• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

ROKOK TEN MILD PADA MAHASISWA

FAKULTAS HUKUM USU

OLEH:

SURYA ADI W. H. 060502114

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Judul penelitian yaitu “ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian rokok ten mild pada mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif, uji regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 92 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok ten mild pada mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara.. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan. Berdasarkan uji signifikan secara parsial, bahwa variabel produk, harga, promosi, lokasi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan konsumen. Variabel yang paling dominan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen adalah variabel promosi.

(3)

ABSTRACT

The title of this research is “ Analysis of Factors Influencing Purchase

Decision Making in Ten Mild Cigarettes Faculty of Law, University of North Sumatra.” Purpose of this reseach is define and analyze the product, price, promotion, ease of obtaining the product of decision about the purchase of Ten Mild cigarettes university law student in North Sumatra.

This research is a type of research explanatory is the research that analyses the relationship between a variable with another variable or how a variable affects other variables. Methods of data analysis used is descriptive method and quantitative methods, multiple linear regression. Processing the data using SPSS 17.0 for windows. The data used are primary and secondary data. This study used samples of 92 respondents of the study.

The result of this research indicate that the variables product, price, promotion, product ease of obtaining a positive and significant influence over decisions about the purchase of Ten Mild cigarettes university law in north Sumatra. It can be seen from the test results of simultaneous multiple linear regression. Based on the significant partial test, that the variables product, price, promotion, , ease of obtaining the product has positive and significant partial response to customer decisions. The most dominant variables partial effect on the customer’s decision is the promotion variable.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Sang Causa Prima, atas kasih dan anugrahNya yang diberikan bagi penulis sehinga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara

Penulis khusus mempersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua tersayang: Ayahanda L. Hutagalung dan Ibunda R.T Napitupulu Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk penulis.

Pada penulisan skripsi ini hingga sampai selesai, penulis telah banyak

mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung M.Si selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan

dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Dr Beby Karina Fauzeea, SE, MM dan bapak Liasta, SE, M.Si selaku

Dosen Penguji I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

(5)

8. Keluarga yang teramat saya sayangi: Kakakku Santy Nova Theresia ,

Adik-adikku (Sukma, Serena, Niko), Terimakasih buat doa, dukungan, kasih

sayang, dan motivasi yang selalu ada untuk penulis.

9. Febrina Basa Uli Marpaung terimakasih buat perhatian dan kasih sayangnya.

Terutama buat semangat dan motivasi pada masa-masa sulit selama

pengerjaan skripsi ini.

10.Bung, Sarinah, serta Alumni GMNI komisariat FE-USU, yang banyak

memberikan pelajaran yang sangat berharga dan menyadarkan penulis tentang

banyak hal. Tetap Semangaaaatttt dan JAYA selalu!!!

11.Seluruh rekan di bangku perkuliahan terutama teman-teman stambuk 2006

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

12.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga

diberikan balasan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Perumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Uraian Teoritis ... 8

2.1.1Pengertian Produk ... 8

2.1.2Pengertian Harga ... 9

2.1.2.1Tujuan Penetapan Harga ... 9

2.1.2.2Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga ... 10

2.1.3Pengertian Promosi ... 12

2.1.4Pengertian Pemasaran ... 14

2.1.5Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan ... 16

2.1.6Pengertian Keputusan Pembelian ... 17

2.1.7Tahap-tahap Pembelian ... 17

2.2Penelitian Terdahulu ... 18

2.3Kerangka Konseptual ... 19

2.4Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 21

3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3Batasan Operasional ... 21

3.4Defenisi Operasional Variabel ... 22

3.5Skala Pengukuran Variabel ... 24

3.6Populasi dan Sampel ... 24

3.6.1Populasi ... 24

3.6.2Sampel ... 24

3.7Jenis dan Sumber Data ... 26

3.8Metode dan Pengumpulan data ... 26

3.9Uji Validitas dan Realibilitas ... 27

3.9.1Uji Validitas ... 27

3.9.2Uji Realibilitas ... 27

3.10 Metode Analisis Data ... 28

(7)

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 28

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 28

3.10.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 28

3.10.2.3 Uji Multikolinearitas ... 29

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 29

3.10.4 Uji Hipotesis ... 30

3.10.4.1 Uji-F (Uji serentak)... 30

3.10.4.2 Uji-T( Uji parsial) ... 30

3.10.4.3 Pengujian Koefisien Determinan (R2) ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 32

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 32

4.1.2 Lokasi Pabrik ... 33

4.1.3 Struktur Organisasi ... 34

4.1.4 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... 35

4.1.5 Ketenagakerjaan ... 37

4.1.6 Produk yang Dipasarkan ... 40

4.1.7 Produksi ... 42

4.1.7.1 Bahan Baku ... 42

4.1.7.2 Bahan Pembantu ... 44

4.1.7.3 Alat-alat Produksi ... 45

4.1.7.4 Proses Produksi ... 45

4.1.8 Pemasaran ... 48

4.1.8.1 Daerah Pemasaran ... 48

4.1.8.2 Saluran Distribusi ... 49

4.2Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 51

4.2.1.1 Uji Validitas ... 51

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 52

4.2.2 Analisis Data ... 55

4.2.2.1 Analisis Deskriptif ... 55

4.2.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 62

4.2.2.3 Analisis Linear Berganda ... 67

4.2.2.4 Uji Hipotesis ... 68

4.3Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan... 75

5.2Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1.1 Pangsa pasar industri rokok kretek di Indonesia ... 3

Tabel 1.2 Volume penjualan rokok PT Djarum perwakilan medan ... 4

Tabel 1.3 Tingkat Penjualan Rokok di Fakultas Hukum USU 2011 ... 5

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 23

Tabel 3.2 Pedoman pemberian skor ... 24

Tabel 4.1 Tingkat pendidikan karyawan bulanan yang berada di Kudus ... 37

Tabel 4.2 Usia karyawan bulanan yang berada di Kudus ... 38

Tabel 4.3 Item total statistics ... 51

Tabel 4.4 Validitas instrumen II ... 53

Tabel 4.5 Item total statistics ... 54

Tabel 4.6 Reliability statistics ... 55

Tabel 4.7 Gambaran umum responden berdasarkan usia ... 56

Tabel 4.8 Gambaran umum responden berdasarkan pengeluaran untuk roko k 56 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk (X1) .... 57

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2) ... 58

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pomosi (X3) ... 59

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemudahan (X3)60 Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian (X5)61 Tabel 4.14 One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 64

Tabel 4.15 Uji Glejser ... 66

Tabel 4.16 Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel 4.17 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 69

Tabel 4.19 Hasil Uji Siginifikansi Parsial (Uji-t)... 70

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1.1 Sembilan negara pengkonsumsi rokok terbesar ... 2

Gambar 2.1 Tahap pengambilan keputusan ... 18

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 19

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Djarum ... 35

Gambar 4.2 Produk-produk PT Djarum ... 42

Gambar 4.3 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 63

Gambar 4.4 Scatter Plot Uji Normalitas ... 63

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 79

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 81

Lampiran 3 Hasil Analisis Deskriptif ... 81

(11)

ABSTRAK

Judul penelitian yaitu “ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian rokok ten mild pada mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif, uji regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 92 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok ten mild pada mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara.. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan. Berdasarkan uji signifikan secara parsial, bahwa variabel produk, harga, promosi, lokasi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan konsumen. Variabel yang paling dominan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen adalah variabel promosi.

(12)

ABSTRACT

The title of this research is “ Analysis of Factors Influencing Purchase

Decision Making in Ten Mild Cigarettes Faculty of Law, University of North Sumatra.” Purpose of this reseach is define and analyze the product, price, promotion, ease of obtaining the product of decision about the purchase of Ten Mild cigarettes university law student in North Sumatra.

This research is a type of research explanatory is the research that analyses the relationship between a variable with another variable or how a variable affects other variables. Methods of data analysis used is descriptive method and quantitative methods, multiple linear regression. Processing the data using SPSS 17.0 for windows. The data used are primary and secondary data. This study used samples of 92 respondents of the study.

The result of this research indicate that the variables product, price, promotion, product ease of obtaining a positive and significant influence over decisions about the purchase of Ten Mild cigarettes university law in north Sumatra. It can be seen from the test results of simultaneous multiple linear regression. Based on the significant partial test, that the variables product, price, promotion, , ease of obtaining the product has positive and significant partial response to customer decisions. The most dominant variables partial effect on the customer’s decision is the promotion variable.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah

menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Perusahaan berusaha

membuat suatu produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Jika

produk dapat diterima oleh masyarakat atau konsumen berarti tujuan perusahaan telah

tercapai.

Dinamika persaingan bisnis yang semakin ketat antara berbagai kegiatan

dalam menghasilkan dan menjual produknya, memberikan pengaruh terhadap

pandangan bahwa perusahaan harus memberitahukan dan memperkenalkan

produknya agar konsumen terdorong untuk membeli produk perusahaan melalui

kegiatan promosi dan penetapan harga yang sesuai. Kemudahan memperoleh produk

merupakan hal yang mempengaruhi terhadap keputusan pembelian suatu produk.

Keputusan pembelian merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana

konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang

dibutuhkan pada periode tertentu (Setiadi, 2003:16). Para pemasar harus mempelajari

keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku belanja konsumen sasaran.

Indonesia merupakan negara urutan ketiga terbesar setelah negara Cina dan

India yang mengkonsumsi rokok. Rokok adalah barang yang banyak dikonsumsi

masyarakat dimana mereka mendapat sensasi kenikmatan tersendiri. . Rokok terdiri

atas berbagai jenis

(14)

Cerutu (CRT), Rokok Klobot (KLB), Klebak Meyan (KLM), dan Tembakau Iris

(TIS). Walaupun efek samping dari rokok sangat membahayakan kesehatan bahkan

mengakibatkan kematian dimana tercatat 400.000 jiwa/tahun di Indonesia meninggal

disebabkan oleh rokok. Untuk mengurangi penggunaan rokok di Indonesia telah

dikeluarkan UU no. 36 tahun 2009 yang mengamanatkan segera disahkannya

Peraturan Pemerintah tentang pengamanan produk tembakau sebagai zat adiktif.

Berdasarkan UU no. 36 tahun 2009 berapa daerah di Indonesia pun sudah

mengeluarkan peraturan pemerintah untuk menekan penggunaan zat adiktif ini seperti

Peraturan Walikota Pontianak no. 39 tahun 2009 tentang kawasan tanpa rokok dan

Peraturan Daerah Surabaya no. 5 tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

dan Kawasan Bebas Rokok (KTM) akan tetapi tetap saja masih banyak peminat

rokok. Untuk itu anggota DPR melalui komisi IX DPR telah membahas Rancangan

Undang-Undang (RUU) tentang pengendalian dampak tembakau terhadap kesehatan

sebagai upaya prefentif dan merupakan program legislasi nasional tahun 2010. Akan

tetapi Rancangan Undang-Undang ini belum mendapatkan persetujuan.

30

Gambar 1.1 Sembilan negara dengan konsumsi rokok terbesar

(15)

Gambar 1.1 menjelaskan bahwa Indonesia meraih peringkat ketiga dalam

mengkonsumsi rokok terbesar didunia. Industri rokok tidak pernah sepi karena

semakin hari semakin bertambah peminat rokok karena ternyata masyarakat Indonesia

terkadang tidak sadar membelanjakan banyak uangnya hanya untuk merokok.

Buktinya bila dikalkulasikan secara nasional, pengeluaran orang Indonesia untuk

membeli rokok mencapai rata-rata sekitar Rp. 50,48 triliun per tahun. Demikian hasil

simulasi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI)

yang disampaikan peneliti LDFEUI Prof Sri Moertiningsih Adioetomo di Jakarta.

Bahwa “Rata-rata pengeluaran nasional untuk tembakau rata-rata pengeluaran rumah

tangga perokok per bulan untuk membeli rokok pada tahun 2010 adalah Rp.

113.089,-. Jumlah rumah tangga yang memiliki pengeluaran rokok adalah 37113.089,-.460113.089,-.582 rumah

tangga, sehingga pengeluaran untuk membeli rokok secara nasional tahun 2010

mencapai 37.460.582 x 113.08 x 12 = Rp. 50.48 triliun.

PT Djarum adalah perusahaan yang bergerak dalam industri rokok. Rokok Ten

Mild merupakan salah satu dari beberapa rokok yang diproduksi oleh PT Djarum.

Rokok Ten Mild pertama kali diproduksi bulan Agustus 2008. agar produknya dapat

dikenal oleh konsumen rokok Ten Mild melakukan kegiatan promosi dengan

mensponsori berbagai kegiatan seperti festival musik, roadrace, dan kegiatan lainnya

sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Selain itu penetapan harga

yang sesuai serta kemudahan untuk memperoleh produk, juga merupakan strategi

yang digunakan untuk memenangkan persaingan. Harga yang ditawarkan untuk 1

bungkus rokok Ten Mild adalah Rp6.500. Selain itu rokok Ten Mild juga dapat dibeli

dengan harga per batang di toko-toko kecil dan besar bahkan hingga di pinggir jalan

sekalipun, sehingga memudahkan konsumen untuk membeli rokok Ten Mild.

Tabel 1.1

(16)

No Perusahaan Rokok Pangsa Pasar

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pangsa pasar PT Djarum sebesar 22,76% dari

produk rokok lainnya. Dimana salah satu produk PT Djarum adalah rokok Ten Mild

dengan kadar nikotin yang rendah. Produk rokok Ten Mild dibuat dalam bentuk rokok

kretek dengan klasifikasi Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Tabel 1.2

Volume Penjualan PT Djarum Perwakilan Medan Rokok LA Lights dan Rokok Ten Mild 2008-2010 Tahun Penjualan rokok LA

LIGHTS (bungkus)

Sumber: data primer diolah (5 April 2011)

Tabel 1.2 menjelaskan peningkatan volume penjualan PT Djarum yaitu rokok

LA Lights dan rokok Ten Mild. Dimana pada tahun 2009 rokok LA Lights mengalami

peningkatan sebesar 1,21% sedangkan rokok Ten Mild mengalami peningkatan

sebesar 1,86%. Tahun 2010 rokok LA Lights mengalami peningkatan sebesar 1,20%

sedangkan rokok Ten Mild mengalami peningkatan sebesar 1,19%.

Merokok tidak membatasi usia dari peminatnya. Banyak alasan yang

mempengaruhi para konsumen ini untuk mengkonsumsi rokok. Mulai dari gaya

hidup, pengaruh pergaulan, penikmat rokok itu sendiri, untuk dapat menghilangkan

stress, agar terlihat gaul dan keren, untuk menguruskan badan, menambah

kepercayaan diri dan lainnya.

Presentase perokok terbesar berdasarkan usia mulai merokok di Indonesia

(17)

pelajar. Rokok bukanlah barang primer yang termasuk dalam jenis kebutuhan

manusia, tetapi pembelian rokok selalu ada dan seolah menjadi barang primer bagi

sebagian masyarakat. Para konsumen rokok mempunyai alasan yang berbeda-beda

dalam mengkonsumsi rokok.

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara merupakan pangsa

pasar yang potensial mengkonsumsi rokok Ten Mild. Hal ini dapat dilihat bahwa

banyak kegiatan yang dilakukan Fakultas Hukum disponsori rokok Ten Mild. Hal ini

mengakibatkan nama rokok Ten Mild sudah tidak asing lagi buat para mahasiswa

fakultas hukum universitas sumatera utara. Dimana para mahasiswa mulai

menyediakan dana untuk pembelian produk rokok Ten Mild tersebut. Hal ini dapat

dilihat dari tabel 1.3 hasil pra survey yang dilakukan oleh peneliti.

Tabel 1.3

Tingkat Penjualan Rokok di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 2011 Penjualan Ten Mild

(Bungkus)

Sumber: data primer diolah (April 2011)

Tabel 1.3 menjelaskan selama seminggu penjualan rokok Ten Mild di fakultas

hukum berada di urutan ke empat sebanyak 30 bungkus, setelah rokok Sampoerna

sebanyak 102 bungkus, Marlboro 72 bungkus dan LA Lights 54 bungkus.

Hal ini menjadikan fenomena alasan bagi peneliti untuk membahas tentang

keputusan pembelian rokok Ten Mild. Faktor-faktor seperti produk, harga, promosi

dan kemudahan memperoleh produk merupakan landasan untuk mengetahui jawaban

dari fenomena tersebut. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(18)

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul ”Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan

Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah faktor produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk

berpengaruh terhadap keputusan pembelian rokok Ten Mild pada mahasiswa

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara?

2. Apakah faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian

rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

a) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor produk, harga, promosi

dan kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian rokok Ten

Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

b) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan yang

mempengaruhi keputusan pembelian produk rokok Ten Mild pada mahasiswa

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat peneliti melakukan penelitian ini adalah:

1) Bagi perusahaan, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor produk,

(19)

pembelian rokok, agar dapat menentukan strategi apa yang digunakan dalam

pemasaran rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Univesitas

Sumatera Utara.

2) Bagi Peneliti lain, sebagai bahan referensi yang dapat memberikan

perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama.

3) Bagi peneliti sendiri penelitian ini bermaanfaat untuk memperluas wawasan

berfikir dalam bidang pemasaran secara umum dan suatu kesempatan untuk

dapat menuangkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah dalam

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1Pengertian Produk

Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat

diraba maupun dilihat termasuk kemasan, warna, harga, prestise perusahaan maupun

tingkat pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginannya (Sianipar, 2006:24). Hirarki produk dimulai

dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu sampai dapat memuaskan

kebutuhan tertentu (Lubis, 2007:17). Karateristik produk harus digambarkan, yang

menekankan apa yang menjadikan produk tersebut lebih diminati daripada produk

sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Suatu produk mungkin diminati karena lebih

mudah dipakai, lebih efektif atau lebih awet. Keunggulan kompetitif apapun dari

suatu produk ini dengan produk sejenis dari pesaing harus dijelaskan.

Kategori Produk

Untuk membantu strategi pemasaran perusahaan dapat berjalan secara efektif,

pemasar membagi produk berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya,

menjadi produk konsumsi dan produk industri.

1. Produk Konsumsi

Produk konsumsi adalah barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga

(21)

sendiri. Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang

lain atau dijual kembali.

2. Produk Industrial

Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan

untuk memproduksi barang atau jasa lain, atau dibutuhkan untuk kegiatan

operasional perusahaan.

2.1.2Pengertian Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

pemasukan dan pendapatan dari perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,

distribusi dan promosi) timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping itu harga

merupakan unsur bauran pemasaran yang bersiat fleksibel, artinya dapat diubah

dengan cepat.

Menurut Kotler (2001:195), harga adalah nilai yang dipertukarkan konsumen

untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan atau kepemilikan barang atau

jasa.

2.1.2.1Tujuan Penetepan Harga

Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan

harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau

memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya kesaluran

distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu

perjanjian kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan menempatkan

produknya berdasarkan mutu dan harga.

Menurut Kismono (2001:347), tujuan penetapan harga bagi perusahaan yaitu:

(22)

Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya yang telah

dikeluarkan dan laba yang diinginkan. Dari laba tersebut perusahaan

mendapatkan dana yang dapat dipergunakan untuk jalannya operasi

perusahaan.

b. Merebut Pangsa Pasar (Market Share)

Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah sehingga dapat meraih lebih

banyak konsumen dan dapat merebut pangsa pasar pesaing.

c. Mengejar Keuntungan

Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar bisa mendapatkan

keuntungan yang optimal bagi produknya.

d. Mendapatkan pengembalian modal (Return On Investment)

Agar perusahaan dapat cepat menutup biaya investasi, harga dapat ditetapkan

tinggi.

e. Mempertahankan Status Quo

Ditengah persaingan beragam, produk yang ditawarkan dipasar, produk yang

telah mendapatkan pangsa pasar perlu dipertahankan keberadaannya dengan

penetapan harga yang tepat.

2.1.2.2Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga

Menurut Kotler&Amstrong (2001:154) secara umum ada dua faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam penatapan harga yaitu:

a) Faktor Internal Perusahaan

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan

pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut dapat berupa maksimalisasi laba,

(23)

besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan,

melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.

b) Faktor Eksternal Perusahaan

1. Sifat Pasar dan Permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan

monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah

elastisitas permintaan.

2. Persaingan

Menurut Kotler (2001:26), ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh

dalam persaingan suatu industri yang bersangkuatan, produk substitusi,

pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru, informasi yang dibutukan

untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain

meliputi:

a) Jumlah Perusahaan dalam Industri

Bila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara teoritis

perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harga. Akan tetapi

sebaliknya, bila industri terdiri atas banyak perusahaan, maka

persaingan harga terjadi.

b) Ukuran Relatif Setiap Anggota Industri.

Bila Perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar maka perusahaan

dapat memegang inisiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil,

maka hanya menjadi pengikut.

(24)

Bila Perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya,

maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan

harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing

dalam industri.

d) Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan

Bila suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang ada

sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada

hambatan masuk ke pasar (barrier to market entry), maka

perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat

mengendalikan harga. Hambatan yang masuk ke dalam pasar dapat

berupa persyaratan teknologi, investasi modal yang besar,

ketidaktersediaan bahan baku pokok utama, skala ekonomi yang tidak

dicapai perusahaan-perusahaan yang sudah ada dan sulit diraih oleh

pendatang baru, kendali atas sumber daya alam oleh perusahaan yang

sudah ada, dan keahlian dalam pemasaran.

e) Unsur - Unsur Lingkungan Eksternal Perusahaan Lainnya

Selain faktor-faktor diatas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan

faktor kondisi ekonomi, kebijakan dan peraturan pemerintah, dan

aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan).

2.1.3Pengertian Promosi

Promosi merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan, dan pengimbasan

keputusan pembelian konsumen (Kotler, 2003:20). Perusahaan modern mengelolah

sistim komunikasi pemasaran (promosi) yang kompleks.

Promosi adalah komunikasi dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk

(25)

dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap

produk atau jasa perusahaan (Kotler, 2003:22).

Suatu promosi dikatakan efektif jika promosi tersebut dapat mencuri perhatian

masyarakat. Saat melihat iklan yang ada ditelevisi, surat kabar, spanduk dan lain-lain

hal inilah yang disebut dengan komunikasi.

Beberapa alasan pemasar melakukan promosi:

1. Menyediakan informasi

Para penjual dapat menginformasikan kepada calon pelanggan tentang barang dan

jasa. Jelas terdapat garis antara menginformasikan dan membujuk, edukasi kerap kali

digunakan untuk membujuk, tetapi menyediakan informasi tetap merupakan bagian

penting dari banyak upaya promosional.

2. Merangsang permintaan

Para pemasar menginginkan konsumen membeli produknya, dan mereka

menggunakan promosi untuk membuat konsumen memikirkan tindakan seperti itu.

3. Membedakan produk

Organisasi mencoba untuk membedakan merek dan produknya melalui

penggunaan promosi, khususnya produk yang tidak banyak berbeda dari para

kompetitornya

4. Mengingatkan para pelanggan saat ini

Para pelanggan akan mengingat manfaat dari produk perusahaan dan bisa

mencegah berpaling pada saat mereka memutuskan untuk mengganti produknya.

5. Menghadang pesaing

Promosi digunakan untuk menghadang upaya pemasaran pesaing untuk melawan

kampanye periklanan.

(26)

Kompetisi bukanlah penjualan produk serupa dan perusahaan lainnya. Sering

terjadi perusahaan menjadi korban publisitas dan pemalsuan.

7. Memutuskan fluktuasi-fluktuasi permintaan

Promosi membantu mengisi kesenjangan yang ada diantara

kepincangan-kepincangan dalam permintan. Membujuk para pengambil keputusan yang menjadi

pelanggan media promosi.

2.1.4Pengertian Pemasaran

Pada umumnya setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi

pemasaran, yaitu anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap

kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran

adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum

terpenuhi, menentukan dan mengukur besarnya potensi keuntungan, menentukan

mana saja pasar target yang paling dapat dilayani organisasi, memutuskan berbagai

produk atau jasa, dan program yang paling tepat untuk melayani semua pasar yang

sudah dipilih sebelumnya, dan mengajak setiap orang dalam organisasi untuk selalu

berpikir dan melayani para pelanggan (Kotler 2005:6).

Menurut Kotler (2005:18), konsep-konsep yang bersaing yang digunakan oleh

organisasi pada kegiatan pemasaran mencakup:

1. Konsep Produksi

Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi

(internal). Asumsi ini diyakini adalah konsumen hanya akan membeli produk-produk

yang murah dan gampang diperoleh. Dengan demikian kegiatan organisasi harus

difokuskan pada efisiensi biaya (produksi) dan ketersediaan produk (distribusi) agar

perusahaan dapat memperoleh keuntungan.

(27)

Dalam konsep ini pemasaran beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki

produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau penampilan superior.

Konsekuensinya, pencapaian tujuan bisnis perusahaan dilakukan melalui inovasi

produk, riset dan pengembangan dan pengendalian kualitas secara berkesinambungan.

3. Konsep Penjualan

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan dimana

pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan meningkat.

Sehingga tercapai laba maksimum sebagaimana tujuan perusahaan. Dengan demikian

fokus kegiatan pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan

dan kegiatan promosi secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan

membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada gilirannya penjualan dapat

meningkat.

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa

konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi

kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep pemasaran

menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya

sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengidentifikasi kebutuhan dan

keinginan pasar sasarannya dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara efektif

dan efisien daripada para pesaingnya.

5. Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan, perancangan dan

implementasi program pemasaran, proses pemasaran, dan kegiatan-kegiatan

pemasaran lainnya. Pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu bisa terjadi

(28)

hubungan, pemasaran terpadu, pemasaran internal, dan pemasaran yang bertanggung

jawab sosial.

2.1.5Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan

Menurut Kotler (2003:11), pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manejerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan

mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu

sama lain. Defenisi ini berdasarkan pada konsep : kebutuhan, keinginan dan

permintaan, produk nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan,

pasar dan pemasaran serta pemasar.

Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Kebutuhan

manusia adalah pada saat keadaan merasa tidak memiliki kepuasan mendasar.

Manusia membutuhkan makanan, pakaian, rumah, perlindungan, keamanan, hak

milik, harga diri, dan beberapa hal lain untuk bisa hidup. Kebutuhan ini tidak

diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah terukir dalam hayati serta

kondisi manusia.

Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut.

Walaupun kebutuhan manusia sedikit, tetapi keinginan konsumen banyak. Keinginan

manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial, seperti keluarga, sekolah, dan

perusahaan. Permintaan adalah keinginan akan sesuatu produk yang didukung dengan

kemampuan serta ketersedian membelinya. Dengan kata lain, keinginan menjadi

permintaan jika didukung dengan daya beli.

Dalam Kotler (2005:216) menurut Maslow ada lima kebutuhan manusia

berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari yang paling rendah yaitu kebutuhan

fisik (makanan, minuman, tempat tinggal), kebutuhan keamanan (keamanan dan

(29)

dicintai), kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, status), dan kebutuhan yang

paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri (pamahaman dan pengembangan diri).

Menurut Maslow manusia cenderung memenuhi kebutuhan rendah terlebih dahulu,

sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

2.1.6Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen untuk

merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.

Pengetahuan akan keputusan pembelian sangat diperlukan para pemasar untuk

mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi

perilaku konsumen di masa mendatang (Setiadi 2003:167).

2.1.7Tahap-Tahap Pembelian

Sebelum melakukan pembelian biasanya konsumen melewati tahapan-tahapan

sebagai berikut :

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap awal dimana seseorang memiliki kebutuhan dan keinginannya yang

harus dipenuhi. Perasaan ini bisa dipicu dari dalam diri sendiri atau dari luar

diri.

Seperti : teman-teman dan keluarga

2. Mencari Informasi

Tahap dimana konsumen akan mencari informasi yang berkaitan dengan

produk yang akan dibeli. Informasi ini ada yang didapat dari pengalaman

sendiri atau dari jalur komersial.

Seperti : iklan-iklan di koran dan majalah

(30)

Setelah memiliki informasi yang cukup konsumen dapat mengevaluasi

alternatif pilihan mana yang paling menguntungkan dari segi harga, kualitas

atau merek produk yang akan dibeli.

4. Keputusan Pembelian

Tahap dimana konsumen melakukan pembelian terhadap produk yang telah

dievaluasi sebelumnya.

5. Perilaku setelah Pembelian

Menyangkut puas tidaknya konsumen terhadap produk yang telah dibeli, jika

konsumen merasa puas maka dapat diprediksi dia akan mengkonsumsi lagi

produk tersebut atau jika konsumen merasa tidak puas maka ia cenderung

akan beralih pada produk pesaing.

Gambar 2.1 Tahap pengambilan keputusan Sumber (Kotler 2005:224)

2.2Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen telah

dilakukan oleh Sianturi (2006) dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Pembelian Rumah pada Perumahan Citra Wisata Medan ”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor

harga, pendapatan, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan pembelian rumah pada

Perumahan Citra Wisata Medan, dan faktor harga yang paling dominan. Populasi

penelitian ini adalah pembeli rumah sekaligus penghuni pada Perumahan Citra Wisata

Medan. Populasi penelitian ini berjumlah 500 kepala keluarga yang memiliki rumah

(31)

Purposive Sampling yaitu 10% dari jumlah populasi itu yaitu sebanyak 50 orang

pemilik rumah di Citra Wisata Medan. Metode penelitian ini yang digunakan adalah

metode analisis deskriptif dan metode analisis linear berganda dengan menggunakan

uji simultan, uji parsial, dan analisis determinasi. Kesimpulan yang diperoleh dari

hasil penelitian bahwa secara simultan faktor harga, pendapatan, lokasi dan fasilitas

mempengaruhi keputusan pembelian rumah pada Perumahan citra Wisata Medan. Ini

berarti hipotesis diterima. Dan secara parsial dapat dilihat bahwa faktor harga

merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian rumah

pada Perumahan citra Wisata Medan.

2.3Kerangka Konseptual

Karateristik dan proses pengambilan keputusan pembelian akan menghasilkan

keputusan pembelian tertentu. Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi

oleh marketing mix yang dikenal dengan 4P yang terdiri dari product, price, place,

dan promotion. Berdasarkan marketting mix diatas maka peneliti membuat kerangka

konseptual yang terdiri dari produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh

produk terhadap keputusan pembelian. Secara sederhana kerangka konseptual di

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber : (Setiadi, 2003:25) diolah penulis

Gambar 2.2 menjelaskan bahwa terjadinya keputusan pembelian disebabkan

karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusan pembelian. Keputusan pembelian disebabkan karena adanya faktor

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian (X)

- Faktor Produk (XI)

- Faktor Harga (X2)

- Faktor Promosi (X3)

- Faktor Kemudahan memperoleh Produk(X4)

(32)

kebutuhan atau rangsangan penjualan. Rangsangan ini akan menjadi pusat ingatan

bagi calon pembeli tergantung kepada pemahaman, perhatian, dan penerimaan calon

konsumen itu sendiri terhadap kebutuhan atau stimulus yang datang kepadanya.

Namun pun demikian keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh karakter pembeli

yang terdiri dari faktor :

1. Budaya, termasuk di dalamnya adalah tata nilai, preferensi, kelas sosial.

2. Sosial, termasuk di dalamnya adalah kelompok acuan, keluarga, peran, dan

status.

3. Pribadi (perorangan), termasuk di dalamnya adalah usia dan siklus hidup,

pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

4. Psikologis (kejiwaan)

Keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dalam penelitian ini

menjadi rujukan bagi terbentuknya variabel yang mempengaruhi keputusan

pembelian. Variabel-variabel yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh

konsumen sangat bermanfaat sebagai tahap pengenalan kebutuhan dan pencarian

informasi, yang akan membangkitkan kesadaran konsumen untuk melakukan evaluasi

alternatif yang akan menghasilkan keputusan pembelian.

2.4Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan

masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis

(Sugiyono,2003:306). Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan maka

hipotesis penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terdiri

dari faktor produk, faktor harga, faktor promosi dan faktor kemudahan memperoleh

produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan), penelitian ini dapat

dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Pada tingkat

eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang

menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh yaitu : produk (X1),

harga (X2), promosi (X3), kemudahan memperoleh produk (X4) berpengaruh terhadap

keputusan pembelian rokok Ten Mild (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Jln

Universitas No.4 kampus USU Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei

sampai dengan bulan Juli tahun 2011.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a) Penelian ini hanya dibatasi pada mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara yang berjenis kelamin laki-laki dan yang

mengkonsumsi rokok Ten Mild.

b) Penelitian ini hanya melihat variabel produk (X1), harga (X2), promosi

(X3) dan kemudahan memperoleh produk (X4) yang mempengaruhi

(34)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian:

a) Variabel bebas (independent variabel)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang

menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor lain

(Nawawi, 2004:56). Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah:

1. Faktor produk (X1)

Didefenisikan sebagai atribut produk rokok Ten Mild yang

dipertimbangkan dari segi manfaat fisiknya.

2. Faktor harga (X2)

Didefenisikan sebagai persepsi responden tentang harga produk, baik itu

mahal, kompetitif, standar, murah.

3. Faktor promosi (X3)

Didefenisikan cara produk Ten Mild diperkenalkan kepada konsumen.

Strategi promosi konsumen harus konsisten dengan profil pelanggan.

4. Faktor kemudahan memperoleh produk (X4) sebagai faktor yang

berkaitan dengan lokasi atau tempat memperoleh produk.

b) Variabel terikat (dependent variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang

dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian produk

rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera

(35)

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit

produk pada periode tertentu (Setiadi, 2003:16).

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel

VARIABEL DEFENISI INDIKATOR SKALA

UKUR

1.Harga produk yang ditetapkan

1.Daya tarik iklan rokok Ten Mild

2.Pesan yang

disampaikan mudah dipahami

3.Acara promo atau

event yang 4.Faktor situasional

Skala Likert

(36)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert sebagai alat untuk

mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana responden akan

memilih jawaban yang ada. Dalam setiap jawaban akan diberikan skor dalam menilai

persepsi dari variabel-variabel yang akan diuji.

Pedoman dalam pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pedoman pemberian skor

NO PERNYATAAN SKOR

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber Sugiyono (2004:87)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek

yang mempunyai kualitas atau karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2003:72). Populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang

mengkonsumsi rokok Ten Mild

(37)

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi

(Kuncoro, 2003:103). Menurut Supramono dan Haryanto (2003:62) untuk

menentukan jumlah sampel yang tidak diketahui secara pasti jumlahnya, dapat

digunakan rumus:

(Z α)2 (p) (q) n =

d2 n = Jumlah sampel

Zα = Nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikansi tertentu (α)

Bila α = 0,05 → Z = 1,96

Bila α = 0,01 → Z = 1,67

p = Estimasi proporsi populasi yang sesuai dengan kriteria sampel

q = Proporsi populasi yang tidak sesuai kriteria sampel (1 – p)

d = Penyimpangan yang ditolerir

Teknik yang digunakan dalam menentukan individu sampel adalah dengan

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003:78). Kriteria sampel adalah mahasiswa S1

Fakultas Hukum USU berjenis kelamin laki-laki yang mengkonsumsi rokok Ten Mild

5 batang/hari.

Dari observasi awal, responden yang sesuai dengan kriteria sampel

sebanyak 60%, maka q = 40% dengan tingkat signifikan 5% dan tingkat kesalahan

yang dapat ditoleransi sebesar 10%, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

n = (1,96)2 (0,6) (0,4) (0,10)2 n = 92,198

Berdasarkan uraian tersebut maka jumlah responden yang akan dijadikan

(38)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti mempergunakan dua jenis data

untuk membantu memecahkan masalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dilokasi

penelitian. Data primer yang diperoleh dari subjek penelitian melalui

observasi dan wawancara serta kuesioner dengan responden.

2. Data Sekunder, yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti

mendapatkan data sekunder dari buku-buku, internet, kepustakaan serta data

lainnya yang mendukung.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan

pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden dapat memberi

respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden

diminta untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan judul

penelitian.

b. Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung

dengan responden secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.

(39)

Dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari buku, internet, dan

lainnya yang berhubungan dengan penelitian

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas 3.9.1 Uji Validitas

Peneliti menggunakan instrument sebelum melakukan uji validitas dan

reliabilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab

tujuan penelitian. Uji validitas akan dilakukan pada 30 orang mahasiswa fakultas

sastra diluar sampel yang diuji dengan metode accidental sampling yaitu siapa saja

yang ditemui yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Nilai corrected item

total correlation adalah 0,361 untuk 30 responden, yang dapat dilihat pada Tabel r

Product Moment.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 16.0 for window dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid

2) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

3.9.2 Uji Realibilitas

Reliabel artinya data yang diperoleh melalui koesioner hasilnya konsisten

bila digunakan penelitian lain. Pengujian dilakukan dengan SPSS 16.0 for windows.

Menurut Kuncoro (2003:29) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,80. Butir pertanyaan yang

sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan

kiteria sebagai berikut :

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.

(40)

3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode ini dilakukan dengan cara menyusun, mengelompokkan dan

menganalisis data sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi yaitu

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen terhadap keputusan

pembelian rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum USU.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan

efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria pernyataan

yang asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

3.10.2.1Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang, 2008:55). Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai

signifikan 5% artinya variabel variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,

2008:66).

3.10.2.2Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas artinya varians variabel independen adalah sama untuk

setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik

(41)

menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikanya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat

disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas.

3.10.2.3Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain

dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau

mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat

dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Faktor) melalui

program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. “Nilai umum yang biasa dipakai adalah

nilai Tolerance >0,1 atau VIF <5, maka tidak terjadi multikolinearitas”

(Situmorang,2008:104).

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linear berganda digunakan mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas (produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk)

terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).

Model regresi linear berganda yang digunakan:

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+b4X4+e

Sumber : Sugiono, (2005:21)

Dimana :

Y = skor tingkat keputusan pembelian

a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

(42)

X2 = skor dimensi variabel harga

X3 = skor dimensi variabel promosi

X4 = skor dimensi variabel kemudahan memperoleh produk

e = skala error

3.10.4 Uji Hipotesis

3.10.4.1Uji-F (uji Serentak)

Uji-F dilakukan untuk mempengaruhi apakah serentak variabel bebas

mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0: b1=b2=b3=b4=0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

H0: b1≠b2≠b3≠b4≠0, artinya veriabel bebas secara bersana-sana berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel . Kriteria pengambilan

keputusan yaitu:

H0 diterima bila Ftabel < Fhitungpada α = 5 %

Ha diterima bila Ftabel > Fhitungpada α = 5%

3.10.4.2Uji-T (Uji Parsial)

Uji-T bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y).

Bentuk pengujiannya adalah:

H0:b1,b2,b3,b4 = 0 artinya variabel babas secara parsial tidak berpengaruh signifikan

(43)

Ha:b1,b2,b3,b4 ≠ 0 artinya variabel bebas secara persial berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.

3.10.4.3Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain koefisien determinan digunakan

untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti (X1,X2,X3,X4) yaitu

produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk terhadap variabel terikat

yaitu keputusan pembelian (Y) . Koefisien determinan (R2) berkisar antara nol sampai

dengan satu (0≤ R 2≤1). Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R2 mendekati 1

menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan

yaitu:

H0 diterima jika thitung< ttabel pada = 5%

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.Sejarah Perusahaan

PT Djarum adalah suatu perusahaan perseorangan yang didirikan pada

tanggal 21 April 1951 oleh almarhum Oei Wie Gwan. Perusahaan PT Djarum

berkedudukan di Jl Ahmad Yani 28 Kudus, dengan surat izin usaha No.2339/F.

Pada waktu itu semua kegiatan perusahaan terpusat di Kudus, meliputi bidang

produksi, keuangan, personalia dan pemasaran. Daerah pemasaran masih sangat

terbatas, khusus untuk memenuhi permintaan di Jawa Tengah.

Pada waktu berdiri perusahaan hanya mempunyai tempat kerja yang sangat kecil

dan produksinya masih sedikit sekali hanya sebesar ratusan ribu batang

perharinya, rokok pertama yang diproduksi adalah merek Djarum dan Kotak

Ajaib.

Pada tahun 1953 Oei Wie Gwan meninggal dunia, maka pimpinan

perusahaan digantikan kedua putranya yaitu Bambang Hartono dan Budi

Hartono. Sejak itu perusahaan kretek rokok Djarum berkembang pesat, dimana

permintaan pasar semakin meningkat. Hal ini merupakan kesempatan baik bagi

perusahaan untuk meningatkan volume produksinya. Saat ini daerah

pemasarannya tidak hanya meliputi wilayah Indonesia saja tetapi sudah sampai

ke luar negri. Dengan pergantian izin usaha dimana surat izin yang lama

(45)

Dengan pergantian pimpinan tersebut maka sedikit demi sedikit PT Djarum

dapat berkembang dengan mantap sehingga untuk saat ini perusahaan masuk

dalam kategori “3 besar” disamping rokok Gudang Garam dan Sampoerna.

Dengan makin kompleksnya masalah pemasaran, maka kegiatan

pemasaran tidak dapat dilakukan secara sentralisasi lagi. Mulai diterapkan sistim

desentralisasi dengan mendirikan Pusat Penyaluran Rokok Djarum (PPRD) yang

dalam selanjutnya dinamakan perwakilan. Daerah perwakilan difokuskan dilima

kota yaitu : Jakarta, Bandung, Cirebon, Surabaya dan Semarang.

Tahun 1971 mekanisasi diawali dengan disektor proses dan tahun 1975 dimulai

produksi rokok buatan mesin, dengan diperolehnya izin menggunakan mesin,

gerak maju rokok Djarum semakin mantap, dimana pada tahun 1989 PT Djarum

merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Pada tahun 1989

perusahaan Djarum telah berproduksi 24.932.856.740 batang yang terdiri dari

SKT sebanyak16.180.700.840 batang dan SKM sebanyak 8.752.155.900 batang.

Jumlah tersebut merupakan 29,5% dari total produksi dari anggota GAPRI

(Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia) yang sebesar 84.449.039.550

batang. Perkembangan produksi dari PT Djarum diikuti pula dengan

pertambahan tenaga kerja, dimana saat ini perusahaan mempunyai tenaga kerja

42.703 orang yang terdiri dari karyawan bulanan sebanyak 3.618 orang,

karyawan harian sebanyak 7.878 orang dan karyawan borongan 31.207 orang.

4.1.2.Lokasi Pabrik

Lokasi perusahaan adalah di kota Kudus dan sekitarnya. Perusahaan sejak

1967 mulai mendirikan brak-brak atau tempat penggilingan/pelintingan rokok di

desa-desa di dalam maupun di luar kota Kudus. Tindakan ini didasarkan alasan

(46)

lebih murah dan lebih mudah untuk memperoleh tanah yang luas. Sedangkan

kantor pusat PT Djarum berada di Jl Ahmad Yani 28 Kudus.

Sampai saat ini perusahaan mempunyai 21 brak yang tediri dari 17 brak di

daerah Kudus dan 4 brak di luar daerah Kudus, yaitu:

• Brak Jetak I

• Brak Jetak II

• Brak Gibrik

• Brak Bitingan Lama 53

• Brak Megawon

• Brak Sudimoro

• Brak Burikan

• Brak Bulung Cangkiring

• Brak Blolo

• Brak Kajar

• Brak Karang Rejo

• Brak Karang Bener

• Brak Karang Dowo

• Brak Pasuruan

• Brak Tanjung Karang

• Brak Sekarjati

Di luar daerah Kudus:

• Brak Tayu

• Brak Pati

• Brak Juwana

• Brak Solo

4.1.3.Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu bentuk yang menunjukkan

aspek-aspek pokok dan hubungan antar bagian serta saluran pengawasan yang

menduduki masing-masing jabatan. Struktur organisasi menggambarkan

pembagian yang penting serta garis otoritas formal, kesemuanya ini adalah

tanggung jawab pemimpin perusahaan untuk mengkoordinir perusahaan dan

(47)

Sturktur Organisasi PT Djarum Kudus

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber : www.Djarum com

4.1.4.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Managing Directror

• Mewakili perseroan di dalam dan di luar perusahaan

• Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja

perusahaan

• Bertanggung jawab dalam rapat Dewan Komisaris

• Menetapkan kebijakan perusahaan

• Bertindak sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan dan usaha mencapai

tujuan perusahaan

Marketing Director

• Memasarkan hasil produksi

Manager

(48)

• Memperluas pasar

• Mencari informasi pasar

• Melaksanakan kegiatan promosi untuk meningkatkan penjualan

• Mengkoordinir bagian-bagian yang dibawahnya

Finance Director

• Menerima dan menyimpan uang dan surat-surat berharga ditempat yang telah

ditentukan

• Mencatat semua transaksi perusahaan yang berkaitan dengan keuangan

• Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan secara periodik

Production dan Technikal Director

• Menerapkan kebijakan dalam bidang proses produksi, sejak dari bahan dasar

pencampuran bahan-bahan sampai menjadi barang jadi.

• Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan kerja dalam bidang produksi

• Menjamin kelancaran proses produksi

• Mempersiapkan mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi, untuk

menjamin agar produksi dapat berjalan lancar

• Mengatur jam pemeliharaan mesin

• Mengkoordinir bagian-bagian yang ada dibawahnya

Personal Director

• Menarik, menyeleksi dam melatih tenaga kerja yang diterima

• Penempatan karyawan sesuai dengan bakatnya

• Mengatur promosi karyawan

• Membuat daftar absensi dan laporan buruh tiap bulan

• Meningkatkan kesejahtraan dan kualitas karyawan

(49)

• Mengkoordinir bagian-bagian yang ada dibawahnya

Purchasing Director

• Mengadakan pembelian bahan buku dan bahan-bahan pembantu lainnya yang

diperlukan dalam proses produksi

• Mencari dan memilih sumber-sumber penyedia bahan-bahan yang

menguntungkan

• Menjamin kontinuitas bahan baku dan bahan pembantu yang diperlukan dalam

proses produksi

R & D Director

• Mengadakan penelitian dan pengembangan bahan

• Mempertahankan dan meningkatkan kualitas barang jadi

• Menjamin kualitas dan pengawasan yang dilakukan

• Menangani perkebunan tembakau yang dimiliki perusahaan

• Mengkoordinir bagian-bagian yang ada dibawahnya

4.1.5.Ketenagakerjaan

Komposisi dari tenaga kerja PT Djarum Kudus terdiri dari 80% tenaga

kerja wanita dan 20% terdiri dari tenaga kerja pria. Jumlah tenaga kerja saat ini

42.703 orang.

Tabel 4.1

Tingkat pendidikan karyawan bulanan yang berada di Kudus

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

SD 199

SLTP 206

SLTA 857

D1/D2 18

D3/Sarjana Muda 82

S1 46

S2 2

(50)

Jumlah 1.413

Sumber: www.Djarum.com

Tabel 4.2

Usia Karyawan Bulanan yang Berada di Kudus

Usia Jumlah (orang)

Sampai dengan 30 tahun 173

31-40 tahun 614

41-50 tahun 489

51-60 tahun 134

> 60 tahun 3

Jumlah 1.413

Sumber: www.Djarum.com

Tenaga kerja wanita biasanya ditempatkan pada bagian bantil, linting dan

pengepakan. Untuk bagian ini memang yang diprioritaskan adalah tenaga kerja

wanita karena perusahaan mempunyai alasan-alasan sebagai berikut:

• Bahwa tenaga kerja wanita pada umumnya lebih tekun dibandingkan dengan

tenaga kerja pria

• Tenaga kerja wanita lebih rapi melinting rokok, hal tersebut sangat diperlukan

karena untuk industri rokok kretek masalah kehalusan pelintingan memegang

peranan yang sangat penting

• Tenaga kerja wanita lebih mudah diatur dibandingkan dengan tenaga kerja pria

Yang dimaksud dengan tenaga kerja batil adalah tenaga kerja yang

mempunyai tugas untuk meratakan ujung rokok. Jadi begitu rokok sudah selesai

dilinting oleh bagian pelinting maka di ujng rokok masih banyak tembakau yang

keluar dari ujungnya maka disini tugas bagian batil untuk meratakan dengan

jalan memotong kedua ujung rokok yang tembakaunya keluar. Begitu rokok

sigaret selesai diratakan di bagian batil maka sebelum diserahkan ke bagian

pengepakan, rokok tersebut harus melewati bagian sortir yang akan mengontrol

(51)

lalu selanjutnya diserahkan untuk dimasukkan ke dalam slop, pres dan bal untuk

dipasarkan kemasyarakat.

Tingkatan upah yang diberikan oleh PT Djarum dipengaruhi oleh berbagai

faktor, antara lain :

- Jabatan/level dari tenaga kerja

- Masa kerja/lama kerja seorang tenaga kerja di perusahaan

- Kekomplekkan dari pekerjaan

- Resiko dari pekerjaan

- Penilaian prestasi tenaga kerja selama ia bekerja di perusahaan

Sistim pengupahan di PT Djarum digolongkan menjadi 3 yaitu:

1. Karyawan borongan, gaji diberikan sesuai dengan kapasitas pekerjaan yang

telah dikerjakan dan dibayarkan dalam setiap hari kerjanya. Sebagian besar dari

mereka bertugas melinting dan mengepak rokok.

2. Karyawan harian, gaji diperhitungkan setiap hari dan diberikan setiap minggu,

yang terdiri dari upah rokok ditambah dengan premi. Premi dihitung

berdasarkan 3K yaitu : Kerajinan (kehadiran), keterampilan (prestasi), dan

keahlian (jabatan). Karyawan harian mempunyai kegiatan antara lain sebagai

petugas gudang tembakau dan cengkeh, tenaga sortir lintingan, reperasi

gilingan, pembantu kantor dan tenaga kebersihan.

PT Djarum juga tercatat sebagai anggota PPRK (Persatuan Pengusaha Rokok

Kudus) yang bertujuan untuk menjalin kerja sama yang baik antara berbagai

perusahaan rokok kretek di lingkungan kota Kudus dan sekitarnya.

Penetapan standar upah bagi pekerja borongan dan harian diatur melalui PPRK.

(52)

poliklinik dan layanan kerja disetiap lokasi kerja. Perusahaan juga akan

menanggung biaya opname karyawan atau biaya perawatan medis secara khusus

apabila diperlukan.

3. Karyawan bulanan, gaji diterima setiap bulan. Pembagian gaji ini didasarkan

pada komponen yang berlaku yaitu seperti tunjangan jabatan, pendidikan,

tunjangan keahlian, tunjungan jabatan, lembur, kemampuan dan usaha karyawan

serta kebijakan pimpinan.

Seluruh karyawan/karyawati PT Djarum ikut program jamsostek dan juga

mendapat tunjungan berupa tunjungan kesehatan dan tunjangan hari tua.

4.1.6.Produk Yang Dipasarkan

Produksi rokok PT Djarum terdiri dari dua jenis yaitu rokok kretek buatan

tangan, serta rokok kretek buatan mesin yang berfilter. Dari dua jenis itu

masing-masing terdiri dari berbagai merek serta desain, ukuran, juga formula

rasa yang berbeda-beda, yang disesuaikan dengan selera dan daya beli

konsumen.

Pelintingan serta pengepakan rokok kretek buatan tangan dilakukan oleh

beribu-ribu tenaga kerja wanita yang terampil, sedangkan untuk produksi rokok

buatan mesin, produksi dan pengepakan dilakukan dengan mesin-mesin buatan

Inggris dan Jerman Barat yang cara kerjanya dikontrol oleh komputer sehingga

pekerjaan dan takaran yang dikehendaki memperoleh hasil yang memuaskan.

Merek PT Djarum yang saat ini masih aktif diproduksi adalah :

Sigaret Kretek Tangan Sigaret Kretek Mesin

1. Djarum Coklat 1. Djarum Super 12

2. Djarum Coklat Istimewa 2. Djarum Super 16

Gambar

Gambar 1.1 Sembilan negara dengan konsumsi rokok terbesar Sumber: WHO Report on Global Tobacco Epidemic, 2009 (23 Februari 2011 diolah)
Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pangsa pasar PT Djarum sebesar 22,76% dari
Tabel 1.3 Tingkat Penjualan Rokok di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 2011
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber : (Setiadi, 2003:25) diolah penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran“Siapa yang suka menulis puisi?‟‟ ; (3) guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis puisi, (4)

islami dan melatih pribadi siswa untuk giat mengerjakan kewajibannya sebagai seorang muslim yang taat. Alur dari modeling dimulai dari memaparkan dari sebuah cerita

Hasil penelitian asosiasi pedagang buku bekas lapangan merdeka menunjukan para pedagang dari asosiasi P2BLM sangat terbebani dengan adanya kebijakan pembangunan yang

Sudah banyak obat-obatan kimia yang dikembangkan untuk meningkatkan memori seperti cholinesterase inhibitors (Aricept, Exelon, Razadyne, Cognex), tetapi memiliki

Apabila pada saat pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data maka perusahaan tersebut akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan jika tidak menghadiri

Jaminan sosial dapat dikatakan sebagai suatu bentuk imbalan atau pemberian kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian

exponential menghasilkan jumlah total kebutuhan selama 1 tahun dari lima item bahan baku spare parts pada gudang line 1 adalah sebesar 4.512 pcs

Penelitian ini berjalan dengan penelitian yang dilakukan (Fadhila, E. D, 2015) berjudul pengaruh penyuluhan SADARI terhadap pengetahuan remaja putri tentang deteksi