SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
ROKOK TEN MILD PADA MAHASISWA
FAKULTAS HUKUM USU
OLEH:
SURYA ADI W. H. 060502114
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Judul penelitian yaitu “ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian rokok ten mild pada mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif, uji regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 92 responden sebagai sampel penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok ten mild pada mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara.. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan. Berdasarkan uji signifikan secara parsial, bahwa variabel produk, harga, promosi, lokasi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan konsumen. Variabel yang paling dominan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen adalah variabel promosi.
ABSTRACT
The title of this research is “ Analysis of Factors Influencing Purchase
Decision Making in Ten Mild Cigarettes Faculty of Law, University of North Sumatra.” Purpose of this reseach is define and analyze the product, price, promotion, ease of obtaining the product of decision about the purchase of Ten Mild cigarettes university law student in North Sumatra.
This research is a type of research explanatory is the research that analyses the relationship between a variable with another variable or how a variable affects other variables. Methods of data analysis used is descriptive method and quantitative methods, multiple linear regression. Processing the data using SPSS 17.0 for windows. The data used are primary and secondary data. This study used samples of 92 respondents of the study.
The result of this research indicate that the variables product, price, promotion, product ease of obtaining a positive and significant influence over decisions about the purchase of Ten Mild cigarettes university law in north Sumatra. It can be seen from the test results of simultaneous multiple linear regression. Based on the significant partial test, that the variables product, price, promotion, , ease of obtaining the product has positive and significant partial response to customer decisions. The most dominant variables partial effect on the customer’s decision is the promotion variable.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Sang Causa Prima, atas kasih dan anugrahNya yang diberikan bagi penulis sehinga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang
berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara
Penulis khusus mempersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua tersayang: Ayahanda L. Hutagalung dan Ibunda R.T Napitupulu Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk penulis.
Pada penulisan skripsi ini hingga sampai selesai, penulis telah banyak
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan
dalam menyusun skripsi ini.
6. Ibu Dr Beby Karina Fauzeea, SE, MM dan bapak Liasta, SE, M.Si selaku
Dosen Penguji I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
8. Keluarga yang teramat saya sayangi: Kakakku Santy Nova Theresia ,
Adik-adikku (Sukma, Serena, Niko), Terimakasih buat doa, dukungan, kasih
sayang, dan motivasi yang selalu ada untuk penulis.
9. Febrina Basa Uli Marpaung terimakasih buat perhatian dan kasih sayangnya.
Terutama buat semangat dan motivasi pada masa-masa sulit selama
pengerjaan skripsi ini.
10.Bung, Sarinah, serta Alumni GMNI komisariat FE-USU, yang banyak
memberikan pelajaran yang sangat berharga dan menyadarkan penulis tentang
banyak hal. Tetap Semangaaaatttt dan JAYA selalu!!!
11.Seluruh rekan di bangku perkuliahan terutama teman-teman stambuk 2006
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
12.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga
diberikan balasan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1
1.2Perumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 6
1.4Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Uraian Teoritis ... 8
2.1.1Pengertian Produk ... 8
2.1.2Pengertian Harga ... 9
2.1.2.1Tujuan Penetapan Harga ... 9
2.1.2.2Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga ... 10
2.1.3Pengertian Promosi ... 12
2.1.4Pengertian Pemasaran ... 14
2.1.5Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan ... 16
2.1.6Pengertian Keputusan Pembelian ... 17
2.1.7Tahap-tahap Pembelian ... 17
2.2Penelitian Terdahulu ... 18
2.3Kerangka Konseptual ... 19
2.4Hipotesis ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 21
3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
3.3Batasan Operasional ... 21
3.4Defenisi Operasional Variabel ... 22
3.5Skala Pengukuran Variabel ... 24
3.6Populasi dan Sampel ... 24
3.6.1Populasi ... 24
3.6.2Sampel ... 24
3.7Jenis dan Sumber Data ... 26
3.8Metode dan Pengumpulan data ... 26
3.9Uji Validitas dan Realibilitas ... 27
3.9.1Uji Validitas ... 27
3.9.2Uji Realibilitas ... 27
3.10 Metode Analisis Data ... 28
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 28
3.10.2.1 Uji Normalitas ... 28
3.10.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 28
3.10.2.3 Uji Multikolinearitas ... 29
3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 29
3.10.4 Uji Hipotesis ... 30
3.10.4.1 Uji-F (Uji serentak)... 30
3.10.4.2 Uji-T( Uji parsial) ... 30
3.10.4.3 Pengujian Koefisien Determinan (R2) ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 32
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 32
4.1.2 Lokasi Pabrik ... 33
4.1.3 Struktur Organisasi ... 34
4.1.4 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... 35
4.1.5 Ketenagakerjaan ... 37
4.1.6 Produk yang Dipasarkan ... 40
4.1.7 Produksi ... 42
4.1.7.1 Bahan Baku ... 42
4.1.7.2 Bahan Pembantu ... 44
4.1.7.3 Alat-alat Produksi ... 45
4.1.7.4 Proses Produksi ... 45
4.1.8 Pemasaran ... 48
4.1.8.1 Daerah Pemasaran ... 48
4.1.8.2 Saluran Distribusi ... 49
4.2Hasil Penelitian ... 51
4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 51
4.2.1.1 Uji Validitas ... 51
4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 52
4.2.2 Analisis Data ... 55
4.2.2.1 Analisis Deskriptif ... 55
4.2.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 62
4.2.2.3 Analisis Linear Berganda ... 67
4.2.2.4 Uji Hipotesis ... 68
4.3Pembahasan ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan... 75
5.2Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 1.1 Pangsa pasar industri rokok kretek di Indonesia ... 3
Tabel 1.2 Volume penjualan rokok PT Djarum perwakilan medan ... 4
Tabel 1.3 Tingkat Penjualan Rokok di Fakultas Hukum USU 2011 ... 5
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 23
Tabel 3.2 Pedoman pemberian skor ... 24
Tabel 4.1 Tingkat pendidikan karyawan bulanan yang berada di Kudus ... 37
Tabel 4.2 Usia karyawan bulanan yang berada di Kudus ... 38
Tabel 4.3 Item total statistics ... 51
Tabel 4.4 Validitas instrumen II ... 53
Tabel 4.5 Item total statistics ... 54
Tabel 4.6 Reliability statistics ... 55
Tabel 4.7 Gambaran umum responden berdasarkan usia ... 56
Tabel 4.8 Gambaran umum responden berdasarkan pengeluaran untuk roko k 56 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk (X1) .... 57
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2) ... 58
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pomosi (X3) ... 59
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemudahan (X3)60 Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian (X5)61 Tabel 4.14 One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 64
Tabel 4.15 Uji Glejser ... 66
Tabel 4.16 Uji Multikolinearitas ... 66
Tabel 4.17 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68
Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 69
Tabel 4.19 Hasil Uji Siginifikansi Parsial (Uji-t)... 70
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 1.1 Sembilan negara pengkonsumsi rokok terbesar ... 2
Gambar 2.1 Tahap pengambilan keputusan ... 18
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 19
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Djarum ... 35
Gambar 4.2 Produk-produk PT Djarum ... 42
Gambar 4.3 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 63
Gambar 4.4 Scatter Plot Uji Normalitas ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 79
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 81
Lampiran 3 Hasil Analisis Deskriptif ... 81
ABSTRAK
Judul penelitian yaitu “ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian rokok ten mild pada mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif, uji regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 92 responden sebagai sampel penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok ten mild pada mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara.. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan. Berdasarkan uji signifikan secara parsial, bahwa variabel produk, harga, promosi, lokasi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan konsumen. Variabel yang paling dominan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen adalah variabel promosi.
ABSTRACT
The title of this research is “ Analysis of Factors Influencing Purchase
Decision Making in Ten Mild Cigarettes Faculty of Law, University of North Sumatra.” Purpose of this reseach is define and analyze the product, price, promotion, ease of obtaining the product of decision about the purchase of Ten Mild cigarettes university law student in North Sumatra.
This research is a type of research explanatory is the research that analyses the relationship between a variable with another variable or how a variable affects other variables. Methods of data analysis used is descriptive method and quantitative methods, multiple linear regression. Processing the data using SPSS 17.0 for windows. The data used are primary and secondary data. This study used samples of 92 respondents of the study.
The result of this research indicate that the variables product, price, promotion, product ease of obtaining a positive and significant influence over decisions about the purchase of Ten Mild cigarettes university law in north Sumatra. It can be seen from the test results of simultaneous multiple linear regression. Based on the significant partial test, that the variables product, price, promotion, , ease of obtaining the product has positive and significant partial response to customer decisions. The most dominant variables partial effect on the customer’s decision is the promotion variable.
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah
menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Perusahaan berusaha
membuat suatu produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Jika
produk dapat diterima oleh masyarakat atau konsumen berarti tujuan perusahaan telah
tercapai.
Dinamika persaingan bisnis yang semakin ketat antara berbagai kegiatan
dalam menghasilkan dan menjual produknya, memberikan pengaruh terhadap
pandangan bahwa perusahaan harus memberitahukan dan memperkenalkan
produknya agar konsumen terdorong untuk membeli produk perusahaan melalui
kegiatan promosi dan penetapan harga yang sesuai. Kemudahan memperoleh produk
merupakan hal yang mempengaruhi terhadap keputusan pembelian suatu produk.
Keputusan pembelian merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu (Setiadi, 2003:16). Para pemasar harus mempelajari
keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku belanja konsumen sasaran.
Indonesia merupakan negara urutan ketiga terbesar setelah negara Cina dan
India yang mengkonsumsi rokok. Rokok adalah barang yang banyak dikonsumsi
masyarakat dimana mereka mendapat sensasi kenikmatan tersendiri. . Rokok terdiri
atas berbagai jenis
Cerutu (CRT), Rokok Klobot (KLB), Klebak Meyan (KLM), dan Tembakau Iris
(TIS). Walaupun efek samping dari rokok sangat membahayakan kesehatan bahkan
mengakibatkan kematian dimana tercatat 400.000 jiwa/tahun di Indonesia meninggal
disebabkan oleh rokok. Untuk mengurangi penggunaan rokok di Indonesia telah
dikeluarkan UU no. 36 tahun 2009 yang mengamanatkan segera disahkannya
Peraturan Pemerintah tentang pengamanan produk tembakau sebagai zat adiktif.
Berdasarkan UU no. 36 tahun 2009 berapa daerah di Indonesia pun sudah
mengeluarkan peraturan pemerintah untuk menekan penggunaan zat adiktif ini seperti
Peraturan Walikota Pontianak no. 39 tahun 2009 tentang kawasan tanpa rokok dan
Peraturan Daerah Surabaya no. 5 tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
dan Kawasan Bebas Rokok (KTM) akan tetapi tetap saja masih banyak peminat
rokok. Untuk itu anggota DPR melalui komisi IX DPR telah membahas Rancangan
Undang-Undang (RUU) tentang pengendalian dampak tembakau terhadap kesehatan
sebagai upaya prefentif dan merupakan program legislasi nasional tahun 2010. Akan
tetapi Rancangan Undang-Undang ini belum mendapatkan persetujuan.
30
Gambar 1.1 Sembilan negara dengan konsumsi rokok terbesar
Gambar 1.1 menjelaskan bahwa Indonesia meraih peringkat ketiga dalam
mengkonsumsi rokok terbesar didunia. Industri rokok tidak pernah sepi karena
semakin hari semakin bertambah peminat rokok karena ternyata masyarakat Indonesia
terkadang tidak sadar membelanjakan banyak uangnya hanya untuk merokok.
Buktinya bila dikalkulasikan secara nasional, pengeluaran orang Indonesia untuk
membeli rokok mencapai rata-rata sekitar Rp. 50,48 triliun per tahun. Demikian hasil
simulasi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI)
yang disampaikan peneliti LDFEUI Prof Sri Moertiningsih Adioetomo di Jakarta.
Bahwa “Rata-rata pengeluaran nasional untuk tembakau rata-rata pengeluaran rumah
tangga perokok per bulan untuk membeli rokok pada tahun 2010 adalah Rp.
113.089,-. Jumlah rumah tangga yang memiliki pengeluaran rokok adalah 37113.089,-.460113.089,-.582 rumah
tangga, sehingga pengeluaran untuk membeli rokok secara nasional tahun 2010
mencapai 37.460.582 x 113.08 x 12 = Rp. 50.48 triliun.
PT Djarum adalah perusahaan yang bergerak dalam industri rokok. Rokok Ten
Mild merupakan salah satu dari beberapa rokok yang diproduksi oleh PT Djarum.
Rokok Ten Mild pertama kali diproduksi bulan Agustus 2008. agar produknya dapat
dikenal oleh konsumen rokok Ten Mild melakukan kegiatan promosi dengan
mensponsori berbagai kegiatan seperti festival musik, roadrace, dan kegiatan lainnya
sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Selain itu penetapan harga
yang sesuai serta kemudahan untuk memperoleh produk, juga merupakan strategi
yang digunakan untuk memenangkan persaingan. Harga yang ditawarkan untuk 1
bungkus rokok Ten Mild adalah Rp6.500. Selain itu rokok Ten Mild juga dapat dibeli
dengan harga per batang di toko-toko kecil dan besar bahkan hingga di pinggir jalan
sekalipun, sehingga memudahkan konsumen untuk membeli rokok Ten Mild.
Tabel 1.1
No Perusahaan Rokok Pangsa Pasar
Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pangsa pasar PT Djarum sebesar 22,76% dari
produk rokok lainnya. Dimana salah satu produk PT Djarum adalah rokok Ten Mild
dengan kadar nikotin yang rendah. Produk rokok Ten Mild dibuat dalam bentuk rokok
kretek dengan klasifikasi Sigaret Kretek Mesin (SKM).
Tabel 1.2
Volume Penjualan PT Djarum Perwakilan Medan Rokok LA Lights dan Rokok Ten Mild 2008-2010 Tahun Penjualan rokok LA
LIGHTS (bungkus)
Sumber: data primer diolah (5 April 2011)
Tabel 1.2 menjelaskan peningkatan volume penjualan PT Djarum yaitu rokok
LA Lights dan rokok Ten Mild. Dimana pada tahun 2009 rokok LA Lights mengalami
peningkatan sebesar 1,21% sedangkan rokok Ten Mild mengalami peningkatan
sebesar 1,86%. Tahun 2010 rokok LA Lights mengalami peningkatan sebesar 1,20%
sedangkan rokok Ten Mild mengalami peningkatan sebesar 1,19%.
Merokok tidak membatasi usia dari peminatnya. Banyak alasan yang
mempengaruhi para konsumen ini untuk mengkonsumsi rokok. Mulai dari gaya
hidup, pengaruh pergaulan, penikmat rokok itu sendiri, untuk dapat menghilangkan
stress, agar terlihat gaul dan keren, untuk menguruskan badan, menambah
kepercayaan diri dan lainnya.
Presentase perokok terbesar berdasarkan usia mulai merokok di Indonesia
pelajar. Rokok bukanlah barang primer yang termasuk dalam jenis kebutuhan
manusia, tetapi pembelian rokok selalu ada dan seolah menjadi barang primer bagi
sebagian masyarakat. Para konsumen rokok mempunyai alasan yang berbeda-beda
dalam mengkonsumsi rokok.
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara merupakan pangsa
pasar yang potensial mengkonsumsi rokok Ten Mild. Hal ini dapat dilihat bahwa
banyak kegiatan yang dilakukan Fakultas Hukum disponsori rokok Ten Mild. Hal ini
mengakibatkan nama rokok Ten Mild sudah tidak asing lagi buat para mahasiswa
fakultas hukum universitas sumatera utara. Dimana para mahasiswa mulai
menyediakan dana untuk pembelian produk rokok Ten Mild tersebut. Hal ini dapat
dilihat dari tabel 1.3 hasil pra survey yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel 1.3
Tingkat Penjualan Rokok di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 2011 Penjualan Ten Mild
(Bungkus)
Sumber: data primer diolah (April 2011)
Tabel 1.3 menjelaskan selama seminggu penjualan rokok Ten Mild di fakultas
hukum berada di urutan ke empat sebanyak 30 bungkus, setelah rokok Sampoerna
sebanyak 102 bungkus, Marlboro 72 bungkus dan LA Lights 54 bungkus.
Hal ini menjadikan fenomena alasan bagi peneliti untuk membahas tentang
keputusan pembelian rokok Ten Mild. Faktor-faktor seperti produk, harga, promosi
dan kemudahan memperoleh produk merupakan landasan untuk mengetahui jawaban
dari fenomena tersebut. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul ”Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah faktor produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian rokok Ten Mild pada mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara?
2. Apakah faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian
rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor produk, harga, promosi
dan kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian rokok Ten
Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
b) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan yang
mempengaruhi keputusan pembelian produk rokok Ten Mild pada mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat peneliti melakukan penelitian ini adalah:
1) Bagi perusahaan, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor produk,
pembelian rokok, agar dapat menentukan strategi apa yang digunakan dalam
pemasaran rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Univesitas
Sumatera Utara.
2) Bagi Peneliti lain, sebagai bahan referensi yang dapat memberikan
perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama.
3) Bagi peneliti sendiri penelitian ini bermaanfaat untuk memperluas wawasan
berfikir dalam bidang pemasaran secara umum dan suatu kesempatan untuk
dapat menuangkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1Pengertian Produk
Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan
penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat
diraba maupun dilihat termasuk kemasan, warna, harga, prestise perusahaan maupun
tingkat pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginannya (Sianipar, 2006:24). Hirarki produk dimulai
dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu sampai dapat memuaskan
kebutuhan tertentu (Lubis, 2007:17). Karateristik produk harus digambarkan, yang
menekankan apa yang menjadikan produk tersebut lebih diminati daripada produk
sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Suatu produk mungkin diminati karena lebih
mudah dipakai, lebih efektif atau lebih awet. Keunggulan kompetitif apapun dari
suatu produk ini dengan produk sejenis dari pesaing harus dijelaskan.
Kategori Produk
Untuk membantu strategi pemasaran perusahaan dapat berjalan secara efektif,
pemasar membagi produk berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya,
menjadi produk konsumsi dan produk industri.
1. Produk Konsumsi
Produk konsumsi adalah barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga
sendiri. Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang
lain atau dijual kembali.
2. Produk Industrial
Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan
untuk memproduksi barang atau jasa lain, atau dibutuhkan untuk kegiatan
operasional perusahaan.
2.1.2Pengertian Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan dan pendapatan dari perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,
distribusi dan promosi) timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping itu harga
merupakan unsur bauran pemasaran yang bersiat fleksibel, artinya dapat diubah
dengan cepat.
Menurut Kotler (2001:195), harga adalah nilai yang dipertukarkan konsumen
untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan atau kepemilikan barang atau
jasa.
2.1.2.1Tujuan Penetepan Harga
Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan
harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau
memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya kesaluran
distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu
perjanjian kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan menempatkan
produknya berdasarkan mutu dan harga.
Menurut Kismono (2001:347), tujuan penetapan harga bagi perusahaan yaitu:
Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya yang telah
dikeluarkan dan laba yang diinginkan. Dari laba tersebut perusahaan
mendapatkan dana yang dapat dipergunakan untuk jalannya operasi
perusahaan.
b. Merebut Pangsa Pasar (Market Share)
Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah sehingga dapat meraih lebih
banyak konsumen dan dapat merebut pangsa pasar pesaing.
c. Mengejar Keuntungan
Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar bisa mendapatkan
keuntungan yang optimal bagi produknya.
d. Mendapatkan pengembalian modal (Return On Investment)
Agar perusahaan dapat cepat menutup biaya investasi, harga dapat ditetapkan
tinggi.
e. Mempertahankan Status Quo
Ditengah persaingan beragam, produk yang ditawarkan dipasar, produk yang
telah mendapatkan pangsa pasar perlu dipertahankan keberadaannya dengan
penetapan harga yang tepat.
2.1.2.2Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga
Menurut Kotler&Amstrong (2001:154) secara umum ada dua faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam penatapan harga yaitu:
a) Faktor Internal Perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan
pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut dapat berupa maksimalisasi laba,
besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan,
melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.
b) Faktor Eksternal Perusahaan
1. Sifat Pasar dan Permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang
dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan
monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah
elastisitas permintaan.
2. Persaingan
Menurut Kotler (2001:26), ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh
dalam persaingan suatu industri yang bersangkuatan, produk substitusi,
pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru, informasi yang dibutukan
untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain
meliputi:
a) Jumlah Perusahaan dalam Industri
Bila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara teoritis
perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harga. Akan tetapi
sebaliknya, bila industri terdiri atas banyak perusahaan, maka
persaingan harga terjadi.
b) Ukuran Relatif Setiap Anggota Industri.
Bila Perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar maka perusahaan
dapat memegang inisiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil,
maka hanya menjadi pengikut.
Bila Perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya,
maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan
harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing
dalam industri.
d) Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan
Bila suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang ada
sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada
hambatan masuk ke pasar (barrier to market entry), maka
perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat
mengendalikan harga. Hambatan yang masuk ke dalam pasar dapat
berupa persyaratan teknologi, investasi modal yang besar,
ketidaktersediaan bahan baku pokok utama, skala ekonomi yang tidak
dicapai perusahaan-perusahaan yang sudah ada dan sulit diraih oleh
pendatang baru, kendali atas sumber daya alam oleh perusahaan yang
sudah ada, dan keahlian dalam pemasaran.
e) Unsur - Unsur Lingkungan Eksternal Perusahaan Lainnya
Selain faktor-faktor diatas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan
faktor kondisi ekonomi, kebijakan dan peraturan pemerintah, dan
aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan).
2.1.3Pengertian Promosi
Promosi merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan, dan pengimbasan
keputusan pembelian konsumen (Kotler, 2003:20). Perusahaan modern mengelolah
sistim komunikasi pemasaran (promosi) yang kompleks.
Promosi adalah komunikasi dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk
dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap
produk atau jasa perusahaan (Kotler, 2003:22).
Suatu promosi dikatakan efektif jika promosi tersebut dapat mencuri perhatian
masyarakat. Saat melihat iklan yang ada ditelevisi, surat kabar, spanduk dan lain-lain
hal inilah yang disebut dengan komunikasi.
Beberapa alasan pemasar melakukan promosi:
1. Menyediakan informasi
Para penjual dapat menginformasikan kepada calon pelanggan tentang barang dan
jasa. Jelas terdapat garis antara menginformasikan dan membujuk, edukasi kerap kali
digunakan untuk membujuk, tetapi menyediakan informasi tetap merupakan bagian
penting dari banyak upaya promosional.
2. Merangsang permintaan
Para pemasar menginginkan konsumen membeli produknya, dan mereka
menggunakan promosi untuk membuat konsumen memikirkan tindakan seperti itu.
3. Membedakan produk
Organisasi mencoba untuk membedakan merek dan produknya melalui
penggunaan promosi, khususnya produk yang tidak banyak berbeda dari para
kompetitornya
4. Mengingatkan para pelanggan saat ini
Para pelanggan akan mengingat manfaat dari produk perusahaan dan bisa
mencegah berpaling pada saat mereka memutuskan untuk mengganti produknya.
5. Menghadang pesaing
Promosi digunakan untuk menghadang upaya pemasaran pesaing untuk melawan
kampanye periklanan.
Kompetisi bukanlah penjualan produk serupa dan perusahaan lainnya. Sering
terjadi perusahaan menjadi korban publisitas dan pemalsuan.
7. Memutuskan fluktuasi-fluktuasi permintaan
Promosi membantu mengisi kesenjangan yang ada diantara
kepincangan-kepincangan dalam permintan. Membujuk para pengambil keputusan yang menjadi
pelanggan media promosi.
2.1.4Pengertian Pemasaran
Pada umumnya setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi
pemasaran, yaitu anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap
kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran
adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum
terpenuhi, menentukan dan mengukur besarnya potensi keuntungan, menentukan
mana saja pasar target yang paling dapat dilayani organisasi, memutuskan berbagai
produk atau jasa, dan program yang paling tepat untuk melayani semua pasar yang
sudah dipilih sebelumnya, dan mengajak setiap orang dalam organisasi untuk selalu
berpikir dan melayani para pelanggan (Kotler 2005:6).
Menurut Kotler (2005:18), konsep-konsep yang bersaing yang digunakan oleh
organisasi pada kegiatan pemasaran mencakup:
1. Konsep Produksi
Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi
(internal). Asumsi ini diyakini adalah konsumen hanya akan membeli produk-produk
yang murah dan gampang diperoleh. Dengan demikian kegiatan organisasi harus
difokuskan pada efisiensi biaya (produksi) dan ketersediaan produk (distribusi) agar
perusahaan dapat memperoleh keuntungan.
Dalam konsep ini pemasaran beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki
produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau penampilan superior.
Konsekuensinya, pencapaian tujuan bisnis perusahaan dilakukan melalui inovasi
produk, riset dan pengembangan dan pengendalian kualitas secara berkesinambungan.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan dimana
pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan meningkat.
Sehingga tercapai laba maksimum sebagaimana tujuan perusahaan. Dengan demikian
fokus kegiatan pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan
dan kegiatan promosi secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan
membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada gilirannya penjualan dapat
meningkat.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa
konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep pemasaran
menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya
sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan pasar sasarannya dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara efektif
dan efisien daripada para pesaingnya.
5. Konsep Pemasaran Holistik
Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan, perancangan dan
implementasi program pemasaran, proses pemasaran, dan kegiatan-kegiatan
pemasaran lainnya. Pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu bisa terjadi
hubungan, pemasaran terpadu, pemasaran internal, dan pemasaran yang bertanggung
jawab sosial.
2.1.5Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Menurut Kotler (2003:11), pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manejerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain. Defenisi ini berdasarkan pada konsep : kebutuhan, keinginan dan
permintaan, produk nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan,
pasar dan pemasaran serta pemasar.
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Kebutuhan
manusia adalah pada saat keadaan merasa tidak memiliki kepuasan mendasar.
Manusia membutuhkan makanan, pakaian, rumah, perlindungan, keamanan, hak
milik, harga diri, dan beberapa hal lain untuk bisa hidup. Kebutuhan ini tidak
diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah terukir dalam hayati serta
kondisi manusia.
Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut.
Walaupun kebutuhan manusia sedikit, tetapi keinginan konsumen banyak. Keinginan
manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial, seperti keluarga, sekolah, dan
perusahaan. Permintaan adalah keinginan akan sesuatu produk yang didukung dengan
kemampuan serta ketersedian membelinya. Dengan kata lain, keinginan menjadi
permintaan jika didukung dengan daya beli.
Dalam Kotler (2005:216) menurut Maslow ada lima kebutuhan manusia
berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari yang paling rendah yaitu kebutuhan
fisik (makanan, minuman, tempat tinggal), kebutuhan keamanan (keamanan dan
dicintai), kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, status), dan kebutuhan yang
paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri (pamahaman dan pengembangan diri).
Menurut Maslow manusia cenderung memenuhi kebutuhan rendah terlebih dahulu,
sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.1.6Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen untuk
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Pengetahuan akan keputusan pembelian sangat diperlukan para pemasar untuk
mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi
perilaku konsumen di masa mendatang (Setiadi 2003:167).
2.1.7Tahap-Tahap Pembelian
Sebelum melakukan pembelian biasanya konsumen melewati tahapan-tahapan
sebagai berikut :
1. Pengenalan Kebutuhan
Tahap awal dimana seseorang memiliki kebutuhan dan keinginannya yang
harus dipenuhi. Perasaan ini bisa dipicu dari dalam diri sendiri atau dari luar
diri.
Seperti : teman-teman dan keluarga
2. Mencari Informasi
Tahap dimana konsumen akan mencari informasi yang berkaitan dengan
produk yang akan dibeli. Informasi ini ada yang didapat dari pengalaman
sendiri atau dari jalur komersial.
Seperti : iklan-iklan di koran dan majalah
Setelah memiliki informasi yang cukup konsumen dapat mengevaluasi
alternatif pilihan mana yang paling menguntungkan dari segi harga, kualitas
atau merek produk yang akan dibeli.
4. Keputusan Pembelian
Tahap dimana konsumen melakukan pembelian terhadap produk yang telah
dievaluasi sebelumnya.
5. Perilaku setelah Pembelian
Menyangkut puas tidaknya konsumen terhadap produk yang telah dibeli, jika
konsumen merasa puas maka dapat diprediksi dia akan mengkonsumsi lagi
produk tersebut atau jika konsumen merasa tidak puas maka ia cenderung
akan beralih pada produk pesaing.
Gambar 2.1 Tahap pengambilan keputusan Sumber (Kotler 2005:224)
2.2Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen telah
dilakukan oleh Sianturi (2006) dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Pembelian Rumah pada Perumahan Citra Wisata Medan ”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor
harga, pendapatan, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan pembelian rumah pada
Perumahan Citra Wisata Medan, dan faktor harga yang paling dominan. Populasi
penelitian ini adalah pembeli rumah sekaligus penghuni pada Perumahan Citra Wisata
Medan. Populasi penelitian ini berjumlah 500 kepala keluarga yang memiliki rumah
Purposive Sampling yaitu 10% dari jumlah populasi itu yaitu sebanyak 50 orang
pemilik rumah di Citra Wisata Medan. Metode penelitian ini yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif dan metode analisis linear berganda dengan menggunakan
uji simultan, uji parsial, dan analisis determinasi. Kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian bahwa secara simultan faktor harga, pendapatan, lokasi dan fasilitas
mempengaruhi keputusan pembelian rumah pada Perumahan citra Wisata Medan. Ini
berarti hipotesis diterima. Dan secara parsial dapat dilihat bahwa faktor harga
merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian rumah
pada Perumahan citra Wisata Medan.
2.3Kerangka Konseptual
Karateristik dan proses pengambilan keputusan pembelian akan menghasilkan
keputusan pembelian tertentu. Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi
oleh marketing mix yang dikenal dengan 4P yang terdiri dari product, price, place,
dan promotion. Berdasarkan marketting mix diatas maka peneliti membuat kerangka
konseptual yang terdiri dari produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh
produk terhadap keputusan pembelian. Secara sederhana kerangka konseptual di
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber : (Setiadi, 2003:25) diolah penulis
Gambar 2.2 menjelaskan bahwa terjadinya keputusan pembelian disebabkan
karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian. Keputusan pembelian disebabkan karena adanya faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian (X)
- Faktor Produk (XI)
- Faktor Harga (X2)
- Faktor Promosi (X3)
- Faktor Kemudahan memperoleh Produk(X4)
kebutuhan atau rangsangan penjualan. Rangsangan ini akan menjadi pusat ingatan
bagi calon pembeli tergantung kepada pemahaman, perhatian, dan penerimaan calon
konsumen itu sendiri terhadap kebutuhan atau stimulus yang datang kepadanya.
Namun pun demikian keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh karakter pembeli
yang terdiri dari faktor :
1. Budaya, termasuk di dalamnya adalah tata nilai, preferensi, kelas sosial.
2. Sosial, termasuk di dalamnya adalah kelompok acuan, keluarga, peran, dan
status.
3. Pribadi (perorangan), termasuk di dalamnya adalah usia dan siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
4. Psikologis (kejiwaan)
Keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dalam penelitian ini
menjadi rujukan bagi terbentuknya variabel yang mempengaruhi keputusan
pembelian. Variabel-variabel yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh
konsumen sangat bermanfaat sebagai tahap pengenalan kebutuhan dan pencarian
informasi, yang akan membangkitkan kesadaran konsumen untuk melakukan evaluasi
alternatif yang akan menghasilkan keputusan pembelian.
2.4Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan
masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis
(Sugiyono,2003:306). Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan maka
hipotesis penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terdiri
dari faktor produk, faktor harga, faktor promosi dan faktor kemudahan memperoleh
produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan), penelitian ini dapat
dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Pada tingkat
eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang
menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh yaitu : produk (X1),
harga (X2), promosi (X3), kemudahan memperoleh produk (X4) berpengaruh terhadap
keputusan pembelian rokok Ten Mild (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Jln
Universitas No.4 kampus USU Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei
sampai dengan bulan Juli tahun 2011.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a) Penelian ini hanya dibatasi pada mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang berjenis kelamin laki-laki dan yang
mengkonsumsi rokok Ten Mild.
b) Penelitian ini hanya melihat variabel produk (X1), harga (X2), promosi
(X3) dan kemudahan memperoleh produk (X4) yang mempengaruhi
3.4 Defenisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian:
a) Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang
menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor lain
(Nawawi, 2004:56). Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah:
1. Faktor produk (X1)
Didefenisikan sebagai atribut produk rokok Ten Mild yang
dipertimbangkan dari segi manfaat fisiknya.
2. Faktor harga (X2)
Didefenisikan sebagai persepsi responden tentang harga produk, baik itu
mahal, kompetitif, standar, murah.
3. Faktor promosi (X3)
Didefenisikan cara produk Ten Mild diperkenalkan kepada konsumen.
Strategi promosi konsumen harus konsisten dengan profil pelanggan.
4. Faktor kemudahan memperoleh produk (X4) sebagai faktor yang
berkaitan dengan lokasi atau tempat memperoleh produk.
b) Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian produk
rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit
produk pada periode tertentu (Setiadi, 2003:16).
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Variabel
VARIABEL DEFENISI INDIKATOR SKALA
UKUR
1.Harga produk yang ditetapkan
1.Daya tarik iklan rokok Ten Mild
2.Pesan yang
disampaikan mudah dipahami
3.Acara promo atau
event yang 4.Faktor situasional
Skala Likert
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert sebagai alat untuk
mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana responden akan
memilih jawaban yang ada. Dalam setiap jawaban akan diberikan skor dalam menilai
persepsi dari variabel-variabel yang akan diuji.
Pedoman dalam pemberian skor adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pedoman pemberian skor
NO PERNYATAAN SKOR
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (R) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber Sugiyono (2004:87)
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek
yang mempunyai kualitas atau karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2003:72). Populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang
mengkonsumsi rokok Ten Mild
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
(Kuncoro, 2003:103). Menurut Supramono dan Haryanto (2003:62) untuk
menentukan jumlah sampel yang tidak diketahui secara pasti jumlahnya, dapat
digunakan rumus:
(Z α)2 (p) (q) n =
d2 n = Jumlah sampel
Zα = Nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikansi tertentu (α)
Bila α = 0,05 → Z = 1,96
Bila α = 0,01 → Z = 1,67
p = Estimasi proporsi populasi yang sesuai dengan kriteria sampel
q = Proporsi populasi yang tidak sesuai kriteria sampel (1 – p)
d = Penyimpangan yang ditolerir
Teknik yang digunakan dalam menentukan individu sampel adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003:78). Kriteria sampel adalah mahasiswa S1
Fakultas Hukum USU berjenis kelamin laki-laki yang mengkonsumsi rokok Ten Mild
5 batang/hari.
Dari observasi awal, responden yang sesuai dengan kriteria sampel
sebanyak 60%, maka q = 40% dengan tingkat signifikan 5% dan tingkat kesalahan
yang dapat ditoleransi sebesar 10%, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
n = (1,96)2 (0,6) (0,4) (0,10)2 n = 92,198
Berdasarkan uraian tersebut maka jumlah responden yang akan dijadikan
3.7 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti mempergunakan dua jenis data
untuk membantu memecahkan masalah:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dilokasi
penelitian. Data primer yang diperoleh dari subjek penelitian melalui
observasi dan wawancara serta kuesioner dengan responden.
2. Data Sekunder, yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti
mendapatkan data sekunder dari buku-buku, internet, kepustakaan serta data
lainnya yang mendukung.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan
pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden dapat memberi
respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden
diminta untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan judul
penelitian.
b. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung
dengan responden secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.
Dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari buku, internet, dan
lainnya yang berhubungan dengan penelitian
3.9 Uji Validitas dan Realibilitas 3.9.1 Uji Validitas
Peneliti menggunakan instrument sebelum melakukan uji validitas dan
reliabilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab
tujuan penelitian. Uji validitas akan dilakukan pada 30 orang mahasiswa fakultas
sastra diluar sampel yang diuji dengan metode accidental sampling yaitu siapa saja
yang ditemui yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Nilai corrected item
total correlation adalah 0,361 untuk 30 responden, yang dapat dilihat pada Tabel r
Product Moment.
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 16.0 for window dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid
2) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid
3.9.2 Uji Realibilitas
Reliabel artinya data yang diperoleh melalui koesioner hasilnya konsisten
bila digunakan penelitian lain. Pengujian dilakukan dengan SPSS 16.0 for windows.
Menurut Kuncoro (2003:29) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,80. Butir pertanyaan yang
sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan
kiteria sebagai berikut :
a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.
3.10 Metode Analisis Data
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode ini dilakukan dengan cara menyusun, mengelompokkan dan
menganalisis data sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi yaitu
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen terhadap keputusan
pembelian rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum USU.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan
efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria pernyataan
yang asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
3.10.2.1Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang, 2008:55). Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai
signifikan 5% artinya variabel variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,
2008:66).
3.10.2.2Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas artinya varians variabel independen adalah sama untuk
setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik
menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikanya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas.
3.10.2.3Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain
dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau
mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat
dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Faktor) melalui
program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. “Nilai umum yang biasa dipakai adalah
nilai Tolerance >0,1 atau VIF <5, maka tidak terjadi multikolinearitas”
(Situmorang,2008:104).
3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linear berganda digunakan mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas (produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk)
terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
Model regresi linear berganda yang digunakan:
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+b4X4+e
Sumber : Sugiono, (2005:21)
Dimana :
Y = skor tingkat keputusan pembelian
a = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi
X2 = skor dimensi variabel harga
X3 = skor dimensi variabel promosi
X4 = skor dimensi variabel kemudahan memperoleh produk
e = skala error
3.10.4 Uji Hipotesis
3.10.4.1Uji-F (uji Serentak)
Uji-F dilakukan untuk mempengaruhi apakah serentak variabel bebas
mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0: b1=b2=b3=b4=0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
H0: b1≠b2≠b3≠b4≠0, artinya veriabel bebas secara bersana-sana berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel . Kriteria pengambilan
keputusan yaitu:
H0 diterima bila Ftabel < Fhitungpada α = 5 %
Ha diterima bila Ftabel > Fhitungpada α = 5%
3.10.4.2Uji-T (Uji Parsial)
Uji-T bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y).
Bentuk pengujiannya adalah:
H0:b1,b2,b3,b4 = 0 artinya variabel babas secara parsial tidak berpengaruh signifikan
Ha:b1,b2,b3,b4 ≠ 0 artinya variabel bebas secara persial berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat.
3.10.4.3Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain koefisien determinan digunakan
untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti (X1,X2,X3,X4) yaitu
produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk terhadap variabel terikat
yaitu keputusan pembelian (Y) . Koefisien determinan (R2) berkisar antara nol sampai
dengan satu (0≤ R 2≤1). Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R2 mendekati 1
menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan
yaitu:
H0 diterima jika thitung< ttabel pada = 5%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1.Sejarah Perusahaan
PT Djarum adalah suatu perusahaan perseorangan yang didirikan pada
tanggal 21 April 1951 oleh almarhum Oei Wie Gwan. Perusahaan PT Djarum
berkedudukan di Jl Ahmad Yani 28 Kudus, dengan surat izin usaha No.2339/F.
Pada waktu itu semua kegiatan perusahaan terpusat di Kudus, meliputi bidang
produksi, keuangan, personalia dan pemasaran. Daerah pemasaran masih sangat
terbatas, khusus untuk memenuhi permintaan di Jawa Tengah.
Pada waktu berdiri perusahaan hanya mempunyai tempat kerja yang sangat kecil
dan produksinya masih sedikit sekali hanya sebesar ratusan ribu batang
perharinya, rokok pertama yang diproduksi adalah merek Djarum dan Kotak
Ajaib.
Pada tahun 1953 Oei Wie Gwan meninggal dunia, maka pimpinan
perusahaan digantikan kedua putranya yaitu Bambang Hartono dan Budi
Hartono. Sejak itu perusahaan kretek rokok Djarum berkembang pesat, dimana
permintaan pasar semakin meningkat. Hal ini merupakan kesempatan baik bagi
perusahaan untuk meningatkan volume produksinya. Saat ini daerah
pemasarannya tidak hanya meliputi wilayah Indonesia saja tetapi sudah sampai
ke luar negri. Dengan pergantian izin usaha dimana surat izin yang lama
Dengan pergantian pimpinan tersebut maka sedikit demi sedikit PT Djarum
dapat berkembang dengan mantap sehingga untuk saat ini perusahaan masuk
dalam kategori “3 besar” disamping rokok Gudang Garam dan Sampoerna.
Dengan makin kompleksnya masalah pemasaran, maka kegiatan
pemasaran tidak dapat dilakukan secara sentralisasi lagi. Mulai diterapkan sistim
desentralisasi dengan mendirikan Pusat Penyaluran Rokok Djarum (PPRD) yang
dalam selanjutnya dinamakan perwakilan. Daerah perwakilan difokuskan dilima
kota yaitu : Jakarta, Bandung, Cirebon, Surabaya dan Semarang.
Tahun 1971 mekanisasi diawali dengan disektor proses dan tahun 1975 dimulai
produksi rokok buatan mesin, dengan diperolehnya izin menggunakan mesin,
gerak maju rokok Djarum semakin mantap, dimana pada tahun 1989 PT Djarum
merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Pada tahun 1989
perusahaan Djarum telah berproduksi 24.932.856.740 batang yang terdiri dari
SKT sebanyak16.180.700.840 batang dan SKM sebanyak 8.752.155.900 batang.
Jumlah tersebut merupakan 29,5% dari total produksi dari anggota GAPRI
(Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia) yang sebesar 84.449.039.550
batang. Perkembangan produksi dari PT Djarum diikuti pula dengan
pertambahan tenaga kerja, dimana saat ini perusahaan mempunyai tenaga kerja
42.703 orang yang terdiri dari karyawan bulanan sebanyak 3.618 orang,
karyawan harian sebanyak 7.878 orang dan karyawan borongan 31.207 orang.
4.1.2.Lokasi Pabrik
Lokasi perusahaan adalah di kota Kudus dan sekitarnya. Perusahaan sejak
1967 mulai mendirikan brak-brak atau tempat penggilingan/pelintingan rokok di
desa-desa di dalam maupun di luar kota Kudus. Tindakan ini didasarkan alasan
lebih murah dan lebih mudah untuk memperoleh tanah yang luas. Sedangkan
kantor pusat PT Djarum berada di Jl Ahmad Yani 28 Kudus.
Sampai saat ini perusahaan mempunyai 21 brak yang tediri dari 17 brak di
daerah Kudus dan 4 brak di luar daerah Kudus, yaitu:
• Brak Jetak I
• Brak Jetak II
• Brak Gibrik
• Brak Bitingan Lama 53
• Brak Megawon
• Brak Sudimoro
• Brak Burikan
• Brak Bulung Cangkiring
• Brak Blolo
• Brak Kajar
• Brak Karang Rejo
• Brak Karang Bener
• Brak Karang Dowo
• Brak Pasuruan
• Brak Tanjung Karang
• Brak Sekarjati
Di luar daerah Kudus:
• Brak Tayu
• Brak Pati
• Brak Juwana
• Brak Solo
4.1.3.Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu bentuk yang menunjukkan
aspek-aspek pokok dan hubungan antar bagian serta saluran pengawasan yang
menduduki masing-masing jabatan. Struktur organisasi menggambarkan
pembagian yang penting serta garis otoritas formal, kesemuanya ini adalah
tanggung jawab pemimpin perusahaan untuk mengkoordinir perusahaan dan
Sturktur Organisasi PT Djarum Kudus
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber : www.Djarum com
4.1.4.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Managing Directror
• Mewakili perseroan di dalam dan di luar perusahaan
• Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja
perusahaan
• Bertanggung jawab dalam rapat Dewan Komisaris
• Menetapkan kebijakan perusahaan
• Bertindak sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan dan usaha mencapai
tujuan perusahaan
Marketing Director
• Memasarkan hasil produksi
Manager
• Memperluas pasar
• Mencari informasi pasar
• Melaksanakan kegiatan promosi untuk meningkatkan penjualan
• Mengkoordinir bagian-bagian yang dibawahnya
Finance Director
• Menerima dan menyimpan uang dan surat-surat berharga ditempat yang telah
ditentukan
• Mencatat semua transaksi perusahaan yang berkaitan dengan keuangan
• Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan secara periodik
Production dan Technikal Director
• Menerapkan kebijakan dalam bidang proses produksi, sejak dari bahan dasar
pencampuran bahan-bahan sampai menjadi barang jadi.
• Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan kerja dalam bidang produksi
• Menjamin kelancaran proses produksi
• Mempersiapkan mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi, untuk
menjamin agar produksi dapat berjalan lancar
• Mengatur jam pemeliharaan mesin
• Mengkoordinir bagian-bagian yang ada dibawahnya
Personal Director
• Menarik, menyeleksi dam melatih tenaga kerja yang diterima
• Penempatan karyawan sesuai dengan bakatnya
• Mengatur promosi karyawan
• Membuat daftar absensi dan laporan buruh tiap bulan
• Meningkatkan kesejahtraan dan kualitas karyawan
• Mengkoordinir bagian-bagian yang ada dibawahnya
Purchasing Director
• Mengadakan pembelian bahan buku dan bahan-bahan pembantu lainnya yang
diperlukan dalam proses produksi
• Mencari dan memilih sumber-sumber penyedia bahan-bahan yang
menguntungkan
• Menjamin kontinuitas bahan baku dan bahan pembantu yang diperlukan dalam
proses produksi
R & D Director
• Mengadakan penelitian dan pengembangan bahan
• Mempertahankan dan meningkatkan kualitas barang jadi
• Menjamin kualitas dan pengawasan yang dilakukan
• Menangani perkebunan tembakau yang dimiliki perusahaan
• Mengkoordinir bagian-bagian yang ada dibawahnya
4.1.5.Ketenagakerjaan
Komposisi dari tenaga kerja PT Djarum Kudus terdiri dari 80% tenaga
kerja wanita dan 20% terdiri dari tenaga kerja pria. Jumlah tenaga kerja saat ini
42.703 orang.
Tabel 4.1
Tingkat pendidikan karyawan bulanan yang berada di Kudus
Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)
SD 199
SLTP 206
SLTA 857
D1/D2 18
D3/Sarjana Muda 82
S1 46
S2 2
Jumlah 1.413
Sumber: www.Djarum.com
Tabel 4.2
Usia Karyawan Bulanan yang Berada di Kudus
Usia Jumlah (orang)
Sampai dengan 30 tahun 173
31-40 tahun 614
41-50 tahun 489
51-60 tahun 134
> 60 tahun 3
Jumlah 1.413
Sumber: www.Djarum.com
Tenaga kerja wanita biasanya ditempatkan pada bagian bantil, linting dan
pengepakan. Untuk bagian ini memang yang diprioritaskan adalah tenaga kerja
wanita karena perusahaan mempunyai alasan-alasan sebagai berikut:
• Bahwa tenaga kerja wanita pada umumnya lebih tekun dibandingkan dengan
tenaga kerja pria
• Tenaga kerja wanita lebih rapi melinting rokok, hal tersebut sangat diperlukan
karena untuk industri rokok kretek masalah kehalusan pelintingan memegang
peranan yang sangat penting
• Tenaga kerja wanita lebih mudah diatur dibandingkan dengan tenaga kerja pria
Yang dimaksud dengan tenaga kerja batil adalah tenaga kerja yang
mempunyai tugas untuk meratakan ujung rokok. Jadi begitu rokok sudah selesai
dilinting oleh bagian pelinting maka di ujng rokok masih banyak tembakau yang
keluar dari ujungnya maka disini tugas bagian batil untuk meratakan dengan
jalan memotong kedua ujung rokok yang tembakaunya keluar. Begitu rokok
sigaret selesai diratakan di bagian batil maka sebelum diserahkan ke bagian
pengepakan, rokok tersebut harus melewati bagian sortir yang akan mengontrol
lalu selanjutnya diserahkan untuk dimasukkan ke dalam slop, pres dan bal untuk
dipasarkan kemasyarakat.
Tingkatan upah yang diberikan oleh PT Djarum dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain :
- Jabatan/level dari tenaga kerja
- Masa kerja/lama kerja seorang tenaga kerja di perusahaan
- Kekomplekkan dari pekerjaan
- Resiko dari pekerjaan
- Penilaian prestasi tenaga kerja selama ia bekerja di perusahaan
Sistim pengupahan di PT Djarum digolongkan menjadi 3 yaitu:
1. Karyawan borongan, gaji diberikan sesuai dengan kapasitas pekerjaan yang
telah dikerjakan dan dibayarkan dalam setiap hari kerjanya. Sebagian besar dari
mereka bertugas melinting dan mengepak rokok.
2. Karyawan harian, gaji diperhitungkan setiap hari dan diberikan setiap minggu,
yang terdiri dari upah rokok ditambah dengan premi. Premi dihitung
berdasarkan 3K yaitu : Kerajinan (kehadiran), keterampilan (prestasi), dan
keahlian (jabatan). Karyawan harian mempunyai kegiatan antara lain sebagai
petugas gudang tembakau dan cengkeh, tenaga sortir lintingan, reperasi
gilingan, pembantu kantor dan tenaga kebersihan.
PT Djarum juga tercatat sebagai anggota PPRK (Persatuan Pengusaha Rokok
Kudus) yang bertujuan untuk menjalin kerja sama yang baik antara berbagai
perusahaan rokok kretek di lingkungan kota Kudus dan sekitarnya.
Penetapan standar upah bagi pekerja borongan dan harian diatur melalui PPRK.
poliklinik dan layanan kerja disetiap lokasi kerja. Perusahaan juga akan
menanggung biaya opname karyawan atau biaya perawatan medis secara khusus
apabila diperlukan.
3. Karyawan bulanan, gaji diterima setiap bulan. Pembagian gaji ini didasarkan
pada komponen yang berlaku yaitu seperti tunjangan jabatan, pendidikan,
tunjangan keahlian, tunjungan jabatan, lembur, kemampuan dan usaha karyawan
serta kebijakan pimpinan.
Seluruh karyawan/karyawati PT Djarum ikut program jamsostek dan juga
mendapat tunjungan berupa tunjungan kesehatan dan tunjangan hari tua.
4.1.6.Produk Yang Dipasarkan
Produksi rokok PT Djarum terdiri dari dua jenis yaitu rokok kretek buatan
tangan, serta rokok kretek buatan mesin yang berfilter. Dari dua jenis itu
masing-masing terdiri dari berbagai merek serta desain, ukuran, juga formula
rasa yang berbeda-beda, yang disesuaikan dengan selera dan daya beli
konsumen.
Pelintingan serta pengepakan rokok kretek buatan tangan dilakukan oleh
beribu-ribu tenaga kerja wanita yang terampil, sedangkan untuk produksi rokok
buatan mesin, produksi dan pengepakan dilakukan dengan mesin-mesin buatan
Inggris dan Jerman Barat yang cara kerjanya dikontrol oleh komputer sehingga
pekerjaan dan takaran yang dikehendaki memperoleh hasil yang memuaskan.
Merek PT Djarum yang saat ini masih aktif diproduksi adalah :
Sigaret Kretek Tangan Sigaret Kretek Mesin
1. Djarum Coklat 1. Djarum Super 12
2. Djarum Coklat Istimewa 2. Djarum Super 16