BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
C. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menggambarkan data penelitian sebagaimana adanya tanpa bermaksud mengambil kesimpulan tertentu dari hasil penelitian.Analisis deskriptif memperlihatkan persentase dan frekuensi karakteristik responden berdasar jenis kelamin, umur, pendidikan, status, dan golongan.
1. Analisis deskriptif responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Berdasarkan frekuensi kunjungan, penulis ingin mengetahui berapa kali responden melakukan kunjungan di Mirota Batik.Hasil analisis data berdasarkan frekuensi kunjungan dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel V.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Dari data table V.3 di atas dapat diketahui bahwa 18 atau 18% responden sudah 2 kali datang berkunjung ke Mirota Batik, 28 atau 28%
Frekuensi Kunjungan 18 18.0 18.0 18.0 28 28.0 28.0 46.0 21 21.0 21.0 67.0 33 33.0 33.0 100.0 100 100.0 100.0 2 kali 3 kali 4 kali
lebih dari 4 kali Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e Percent
responden sudah 3 kali berkunjung ke Mirota Batik, 21 atau 21% responden sudah 4 kali datang berkunjung ke Mirota Batik, dan 33 atau 33% responden sudah lebih dari 4 kali datang berkunjung ke Mirota Batik.
2. Analisis deskriptif responden Berdasarkan Teman Berkunjung
Berdasarkan teman berkunjung, penulis ingin mengetahui dengan siapa responden berkunjung ke Mirota batik, dimana penulis membaginya kedalam empat golongan.Hasil analisis data berdasarkan frekuensi kunjungan dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel V.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Teman Berkunjung
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Dari data table V.4 di atas dapat diketahui bahwa 16 atau 16% responden berkunjung ke Mirota Batik sendiri, 43 atau 43% responden berkunjung ke Mirota Batik bersama teman, 40 atau 40% responden berkunjung ke Mirota Batik bersama keluarga, dan 0 atau 0% responden berkunjung ke Mirota Batik bersama rombongan.
teman berkunjung 16 16.0 16.0 16.0 43 43.0 43.0 59.0 40 40.0 40.0 99.0 1 1.0 1.0 100.0 100 100.0 100.0 Sendiri bersama teman bersama keluarga bersama rombongan Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent
3. Analisis deskriptif responden Berdasarkan Kendaraan
Berdasarkan kendaraan, responden dalam penelitian ini terdiri dari responden yang membawa kendaraan sendiri dan tidak menggunakan kendaraan sendiri (boncengan). Hasil analisis data berdasarkan kendaraan dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel V.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Kendaraan
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Dari data table V.5 di atas dapat diketahui bahwa 92 atau 92% responden yang berkunjung ke Mirota Batik menggunakan kendaraan sendiri, dan8 atau 8% responden yang berkunjung ke Mirota Batik tidak menggunakan kendaraan sendiri(berboncengan).
4. Analisis deskriptif responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi pria dan wanita. Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Kendaraan 92 92.0 92.0 92.0 8 8.0 8.0 100.0 100 100.0 100.0 y a tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent
Tabel V.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Dari data table V.6 di atas dapat diketahui bahwa 48 atau 48% responden yang berkunjung ke Mirota Batik berjenis kelamin pria, dan52 atau 52% responden yang berkunjung ke Mirota Batik berjenis kelamin wanita. 5. Analisis deskriptif responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan umur, penulis membagi responden dalam penelitian ini dalam empat klasifikasi usia. Hasil analisis data berdasarkan umur dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel V.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Jenis Kelami n 48 48.0 48.0 48.0 52 52.0 52.0 100.0 100 100.0 100.0 pria wanita Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent Umur 44 44.0 44.0 44.0 29 29.0 29.0 73.0 20 20.0 20.0 93.0 3 3.0 3.0 96.0 4 4.0 4.0 100.0 100 100.0 100.0 17-21 tahun 22 - 26 t ahun 27 - 31 t ahun 32 - 36 t ahun di atas 36 tahun Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent
Dari data table V.7 di atas dapat diketahui bahwa 44 atau 44% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki umur 17 – 21 tahun, 29 atau 29% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki umur 22 – 26 tahun. 20 atau 20% resonden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki umur 27 – 31 tahun, 3 atau 3% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki umur 32 – 36 tahun, dan 4 atau 4% resonden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki umur diatas 36 tahun.
6. Analisis deskriptif responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, penulis membagi responden dalam penelitian ini dalam 4 golonganpekerjaan. Hasil analisis data berdasarkan pekerjaan dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel V.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Dari data table V.8 di atas dapat diketahui bahwa 61 atau 61% responden yang berkunjung ke Mirota Batik merupakan pelajar/mahasiswa, 18 atau 18% responden yang berkunjung ke Mirota Batik bekerja sebagai
Pekerjaan 61 61.0 61.0 61.0 18 18.0 18.0 79.0 7 7.0 7.0 86.0 13 13.0 13.0 99.0 1 1.0 1.0 100.0 100 100.0 100.0 pelajar/mahasiswa wiraswast a Pegawai negeri kary awan swasta lain-lain
Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent
wiraswasta. 7 atau 7% resonden yang berkunjung ke Mirota Batik sebagai pegawai negeri, 13 atau 13% responden yang berkunjung ke Mirota bekerja sebagai karyawan swasta, dan 1 atau 1% resonden yang berkunjung ke Mirota Batik termasuk dalam golomgan pekerjaan lain – lain.
7. Analisis deskriptif responden Berdasarkan Uang Saku
Berdasarkan umur, penulis membagi responden dalam penelitian ini dalam empat klasifikasi usia. Hasil analisis data berdasarkan umur dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel V.9
Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Dari data table V.9 di atas dapat diketahui bahwa 8 atau 13,1% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki uang saku kurang dari 500.000, 29 atau 47,5% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki uang saku 500.000 – 1.000.000, 12 atau 19,7% resonden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki uang saku 1.000.001 – 1.500.000, 10 atau 16,4% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki uang saku 1.500.001 –
Uang saku 8 13.1 13.1 13.1 29 47.5 47.5 60.7 12 19.7 19.7 80.3 10 16.4 16.4 96.7 2 3.3 3.3 100.0 61 100.0 100.0 < Rp 500.000 Rp 500.000-Rp 1.000. 000 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 Rp 1.500.001-Rp 2.000.000 > Rp 2.000.000 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent
2.000.000, dan 2 atau 3,3% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki uang saku lebih dari 2.000.000.
8. Analisis deskriptif responden Berdasarkan Pendapatan
Berdasarkan umur, penulis membagi responden dalam penelitian ini dalam empat klasifikasi usia. Hasil analisis data berdasarkan umur dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel V.10
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Dari data table V.10 di atas dapat diketahui bahwa 5 atau 12% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki pendapatan kurang dari 2.000.000, 22 atau 56% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki pendapatan 2.000.000 – 3.000.000, 4 atau 10,3% resonden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki pendapatan 3.000.001 – 4.000.000, 4 atau 10,3% responden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki pendapatan 4.000.001 –
5.000.000, dan 4 atau 10,3% resonden yang berkunjung ke Mirota Batik memiliki pendapatan lebih dari 5.000.000.
Pendapatan 5 12.8 12.8 12.8 22 56.4 56.4 69.2 4 10.3 10.3 79.5 4 10.3 10.3 89.7 4 10.3 10.3 100.0 39 100.0 100.0 < Rp 2.000.000 Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 Rp 3.000.001-Rp 4.000.000 Rp 4.000.001-Rp 5.000.000 > Rp 5.000.000 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent
9. Profil Umum Konsumen Mirota Batik
Berdasarkan hasil analisis deskriptif masing-masing karaketristik di atas, penulis menggabungkan hasil masing-masing analisis karaketristik yang persentasinya paling besar ke dalam tabel berikut ini :
Tabel V.11
Profil Umum Masing-Masing Karakteristik Responden
NO Karakteristik Keterangan Persentasi
1 Frekuensi Kunjungan Lebih dari 4 kali 33%
2 Teman Berkunjung Bersama Teman 43%
3 Kendaraan Kendaraan Sendiri 92%
4 Jenis Kelamin Wanita 52%
5 Umur 17-21 44%
6 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 61%
7 Uang Saku 500.000-1.000.000 29%
8 Pendapatan 2.000.000-3.000.000 22%
Dari tabel V.11 di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen Mirota Batik adalah pelajar/mahasiswa dengan rentang umur 17-21 tahun yang didominasi oleh wanita dan memiliki uang saku sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000. Selain mahasiswa konsumen Mirota Batik sebagian adalah pekerja yang sudah memiliki penghasilan dengan pendapatan sebesar Rp 2.000.000 –
atau dalam satu bulan berkunjung sebanyak 4 kali. Kebanyakan konsumen menggunakan kendaraan sendiri dan mereka berkunjung bersama teman. D. Analisis Data
1. Tingkat kekomunikatifan bagian exterior
Skor tingkat kekomunikatifan bagian exterior dapat dilihat dari hasil perhitungan tabel analisis tingkat kekomunikatifan bagian exterior, kenyamanan bagian general interior, bagian store layout,:
379,40
100 = 3.79
Untuk menentukan tingkat kekomunikatifan bagian exterior maka skor tingkat kekomunikatifan bagian exterior dibandingkan dengan tabel judgement sebagai berikut:
Tabel V.12
Penentuan tingkat kekomunikatifan bagian exterior
Skor Keterangan Skor
Kepuasan ≤ 1,80 Sangat Rendah 1,81 – 2,60 Rendah 2,61 – 3,40 Cukup 3,41 – 4,20 Tinggi 3.79 ≥ 4,21 Sangat Tinggi
Dari hasil perhitungan dan perbandingan dengan tabel judgement maka dapat diketahui bahwa tingkat kekomunikatifan bagian exterior Mirota Batik Yogyakarta tinggi dengan skor 3.79. Menurut persepsi
konsumen poin-poin komunikatif bagian exterior seperti storefront dirasakan komunikatif, marquee dirasakan komunikatif, entrances dirasakan komunikatif, height and size of building dirasakan komunikatif, uniqueness dirasakan komunikatif, surrounding stores dirasakan komunikatif, parking dirasakan komunikatif.
2. Tingkat kenyamanan bagian interior
Skor tingkat kenyamanan bagian interor dapat dilihat dari hasil perhitungan tabel analisis tingkat kekomunikatifan bagian exterior, kenyamanan bagian general interior, bagian store layout, bagian interior POP display:
390,00
100 = 3.90
Untuk menentukan tingkat kenyamanan bagian interior maka skor kenyamanan bagian interor dibandingkan dengan tabel judgement sebagai berikut:
Tabel V.13
Penentuan tingkat kenyamanan bagian interior
Skor Keterangan Skor
Kepuasan ≤ 1,80 Sangat Rendah 1,81 – 2,60 Rendah 2,61 – 3,40 Cukup 3,41 – 4,20 Tinggi 3.90 ≥ 4,21 Sangat Tinggi
Dari hasil perhitungan dan perbandingan dengan tabel judgement maka dapat diketahui bahwa kenyamanan bagian interior Mirota Batik Yogyakarta tinggi dengan skor 3.90. Maksudnya menurut persepsi konsumen poin-poin kenyamanan interior seperti florring dirasakan tinggi, colors and lighting dirasakan nyaman, fixtures dirasakan nyaman, temperature dirasakan nyaman, width and aisles dirasakan nyaman, dead areas dirasakan nyaman, personnel dirasakan nyaman, merchandise dirasakan nyaman, prices (levels and display) dirasakan nyaman, cleanliness dirasakan nyaman, allocation of floor space for selling, merchandise, personnel, and costumers dirasakan nyaman, product groupings dirasakan nyaman, traffic flow dirasakan nyaman, there-setting dirasakan nyaman, rock and cases dirasakan nyaman, cut cases and dump bins dirasakan nyaman, posters, signs, amd cards dirasakan nyaman.
3. Uji Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian regresi maka data perlu diuji agar memenuhi syarat dari asumsi klasik yaitu :
i. Uji Multikolinierritas Tabel V.14
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF Kekomunikatifan exterior (X1) 0,517 1,933
Kenyamanan interior (X2) 0,517 1,933
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows
Syarat yang harus dipenuhi jika tidak terjadi multikolinieeritas yaitu nilai VIF (variance inflantion factor)kurang dari 10 dan nilai tolerance >0.1, jika nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0.1 maka terjadi multikolinieritas. Dengan melihat tabel hasil uji multikolinieritas diatas maka variabel X1 (kekomunikatifanexterior) dan X2 (kenyamanan interior) yang mempunyai output VIF hitung sebesar 1,933 lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance sebesar 0,517 lebih besar dari 0.1, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas (independent) yaitu X1 (kekomunikatifanexterior) dan X2 (kenyamanan interior) tidak terjadi persoalan multikolinieritas.
ii. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SPRED (scatterplot).Setelah itu melakukan Uji Park, yaitu dengan meregresikan nilai residual dengan variabel independen. Untuk hasil output pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskesdastisitas pada model
2 1 0 -1 -2 -3
Regression Standardized Predicted Value
2 1 0 -1 -2 -3 Re gres sio n S tud ent iz ed Re sid ual
Dependent Variable: Minat Kunjungan Scatterplot
regresi, sehingga model regresi layak dipakai unruk memprediksi minat kunjungan kembali berdasarkan masukan variabel independen kekomunikatifanexterior dan kenyamanan interior.
Analisis dengan menggunakan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil salah satunya dengan menggunakan uji park.
Tabel V.15
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil tampilan output SPSS diatas memberikan koefesien parameter untuk variabel tidak ada yang signifikan, dimana X1 memiliki nilai siginifikan yaitu 0,658 lebih besar dari 0.05(sig) dan X2 memiliki nilai signifikan yaitu 0.618 lebih besar dari 0.05(sig), maka dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat heteroskedastistias. Hal ini konsisiten dengan hasil uji Scatterplots.
Coeffi ci entsa .459 .330 1.394 .167 .045 .101 .063 .443 .658 -.057 .113 -.071 -.500 .618 (Constant) komunikatif eksterior keny amanan interior Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.
Dependent Variable: absRes a.
iii. Uji Normalitas
Tabel V.16 Hasil Uji Normalitas Asymp. Sig.
(2-tailed)
X1 X2 Y
0,347 0,088 0,063
Dari hasil perhitungan uji normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testdiatas didapatkan signifikansi untuk total skor X1 sebesar 0,347; total skor X2sebesar 0,088; dan total skor Y sebesar 0,063. Karena signifikansi seluruh variabel lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel X1 (kekomunikatifanexterior), X2 (kenyamanan interior), dan Y (minat kunjungan kembali) berdistribusi normal.
Kenormalan juga dapat diuji dengan grafik normal probability plots yang diolah dengan menggunakan SPSS 13.0For Windows dan menghasilkan gambar :
Gambar V.2 Histogram 2 1 0 -1 -2 -3
Regression Standardized Residual
25 20 15 10 5 0 Frequ ency Mean = -4.74E-16 Std. Dev. = 0.99 N = 100
Dependent Variable: Minat Beli Ulang Histogram
Gambar V.3 Grafik Normal Plot
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal dan tidak menceng (skewness) baik ke kiri ataupun kekanan. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik yang berada pada garis diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh dari garis diagonal.Kedua grafik ini menunjukan bahwa model regresi tidak
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Expected Cum Prob
Dependent Variable: Minat Beli Ulang
menyalahi asumsi normalitas, sehingga dapat disimpulkan kedua grafik diatas berdistribusi normal.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menjawab rumusan masalah pengaruh kekomunikatifanexterior dan kenyamanan interior terhadap minat beli ulang secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan SPSS 13.0 For Windows dan diperroleh hasil sebagai berikut :
i. Pengujian Signifikansi dengan Uji t Tabel V.17
Hasil Uji t
Berdasarkan hasil pengolahan analisis regresi berganda diatas diperoleh persamaan :
Y = -0.322 + 0,508X1 + 0,548X2
Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien regresi untuk kekomunikatifan exterior (X1) yang tertera pada tabel V.17 bernilai positif sebesar 0,508 dengan thitung = 3,280. Pada taraf signifikansi 5% dan df (n-k-1)
Coeffi ci entsa -.322 .503 -.640 .524 .508 .155 .355 3.280 .001 .548 .173 .342 3.160 .002 (Constant) komunikatif eksterior keny amanan interior Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.
Dependent Variable: Minat Kunjungan a.
100-1-1 = 98, maka diperoleh hasil untuk ttabel= 1,984. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel (3,280> 1,984) dan sig <α (0,001 < 0,05), maka H ditolak. Hal 0 ini berarti variabel kekomunikatifan exterior (X1) secara sendiri berpengaruh positif terhadap minat beli ulang (Y). Artinya semakin komunikatif exterior maka semakin berminat untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik, dan semakin tidak komunikatif exterior maka semakin tidak bersedia untuk memutuskan melakukan pembelian ulang di Mirota Batik.
Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien regresi untuk kenyamanan interior(X2) yang tertera pada tabel V.17 bernilai positif sebesar 0,548 dengan thitung = 3,160. Pada taraf signifikansi 5% dan df (n-k-1) 100-1-1 = 98, maka diperoleh hasil untuk ttabel= 1,984. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel (3,160> 1,984) dan sig <α (0,002 < 0,05), maka H ditolak. Hal ini 0 berarti variabel kenyamanan interior (X2) secara sendiri berpengaruh positif terhadap minat pembelian ulang (Y). Artinya semakin nyaman interior maka semakin berminat untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik, dan sebaliknya, semakin tidak nyaman interior maka semakin tidak bersedia untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik.
ii. Pengujian Signifikansi dengan Uji F Tabel V.18 Hasil Uji F
Berdasarkan Tabel V.18 di atas diperoleh hasil pengujian pengaruh bersama-sama ketujuh variabel X1, X2,dengan uji F menghasilkan nilai Fhitung = 33,966. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, signifikansi 0,05, df 1 (jumlah variabel-1) 2-1 = 2, dan df 2 (n-k-1) 100-1-1 = 98 maka diperoleh hasil untuk Ftabel sebesar 3,938. Hal tersebut menunjukkan Fhitung yang lebih besar dari pada Ftabel.(Fhitung = 33,966> Ftabel = 3,938), begitu pula bila dilihat dari sig yaitu sig <α (0,000 < 0,05), maka H ditolak. Hal ni berarti variabel kekomunikatifan exterior 0 dan kenyamanan interior berpengaruh secara bersama-sama terhadap minat beli ulang.
ANOVAb 20.566 2 10.283 33.966 .000a 29.366 97 .303 49.932 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Const ant), keny amanan interior , komunikat if eksterior a.
Dependent Variable: Minat Kunjungan b.
iii. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan pengaruh variabel bebas store atmosphere secara serentak terhadap variabel terikat minat beli ulang. Dari analisis regresi, hasil analisis determinasi pada output model summary disajikan sebagai berikut :
Tabel V.19
Hasil Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel V.18 di atas diperoleh angka R2 (R square) sebesar nilai 0,412 atau (41,2%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (kekomunikatifan exterior dan kenyamanan interior) terhadap variabel dependen (minat belu ulang) sebesar 41,2%. Sedangkan sisanya sebesar 58,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Model Summaryb .642a .412 .400 .55022 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), keny amanan interior ,
komunikatif eksterior a.
Dependent Variable: Minat Kunjungan b.
E. Pembahasan
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan analisis judgement tingkat kekomunikatifan exterior dan analisis tingkat kenyamanan interior. Didapatkan nilai kekomunikatifan exterior sebesar 3,79 dan kenyamanan interior sebesar 3,90. Dengan demikian tingkat kekomunikatifan exterior dan tingkat kenyamanan interior di Mirota Batik Yogyakarta termasuk kategori tinggi.
Tingkat kekomunikatifan exterior sebesar 3.79 didapatkan dari seluruh rata-rata indikator kekomunikatifan exterior dibagi jumlah responden. Adapun indikator-indikator yang digunakan yaitu Storefront mempunyai nilai sebesar 3,96 termasuk dalam kategori tinggi, Marquee 4,06 termasuk dalam kategori tinggi, Entrances mempunyai nilai 3,76 termasuk dalam kategori tinggi, Height and size ofbuilding mempunyai niai 3,71 termasuk dalam kategori tinggi, Uniqueness mempunyai nilai 3,91 termasuk dalam kategori tinggi, Surrounding stores mempunyai nilai 3,88 termasuk dalam kategori tinggi, dan Parking mempunyai nilai 3.33 termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian menurut persepsi konsumen tingkat kekomunikatifan exterior Mirota Batik Yogyakarta tinggi.
Tingkat kenyamanan interior sebesar 3,90 didapatkan dari seluruh rata-rata indikator kenyamanan interior dibagi jumlah responden. Adapun indikator-indikator yang digunakan yaitu Flooring mempunyai nilai 3,91
termasuk dalam kategori tinggi, Colors and lighting mempunyai nilai 4.04 termasuk dalam kategori tinggi, Fixtures mempunyai nilai 3,92 termasuk dalam kategori tinggi, Temperature mempunyai nilai 4,10 termasuk dalam kategori tinggi, Width of aisles mempunyai nilai 3,76 termasuk dalam kategori tinggi,Dead areas memunyai nilai 3,74 termasuk dalam kategori tinggi, Personnel mempunyai nilai 3,86 termasuk dalam kategori tinggi, Merchandise mempunyai nilai 3,96 termasuk dalam kategori tinggi, Prices (levels and display) mempunyai nilai 3,85 termasuk dalam kategori tinggi, Cleanliness mempunyai nilai 4,11 termasuk dalam kategorri tinggi, Allocation of floor space for selling, merchandise, personnel and customers mempunyai nilai3,79 termasuk dalam kategori tinggi, Product Grouping mempunyai nilai 3,79 termasuk dalam kategori tinggi, Traffic Flow mempunyai nilai 3,87 termasuk dalam kategori tinggi, There-setting mempunyai nilai 3,70 termasuk dalam kategori tinggi,Rack and cases mempunyai nilai 3,95 termasuk dalam kategori tinggi,Cut cases and dump bins mempunyai nilai 3,89 termasuk dalam kategori tinggi,Posters mempunyai nilai 3,82 termasuk dalam kategori tinggi, signs and cards mempunyai nilai 4,00 termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian menurut persepsi konsumen tingkat kenyamanan interior Mirota Batik Yogyakarta tinggi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel store atmosphere secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri berpengaruh
terhadap minat beli ulang dan tinggi rendahnya keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian ulang dipengaruhi oleh variabel kekomunikatifan exterior dan kenyamanan interior.
Berdasarkan hasil analisis regresi, kekomunikatifan exterior secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, artinya semakin komunikatif exterior maka semakin berminat untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik, dan semakin tidak komunikatif exterior maka semakin tidak bersedia untuk memutuskan pembelian ulang di Mirota Batik. Menurut Berman dan Evans (2001;604)Exterior merupakan Karakteristik yang mempunyai pengaruh kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan sebaik mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk berkunjung ke dalam toko. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa keunikan, kemenarikan, dan menonjol bagian exterior dapat membentuk karakteristik toko yang mampu berkomunikasi dengan konsumen di luar sehingga kekomunikatifan dari toko ke konsumen itu muncul dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ke Mirota Batik. Kosumen yang berasal dari luar kota misalnya, mereka akan tertarik dengan kesan pertama melihat bentuk gedung terlebih dulu karena kesan yang diberikan oleh betuk gedung Mirota Batik sangat komunikatif maka mereka akan memilih berbelanja di Mirota Batik terbukti bahwa dari hasil penelitian
rata-rata frekuensi kunjungan pengunjung baik yang berasal dari luar kota maupun konsumen lokal yang berkunjung ke Mirota Batik dalam satu bulan lebih dari 2kali. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kekomunikatifan exterior Mirota Batik tinggi.
Berdasarkan hasil analisis regresi, kenyamanan interior secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, Artinya semakin nyaman interior maka semakin berminat untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik, dan semakin tidak nyaman interior maka semakin tidak bersedia untuk memutuskan pembelian ulang di Mirota Batik. Menurut Berman dan Evans (2001;604)General Interior merupakan bagian dalam dari suatu toko yang harus dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising. Seperti kita ketahui, iklan dapat menarik pembeli untuk datang ke toko, tetapi yang paling utama yang dapat membuat penjualan setelah pembelian berada di toko adalah kenyamanan display. Display yang tingkat keyamanannya dikelola semaksimal mungkin mampu menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa, dan memilih barang-barang yang ada didalam toko. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa kenyamanan display bagian dalam toko yang dikelola semaksimal mungkin sangat membantu konsumen merasakan kenyamanan berbelanja sehingga hal ini dapat membuat konsumen betah dan senang berada di toko. Konsumen dari luar kota misalnya, mereka yang baru pertama kali berbelanja di Mirota
Batik akan sangat membutuhkan informasi di mana saja produk-produk yang dijual ditempatkan dibandingkan dengan konsumen lokal yang sudah sering