• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Deskriptif

Analisis yang digunakan adalah adalah analisis deskriptif responden. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penulis melakukan penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Mei 2016.

4.3.1 Analisis Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pedagang bakso yang berjualan di kecamatan Medan Johor. Hal-hal yang dianalisis dari dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia pedagang, pendidikan terakhir, dan usia usaha.

Tabel 4.3

Komposisi Pedagang Bakso di Kecamatan Medan Johor

No. Uraian Kategori Jumlah Orang %

1 Jenis Kelamin Laki-Laki 21 63.6

Perempuan 12 36.4 2 Usia Dibawah 17 Tahun 0 0.0 17 - 26 Tahun 3 9.1 27-36 Tahun 17 51.5 37-46 Tahun 11 33.3 Diatas 46 Tahun 2 6.1 3 Pendidikan SD 0 0.0 SMP 12 36.4 SMA 12 36.4 D-3 4 12.1 S1 5 15.2 4 Usia Usaha Dibawah 3 Tahun 7 21.2 3-5 Tahun 9 27.3

Lebih dari 5 Tahun 17 51.5

Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa ketiga puluh tiga pedagang bakso yang menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kecamatan Medan

memiliki persentase sebesar 63,6% dan pengusaha yang berjenis kelamin perempuan memiliki sebesar 36,4%. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang berjenis kelamin laki-lakilebih banyak dari pada pedagang berjenis kelamin wanita.

Dilihat dari segi usia, ketiga puluh tigapedagang bakso yang menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kecamatan Medan Johor, didapat informasi bahwa pedagang yang berusia 17-26 tahun memiliki persentase sebesar 9,1%, pedagang yang berusia 27-36 tahun memiliki persentase sebesar 51,5%, pedagang yang berusia 37-46 tahun memiliki persentase sebesar 33,3%, pedagang yang berusia lebih dari 46 tahun memiliki persentase sebesar 6,1%. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang bakso di wilayah Kecamatan Medan Johor di dominasi oleh pedagang yang berusia 27-36 tahun, karena memiliki nilai persentase paling tinggi yaitu 51,5%.

Dilihat dari segi pendidikan, ketiga puluh tigapedagang bakso yang menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kecamatan Medan Johor, didapat informasi bahwa pedagang bakso yang berpendidikan SMP memiliki persentase sebesar 36,4%, pedagang bakso yang berpendidikan SMA memiliki persentase sebesar 36,4%, pedagang bakso yang berpendidikan DIII memiliki persentase sebesar 12,1% dan pedagang bakso yang berpendidikan S1 memiliki persentase sebesar 15,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang bakso di Kecamatan Medan Johor di dominasi oleh pedagang bakso yang berpendidikan SMP dan SMP dengan masing-masing persentase tertinggi yaitu sebesar36,4%.

Dilihat dari segi usia usaha, ketiga puluh tigapedagang bakso yang menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kecamatan Medan Johor, didapat informasi bahwa pedagang bakso yang usia usahanya dibawah 3 tahunan memiliki persentase sebesar 21,2%, pedagang bakso yang usia usahanya 3-5 tahun memiliki persentase sebesar 27,3%, dan pedagang bakso yang usia usahanya lebih dari 5 tahun memiliki persentase sebesar 51,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang bakso di Kecamatan Medan Johor di dominasi oleh pedagang bakso yang memiliki usia usaha sudah mencapai di atas 5 tahun dengan nilai persentase tertinggi yaitu sebesar 51,5%.

4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel

Peneliti meneliti faktor-faktor yang mendorong keberhasilan pedagang bakso di Kecamatan Medan Johor. Didalam wawancara telah diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai faktor-faktor pendorong keberhasilan usaha kepada para responden. Hasil wawancara yang berisikan pertanyaan-pertanyaan kemudian ditabulasi dan disajikan dalam tabel sebagaimana diuraikan berikut ini. 1. Faktor Karakteristik Kewirausahaan

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Karakteristik Kewirausahaan (X1)

Item STS TS KS S SS Total

Rata-Rata F % F % F % F % F % F % 1 0 0 3 9.1 11 33.3 11 33.3 8 24.2 33 100 3.73 2 0 0 1 3.0 16 48.5 11 33.3 5 15.2 33 100 3.61 3 0 0 2 6.1 12 36.4 13 39.4 6 18.2 33 100 3.70 4 0 0 1 3.0 15 45.5 11 33.3 6 18.2 33 100 3.67 5 0 0 3 9.1 13 39.4 9 27.3 8 24.2 33 100 3.67 Total Rata-Rata 3.67

Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 33 responden untuk variabel karakteristik kewirausahaan yaitu:

1) Pada pernyataan yang pertama (Saya percaya usaha saya akan berhasil) dari 33 responden, 8 responden (24.2%) menyatakan sangat setuju, 11 responden (33,3%) menyatakan setuju, 11 responden (33,3%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (9.1%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan yang kedua (Saya berani mengambil risiko demi kemajuan usaha yang saya jalankan) dari 33 responden, 5 responden (15.2%) menyatakan sangat setuju, 11 responden (33.3%) menyatakan setuju, 16 responden (48.5%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (3%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


3) Pada pernyataan yang ketiga (Saya akan selalu menjalankan usaha ini meskipun tidak setiap hari dagangan saya terjual sesuai target) dari 33 responden, 6 responden (18.2%) menyatakan sangat setuju, 13 responden (39.4%) menyatakan setuju, 12 responden (36.4%) menyatakan kurang setuju, 2 responden (6.1%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


4) Pada pernyataan yang keempat (Saya tetap bekerja keras meskipun tidak setiap hari dagangan saya terjual sesuai target) dari 33 responden, 6 responden (18.2%) menyatakan sangat setuju, 11 responden (33.3%) menyatakan setuju, 15 responden (45.5%) menyatakan kurang setuju, 1

responden (3%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


5) Pada pernyataan yang kelima (Saya mampu menjalankan usaha ini sendiri) dari 33 responden, 8 responden (24.2%) menyatakan sangat setuju, 9 responden (27.3%) menyatakan setuju, 13 responden (39.4%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (9.1%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


Dari hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa pada variabel karakteristik kewirausahaan dari 5 (lima) butir pernyataan yang disebar, pernyataan yang paling dominan adalah pernyataan kedua (Saya berani mengambil resiko demi kemajuan usaha yang saya jalankan) karena dari 33 responden sebanyak 16 responden (48,5%) yang menyatakan kurang setuju.

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel karakteristik kewirausahaan. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata- rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 (lima) dengan rumus sebagai berikut:

����������� �� � ��� = Rentang Banyak Kelas Inerval Berdasarkan rumus tersebut maka panjang kelas interval adalah:

����������� �� � ��� =5−1

5 = 0.8

Tabel 4.5

Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Karakteristik Kewirausahaan (X1)

Nilai Keterangan

1.00 – 1.79 Sangat Tidak Baik 1.80 – 2.59 Tidak Baik

2.60 – 3.39 Kurang Baik

3.40 – 4.19 Baik

4.20 – 5.00 Sangat Baik Sumber: Data Diolah (2016)

Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai karakteristik kewirausahaan sebesar 3.67 (baik) yang artinya semua responden menyetujui bahwa karakteristik kewirausahaan sangat diperlukan dalam berwirausaha untuk mencapai keberhasilan usaha pedagang bakso di Kecamatan Medan Johor.

2. Faktor Pengetahuan Kewirausahaan Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X2)

item STS TS KS S SS Total

Rata-Rata F % F % F % F % F % F % 1 0 0 0 0.0 12 36.4 13 39.4 8 24.2 33 100 3.88 2 0 0 1 3.0 12 36.4 16 48.5 4 12.1 33 100 3.70 3 0 0 2 6.1 10 30.3 18 54.5 5 15.2 33 100 3.85 4 0 0 0 0.0 12 36.4 15 45.5 6 18.2 33 100 3.82 5 0 0 0 0.0 12 36.4 14 42.4 7 21.2 33 100 3.85 Total Rata-Rata 3.82

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS for Windows, 2016) Tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 33 responden untuk variabel pengetahuan kewirausahaan yaitu:

6) Pada pernyataan yang keenam (Saya mengerti tentang usaha yang saya jalankan) dari 33 responden, 8 responden (24.2%) menyatakan sangat setuju, 13 responden (39.4%) menyatakan setuju, 12 responden (36.4%)

menyatakan ragu-ragu, 0 responden (0%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


7) Pada pernyataan yang ketujuh (Saya mampu membuat pembukuan sederhana dalam mengelola keuangan) dari 33 responden, 4 responden (12.1%) menyatakan sangat setuju, 16 responden (48.5%) menyatakan setuju, 12 responden (36.4%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden (3%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


8) Pada pernyataan yang kedelapan (Saya mampu berkomunikasi dengan baik) dari 33 responden, 5 responden (15.2%) menyatakan sangat setuju, 18 responden (54.5%) menyatakan setuju, 10 responden (30.3%) menyatakan ragu-ragu, 2 responden (6.1%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

9) Pada pernyataan yang kesembilan (Saya mengelola usaha ini dengan baik) dari 33 responden, 6 responden (18.2%) menyatakan sangat setuju, 15 responden (45.5%) menyatakan setuju, 12 responden (36.4%) menyatakan ragu-ragu, 0 responden (0%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


10)Pada pernyataan yang kesepuluh (Saya dapat memasarkan usaha ini dengan baik) dari 33 responden, 7 responden (21.2%) menyatakan sangat setuju, 14 responden (42.4%) menyatakan setuju, 12 responden (36.4%) menyatakan ragu-ragu, 0 responden (0%) menyatakan tidak setuju, tetapi 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

Dari hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa pada variabel pengetahuan kewirausahaan pernyataan yang paling dominan adalah pernyataan kedelapan (Saya mampu berkomunikasi dengan baik) dari 33 responden sebanyak 18 responden (54,5%) yang menyatakan setuju.

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel pengetahuan kewirausahaan. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata- rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 (lima) dengan rumus sebagai berikut:

����������� �� � ��� = Rentang Banyak Kelas Inerval Berdasarkan rumus tersebut maka panjang kelas interval adalah:

����������� �� � ��� =5−1

5 = 0.8 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Nilai Keterangan

1.00 – 1.79 Sangat Tidak Baik 1.80 – 2.59 Tidak Baik

2.60 – 3.39 Kurang Baik

3.40 – 4.19 Baik

4.20 – 5.00 Sangat Baik Sumber: Data Diolah (2016)

Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai pengetahuan kewirausahaan sebesar 3.82 (baik) yang artinya semua responden menyetujui bahwa pengetahuan kewirausahaan yang baik sangat mempengaruhi seorang wirausaha dalam mencapai keberhasilan usaha para

pedagang bakso di Kecamatan Medan Johor. 3. Keberhasilan Usaha

Tabel 4.8

Distribusi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha (Y)

item STS TS KS S SS Total

Rata-Rata F % F % F % F % F % F % 1 0 0 1 3.0 11 33.3 12 36.4 12 36.4 33 100 3.97 2 0 0 1 3.0 8 24.2 15 45.5 9 27.3 33 100 3.97 3 0 0 1 3.0 12 36.4 13 39.4 7 21.2 33 100 3.79 4 0 0 1 3.0 11 33.3 12 36.4 9 27.3 33 100 3.88 5 0 0 0 0.0 11 33.3 14 42.4 8 24.2 33 100 3.91 Total Rata-Rata 3.90

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS for Windows, 2016) Tabel 4.8 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 33 responden untuk variabel keberhasilan usaha yaitu:

11)Pada pernyataan yang kesebelas (Saya mengalami peningkatan laba) dari 33 responden, 12 responden (36.4%) menyatakan sangat setuju, 12 responden (36.4%) menyatakan setuju, 11 responden (33.3%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden (3%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

12)Pada pernyataan yang keduabelas (Jumlah karyawan saya bertambah) dari 33responden, 9 responden (27.3%) menyatakan sangat setuju, 15 responden (45.5%) menyatakan setuju, 8 responden (24.2%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden (3%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


13)Pada pernyataan yang ketigabelas (Saya mengalami peningkatan omset) dari 33 responden, 7 responden (21.2%) menyatakan sangat setuju, 13 responden (39.4%) menyatakan setuju, 12 responden (36.4%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden (3%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


14)Pada pernyataan yang keempatbelas (Saya mengalami peningkatan jumlah konsumen) dari 33 responden, 9 responden (27.3%) menyatakan sangat setuju, 12responden (36.4%) menyatakan setuju, 11 responden (33.3%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden (3%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


15)Pada pernyataan yang kelimabelas (Perputaran dana dalam usaha saya berkembang dengan cepat) dari 33 responden, 8 responden (24.2%) menyatakan sangat setuju, 14responden (42.4%) menyatakan setuju, 11 responden (33.3%) menyatakan ragu-ragu, 0 responden (0%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. 


Dari hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa pada variabel keberhasilan usaha pernyataan yang paling dominan adalah pernyataan keduabelas (Jumlah karyawan saya bertambah) dari 33 responden sebanyak 15 responden (45,5%) yang menyatakan setuju.

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel keberhasilan usaha. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 (lima) dengan rumus sebagai berikut:

����������� �� � ��� = Rentang Banyak Kelas Inerval Berdasarkan rumus tersebut maka panjang kelas interval adalah:

����������� �� � ��� =5−1

5 = 0.8 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha (Y)

Nilai Keterangan

1.00 – 1.79 Sangat Tidak Baik 1.80 – 2.59 Tidak Baik

2.60 – 3.39 Kurang Baik

3.40 – 4.19 Baik

4.20 – 5.00 Sangat Baik Sumber: Data Diolah (2016)

Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai keberhasilan usaha sebesar 3.90 (baik) yang artinya semua responden menyetujui bahwa untuk mencapai keberhasilan usaha pedagang bakso di Kecamatan Medan Johor sangat diperlukan karakteristik dan pengetahuan kewirausahaan yang baik.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dapat menggunakan model regresi linier berganda dalam menganalisis variabel–variabel, maka terlebih dahulu diuji syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji dengan model asumsi klasik, yakni sebagai berikut:

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data menggunakan pendekatan histogram, grafik dan Kolmogorov-Smirnov.

1. Pendekatan Histogram

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS for Windows, 2016) Gambar 4.2

Hasil Uji Regression Standartized Residual

Pada Gambar 4.2 Hasil Uji Regression Standartized Residual pada histogram, terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng.

2. Pendekatan Grafik

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS for Windows, 2016) Gambar 4.3

Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Pada output SPSS P-P Plot of Regression, bahwa data cenderung lurus mengikuti garis diagonal sehingga data dalam penelitian ini cenderung terdistribusi normal seperti terlihat pada Gambar 4.3.

3. Pendekatan Kolmogorv-Sminorv

Uji normalitas dengan grafik bisa saja berdistribusi normal, karena sifatnya lebih subjektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji normalitas secara statitistik dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS).
 Hasil uji

Tabel 4.10

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 33

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 2,07116862 Most Extreme Differences Absolute ,141 Positive ,141 Negative -,088 Test Statistic ,141

Asymp. Sig. (2-tailed) ,093c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS for Windows, 2016) Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0.093 dan diatas nilai signifikansi (0,05) atau 5%. Hal ini berarti residual data berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Sminorv Z lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric atau dengan kata lain data dikatakan normal.

4.4.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan yang seharusnya tidak terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas,

sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heterokedastisitas (Situmorang & Lufti , 2014). Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara yaitu: 1. Gejala Grafik

Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot.Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas.

Kriteria pengambilan keputusan:

 Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas

 Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS for Windows, 2016) Gambar 4.4

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi keberhasilan usaha pedagang bakso di Kecamatan Medan Johor, berdasarkan masukkan variabel Karakteristik dan Pengetahuan Kewirausahaan.


2. Analisis Statistik

Kriteria keputusan:

 Jika probabilitas > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas

 Jika probabilitas < 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel 4.11 berikut akan menampilkan hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejser. Tabel 4.11 Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,871 1,799 2,708 ,011 KARAKTERISTIK -,054 ,119 -,130 -,450 ,656 PENGETAHUAN -,124 ,156 -,229 -,794 ,433 a. Dependent Variable: RES2

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah (0.656), (0.433), atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari karakteristik dan pengetahuan signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent.

4.4.3 Uji Multikolinieritas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai tolerance >0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas (Situmorang & Lufti, 2008). Pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,610 2,868 ,561 ,579

KARAKTERSTIK ,424 ,191 ,422 2,225 ,034 ,354 2,821

PENGETAHUAN ,530 ,249 ,405 2,132 ,041 ,354 2,821

a. Dependent Variable: KEBERHASILANUSAHA

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai tolerance (0.354), (0.354) > 0,1 sedangkan nilai inflation factor (VIF) (2.821), (2.821) < 5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, sehingga tidak mengandung multikolinearitas.

Dokumen terkait