4.14, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.330, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain,
heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi.
a. Model grafik Hipotesis:
1) Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas.
2) Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011) Gambar 4.5 Scatterplot
Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
b. Model Glejser
1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
2. Jika nilai signifikan < 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas.
Tabel 4.15 Uji Glejser Mode l Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 3.452 1.698 2.033 .045 Produk .309 .130 .263 2.378 .020 Harga .334 .201 .207 1.658 .101 Promosi .595 .154 .389 3.782 .787 Kemudahan .012 .214 .006 .055 .956
a Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)
Pada Tabel 4.15 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.16 sebagai berikut: Tabel 4.16 Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.452 1.698 2.033 .045
produk .309 .130 .263 2.378 .020 .430 2.328
harga .334 .201 .207 1.658 .101 .336 2.978
kemudahan .012 .214 .006 .055 .956 .388 2.576
a. Dependent Variable: keputusanpembelian Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)
Hasil pengujian:
Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) > 5 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jika Tolerance < 0,1 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika Tolerance > 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai VIF < 5 dan Tolerance > 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas dalam penelitian ini.