SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK SAMPOERNA A-MILD PADA PEGAWAI
ADMINISTRATIF USU
Oleh :
YUSUF HARDIAN 070502124
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai Admiknistartif USU
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 17,0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 97 pegawai Administratif USU sebagai sampel penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai Administratif USU. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel promosi (X4). Nilai R sebesar
0,620 berarti hubungan antara variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan
promosi (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 62,0% yang berarti
hubungannya erat.
ABSTRACT
This study purposes were to determined the influence of product (X1), price
(X2), place (X3) and promotion (X4) towards buying decision of Sampoerna
A-Mild cigarette for Admnistrative personnel at the University of North Sumatera. This research was a type of explanatory research, that was research to be learned according to the levels that was based on the goals and objects. The populations in this study were students at the University of North Sumatra who actively enrolled college until 2010. Then the data collection method in this study was a questionnaire and documentation studied. Data processing was using the SPSS version 17,0 software for widows. Methods of data analysis was using descriptive method and quantitative method that was multiple linear regression analysis used to measured the influence of product, price, place, and promotion towards buying decision of Sampoerna A-Mild cigarette for Admnistrative personnel at the University of North Sumatera.
Based on F test the independent variable (product, price, place and promotion) together have a positive and significant influence on the dependent variable (buying decision). Through testing the correlation coefficient (R) obtained the level of correlation or relationship between product, price, place and promotion toward the purchase of Sampoerna A-Mild cigarette were a sufficient relationship. Promotion factor has the most dominant effect on buying decision of Sampoerna A-Mild cigarette for Admnistrative personnel at the University of North Sumatera.
KATA PENGANTAR
Puji sukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda Muhammad Sukarni, Ibunda Halijah Hafni, abang, dan kakak penulis yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam membimbing penulis dan merupakan anugerah terindah dalam hidup penulis.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs.Raja Bongsu H Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam menyusun skripsi ini.
6. Ibu Drs. Beby Karina Fawzeea, SE, MM selaku Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Liasta Ginting SE, Msi selaku penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 8. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9. Untuk sahabat-sahabat saya mahasiswa Manajemen, khususnya stambuk 2007 terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
10. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
Medan, Agustus 2011 Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1 Jenis Penelitian... 20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
3.3 Batasan Operasional ... 20
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 21
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 23
3.6 Populasi dan Sampel ... 23
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 26
3.9 Teknis Analisis Data ... 26
3.9.1 Jenis dan Sumber Data ... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 32
4.1.1 Gambaran Umum PT HM Sampoerna ... 32
4.1.2 Produk-produk PT HM Sampoerna... 33
4.2 Hasil Penelitian ... 36
4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas ... 36
1. Uji Validitas ... 36
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 52
4.2.5 Uji Hipotesis ... 54
1. Uji Signifikansi Simultan (uji f) ... 54
2. Uji Signifikansi Parsial (uji t) ... 56
4.2.6 Pengujian Koefisien Determinansi (R²) ... 60
4.3 Pembahasan ... 61
4.3.1 Berdasarkan Analisis Deskriptif ... 61
4.3.2 Berdasarkan Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Daftar 10 Negara Perokok Terbesar di Dunia ... 2
1.2 Top Brand Index Rokok Mild di Indonesia ... 4
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 22
3.2 Instrumen Skala Likert ... 23
3.3 Jumlah Pegawai Administratif USU ... 24
4.1 Uji Validitas ... 37
4.2 Uji Realibilitas ... 38
4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Unit Kerja ... 39
4.4 Distribusi jawaban Responden Terhadap Variabel Produk ... 40
4.5 Distribusi jawaban Responden Terhadap Variabel Harga ... 42
4.6 Distribusi jawaban Responden Terhadap Variabel Tempat ... 43
4.7 Distribusi jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi ... 44
4.8 Distribusi jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian .. 45
4.9 Pendekatan Kolmogorov-Smirnov ... 48
4.10 Uji Glejser ... 51
4.11 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 52
4.12 Analisis Regresi Linear Berganda ... 53
4.13 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 56
4.14 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-T) ... 58
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Penjualan Rokok PT HMSampoerna ... 3
2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 14
2.2 Kerangka Konseptual ... 4.1 Produk-produk PT HM Sampoerna ... 35
4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 47
4.3 Scatter Plot Uji Normalitas ... 47
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai Admiknistartif USU
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 17,0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 97 pegawai Administratif USU sebagai sampel penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai Administratif USU. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel promosi (X4). Nilai R sebesar
0,620 berarti hubungan antara variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan
promosi (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 62,0% yang berarti
hubungannya erat.
ABSTRACT
This study purposes were to determined the influence of product (X1), price
(X2), place (X3) and promotion (X4) towards buying decision of Sampoerna
A-Mild cigarette for Admnistrative personnel at the University of North Sumatera. This research was a type of explanatory research, that was research to be learned according to the levels that was based on the goals and objects. The populations in this study were students at the University of North Sumatra who actively enrolled college until 2010. Then the data collection method in this study was a questionnaire and documentation studied. Data processing was using the SPSS version 17,0 software for widows. Methods of data analysis was using descriptive method and quantitative method that was multiple linear regression analysis used to measured the influence of product, price, place, and promotion towards buying decision of Sampoerna A-Mild cigarette for Admnistrative personnel at the University of North Sumatera.
Based on F test the independent variable (product, price, place and promotion) together have a positive and significant influence on the dependent variable (buying decision). Through testing the correlation coefficient (R) obtained the level of correlation or relationship between product, price, place and promotion toward the purchase of Sampoerna A-Mild cigarette were a sufficient relationship. Promotion factor has the most dominant effect on buying decision of Sampoerna A-Mild cigarette for Admnistrative personnel at the University of North Sumatera.
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 milimeter (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 milimeter yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok dibedakan atas beberapa jenis, berdasarkan bahan pembungkusnya rokok terdiri dari klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren, sigaret rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas dan cerutu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Berdasarkan bahan baku atau isinya rokok terdiri dari rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok klembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Berdasarkan proses pembuatannya rokok terdiri dari Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM), SKM terdiri dari Sigaret Kretek Mesin Full
Flavor (SKM FF) dan Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM) yaitu rokok
banyak karena biasanya rokok dihubungkan dengan keakraban. Rokok sangat banyak digunakan oleh masyarakat dalam suatu Negara. Berikut ini adalah data jumlah perokok terbesar setiap Negara yang diperoleh dari WHO tahun 2008:
Tabel 1.1
Daftar 10 Negara Perokok Terbesar di Dunia No Negara Jumlah Perokok
(orang)
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat peringkat Negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Dari Tabel 1.1 tersebut juga dapat dilihat Indonesia merupakan ngeara rokok terbesar nomor tiga dengan jumlah perokok 65 juta orang dibawah China dan India, dan di atas Rusia dan Amerika Serikat. Konsumsi rokok tahun 2008 mencapai 240 miliar batang atau 658 juta batang perhari. Ini berarti uang senilai sekitar Rp 330 miliar dibakar perokok dalam sehari.
sumber : www.idx.co.id(diolah)
Gambar 1.1
Penjualan Rokok Sampoerna 2005-2009
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa P.T HM Sampoerna merupakan produsen rokok dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dapat dilihat dari laju pertumbuhan penjualan dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Berdasarkan Nielsen Retail Audit Result – Indonesia Expanded, pangsa pasar rokok produksi PT HM Sampoena Tbk. Selama 2008 mampu menembus angka 29,5%, atau naik 0,2 poin dibanding pangsa pasar 2007 yaitu 29,3%. Pencapaian itu menunjukkan PT HM Sampoerna tetap memimpin pasar rokok di Indonesia.
24.660.038
2005 2006 2007 2008 2009
2005
2006
2007
2008
Tabel 1.2
Top Brand Index Rokok Mild di Indonesia
Merek rokok Tahun
2009 2010 2011
Tetapi jika kita lihat dari Table 1.2 dapat dilihat brand index rokok mild di Indonesia mengalami penurunan jika di bandingkan pesaing terdekatnya. Selama tiga tahun yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2011 walaupun Sampoerna selalu memduduki peringkat teratas, tetapi persentase top brand indeksnya menurun dari 56,1% di tahun 2009 menjadi 50,4% di tahun 2011. sedangkan Class Mild sebagai pesaing terdekatnya mengalami kenaikan dari 12,8% pada tahun 2009 menjadi 15,0% pada tahun 2001. Hal inilah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap rokok Sampoerna A-Mild untuk mengetahui factor yang mempengaruhi komsumen dalam mengambil keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild.
Konsumen yang berpengalaman akan memiliki harapan yang besar pada produk yang di belinya. Produk, harga, tempat dan promosi merupakan hal penting yang selalu dipikirkan oleh konsumen dalam mengambil keputusan membeli suatu produk. Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk dapat diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya (kotler 2004:337).
Biasanya seorang konsumen akan mencari tahu terlebih dahulu mengenai produk yang ingin dibeli. Bagaimana kualitas produk tersebut, apakah mereknya sudah dikenal atau belum, ataupun bagaimana kemasan atau bentuk dari produk tersebut, apakah sudah sesuai dengan selera konsumen atau belum. Setelah itu konsumen akan mempertimbangkan harga dari produk tersebut, apakah harga yang ditawarkan seudah sesuai dengan manfaat yang akan diperoleh dari membeli produk tersebut. Harga adalah sejumlah dari seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler, 2004:430).
Rokok bukanlah barang primer yang termasuk dalam jenis kebutuhan manusia, tetapi pembelian produk rokok selalu ada dan seolah menjadi barang primer bagi sebagian masyarakat. Apabila orang tertarik menghisap rokok mild karena memiliki kadar Tar dan Nikotine rendah yang berarti mengurangi bahaya merokok. Maka dapat diambil asumsi dasar, bahwa orang tersebut berada dalam sebuah segmen, yaitu orang-orang yang memiliki pendidikan yang cukup untuk memahami bahaya rokok. Hasilnya dapat membuat segmen tersendiri yaitu masyarakat terdidik yang tetap ingin merokok Pegawai merupakan golongan masyarakat yang telah bekerja dan tetntunya telah memiliki pendidikan yang cukup untuk memahami bahaya rokok. Pegawai administratif USU memiliki jumlah yang cukup besar yang dapat mewakili representasi pegawai pada umumnya
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A-Mild Pada Pegawai Administratif USU”
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian produk rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai administratif USU.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan untuk perusahaan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian rokok Sampoerna A-mild oleh konsumen.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai strategi pemasaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Bagi Peneliti Lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, menentukan dan mengukur besarnya potensi keuntungan, menetukan mana saja pasar target yang paling dapat dilayani oleh organisasi, memutuskan berbagai produk atau jasa, dan program yang paling tepat untuk melayani semua pasar target yang sudah dipilih sebelumnya, dan mengajak setiap orang dalam organisasi untuk selalu berpikir dan melayani para pelanggan (Kotler, 2003).
Seiring dengan perjalanan waktu konsep-konsep ini mengalami perkembangan dan evolusi pemikiran. Menurut Fandy (2004:3), perkembangan konsep pemasaran, antara lain sebagai berikut:
1. Konsep Produksi
2. Konsep Produk
Dalam konsep ini pemasaran beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior. Konsekuensinya, pencapaian tujuan bisnis perusahaan melalui inovasi produk, riset dan pengembangan, dan pengendalian kualitas secara berkesinambungan.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar penjualan meningkat, sehingga tercapai laba maksimum sebagaimana menjadi tujuan perusahaan. Dengan demikian, fokus kegiatan pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan promosi secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli sehingga pada gilirannya penjualannya meningkat.
4. Konsep Pemasaran
keuangan, personalia, riset dan pengembangan dan lain-lain) secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep Pemasaran Sosial
Beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan sosial konsumen. Tujuan aktivitas pemasaran adalah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus memperbaiki hubungan produsen dan masyrakat.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar sasarannya dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dari pada para pesaingnya (Tjiptono, 2004:33)
2.1.2 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran 4P (product, price, place and promotion) menunjukkan pandangan penjual tentang kiat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi. Dari sudut pandang pembeli, setiap kiat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan.
2.1.3 Produk
keinginan atau kebutuhan pemakainya (Kotler 2004:337). Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun dilihat termasuk bungkus/kemasan, warna, harga, prestise perusahaan maupun tingkat pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya (Sianipar, 2006:24).
Hierarki produk dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu sampai dapat memuaskan kebutuhan tertentu (Lubis, 2007:17). Karakteristik produk harus digambarkan, yang menekankan apa yang menjadikan produk tersebut lebih diminati daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Suatu produk mungkin diminati karena lebih mudah dipakai, lebih efektif, atau lebih awet. Apapun keunggulan kompetitif produk ini dari produk sejenis dari pesaing harus dijelaskan.
2.1.4 Harga
2.1.5 Tempat
Bauran pemasaran 4P menunjukkan pandangan penjual tentang kiat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi. Dari sudut pandang pembeli, setiap kiat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan. Robert lauterborn berpendapat bahwa 4P yaitu Produk (Product), Harga (Price), Promosi (Promotion), Tempat (Place) berhubungan dengan 4C pelanggan yang terdiri dari Kebutuhan dan keinginan Pelanggan (Customer Needs and wants), Biaya pelanggan (Cost to the Costumer), Komunikasi (Communication) dan Kemudahan (Convenience).
Jadi perusahaan unggul adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis, mudah dan dengan komunikasi yang efektif. (Kotler, 2000:127).
2.1.6 Promosi
Promosi merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan, dan pengimbasan keputusan pembelian konsumen (Kotler, 2003:20). Perusahaan modern mengelola sistem komunikasi pemasaran (promosi) yang kompleks. Promosi adalah komunikasi dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest) dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan (Kotler, 2003:22).
Beberapa alasan pemasar melakukan promosi, yakni: 1. Menyediakan Informasi
Para penjual dapat menginformasikan kepada calon pelanggan tentang barang dan jasa. Terdapat garis yang jelas antara menginformasikan dan membujuk, edukasi kerap kali dapat digunakan untuk membujuk, tetapi penyedia informasi tetap merupakan bagian penting dari banyak upaya promosional.
2. Merangsang Permintaan
Para pemasar menginginkan konsumen membeli produknya, dan mereka menggunakan promosi untuk membuat konsumen memikirkan tindakan seperti yang mereka inginkan.
3. Membedakan produk
Organisasi mencoba membedakan mereka dan produknya melalui penggunaan promosi, khususnya produk yang tidak banyak berbeda dari para kompetitornya.
4. Mengingatkan para pelanggan saat ini
Para pelanggan akan mengingat manfaat dari produk perusahaan dan bisa mencegah berpaling pada saat mereka memutuskan untuk mengganti atau memutakhirkan produknya.
5. Menghadang pesaing
6. Menjawab berita negatif
Kompetisi bukanlah penjualan peroduk serupa dan perusahaan lainnya. Sering terjadi perusahaan menjadi korban publisitas dan pemalsuan.
7. Memutuskan fluktuasi-fluktuasi permintaan
Promosi membantu mengisi kesenjangan yang ada diantara kepincangan-kepincangan dalam permintaan. Membujuk para pengambil keputusan yang menjadi pelanggan media promosi.
2.1.7 Keputusan Pembelian
Setiadi (2005:16-20) menyebutkan tahapan-tahapan proses pengambilan keputusan pembelian, secara umum proses itu dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
Sumber :Setiadi (2005:16)
Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Gambar 2.1 menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Adapun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini.
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya
dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal seseorang yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks sehingga suatu tingkatan kebutuhan tertentu dan berubah menjadi dorongan.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membedakan 2 (dua) tingkatan yaitu tingkat pencarian informasi yang sedang–sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Pencarian informasi aktif dimana ia mencari bahan–bahan bacaan, menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.
3. Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan akhir. Ternyata, tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan
tunggal yang digunakan oleh konsumen bahkan oleh satu konsumen pada seluruh
situasi pembeli. Sekarang sifat kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen
sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang
sadar dan rasional.
4. Keputusan Membeli
mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang paling disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor–faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.
5. Perilaku Sesudah Membeli
Sesudah melakukan pembelian tehadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.
6. Keputusan Sesudah Membeli
7. Tindakan–Tindakan Sesudah Membeli
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu kembali. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya karena kodrat manusia untuk menciptakan keserasian, konsisten dan keselarasan diantara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai pada dirinya.
8. Penggunaan dan Pembuangan Setelah Pembelian
Pemasar juga mengontrol bagaimana pembeli menggunakandan membuang suatu produk. Apabila konsumen menemukan cara penggunaan yang baru, maka hal ini harus menarik minat pemasar karena penggunaan baru dapat diiklankan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Sianturi (2006) berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Rumah pada Perumahan Citra Wisata Medan” menyatakan bahwa secara simultan ditunjukkan bahwa variabel harga, tingkat pendapatan, lokasi dan fasilitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian rumah pada perumahan Citra Wisata Medan. Dapat dilihat dari nilai Fhitung yang lebih
besar dari Ftabel yaitu 7,758 > 2,61. Dan hanya faktor harga dan lokasi yang secara
signifikan memenuhi keputusan pembelian rumah pada perumahan Citra Wisata Medan.
2.3Kerangka Konseptual
Untuk mencapai tujuan pemasaran digunakan alat atau instrumen yang dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran, yang meliputi item alat pemasaran yaitu :
1. Product yaitu terdiri dari komponen, keragaman produk, kualitas, design,
ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi dan imbalan. 2. Price, terdiri dari daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus,
periode pembayaran dan syarat kredit.
3. Promotion, terdiri dari promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, public relation, dan pemasaran langsung.
4. Place, terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan dan transportasi (Laksana, 2008:17-18).
Berdasarkan uraian mengenai bauran pemasaran maka penulis mengambil beberapa faktor yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild diantaranya faktor produk, harga, tempat dan promosi. Produk merupakan mutu yang diharapkan oleh konsumen dari suatu produk, harga adalah nilai yang harus dikeluarkan oleh seorang konsumen agar konsumen tersebut dapat memperoleh produk yang diinginkan, sedangkan promosi merupakan informasi yang diberikan oleh produsen kepada konsumen mengenai produk-produk yang dimiliki produsen tersebut.
keputusan pembelian. Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
Sumber: Setiadi (2003 : 25), Laksana (2008, 17:8) diolah Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
2.4Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono, 2003 :306). Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan maka hipotesis penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai administratif USU”.
Produk (X1)
Harga (X2)
Tempat (X3)
Promosi (X4)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanasi, secara eksplanasi penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuannya dan obyeknya, yaitu ada yang bertujuan mempelajari, mendeskripsikan, mendeteksi (mengungkapkan) dan ada pula yang menyelidiki hubungan kausalitas (Ginting dan Situmorang, 2008:57).
Berdasarkan tingkatan eksplanasi, maka penelitian ini adalah penelitian assosiatif yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan Juli sampai Agustus 2011. Tempat penelitian adalah Universitas Sumatera Utara di jalan Dr. T Mansur No. 9 Medan.
3.3Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (X), yaitu faktor Produk (X1), Harga (X2), Tempat (X3) dan
Promosi (X4)
3.4 Operasionalisasi Variabel
Definisi variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menetukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor lain (Nawawi, 2004 : 56). Variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah:
a. Faktor produk (X1), merupakan atribut produk rokok Sampoerna A-mild
yang dipertimbangkan dari segi manfaat fisiknya.
b. Faktor harga (X2), Nilai yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh rokok Sampoerna A-Mild
c. Faktor tempat (X3), merupakan faktor yang berkaitan dengan lokasi atau
tempat memperoleh produk.
d. Faktor promosi (X4), adalah cara produk rokok A-Mild diperkenalkan
kepada konsumen. Strategi promosi konsumen harus konsisten dengan profil pelanggan
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk pada periode tertentu (Setiadi, 2003:16).
Table 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi variabel Indikator Skala
a. Produk
1. Kemasan rokok A-mild 2. Komposisi Produk A-memperoleh produk
1. Kesesuaian harga dengan kualitas roduk
2. Harga relatif terjangkau 3. Harga sesuai dengan
keuangan
1. Rokok A-Mild tersedia di berbagai jenis took 2. Rokok A-Mild mudah
ditemukan
3. Rokok A-Mild dapat dibeli per batang
1. Daya tarik iklan produk rokok A-Mild
2. Acara promo event yang di selenggarakan
3. Iklan rokok A-Mild mudah dimengerti
Likert
e. Keputusan Pembelian (Y)
Sikap atau upaya dari konsumen untuk
3.5Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dilakukan dengan mengukur variabel produk, harga, promosi, dan kemudahan memperoleh produk dan variabel keputusan memilih produk rokok A-Mild dengan menggunakan Skala Likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2003 : 104).
Pengukuran dengan skala likert ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Table 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : sugiono (2003:87)
3.6Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Administratif USU yang merokok rokok Sampoerna A-Mild.
Tabel 3.3
Jumlah Pegawai Administratif USU
1 Sekertaris Eksekutif 95
2 Sumber Daya Manusia 21
3 Biro Keuangan 26
4 Biro Akademik 46
5 Biro Kemahasiswaan & Kealumnian 26 6 Biro Perencanaan & Kerja Sama 14 7 Biro Pemeliharaan & Pengembangan Aset 31
8 LP3M 27
9 Perpustakaan & Sistem Informasi 82
10 Sekolah Pascasarjana 38
11 Fakultas Kedokteran 79
12 Fakultas Hukum 41
13 Fakultas Pertanian 60
14 Fakultas Teknik 89
15 Fakultas Ekonomi 45
16 Fakultas Kedokteran Gigi 54
17 Fakultas Sastra 32
18 Fakultas MIPA 56
19 Fakultas ISIP 32
20 Fakultas Kesehatan masyarakat 28
21 Fakultas Farmasi 11
22 Fakultas Psikologi 12
23 Fakultas Keperawatan 17
Total 962
Karena pegawai administratif USU yang merokok rokok Sampoerna A-Mild jumlahnya tidak diketahui maka untuk menetukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono,2003:62):
n =
Dimana : n = jumlah sampel
Z = nilai standar normal yang besarnya tergantung α bila α=0,01 maka Z= 1,67
bila α=0,05 maka Z= 1,96 p = estimasi proporsi populasi (0,5) q = 1 – p
Dengan demikian jumlah sampel adalah :
=
= 96,04 = 97 orang
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Sampling Kuota, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan menentukan sampel dari populasi yang mempunyai kriteria tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan (Ginting dan Situmorang, 2008:141). Adapun kriteria yang telah ditentukan adalah Pegawai Administratif USU yang merokok Sampoerna A-Mild. 3.7Metode Pengumpulan Data
a. Daftar pertanyaan (questionnaire)
Teknik yang menggunakan angket atau kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan identitas diri, dan pernyataan yang berkaitan dengan judul penelitian.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dibuat untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan penelitian.
3.8Uji Validitas dan Realibilitas
seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogiyanto,2004).
Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah di Universitas Sumatera Utara yang berlokasi Penulis melakukan uji validitas dengan melakukan penarikan uji validitas kepada 30 responden diluar sampel. Uji validitas dan reliabilitas ini menggunakan alat bantu program SPSS versi 17.0 for
windows.
3.9Teknis Analisis Data 3.9.1 Jenis dan Sumber Data
Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu:
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung dilokasi penelitian. Data Primer yang diperoleh dari subjek penelitian melalui observasi dan wawancara serta kuesioner dengan responden.
b. Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data sekunder diperoleh dari bagian pemasaran, internet, dan kepustakaan. Peneliti akan melanjutkan penelitiannya ini apabila kuesioner yang ada telah di uji validitas dan uji reliabilitasnya.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum objek yang diteliti, yaitu mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai di lingkungan USU.
b. Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel bebas yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi dan variabel terikat (keputusan pembelian). Rumus perhitungan persamaan regresi berganda (Multiple Regresion) adalah
Y = a+ b1X1+b2X2 +b3X3+b4X4+e Keterangan:
Y : Keputusan pembelian rokok A-Mild pada pegawai di lingkungan USU.
A : Konstanta
b1-b4 : Koefisien regresi parsial
X1 : Skor dimensi produk
X2 : Skor dimensi harga
X3 : Skor untuk tempat
e : Standar error
Alasan digunakannya metode analisis regresi linear berganda adalah teknik analisis ini dapat memberikan informasi mengenai besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Tujuan normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Assymp.Sig
(2 tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi
normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3) Uji Multikolinearitas
mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai
Tolerance> 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis data, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut: a) Uji F
Uji F statistik dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari variaber bebas (X1,X2,X3,X4) terhadap
variabel terikat (Y). Model hipotesis digunakan dalam uji F statistik ini adalah: H0 : bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel terikat.
H0 : bi ≠ 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel terikat.
Nilai F statistik akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Kriteria yang digunakan:
H0 diterima dan Ha ditolak bila Fhitung < F tabel
H0 ditolak dan Ha diterima bila Fhitung > F tabel
b) Uji t
Dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (Xi) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Yi) secara parsial.
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : b1,b2,b3,b4 = 0, artinya secara parsial tidak dapat pengaruh yang positif
Ha : b1,b2,b3,b4 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel pada α = 5%
H0 ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%
c) Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4) adalah
besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Gambaran Umum PT. HM Sampoerna
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah perusahan rokok terbesar ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Sampoerna, namun sejak maret 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Phillip Morris, yaitu seorang pemilik perusahaan rokok terbesar di dunia dari
AS
Surabaya oleh Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, mereka adalah imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok dengan nama Handel Maastchapij Liem
Seeng Tee yang kemudian berubah menjadi NV Handel Maatstchapij
Sampoerna
Generasi berikutnya yaitu Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah A-Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat dalam bidang perbankan. Pada tahun 2000, Putera Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Lalu pada maret 2005, perusahaan ini
kemudian diakusisi oleh Phillip Morris
Sampoerna A-Mild dikatakan sigaret kretek karena dibuat dari tembakau rakyat (nasional) yang diramu dengan cengkeh, saus, dan bumbu rokok lain, sehingga menghasilkan citarasa khas sebagai rokok asli Indonesia karena ketika dibakar mengeluarkan bunyi kretek-kretek. Dan untuk jenis SKM Sampoerna A-Mild lah yang pertama kali diluncurkan dengan kadar nikotinnya 1,1 mg per batang dalam setiap bungkusnya. Serta dengan bentuk yang slim dengan diameter 0,5 milimeter yang sangat berbeda dengan produk SKM lainnya.
Produk rokok ini terkenal dengan iklan-iklan yang dikeluarkannya sejak awal bersifat menantang seperti ”how low you can go” dan bukan basa basi serat ”others can only follow”. Juga daya imajinatif tim kreatif marketingnya sangat inovatif sekali sehingga dapat mengeluarkan iklan dengan tema, slogan, dan bentuk berbeda sampai ¾ kali berganti dalam sebulan
4.1.2. Produk-produk PT HM Sampoerna 1. A Mild
4. A King Size 5. Dji Sam Soe
6. Dji Sam Soe Super Premium 7. Dji Sam Soe Magnum
8. Dji Sam Soe Filter 9. Dji Sam Soe Gold 10. Sampoerna Kretek 11. Sampoerna Exclusive 12. Sampoerna Milennium 13. Sampoerna Dark Classics 14. Sampoerna Menthol Classics 15. U Mild
16. Avolution
17. Avolution Menthol 18. A Flava Bold 19. Panamas 1 20. Kraton Dalem 21. Vegas Mild
Sumber: google.co.id
Gambar 4.1
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software
SPSS (Statistic Package for Social Science ) 17.0 for windows dengan cara
one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner cukup
dilakukan sekali. 1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel
Tabel 4.1
2.Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0,60 maka pernyataan
reliabel.
2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0,80 maka pernyataan
reliabel.
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .904 19
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2011)
Pada 19 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,904, ini berarti 0,904 > 0,60 dan 0,904 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
4.2.2. Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
Karakteristik Responden Berdasarkan Unit kerja
Tabel 4.3
Gambaran Umum Responden
Berdasarkan Unit Kerja
No.
Unit kerja Jumlah
Responden
Sumber: Data Primer diolah Peneliti (Juli 2011)
Responden yang diambil = (Jumlah pegawai tiap unit kerja :962)x97 2. Deskriptif Variabel
Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pada pegawai administratif USU. Dengan tanggapan sebagai berikut:
Sangat Setuju : diberi skor 5 Setuju : diberi skor 4 Kurang Setuju : diberi skor 3 Tidak Setuju : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju : diberi skor 1
a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk, Harga Tempat ,Promosi dan Keputusan Pembelian.
Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan gambaran dari hasil penelitian berdasarkan jawaban responden mengenai rokok Sampoerna A-Mild dengan indikator produk, harga, tempat, promosi dan Keputusan Pembelian.
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk (X1) No Sumber: Data Primer diolah peneliti (Juli 2011)
1. Pada pernyataan pertama, dari 97 responden terdapat 29,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa bentuk kemasan rokok Sampoerna A-Mild praktis, 63,9% menyatakan setuju, 6,2% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. 2. Pada pernyataan kedua, dari 97 responden, 29,9% responden
menyatakan sangat setuju bahwa perpaduan warna kemasan rok Sampoerna A-Mild menarik, 57,7% menyatakan setuju, 12,4% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 97 responden, 20,6% responden menyatakan sangat setuju kandungan nikotine rokok Sampoerna A-Mild rendah, sedangkan 52,6% menyatakan setuju, 24,7% menyatakan kurang setuju, 2,1% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat, dari 97 responden terdapat 17,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa rokok Sampoerna A-Mild mempunyai cita rasa yang nikmat, 63,9% menyatakan setuju, 18,6% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2)
No Item
STS TS KS S SS Total
F % F % F % F % F % F %
1 0 0 3 3,1 15 15,5 55 56,7 24 24,7 97 100 2 0 0 0 0 18 18,6 44 45,4 35 36,1 97 100 3 0 0 0 0 14 14,4 59 60,8 24 24,7 97 100 Sumber: Data Primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 97 responden terdapat 24,7% responden yang menyatakan sangat setuju harga yang dikeluarkan untuk mendapatkan Sampoerna A-Mild sesuai dengan kualitas yang saya dapatkan, 56,7% menyatakan setuju, 15,5% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua, dari 97 responden, 36,1% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa harga rokok Sampoerna A-Mild relatif terjangkau di bandingkan dengan produk rokok perusahaaan lain, 45,4% menyatakan setuju, 18,6% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Tempat (X3) No
Item
STS TS KS S SS Total
F % F % F % F % F % F %
1 0 0 7 7,2 33 34,0 41 42,3 16 16,5 97 100 2 0 0 4 4,1 36 37,1 36 37,1 21 21,6 97 100 3 0 0 6 6,2 30 30,9 43 44,3 18 18,6 97 100 Sumber: Data Primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 97 responden terdapat 16,5% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa rokok Sampoerna A-Mild banyak dijual di pusat perbelanjaan, 42,3% menyatakan setuju, 34,0% menyatakan kurang setuju, 7,2% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua, dari 97 responden, 21,6% menyatakan sangat setuju rokok Sampoerna A-Mild tersedia di toko-toko di lingkungan USU, 37,1% menyatakan setuju, 37,1% menyatakan kurang setuju, 4,1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi (X4) No
Sumber: Data Primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 97 responden, 22,7% menyatakan sangat setuju bahwa iklan rokok Sampoerna A-Mild mempunyai daya tarik menumbuhkan minta beli, 51,5% menyatakan setuju, 22,7% menyatakan kurang setuju, 3,1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua, dari 97 responden, 21,6% menyatakan sangat setuju bahwa alat promosi rokok Sampoerna A-Mild seperti spanduk dan halte menarik, 57,7% menyatakan setuju, 20,6 menyatakan kurang setuju tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 97 responden, 21,6% menyatakan sangat setuju bahwa acara yang disponsori oleh rokok Sampoerna A-Mild menarik perhatian, 61,9% menyatakan setuju, 16,5% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
A-mild dapat dimengerti dengan baik, 70,1% menyatakan setuju, 10,3% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) No Sumber: Data Primer diolah peneliti (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, dari 97 responden terdapat 18,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild karena terbiasa menggunakan rokok dengan kadar nikotin yang rendah, 66,0% menyatakan setuju, 13,4% menyatakan kurang setuju, 2,1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua, dari 97 responden, 26,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa kelebihan rokok Sampoerna A-Mild seperti berkadar nikotin rendah mempengaruhi keputusan dalam membeli rokok Sampoerna A-Mild, 49,5% menyatakan setuju, 22,7% menyatakan kurang setuju, 1,0% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
Sampoerna,A-Mild dipengaruhi oleh rekan-rekan yang mengunakan roko yang sama sedangkan 18,6% menyatakan setuju, 58,8% menyatakan kurang setuju, 18,6% menyatakan tidak setuju, dan 1,0% menyatakan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat, dari 97 responden terdapat 15,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa rokok Sampoerna A-Mild memenuhi kebutuhan selera saya terhadap rokok, 67,0% menyatakan setuju, 14,4% menyatakan kurang setuju, 3,1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov
1. Pendekatan Grafik
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011) Gambar 4.2
Grafik Histogram Uji Normalitas
Gambar 4.3
Scatter Plot Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa variabel berdfistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar tersebut, dimana tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.3 data juga berdistribusi normal ini dapat dilihat pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal.
2. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasrkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Tabel 4.9
Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 97
Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.37257045 Most Extreme Differences Absolute .079
Positive .052
Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .776
Asymp. Sig. (2-tailed) .583 a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.9, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,583, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0,05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
1. Metode Grafik
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)
Gambar 4.4
Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas
2. Uji Glejser a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.11 a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:
a. Nilai VIF dari produk, harga, tempat dan promosi lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.
b. Nilai Tolerance dari produk, harga, tempat dan promosi lebih besar dari 0,1 (Tolerance > 0,1), ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 for windows dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e
Penjelasan dari hasil pengolahan SPSS akan ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.12, maka diperoleh persamaan hasil regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = -0,014 + 0,242X1 + 0,002X2 + 0,135X3+ 0,590X4
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : a. Konstanta (a) = -0,014, ini menunjukkan harga constant, dimana jika
variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X4) = 0,
b. Koefisien X1 (b1) 0,242, ini berarti bahwa variabel produk (X1)
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika produk (X1) ditingkatkan maka keputusan pembelian akan
bertambah.
c. Koefisien X2 (b2) = 0,002, ini menunjukkan bahwa variabel harga (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan
kata lain jika harga (X2) ditingkatkan maka keputusan pembelian akan
bertambah.
d. Koefisien X3 (b3) = 0,135, ini menunjukkan bahwa variabel tempat (X3) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan
kata lain jika tempat (X3) ditingkatkan maka keputusan pembelian
akan bertambah.
e. Koefisien X4 (b4) = 0,590, ini menunjukkan bahwa variabel promosi (X4) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan
kata lain jika promosi (X3) ditingkatkan maka keputusan pembelian
akan bertambah. 4.2.5 Uji Hipotesis
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
H0 : b1,b2,b3,b4 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : b1,b2,b3,b4 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k Keterangan :
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 97 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 5, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 5 – 1 = 4 2. df (penyebut) = 97 – 5 = 92
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan
SPSS 17.0 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel
pada tingkat α = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut :
H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α= 5%
Tabel 4.13
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 315.636 4 78.909 40.140 .000a
Residual 180.859 92 1.966 Total 496.495 96
a. Predictors: (Constant), Promosi, Tempat, Produk, Harga b. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)
Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung
pada kolom F yakni sebesar 40,140 dengan tingkat signifikansi = 0.000 lebih besar dari nilai Ftabel yakni 2,47, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel (40,140 > 2,47).
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel
dan tingkat signifikansinya (0.000 < 0,05), menunjukkan bahwa pengaruh variabel mutu, fitur, dan gaya secara serempak adalah signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap
H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel
dependen (Y).
H0 : b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap
variabel dependen (Y).
H0 : b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel
dependen (Y).
H0 : b3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap
variabel dependen (Y).
H0 : b3≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel
dependen (Y).
H0 : b4 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap
variabel dependen (Y).
H0 : b4≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5%
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α= 5%
Tabel 4.14
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Coefficientsa a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Produk (X1)
Nilai thitung variabel Produk adalah 2,537 dan nilai ttabel 1,986 maka
thitung > ttabel (2,537 > 1,986) sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel produk berpengaruh positif dan signifikan (0,013 < 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai administratif USU. Artinya, jika variabel produk ditingkatkan maka keputusan pembelian akan bertambah.
2. Variabel Harga (X2)
Nilai thitung variabel Harga adalah 0,009 dan nilai ttabel 1,986 maka
variabel harga berpengaruh tidak positif dan tidak signifikan (0,993 > 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai administratif USU. Artinya, jika variabel harga ditingkatkan maka keputusan pembelian akan tidak bertambah.
3. Variabel Tempat (X3)
Nilai thitung variabel tempat adalah 1,678 dan nilai ttabel 1,986 maka
thitung < ttabel (1,678 < 1,986) sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel Tempat berpengaruh positif dan tidak signifikan (0,097 > 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai administratif USU. Artinya, jika variabel tempat ditingkatkan maka keputusan pembelian akan bertambah.
4. Variabel Promosi (X4)
Nilai thitung variabel Promosi adalah 4,009 dan nilai ttabel 1,986 maka
thitung > ttabel (4,009 > 1,986) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Promosi berpengaruh positif dan signifikan (0,000 < 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai administratif USU. Artinya, jika variabel Promosi ditingkatkan maka keputusan pembelian akan bertambah.
variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian pada rokok Sampoerna A-Mild pada pegawai administratif USU. 4.2.6 Pengujian Koefisien Determinasi (R²)
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤ R2≤1). Hal ini berarti bila R2 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dan bila R2 mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4.15 a. Predictors: (Constant), Promosi, Tempat, Produk, Harga
b. Dependent Variable: Keputusan_pembelian Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa :
a. R sebesar 0,797 berarti hubungan antara variabel produk (X1), harga
(X2), tempat (X3) dan promosi (X4) terhadap keputusan pembelian (Y)
sebesar 79,7%. Artinya hubungannya erat.
b. Adjusted R Square sebesar 0,620 berarti 62,0% variabel keputusan