• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ROKOK PADA MAHASISWI DI YOGYAKARTA Studi Kasus pada Mahasiswi di Kecamatan Depok Sleman, Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ROKOK PADA MAHASISWI DI YOGYAKARTA Studi Kasus pada Mahasiswi di Kecamatan Depok Sleman, Yogyakarta"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ROKOK PADA MAHASISWI DI YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Mahasiswi di Kecamatan Depok Sleman, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh: Citra Sari Yanuardhanie

(022214137)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Allah yang telah menciptakanku, 2. Orang tuaku tercinta Bapak Fransiskus

(6)

MOTTO

Mintalah maka akan diberi

kepadamu; carilah, maka kamu akan

mendapat; ketoklah, maka pintu akan

(7)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ROKOK PADA MAHASISWI DI YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Mahasiswi di Kecamatan Depok Sleman, Yogyakarta

Citra Sari Yanuardhanie

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor marketing mix

(produk, harga, tempat dan promosi) mana yang paling penting bagi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk rokok, dan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswi terhadap atribut-atribut marketing mix berdasarkan uang saku per bulan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi yang tinggal di daerah Kecamatan Depok Sleman, Yogyakarta dengan sampel sebanyak 100 orang mahasiswi yang berusia 20 sampai dengan 25 tahun. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dan analisis kai kuadrat (chi square).

(8)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE CIGARETTES BUYING DECISION INFLUENCING FACTORS AMONG FEMALE STUDENTS

Case Study : Female Students at Depok, Sleman, Yogyakarta

Citra Sari Yanuardhanie

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

This research was aimed to find out the effect of marketing mix to the cigarettes buying decision among female students at Depok, Sleman, Yogyakarta. It also aimed to find out the perception differences of female students at Depok, Sleman, Yogyakarta to the cigarettes marketing mix, based on their monthly allowances.

The type of the research was quantitative research. The data analysis technique use were multiple regression and chi square.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang bertahta di kerajaanNya atas cinta

kasih serta berkat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian Produk Rokok Pada Mahasiswi Di Yogyakarta”.

Adapun penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai upaya untuk memperdalam wawasan

berfikir serta menambah wacana dunia ekonomi pada umumnya.

Dalam kesempatan ini tentunya penulis juga ingin mengucapkan terima

kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak yang turut berperan dalam

penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi.

3. Bapak A. Yudi Yuniarto SE, MBA., selaku dosen pembimbing utama yang

telah banyak membantu dengan pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini

dapat selesai.

4. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen pembimbing kedua yang

membantu proses penulisan skripsi ini sampai selesai.

5. Bapak Drs. Hg. Suseno TW., M.S. , selaku dosen tamu yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk menguji penulis.

6. For my Parents also, Papa dan Mama, terimakasih atas doa dan kasih sayang

yang selalu menyertaiku. Serta dorongan, kerja keras serta kesabarannya

dalam mendidik aku selama ini sehingga menghasilkan buah baik.

Amiiiin………

7. My sisters, Lely and Ella, both of u always give me support n ‘threat’ so that I

have to finish my study as soon as possible!!! Yeach… finally I did it ladies…

(10)

8. The little boys, Mario and Mike. Hey… smile, your ‘Sweet’ aunty is coming

home now…. Be good boys!!

9. For my memory of LOVE, Cho2…. I wish u would have been here. Thanks

for the love that you gave to me, I don’t know what should I say anymore, I’m

speechless in nowhere…. You mean so much to me... I hope my expected gift

of you would make you proud of me in heaven, this is the best I can do. This

appreciation also goes to my late grandmother, I love you…

10.Untuk semua saudaraku yang terkasih, baik keluarga di Cilacap dan Semarang

yang selalu mengingatkanku betapa menyenangkannya bisa menyelesaikan

skripsi dengan segera. Terimakasih untuk doa, dukungan dan cinta yang besar

kepadaku. We are family!!!

11.Sahabatku Mimin dan mionya yang sedia setiap saat (rexona kalee). Thank

you so much Nongki, we have great times babe… Crazy-crazy, we are

partners!!!

12.The Pondok Melati’s girls… Ka Dinz yang selalu memberikan support yang

gak ada matinya, Ci Yuni dan Ko Bengs yang tiap kali mengajak aku ziarah

biarpun nyasar (ooowww…), Mba Grace buat ‘facialnya’ tiap malam

hehehe…., Keke’J-LO’ teman sepeguruan moga cepet nyusul aku id girl,

Putty, Chubby, Cesca, Della, Olonk, Jenonk, Mba Izma, Dede, Yeni, Becty,

Chika, Dini, Bulan, Laras dll. Selama kos di sini aku jadi tambah gaul gitu

loh… Yeaaahh, puas-puas!!!!! Juga mba Ani yang selalu baik ma aku, maap

ya mba suka ngrepotin apalagi kalo minta pijit… hehehe!!!

13.Teman-teman dan sahabat yang jauh di mata tapi dekat di hati, Alex, Ugiiik

‘the caller’ of my….. , Lyna, Angga, Aryo and Anick (where are you now), I

miz u all. Gank ancur kkpku.. Yanti mnz, Danik yang selalu sibuk sama Lsm,

Yance, dan Aditya yang ikutan isti, hehehe…. Akhirnya takdir juga yang

mempertemukan kita semua teman, cuma satu pertanyaan, ‘kok bisa siy….’

Huahahahaha.. gubrak!!!

14.Untuk teman eks AOP(Astra Oto Part) yang baik secara langsung dan tidak

langsung memberikan ilmu pengetahuan tentang dunia kerja. Walaupun hanya

(11)

4w’ (Ko Sulis, Mas Wahyu, Pedro,Danang)’ the gank, you all are crazy, nasty,

n remember no spare times while we were working guys.. c’mon!!! But you

have the spirit in life.. and I love that!!!

15.Untuk semua teman Manajemen angkatan 2002 dan teman-teman

seperjuanganku Putri, Ana, Atot, thanks buat supportnya. Kayaknya cuma kita

yang tersisa yah? Please…. Juga Dwi yang sama-sama satu kampuang, thanks

buat segala masukkannya dan akhirnya… It’s done!!!

Penulis menyadari bahwa hasil karya penulisan ini jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

The Almighty of Earth and Heaven, God, Who always gives me life and

love… I believe in You!!! There are some miracles in my life which only can

happen because of YOU. My greatest grateful for Jesus Christ the son of God, for

being my best Advisor that I’ve ever had. The Buddha, my great inspiration…

Everything happens in life is just an illusion, however, either happiness or sadness

are just the same. There is no the begin or the end, it is just in the middle.

Therefore, we have to live as good human being to free our spirit… Bless me!!!

Yogyakarta, Agustus 2007

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Batasan Masalah ...3

D. Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Penelitian ...5

F. Sistematika Pembahasan ...6

BAB II. LANDASAN TEORI A. Landasan Teori ...7

1. Pengertian Pemasaran ...7

2. Konsep Pemasaran ...8

3. Manajemen Pemasaran...9

4. Perilaku Konsumen ...10

5. Model Perilaku Konsumen...11

6. Bauran Pemasaran ...13

(13)

8. Tipe-tipe Perilaku Pembeli...20

9. Keputusan Pembelian...21

10.Profil Rokok ...25

B. Hipotesis ...26

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...27

B. Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian...27

C. Populasi dan Sampel Penelitian...28

D. Variabel Penelitian ...28

E. Definisi Operasional ...29

F. Metode Pengambilan Data ...31

G. Metode Pengukuran Data ...31

H. Teknik Pengujian Instrumen...32

I. Analisis Data ...34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ...37

B. Uji Coba Instrumen ...42

C. Uji Prasyarat ...44

D. Hasil Pengujian Hipotesis...46

E. Pembahasan ...50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...53

B. Keterbatasan Penelitian ...53

C. Saran ...54

DAFTAR PUSTAKA ...55

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Konsep Penjualan dan Pemasaran...8

Tabel 3.1. Tabulasi Silang Uji Chi Square...35

Tabel 4.1.Usia Responden ...36

Tabel 4.2.Uang Saku ...36

Tabel 4.3.Waktu Pertama Kali Merokok ...37

Tabel 4.4. Lama Mengkonsumsi Rokok ...37

Tabel 4.5. Alasan Merokok...38

Tabel 4.6.Jenis Produk Rokok ...38

Tabel 4.7. Merk Rokok ...39

Tabel 4.8.Harga Per Bungkus ...39

Tabel 4.9.Isi Per Bungkus ...40

Tabel 4.10.Tempat Membeli Rokok ...40

Tabel 4.11.Media Mengenal Rokok...40

Tabel 4.12.Mengkonsumsi Rokok Per Hari...41

Tabel 4.13.Uji Validitas Faktor-Faktor Marketing Mix...42

Tabel 4.14.Uji Validitas Keputusan Pembelian ...42

Tabel 4.15.Uji Reliabilitas Konsumen ...43

Tabel 4.16.Uji Normalitas...43

Tabel 4.17.Uji Linieritas ...44

Tabel 4.18. Hasil Analisis Regresi Ganda ...46

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Batasan Masalah ...3

D. Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Penelitian ...5

F. Sistematika Pembahasan ...6

BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran ...6

B. Konsep Pemasaran ...7

C. Manajemen Pemasaran...8

D. Perilaku Konsumen ...9

E. Model Perilaku Konsumen...10

F. Bauran Pemasaran ...12

(17)

H. Tipe-tipe Perilaku Pembeli...19

I. Keputusan Pembelian...20

J. Profil Rokok ...24

B. Hipotesis ...25

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...26

B. Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian...26

C. Populasi dan Sampel Penelitian...27

D. Variabel Penelitian ...27

E. Definisi Operasional ...28

F. Metode Pengambilan Data ...30

G. Metode Pengukuran Data ...31

H. Teknik Pengujian Instrumen...31

I. Analisis Data ...33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ...36

B. Uji Coba Instrumen ...41

C. Uji Prasyarat ...43

D. Hasil Pengujian Hipotesis...45

E. Pembahasan ...49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...52

B. Keterbatasan Penelitian ...52

C. Saran ...53

DAFTAR PUSTAKA ...54

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Konsep Penjualan dan Pemasaran...8

Tabel 3.1. Tabulasi Silang Uji Chi Square...35

Tabel 4.1.Usia Responden ...36

Tabel 4.2.Uang Saku ...36

Tabel 4.3.Waktu Pertama Kali Merokok ...37

Tabel 4.4. Lama Mengkonsumsi Rokok ...37

Tabel 4.5. Alasan Merokok...38

Tabel 4.6.Jenis Produk Rokok ...38

Tabel 4.7. Merk Rokok ...39

Tabel 4.8.Harga Per Bungkus ...39

Tabel 4.9.Isi Per Bungkus ...40

Tabel 4.10.Tempat Membeli Rokok ...40

Tabel 4.11.Media Mengenal Rokok...40

Tabel 4.12.Mengkonsumsi Rokok Per Hari...41

Tabel 4.13.Uji Validitas Faktor-Faktor Marketing Mix...42

Tabel 4.14.Uji Validitas Keputusan Pembelian ...42

Tabel 4.15.Uji Reliabilitas Konsumen ...43

Tabel 4.16.Uji Normalitas...43

Tabel 4.17.Uji Linieritas ...44

Tabel 4.18. Hasil Analisis Regresi Ganda ...46

(19)

DAFTAR GAMBAR

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah perokok dari tahun ke tahun terus bertambah. Fenomena ini

khususnya terjadi pada negara berkembang. Bertambahnya jumlah perokok di

negara berkembang besarnya dua kali lipat dibanding pertambahan jumlah

perokok pada negara maju. Bertambahnya jumlah perokok di negara berkembang

diperkirakan terjadi karena peningkatan perokok usia muda (Peto, 1994).

Di Indonesia perokok pemula semakin muda usianya. Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan di Indonesia menunjukkan peningkatan

jumlah perokok di usia muda. SKRT yang dilakukan pada tahun 1986

menunjukkan bahwa perokok usia 10-14 tahun dan 15-19 tahun adalah 0,6% dan

13,2%. Sementara jumlah ini melonjak hampir dua kalinya di tahun 1995, yaitu

sebesar 1.1% dan 22.6% pada usia yang sama (Suhardi, 1997).

Saat ini zaman sudah berubah, demikian pula arus globalisasi semakin

maju dan berkembang sehingga dapat merubah tatanan norma yang berlaku di

masyarakat. Begitu pula anggapan terhadap perempuan yang merokok dipandang

sebagai suatu hal yang negatif bagi sebagian kaum perempuan yang masih

memegang teguh norma dan etika. Mereka menilainya sebagai orang yang tidak

mempunyai etika, bahkan dicap sebagai perempuan nakal. Akan tetapi melihat

perubahan zaman sekarang ini anggapan ini tentu saja sudah terbalik, malahan

(21)

maupun gaya hidup khususnya bagi yang tinggal di kota-kota besar seperti halnya

Yogyakarta.

Aktivitas merokok oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kebiasaan

yang bisa dilakukan dimana saja karena merokok dianggap sebagai hak seseorang

untuk melakukannya. Akan tetapi yang perlu disadari pula adalah adanya hak

orang lain yang tidak merokok untuk mendapatkan kebebasan dari asap rokok dan

terhindar dari bahaya akibat rokok sebagai perokok pasif.

Hal ini dikaitkan dengan suatu pengambilan keputusan yang dilakukan

oleh konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk karena diawali oleh

adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan sikap dalam pengambilan keputusan pembelian produk

rokok: Faktor lingkungan eksternal faktor referensi, gaya hidup, budaya, status

sosial ekonomi, dan teman), Faktor internal perusahaan (harga, rasa, merek,

kemasan, dan jenis produk yang ditawarkan).

Yogyakarta merupakan kota pelajar yang tiap tahunnya banyak didatangi

mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air bahkan mancanegara. Adat dan

kebudayaan yang berbeda-beda secara otomatis bercampur dan mempengaruhi

gaya hidup masyarakatnya. Demikian pula dari cara mengkonsumsi

produk-produk yang ditawarkan, seperti halnya rokok yang merupakan suatu produk-produk yang

lazimnya sudah banyak dikonsumsi oleh para masyarakat, dan salah satu

konsumen yang termasuk didalamnya adalah mahasiswa. Melihat hal ini dan

berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian

(22)

Rokok Pada Mahasiswi Di Yogyakarta, studi kasus pada mahasiswi yang tinggal

di Kecamatan Depok Sleman, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor-faktor marketing mix mempengaruhi pengambilan

keputusan pembelian rokok pada konsumen mahasiswi?

2. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswi terhadap atribut-atribut

marketing mix berdasarkan uang saku per bulan?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terfokus, maka dibuat batasan masalah sebagai

berikut:

1. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswi di Yogyakarta dalam wilayah,

Kecamatan Depok Sleman, Yogyakarta.

2. Profil konsumen berdasarkan besarnya uang saku per bulan:

a. lebih dari Rp 1.000.000

b. Rp 750.001 – 1.000.000

c. Rp 500.000 – 750.000

d. Kurang dari Rp 500.000

3. Faktor pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian produk

(23)

a. Product (produk)

1. Rasa

2. Merek

3. Kemasan

4. Jenis produk

5. Kualitas produk

b. Price (harga)

1. Harga terjangkau

2. Harga promosi

c. Place (tempat)

1. Pedagang besar

2. Agen

3. Pedagang eceran

d. Promotion (promosi)

1. Koran/majalah

2. Televisi

3. Spanduk/Baliho

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor marketing mix mana yang paling penting bagi

konsumen mahasiswi dalam pengambilan keputusan pembelian rokok.

2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswi terhadap atribut-atribut

(24)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini produsen rokok bisa mengetahui bermacam-macam

perilaku konsumen khususnya konsumen mahasiswi yang dibahas dalam

penelitian ini. Sehingga data yang ada dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam hal peningkatan penjualan, dengan mengetahui faktor

mana yang paling penting dalam menentukan keputusan pembelian rokok

pada konsumen mahasisiwi.

2. Manfaat bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran dan dapat dijadikan

bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Manfaat bagi Peneliti

Bagi peneliti diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam pembelajaran

mengenai kemampuan dalam memahami dan menganalisa konsumen,

khususnya berkenaan dengan analisa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan pembelian rokok konsumen mahasiswi

(25)

F. Sistematika Penulisan

Rencana sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini meliputi uraian secara teoritik terhadap masalah penelitian.

Beberapa pokok bahasan diantaranya adalah: pemasaran, periklanan,

perilaku konsumen, persepsi konsumen, dan hipotesis.

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

obyek dan subyek penelitian, variabel penelitian, metode pengambilan

sampel, instrumen pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, dan

teknik analisis data.

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang pengujian instrumen, pengolahan data dan

analisa data yang meliputi pengujian terhadap hipotesis penelitian.

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu aktivitas pokok yang dilakukan oleh

perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

usahanya, berkembang, dan memperoleh laba perusahaan. Keberhasilan

pencapaian tujuan usaha ini tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

mengkombinasikan setiap bidang kegiatan agar kegiatan dapat berjalan lancar

sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditentukan.

Pemasaran menekankan aktivitas-aktivitasnya pada cara untuk

mengantisipasi, mengelola, dan memuaskan permintaan manusia melalui

pertukaran. Aktivitas pemasaran meliputi berbagai macam hal yaitu,

produksi, penjualan, promosi, distribusi, dan lain-lain.

Pengertian pemasaran menurut Kotler(1995: 8), (2002: 9) adalah

proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh

kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan

bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dari definisi Kotler terkandung

beberapa pengertian penting yaitu: kebutuhan, keinginan, permintaan, produk,

nilai, kepuasan, pertukaran, dan transaksi.

Kebutuhan adalah sesuatu yang dirasakan sebagai kekurangan.

Keinginan adalah kebutuhan yang telah dipengaruhi atau dibentuk oleh

(27)

telah didukung oleh daya beli. Produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan, dapat berupa

barang, jasa, orang, tempat, organisasi, kegiatan dan gagasan atau ide.

B. Konsep Pemasaran

Tujuan dari konsep pemasaran adalah untuk memberikan kepuasan

terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Seluruh kegiatan

dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk

memenuhi tujuan tersebut.

Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar,

yaitu:

1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada

konsumen

2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan

dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.

3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan

diintegrasikan secara organsisasi.

Secara definitif dapat dikatakan bahwa (Swastha, 1984: 17) konsep

pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan

hidup perusahaan. Istilah penjualan dan pemasaran sering dianggap sinonim,

tetapi kedua konsep tersebut mempunyai arti yang berbeda.

Adapun perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran

(28)

Tabel 2.1. Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran

Titik mulai Fokus Alat Sasaran

Konsep Penjualan

Pabrik Produk yang ada sekarang

Sumber: Swastha, 1984: 17

Jadi dengan konsep pemasaran perusahaan dapat mengetahui apa yang

menjadi keinginan dan kebutuhan konsumennya, kemudian mengembangkan

produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen sekaligus memperoleh

laba.

C. Manajemen Pemasaran

Proses pertukaran sering melibatkan sejumlah besar kerja dan

ketrampilan dibidang pemasaran dimana semua kegiatan didalamnya

membutuhkan pengelolaan yang baik agar dicapai usaha pemasaran yang

sukses. Maka dikenal dengan apa yang disebut Manajemen Pemasaran.

Menurut Kotler (Kotler, 1995:16), manajemen pemasaran adalah

analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang

dirancang atau menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran

yang menguntungkan dengan maksud mencapai tujuan organisasi. Tujuan

manajemen pemasaran adalah untuk memuaskan pembeli serta untuk

mempengaruhi tingkat. Pemilihan waktu dan sifat permintaan sedemikian rupa

sehingga membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Pada pokoknya,

(29)

Fungsi yang pertama harus dilakukan manajer adalah fungsi perencanaan. Jadi

dalam fungsi manajemen tersebut termasuk penganalisaan, perencanaan,

pelaksanaan atau penerapan, serta pengawasannya. Tahap perencanaan,

khususnya, merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap kelangsungan

dan suksesnya sebuah organisasi. Proses perencanaan merupakan suatu proses

yang selalu memandang ke depan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan

datang, termasuk disini adalah pengembangan program, kebjaksanaan, dan

prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.

Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan sangat penting

agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan tepat. Dari segi alin

penerapan merupakan kegiatan untukmenjalankan rencana. Sedangkan fungsi

pengawasan, yaitu fungsi mengendalikan segala macam aktivitas agar tidak

terjadi penyimpangan, atau memperkecil penyimpangan yang terjadi.

D. Perilaku Konsumen

Untuk dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, seorang

pemasar perlu mengamati pola perilaku konsumen yang sangat heterogen.

Perilaku konsumen dapat dianalisis dengan mengelompokkan konsumen ke

dalam segmen-segmen tertentu yang memperlihatkan kebutuhan, karakteristik

dan tingkah laku.

Tugas pemasaran disini adalah melemparkan produknya agar dapat

(30)

produk yang ditawarkan dapat memenuhi dan memuaskan konsumen yang

berada di dalam pasar tersebut.

Adapun definisi dari perilaku konsumen itu sendiri menurut Swasta

dan Handoko (1985:9), perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu

yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan

pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Dari definisi tersebut mengandung 2 elemen penting: yaitu proses

pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu

dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa.

E. Model Perilaku Konsumen

Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar perlu mempelajari

siapa yang membeli, bagaimana konsumen membeli, kapan konsumen

membeli, di mana konsumen membeli, mengapa konsumen membeli, dan

bagaimana tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran yang

dilakukan perusahaan. Perusahaan yang memahami benar tanggapan

konsumen terhadap cirri produk, harga, pesan, iklan, dan sebagainya akan

mempunyai keuntungan yang lebih besar dibanding pesaing-pesaingnya.

Model perilaku konsumen digambarkan sebagai berikut (Kotler, 1995:

(31)

Rangsangan dari luar

Kotak hitam pembeli Karakteristik

Pemilihan waktu pembelian Jumlah pembelian

Gambar 2.1. Model Perilaku Konsumen

Pada model di atas rangsangan ada 2 macam, yaitu rangsangan

pemasaran dan lain-lainnya. Rangsangan pemasaran terdiri dari produk,

harga, tempat, dan promosi yang biasa dikenal dengan 4P dalam bauran

pemasaran. Rangsangan lainnya terdiri dari kekuatan-kekuatan dan

peristiwa-peristiwa besar dalam lingkungan pembeli yaitu, ekonomi, teknologi, politik,

dan kebudayaan. Rangsangan pemasaran dan lainnya ini kemudian masuk

melalui kotak hitam pembeli dan menghasilkan serangkaian tanggapan

pembeli, yaitu: pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, pilihan waktu

pembelian, dan jumlah pembelian.

Dalam metode perilaku pembeli ini, pemasar bertugas memahami apa

yang terjadi dalam kotak hitam konsumen diantara rangsangan dan tanggapan

pembeli. Kotak hitam terdiri dari 2 komponen, yakni karakteristik pembeli

(32)

tanggapan pembeli. Selain model perilaku konsumen, perlu juga memahami

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

pembelian.

F. Bauran Pemasaran (marketing mix)

Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam

pemasaran modern. Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan

Amstrong (2001: 48) yaitu:

Bauran pemasaran adalah “perangkat alat pemasaran taksis yang dapat dikendalikan yaitu produk, harga, distribusi dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam proses sasaran”.

Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok variabel yang dikenal

dengan sebutan 4 P yaitu:

1. Product (produk)

Keputusan pemasaran yang paling mendasar yang sebaiknya diambil

oleh suatu perusahaan adalah produk manakah yang harus disediakan bagi

pasar sasarannya. Adapun definisi dari produk yaitu:

Produk adalah “segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk mencakup objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide” (Kotler dan Amstrong, 2001: 274)

2. Price (harga)

Harga merupakan atribut yang melekat pada keberadaan produk. Dari

harga inilah suatu produk dinilai secara kuantitatif dengan sejumlah uang

(33)

Harga adalah “jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk” (Kotler dan Amstrong, 2001: 48).

3. Place (tempat)

Untuk mencapai sasaran bagi produk yang siap dipasarkan ke

masyarakat luas, maka produk memakai suatu sasaran yang disebut saluran

distribusi. Kegunaan saluran distribusi adalah sebagai alat untuk

menyampaikan atau mengalokasikan produk pada konsumen. Saluran

distribusi sangat diperlukan mengingat bahwa tidak mungkin bagi konsumen

untuk mengalokasikan produknya secara langsung kepada konsumen.

Saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai berikut:

Saluran distribusi adalah “serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi” (Kotler, 2000: 140).

4. Promotion (promosi)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu

program pemasaran. Adapun definisi promosi adalah sebagai berikut:

Promosi berarti “aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya” (Kotler dan Amstrong, 2001: 49).

Promosi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang pemasaran

yang bertujuan untuk meningkatkan omzet penjualan, dengan jalan

mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi

dapat dikatakan bahwa promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

(34)

untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membeli barang dan jasa yang

ditawarkan.

G. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku tiap konsumen berbeda-beda, hal ini dikarenakan adanya

banyak faktor yang mempengaruhi keputusan tiap-tiap konsumen tersebut,

seperti faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

(Kotler,1997: 162):

1. Faktor Kebudayaan

Budaya adalah faktor penentu yang paling pokok dari keinginan

dan perilaku seseorang. Perilaku manusia umumnya dipelajari. Anak-anak

yang tumbuh menjadi dewasa di dalam suatu masyarakat mempelajari

serangkaian nilai pokok, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu

proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga inti lainnya. Jadi

seorang anak yang tumbuh menjadi dewasa akan mempelajari atau

diharapkan mengikuti nilai-nilai: prestasi dan keberhasilan, kegiatan,

efisiensi dan praktis, kemajuan, kesenangan hidup duniawi,

individualisme, kemerdekaan, kesenangan hidup ekstern, kemanusiaan dan

bersemangat muda, kesegaran jasmani dan kesehatan. Pemasar selalu

mencoba melihat pergeseran kebudayaan agar supaya dapat

(35)

Setiap budaya mempunyai kelompok sub budaya yang lebih kecil

yang memberikan sosialisasi dan identifikasi yang lebih spesifik bagi para

anggotanya. Sub budaya membentuk segmen-segmen pasar yang penting

dan para pemasar sering mendesain produk dan program pemasaran yang

disesuaikan dengan kebutuhan konsumen (Kotler, 1999: 136)

Kelas sosial merupakan bagian dari relatif hubungan dan selalu ada

di dalam masyarakat yang tersusun secara hirarkis dan para anggotanya

memiliki nilai-nilai kepentingan dan perilaku yang sama. Kelas sosial

memperlihatkan pilihan produk dan merek yang berbeda bagi produk atau

jasa, artinya kelas sosial dapat mempengaruhi perilaku pembelian.

2. Faktor Sosial

Terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peran dan status sosial.

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok yang mempunyai pengaruh

langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku

seseorang. Semakin tinggi orang menghargai kelompok tersebut maka

semakin berpengaruh dalam membentuk pilihan produk. Yang

termasuk kelompok referensi ini misalnya seriakt buruh, tim atletik,

lingkungan tetangga dan sebagainya.

b. Keluarga

Keluarga adalah organisasi konsumen yang paling penting di dalam

masyarakat. Anggota keluarga dapat berpengaruh kuat pada pembeli

(36)

berbeda-beda. Oleh karena itu, manajer perlu mengetahui siapa

sebenarnya: siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli,

siapa yang membuat keputusan untuk membeli, siapa yang melakukan

pembelian, citra produk yaitu gambaran khusus yang diperoleh

konsumen mengenai produk tertentu.

c. Peran dan Status Sosial

Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran

dan status. Suatu peran terdiri kegiatan yang diharapkan untuk

dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang yang disekelilingnya.

Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum

oleh masyarakat sesuai dengan peranannya.

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan tahan daur hidup

Selera terhadap barang dan jasa berhubungan dengan usianya

berubah-berubah, konsumsi juga dibentuk berkat daur hidup kelompok. Oleh

karena itu, para pemasar perlu memperhatikan perubahan minat

konsumen yang mungkin berkaitan dengan tahap-tahap kehidupan

tersebut.

b. Pekerjaan

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Seorang

mahasiswi dengan uang saku sedikit akan mengkonsumsi atau

membeli rokok yang harganya lebih murah tanpa memperdulikan rasa

(37)

yang enak rasanya tapi dengan cara membelinya dengan eceran atau

perbatangan. Sedangkan mahasiswi yang memiliki uang saku lebih

besar tentu akan membeli rokok yang kualitas dan mutu serta rasanya

enak tanpa peduli harganya. Sebuah perusahaan bahkan dapat

mengkhususkan diri dalam memproduksi produk yang dibutuhkan oleh

sekelompok konsumen mahasiswi tertentu.

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi berpengaruh besar terhadap pilihan produk.

Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan,

tabungan dan milik kekayaan, kemampuan meminjam, dan sikap

terhadap pengeluaran.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang dalam kehidupan

sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang

bersangkutan. Gaya hidup melukiskan keseluruhan orang tersebut yang

berinteraksi dengan lingkingannya. Gaya hidup mencoba menunjukkan

rupa keseluruhan pola perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Para pemasar akan mencari hubungan antara produk mereka dengan

gaya hidup kelompok.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda yang akan

(38)

psikologis yang membedakan seseorang yang menyebabkan terjadinya

jawaban secara relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungan.

4. Faktor Psikologi

a. Motivasi

Pada setiap waktu dimana manusia mempunyai banyak kebutuhan.

Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan biologis manusia yang

menyangkut rasa lapar, rasa haus, dan rasa tidak nyaman dan

kebutuhan psycogenic seperti kebutuhan akan pengakuan, harga diri,

dan rasa pemilikan. Ketika suatu kebutuhan menjadi mendesak maka

kebutuhan tersebut dapat menjadi motif (dorongan). Dengan demikian

motif mengarahkan orang agar mencari kepuasan dengan memenuhi

kebutuhannya untuk mengurangi ketegangannya.

b. Persepsi

Orang yang telah termotivasi bertindak dengan dipengaruhi oleh

persepsinya mengenai keadaan yang dihadapinya. Persepsi mempunyai

pengertian sebagai proses dengan mana seorang individu memilih,

merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan

suatu gambaran yang berarti mengenai lingkungannya.

c. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan-perubahan dalam perilaku individu

yang timbul dari pengalaman melalui dorongan, rangsangan, isyarat

tanggapan, dan penguatan suatu rangsangan dari dalam yang kuat yang

(39)

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dianut

seseorang. Oleh karena itu, jika sebagian dari kepercayaan ini salah

dan menghambat pembelian maka produsen akan melakukan

kampanye untuk membenarkan kepercayaan tersebut. Sikap dibentuk

melelui informasi yang diperoleh seseorang yaitu dari pengalaman

masa lalu tentang suatu produk dan dari adanya hubungan degan

kelompok tersebut, misalnya keluarga, kerabat kerja, kelompok social,

dan lain-lain. Sikap menempatkan orang ke dalam suatu kerangka

berfikir untuk menyukai atau tidaknya menyukai sesuatu.

H. Tipe-tipe Perilaku Pembeli

Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda dengan

tipe keputuan pembeli. Assael membedakan perilaku membeli konsumen

berdasarkan derajat perbedaan di antara beberapa merek (Kotler, 1997;160)

1. Perilaku pembeli yang kompleks

Hal ini terjadi jika mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan

menyadari perbedaan penting diantra beberapa merek produk yang ada dan

biasanya produk yang akan dibeli itu mahal, dan amat berkesan.

2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Ketika konsumen terlibat dalam pembelian produk yang mahal, juga dibeli

dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek setelah

(40)

mengetahui kelemahan tertentu dari merek produk yang mereka beli atau

mendengar hal-hal yang bagus mengenai merek yang tidak mereka beli.

Untuk itu pemasar harus memberikan bukti dan dukungan untuk

membantu konsumen merasa senang mengenai pilihan mereknya.

3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan

Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan terjadi di bawah kondisi

keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan yang besar. Bila

konsumen membeli merek yang sama, biasanya lebih merupakan

kebiasaan ketimbang loyalitas yang tinggi terhadap merek. Para konsumen

tidak membentuk sikap terhadap sebuah merek tetapi memilihnya karena

merek tersebut sudah biasa dikenalnya.

4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman

Keterlibatan konsumen rendah tetapi perbedaan merek dianggap berarti.

Konsumen seringkali mengganti merek dalam mengkonsumsi produk.

Pergantian merek terjadi semata-mata untuk memperoleh keragaman,

bukan karena ketidakpastian.

I. Keputusan Pembelian

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum konsumen sampai

pada keputusan pembelian suatu produk.

1. Motif dalam Pembelian

(41)

a. Motif pembelian primer

Yaitu motif yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap

kategori-kategori umum pada suatu produk.

b. Motif pembelian selektif

Yaitu motif yang mempengaruhi kepuasan tentang model dan merek

dari kelas-kelas produk atau macam penjualan yang dipilih untuk suatu

pembelian.

c. Motif pembelian rasioanal

Yaitu motif yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang

ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen.

d. Motif pembelian emosional

Yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan atau emosi individu,

seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan, kesehatan,

keamanan dan kepraktisan.

2. Proses Pembelian

Pembelian merupakan suatu proses. Proses pembelian terdiri dari

tahap-tahap yang dimuli dengan pengenalan terhadap kebutuhan dan

keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan. Proses

pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah pendekatan

penyelesaian masalah yang terdiri atas 5 tahap (Swastha dan Handoko,

(42)

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan, dimana untuk

mengetahui adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan

adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal maupun rangsangan

eksternal.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari lebih banyak

informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan

produknya dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen

kemungkinan akan membelinya.

Konsumen dapat memperoleh info dari berbagai sumber, antara lain:

1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan

2) Sumber komersial pajangan: iklan, wiraniaga, agen, kemasan,

pajangan

3) Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen

4) Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, penggunaan

produk

c. Evaluasi Alternatif

Tahap dimana ketika konsumen menggunakan info untuk

mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Bagaimana

(43)

d. Keputusan Membeli

Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek

yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk

membeli dan keputusan untuk membeli. Sedangkan pada tahap

keputusan membeli, konsumen benar-benar membeli produk.

e. Tingkah Laku Pasca Pembelian

Tahap dimana ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut

setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Setelah

membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas serta

akan terlibat dalam tingkah laku pasca pembelian yang menarik

perhatian pemasaran. Bila produk tidak memeneuhi harapan,

konsumen merasa puas, bila melebihi harapan, maka konsumen akan

merasa puas.

3. Struktur Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli merupakan kumpulan

dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan dalam pembelian mempunyai

struktur sebanyak enam komponen, antara lain (Swastha dan Handoko,

1997: 102-103):

a. Keputusan tentang jenis produk

b. Keputusan tentang bentuk produk

c. Keputusan tentang merek produk

d. Keputusan tentang penjualnya

(44)

f. Keputusan tentang waktu pembelian

J. Profil Produk Rokok

Beberapa jenis produk rokok yang beredar di pasaran sekarang ini,

antara lain: mild yaitu jenis rokok dengan kadar tar atau nikotin rendah;

kretek yaitu rokok dengan bahan campuran (cengkeh tanpa filter); kretek filter

yaitu jenis rokok yang menggunakan cengkeh dan filter.

Penjualan rokok di daerah Yogyakarta sendiri memiliki tingkat

penjualan yang tinggi dari berbagai jenis rokok yang ditawarkan.

Merek-merek rokok pun kian marak untuk saling bersaing dan berusaha untuk

mengungguli satu sama lainnya. Diantara berbagai macam produk rokok

tersebut yang cukup banyak diminati oleh para konsumen adalah Djarum,

Gudang Garam, Sampoerna, Bentoel, Malboro, Kansas, dan Lucky Strike.

Merek-merek rokok tersebut memiliki jenis rasa maupun produk yang

berbeda-beda dan bahkan diinovasikan oleh masing-masing perusahaan

mengikuti selera konsumen. Jadi walaupun hanya memiliki satu nama merek

akan tetapi memiliki berbagai jenis macam produk.

K. Mahasiswi Di Yogyakarta

Dari banyaknya kalangan masyarakat yang mengkonsumsi rokok,

mahasiswi termasuk salah satu diantaranya. Jumlah mahasisiwi tiap tahun

bertambah seiring dengan pergantian tahun ajaran baru. Dan apalagi

(45)

yang membutuhkan calon-calon mahasiswa untuk dijadikan sebagai

mahasiswanya. Oleh karena itu tak heran jika jumlah pendatang baik yang

berasal dari Pulau Jawa maupun dari Luar Pulau Jawa makin bertambah untuk

menimba ilmu di Yogyakarta. Dengan demikian dilihat dari segi faktor budaya

yang beragam yang dibawa oleh para mahasiswi itu pun nantinya akan

bercampur dengan budaya yang lain, sehingga saling menyesuaikan dan

bahkan dapat menjadi gaya hidup baru bagi sebagian atau banyak mahasiswi

yang ada di kota Yogyakarta.

L. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Faktor terpenting yang menjadi pertimbangan mahasiswi dalam

pengambilan keputusan adalah faktor produk.

2. Ada perbedaan persepsi mahasiswi terhadap atribut-atribut marketing mix

berdasarkan uang saku per bulan.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menurut metodenya bersifat Expost Facto. Menurut

Sugiono (1999 : 7) penelitian expost facto adalah penelitian yang dilakukan

untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang

untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

Penelitian ini semata-mata hanya mengungkapkan gejala-gejala seperti apa

adanya tanpa intervensi langsung dari peneliti, sehingga dalam penelitian ini

tidak perlu memberikan treatment atau perlakuan apapun terhadap variabel

dalam penelitian ini. Selain penelitian ini bersifat expost facto, berdasarkan

tingkat penjelasan kedudukan variabelnya, penelitian ini bersifat asosiatif

kausal merupakan penelitian yang mencari hubungan sebab-akibat, yaitu

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Berdasarkan bentuk

data penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.

B. Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai April 2007 dengan

penyebaran kuesioner terhadap mahasiswi perokok yang berada di wilayah

(47)

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari obyek (individu) yang akan

diteliti pada wilayah tertentu. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

populasi adalah mahasiswi yang tinggal di daerah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta.

Teknik penentuan sampel tidak acak (non random sampling) di mana

anggota tidak diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Pada jenis sampel ini, anggota ditentukan berdasarkan ciri-ciri tertentu yang

dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi. Metode

pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan/kriteria

tertentu. Dalam hal ini peneliti dengan sengaja menentukan anggota

sampelnya berdasarkan pengetahuan keadaan populasi. Responden yang

berhak menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi perokok yang

tinggal di daerah Kecamatan Depok, Sleman,Yogyakarta. Besarnya jumlah

sampel 30 orang

D. Variabel Penelitian

1. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian

(48)

2. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor-faktor marketing

mix (produk, harga, tempat dan promosi) yang mempengaruhi

pengambilan keputusan pembelian. Variabel independen yang lain adalah

besarnya uang saku mahasiswi perokok.

E. Definisi Operasional

Agar peneliti dapat memenuhi sasaran penelitian, dibutuhkan sejumlah

data yang disebut juga variabel penelitian. Variabel yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Keputusan pembelian dalam penelitian ini didefinisikan sebagai jumlah

bungkus rokok yang dikonsumsi dalam waktu satu bulan.

2. Rasa merupakan suatu jaminan mutu rokok, yang terdiri dari berbagai

bahan-bahan racikan (tembakau, cengkeh, dan campuran lain) menjadikan

keunggulan suatu produk rokok tersebut.

3. Merek merupakan suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan

keempatnya yang mengidentifikasikan produk para penjual dan

membedakan dari produk pesaing.

4. Kemasan merupakan wadah untuk mempromosikan suatu produk dan

menjadikannya lebih mudah dan aman untuk digunakan. Kemasan produk

menggunakan desain, warna, bentuk dan bahan untuk mencoba

(49)

5. Jenis produk yang ditawarkan adalah versi khusus dari suatu produk

yang dapat didesain sebagai suatu penawaran yang membedakan

diantara produk rokok perusahaan lain.

6. Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk

yang dilihat dari kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan.

7. Harga terjangkau, yang dimaksud adalah harga rokok yang dapat

dijangkau oleh konsumen.

8. Harga promosi, yang dimaksud adalah harga rokok pada saat program

promosi.

9. Pedagang besar adalah pedagang yang menjual rokok dalam jumlah

besar yang langsung diambil dari pabrik.

10.Agen merupakan pedagang rokok perantara dari pedagang besar ke

pedagang rokok eceran.

11.Pedagang eceran adalah pedagang rokok yang menjual langsung

kepada konsumen.

12.Koran/majalah, yang dimaksud adalah media massa yang terbit rutin,

baik harian, mingguan, mapun bulanan.

13.Televisi, yang dimaksud adalah media massa yang berbentuk pesawat

televisi.

14.Spanduk/baliho, yang dimaksud adalah media iklan yang dipasang di

(50)

F. Metode Pengambilan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan penyebaran

kuesioner yang digunakan untuk meminta pendapat responden mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk rokok.

Pada penelitian ini kuesioner yang digunakan terdiri atas dua bagian,

yaitu:

a. bagian I adalah pertanyaan tentang karakteristik demografi responden

yang berkaitan dengan topik dari penelitian ini. Terdiri atas empat

pertanyaan diantaranya asal universitas, frekuensi merokok dalam

sehari, angkatan dan uang saku sebulan.

b. bagian II pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian rokok antara lain kemasan, harga, merek, rasa,

jenis produk, iklan, saluran distribusi, dan kualitas.

c. Bagian III pertanyaan tentang keputusan merokok

2. Data Sekunder

Diperoleh dari studi kepustakaan mengenai teori-teori yang berkaitan

dengan perilaku konsumen dan keputusan pembelian.

G. Metode Pengukuran Data

Pengukuran dalam penelitian terdiri atas pemberian angka pada

peristiwa-peristiwa empiris sesuai dengan aturan-aturan tertentu. Berdasarkan definisi

(51)

Likert untuk pengukuran kuesioner. Pertanyaan pada kuesioner dibuat dalam

bentuk pilihan berganda dan masing-masing item jawaban memiliki bobot

berbeda, bobotnya adalah:

Sangat setuju diberi bobot 5

Setuju diberi bobot 4

Netral diberi bobot 3

Tidak Setuju diberi bobot 2

Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1

H. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan tanggapan

responden, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap

kuesioner yang digunakan terhadap 20 orang responden. Pengujian instrumen

diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam penelitian

layak digunakan.

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah alat untuk menguji apakah tiap-tiap butir

benar-benar telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin

diselidiki. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur

tersebut mengenai sasaran. Pengujian validitas memakai teknologi korelasi

product moment: (Hadi, 1991: 23)

(52)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi bagian total.

n = Jumlah subjek ΣX = Jumlah skor item ΣY = Jumleh skor total

ΣXY = Jumlah hasil kali skor item dengan skor total. ΣX2 = Jumlah kuadrat skor item

ΣY2 = Jumlah kuadrat skor total.

Kriteria validitas adalah jika rxy r tabelkorelasi Product Moment

pada taraf signifikansi 5%. Menurut Hadi (1991: 114), dalam uji validitas

Taraf nyata = 5%

2. Uji Reliabilitas

Tujuan dari pengujian reliabilitas kuesioner adalah untuk menguji

apakah kuesioner yang dibagikan responden benar-benar dapat diandalkan

sebagai alat pengukur. Pengujian ini hanya dilakukan pada butir

pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dan telah dinyatakan sebagai

butir yang valid. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas item digunakan

rumus alpha cronbach’s.

Rumus koefisien alpha cronbach’s secara umum (Hadi, 1995: 56)

rii = ⎥

k = Banyaknya butir pertanyaan/ banyaknya soal

2

Kriteria reliabilitas adalah jika koefisien alpha cronbach’s lebih

(53)

I. Analisis Data

1. Analisis Regresi

Untuk menguji masalah pertama, maka peneliti menggunakan model

analisis regresi berganda (Multiple Linier Regression Model). Model

persamaan regresi yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Produk

X2 = Harga

X3 = Tempat

X4 = Promosi

e = Error

a. Uji t

Uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial produk (X1), harga

(X2), tempat (X3), dan promosi (X4) terhadap keputusan pembelian

Kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai P value (Sig.) < α=0,05, maka Ha diterima. Artinya

secara statistik variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai P value (Sig.) > α=0,05, maka Ha ditolak. Artinya secara

statistik variabel independen tidak berpengaruh signifikan

(54)

b. Uji F

Dalam pengujian dengan uji F merupakan pengujian semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model yang memiliki pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tujuan dari uji nilai

F ini adalah untuk membuktikan secara statistik bahwa keseluruhan

koefisien regresi yang digunakan dalam analisis ini signifikan dan

menentukan nilai variabel dependen.

Kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai P value (Sig.) < α=0,05, maka Ha diterima. Artinya

semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai P value (Sig.) > α=0,05, maka Ho ditolak. Artinya

semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya

persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Besarnya koefisien determinasi berkisar antara angka 0 sampai dengan

1, semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu

persamaan regresi, maka semakin kecil pengaruh semua variabel

(55)

2. Kai Kuadrat (Chi Square)

Analisis ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan

persepsi mahasiswi terhadap atribut-atribut bauran pemasaran berdasarkan

uang saku per bulan. Rumus dari Kai Kuadrat (Indriantoro dan Supomo,

2002) adalah sebagai berikut:

(

)

=

Ei Ei

Oi 2

2

χ

Keterangan:

χ2 = statistik chi-square

Oi = frekuensi yang diobservasi

Ei = frekuensi yang diharapkan (ekspektasi)

Tabel III.1. Tabulasi Silang Uji Chi Square

Atribut Bauran Pemasaran Uang saku per bulan

Rendah Sedang Tinggi > Rp 1.000.000

Rp 750.001 – Rp 1.000.000 Rp 500.000 – Rp 750.000 < Rp 500.000

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Usia Responden

Tabel IV.1. Usia Responden

No Usia Jumlah Persentase

1 20 tahun 10 10% Sumber: data primer diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden berusia antara 20 – 25

tahun. Responden yang berusia 20 tahun berjumlah 10 orang, responden yang

berusia 21 tahun sebanyak 14 orang, responden yang berusia 22 tahun

sebanyak 11 orang, responden yang berusia 23 tahun sebanyak 34 orang,

responden yang berusia 24 tahun sebanyak 26 orang, dan responden yang

berusia 25 tahun sebanyak 5 orang. Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden (34%) berusia 23 tahun.

2. Uang Saku

Tabel IV.2. Uang Saku Responden Perbulan

No Uang Saku Jumlah Persentase

(57)

Dapat dilihat dari tabel, mahasiswi perokok sebagai responden di sini

memiliki uang saku yang cukup besar. Frekuensi uang saku Rp 750000 –

Rp 1 Juta adalah yang terbanyak yaitu sebesar 52%, selanjutnya 26% untuk

uang saku > Rp. 1 Juta perbulannya, uang saku Rp. 500000 – Rp. 750000

sebesar 18%, dan responden dengan uang saku kurang dari Rp. 500000

sebesar 4%.

3. Waktu Pertama Kali Mulai Merokok

Tabel IV.3. Waktu Mulai merokok

No Pertama Kali Merokok Jumlah Persentase

1 SMP 34 34%

2 SMU 45 45%

3 Perguruan Tinggi 21 21%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Responden umumnya adalah yang mengenal rokok pada masa SMU,

memiliki persentase terbesar yaitu 34%, pada masa SMP sebesar 45%, dan

pada masa kuliah atau Perguruan Tinggi sebesar 21%.

4. Lama Mengkonsumsi Rokok

Tabel IV.4. Lama Mengkonsumsi Rokok

No Lama Mengkonsumsi Jumlah Persentase

1 < 1 Tahun 6 6%

2 1 - 3 Tahun 11 11%

3 > 3 Tahun 83 83%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Persentase terbesar adalah 83%, ini menunjukkan bahwa 83 responden

(58)

11% untuk lama merokok 1-3 tahun, dan sebesar 6% untuk responden dengan

lama merokok kurang dari 1 tahun.

5. Alasan merokok

Tabel IV.5. Alasan Merokok

No Alasan Merokok Jumlah Persentase

1 Coba-coba 61 61%

2 Ikutan Teman 6 6%

3 Stress 23 23%

4 Lain-lain 10 10%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Alasan responden merokok paling banyak adalah coba-coba yaitu

sebesar 61%, ada juga yang merokok karena stress yaitu sebesar 23%, karena

ikutan teman sebesar 23% dan alasan lain-lain sebesar 10%.

6. Jenis Produk Rokok

Tabel IV.6. Jenis Produk Rokok

No Jenis Rokok Jumlah Persentase

1 Filter 83 83%

2 Kretek 8 8%

3 Kretek filter 9 9%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Jenis rokok yang paling banyak dikonsumsi adalah rokok dengan filter

(83%). Sebesar 9% responden mengkonsumsi rokok kretek filter. Dan hanya

(59)

7. Merk Rokok

Tabel IV.7. Merek Rokok

No Merek Rokok Jumlah Persentase

1 Sampoerna 16 16%

2 Marlboro 34 34%

3 Star Mild 13 13%

4 L.A Light 23 23%

5 Gudang Garam 14 14%

6 Djarum 16 16%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Responden terbanyak adalah yang mengkonsumsi rokok Marlboro

sebanyak 34%. Dilanjutkan dengan responden yang mengkonsumsi rokok

L.A Light 23%, Sampoerna dan Djarum masing-masing 16%, Gudang Garam

14%, dan Star Mild 13%.

8. Harga perbungkus

Tabel IV.8. Harga Rokok Perbungkus

No Harga Rokok Jumlah Persentase

1 Rp.5000 8 8%

2 Rp.6500 27 27%

3 Rp.7500 37 37%

4 Rp.8000 28 28%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Dapat dilihat dari persentase, sebesar 37% responden membeli rokok

dengan harga Rp. 7500 perbungkus. Harga rokok Rp. 8000 perbungkus dibeli

(60)

perbungkus. Dan hanya sekitar 8% saja yang membeli rokok dengan harga

Rp. 5000 perbungkusnya.

9. Isi Perbungkus

Tabel IV.9. Isi Rokok Perbungkus

No Isi Rokok Perbungkus Jumlah Persentase

1 12 batang 27 27%

2 16 batang 33 33%

3 20 batang 40 40%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Frekuensi isi rokok yang dibeli perbungkus 20 batang adalah yang

terbanyak sebesar 40%. Responden yang membeli rokok dengan isi 16 batang

sebanyak 33%, dan sebesar 27% responden memilih membeli rokok dengan

isi 12 batang perbungkusnya.

10.Tempat Membeli Rokok

Tabel IV.10. Tempat Pembelian Rokok

No Tempat Pembelian Rokok Jumlah Persentase

1 Warung 81 81%

2 Swalayan 19 19%

Jumlah 100 100% Sumber: data primer diolah

Umumnya responden membeli rokok di warung yaitu sebesar 81%,

hal ini dimungkinkan karena jumlah warung yang banyak dan jaraknya yang

dekat. Namun ada juga responden yang memilih membeli rokok di swalayan

yaitu sebesar 19%.

11. Media Mengenal Rokok

(61)

No Mengenal Rokok Jumlah Persentase

1 Iklan TV 32 32%

2 Iklan Spanduk 8 8%

3 Teman 60 60%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Responden terbanyak adalah yang tertarik mengkonsumsi rokok

karena teman sebesar 60%. Karena iklan televisi sebesar 32%, dan karena

iklan spanduk sebesar 8%.

12.Konsumsi Rokok per Hari

Tabel IV.12. Konsumsi Rokok per Hari

No Konsumsi Rokok per Hari Jumlah Persentase 1 > 24 batang 10 10%

2 13-18 batang 15 15%

3 7-12 batang 48 48%

4 1-6 batang 27 27%

Jumlah 100 100%

Sumber: data primer diolah

Sebesar 48% responden mengkonsumsi rokok 7-12 batang perharinya.

Kemudian sebesar 27% responden mengkonsumsi 1-6 batang perharinya.

sebesar 15% responden merokok 13-18 batang perhari, dan hanya 610% saja

responden yang merokok besar dari 24 batang sehari.

B. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji tingkat kesahihan instrumen

(62)

tabel pada taraf signifikan 5% dengan n = 30 sebesar 0,361. Butir

pertanyaan dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari 0,361.

Hasil uji validitas kuesioner untuk variabel marketing mix disajikan

pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.13. Hasil Uji Validitas Faktor-Faktor Marketing Mix

Nama Item r bt r tabel Kesimpulan

X1 0,755 0,361 Valid

X2 0,544 0,361 Valid

X3 0,545 0,361 Valid

X4 0,573 0,361 Valid

X5 0,697 0,361 Valid

X6 0,688 0,361 Valid

X7 0,660 0,361 Valid

X8 0,841 0,361 Valid

X9 0,568 0,361 Valid

X10 0,786 0,361 Valid X11 0,662 0,361 Valid X12 0,597 0,361 Valid X13 0,575 0,361 Valid Sumber: Data primer diolah

Dari tabel di atas terlihat bahwa semua item pertanyaan untuk

variabel bukti langsung menunjukkan nilai rbt lebih besar dari nilai r tabel,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan tersebut valid.

Tabel IV.14. Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian

Nama Item r bt r tabel Kesimpulan

Y1 0,634 0,361 Valid

Y2 0,695 0,361 Valid

Y3 0,765 0,361 Valid

(63)

Dari tabel di atas terlihat bahwa semua item pertanyaan untuk

variabel bukti langsung menunjukkan nilai rbt lebih besar dari nilai r tabel,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas kuesioner secara keseluruhan untuk semua

variabel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.15. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Koefisien Alpha Kesimpulan Faktor-faktor marketing mix 0,916 Reliabel

Keputusan pembelian 0,836 Reliabel Sumber: Data primer diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel penelitian yang terdiri

dari faktor-faktor marketing mix dan keputusan pembelian mempunyai

koefisien alpha yang lebih besar dari 0,60, sehingga dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut adalah reliabel.

C. Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah semua variabel

yang digunakan dalam analisis mempunyai sebaran data yang berdistribusi

(64)

Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel di bawah

ini.

Tabel IV.16. Hasil Uji Normalitas

Variabel KS - Z p

Produk 1,208 0,108

Harga 1,303 0,067

Tempat 1,260 0,084

Promosi 1,040 0,230

Keputusan Pembelian 1,242 0,091 Sumber: Data primer diolah

Tabel 16 tersebut menunjukkan bahwa nilai Z untuk variabel

produk adalah sebesar 1,208 dengan signifikansi 0,108. Variabel harga

mempunyai nilai Z sebesar 1,303 dengan signifikansi 0,067. Variabel

tempat mempunyai nilai Z sebesar 1,260 dengan signifikansi 0,084.

Variabel promosi mempunyai nilai Z sebesar 1,040 dengan signifikansi

0,230. Sedangkan variabel keputusan pembelian mempunyai nilai Z

sebesar 1,242 dengan signifikansi sebesar 0,091. Oleh karena semua

variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05

(p>0,05), maka dapat dinyatakan bahwa semua variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah hubungan antar

masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai

hubungan yang linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan

menggunakan uji F. Hasil uji linieritas disajikan pada tabel berikut.

(65)

Variabel F hitung p

Produk 1,647 0,088

Harga 1,971 0,090

Tempat 1,256 0,272

Promosi 1,911 0,068

Sumber: Data primer diolah

Hasil uji linieritas untuk menguji hubungan antara variabel produk

dengan keputusan pembelian diperoleh nilai F hitung sebesar 1,647 dengan

signifikansi 0,088. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

(p>0,05), maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara produk dengan

keputusan pembelian adalah linier.

Hasil uji linieritas antara harga dengan keputusan pembelian

diperoleh nilai F hitung sebesar 1,971 dengan signifikansi 0,090. Oleh

karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat

dinyatakan bahwa hubungan antara variabel harga dengan keputusan

pembelian adalah linier.

Hasil uji linieritas untuk menguji hubungan antara variabel tempat

dengan keputusan pembelian diperoleh nilai F hitung sebesar 1,256 dengan

signifikansi 0,272. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

(p>0,05), maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara tempat dengan

keputusan pembelian adalah linier.

Hasil uji linieritas antara promosi dengan keputusan pembelian

diperoleh nilai F hitung sebesar 1,911 dengan signifikansi 0,068. Oleh

karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat

dinyatakan bahwa hubungan antara variabel promosi dengan keputusan

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran
Gambar 2.1. Model Perilaku Konsumen
Tabel III.1. Tabulasi Silang Uji Chi Square
Tabel IV.1. Usia Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang akan diteliti adalah pengaruh kualitas produk, harga, dan citra merek terhadap keputusan pembelian yang mana untuk mengetahui adanya

Sedangkan variabel yang paling dominan dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian ulang produk susu Kalimilk Yogyakarta dari masing-masing faktor inti

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Untuk menganalisis faktor manakah yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian konsumen produk Indomie di Solo Grandmall Supermarket Surakarta...

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, dan promosi baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan konsumen dalam

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengaruh produk, harga, promosi, tempat, pendapatan, usia dan jumlah anggota keluarga terhadap keputusan pembelian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Faktor produk, harga, promosi, dan distribusi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian bakpia pada konsumen di

ABSTRAK PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEMUDAHAN, HARGA, RISIKO DAN PROMOSI PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FASHION SECARA DARING Studi kasus pada konsumen toko daring di