• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden

Analisis deskriptif karakteristik responden dilakukan untuk menggambarkan profil responden secara umum. penelitian ini menggunakan 30 responden. Pada tabel berikut dapat dijelaskan karakteristik responden yang meliputi: Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan dan Lama Usaha.

Pada Tabel 4.1 berikut dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-Laki 28 93,3

Perempuan 2 6,7

Jumlah 30 100

Sumber: Pengolahan Data Primer (2015)

Pada Tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa moyoritas responden berjenis kelamin Laki-laki dengan jumlah 28 orang (93,3%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 2 orang (6,7%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha di kota Medan khususnya dibidang eksportir adalah pengusaha laki-laki.

37 Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

30-40 Tahun 5 16,7

41-50 Tahun 13 43,3

>50 Tahun 12 40,0

Jumlah 30 100

Sumber: Pengolahan Data Primer (2015)

Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan usia terlihat bahwa responden dengan usia 30-40 tahun berjumlah 5 orang (16,7%), responden dengan usia 41-50 tahun berjumlah 13 orang (43,3%), dan responden yang berusia >50 tahun berjumlah 12 orang (40,0%). Dengan demikian, mayoritas responden adalah pengusaha dengan usia diatas 41-50 tahun.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

SMA 3 10,0

Diploma 2 6,7

S1 24 80,0

S2 1 3,3

Jumlah 30 100

Sumber: Pengolahan Data Primer (2015)

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 3 orang (10%), jenjang Diploma 2 orang (6,7%), responden dengan tingkat pendidikan S1 (Sarjana) berjumlah 24 orang (80%), dan responden dengan tingkat pendidikan S2

38 (Magister) berjumlah 1 orang (3,3%). Dengan demikian terlihat bahwa tingkat pendidikan responden didominasi oleh tingkat pendidikan S1 (Sarjana).

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha

Lama Usaha Jumlah (perusahaan) Persentase (%)

<10 Tahun 3 10 10-20 Tahun 11 36,7 21-30 Tahun 7 23,3 31-40 Tahun 3 10 >40 Tahun 6 20 Jumlah 30 100

Sumber: Pengolahan Data Primer (2015)

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan lama usaha pada Tabel 4.4 diatas terlihat bahwa responden yang menjalankan usahanya <10 tahun berjumlah 3 perusahaan (10%), responden dengan masa usaha 10-20 tahun berjumlah 11 perusahaan (36,7%), responden dengan masa usaha 21-30 tahun berjumlah 7 perusahaan (23,3%), responden dengan masa usaha 31-40 tahun berjumlah 3 perusahaan (10%), dan responden yang menjalankan usahanya >40 tahun berjumlah 6 perusahaan (20%). Dengan demikian terlihat bahwa responden dengan lama usaha 10-20 tahun merupakan masa usaha yang paling dominan. 4.2.2 Analisis Deskriptif Frekuensi Jawaban Responden

Analisis Deskriptif Frekuensi digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran jawaban responden secara umum mengenai kebijkan lindung nilai yang di ukur berdasarkan persepsi dan tingkat pemahaman responden.

39 4.2.2.1 Persepsi Responden Tentang Kebijakan Lindung Nilai (Hedge)

Tabel 4.5

Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kebijakan Lindung Nilai (Hedge)

P SS S RR TS STS Total f % f % f % f % f % f % 1 20 66,7 10 33,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 30 100 2 13 43,3 17 56,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 30 100 3 4 13,3 17 56,7 9 30,0 0 0,0 0 0,0 30 100 4 5 16,7 25 83,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 30 100 5 12 40,0 18 60,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 30 100 6 4 13,3 19 63,3 7 23,3 0 0,0 0 0,0 30 100 7 3 10,0 25 83,3 2 6,7 0 0,0 0 0,0 30 100 8 5 16,7 20 66,7 5 16,7 0 0,0 0 0,0 30 100 Sumber: Pengolahan data primer (2015)

Keterangan: P = Pernyataan SS =Sangat Setuju S =Setuju RR =Ragu-Ragu TS =Tidak Setuju STS =Sangat Tidak Setuju

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa:

1. Untuk P1 “Dalam Menjalankan Usaha Bapak/Ibu, kebijakan lindung nilai

(Hedge) sangat diperlukan” Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 20 orang (66,7%), dan responden yang menjawab Setuju (S) berjumlah 10 orang (33,3%). Serta tidak ada responden yang menjawab Ragu- Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), maupun Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden setuju dengan adanya kebijakan lindung nilai yang diberlakukan oleh Bank Indonesia.

2. Untuk P2 “Dengan adanya kebijakan Lindung Nilai yang ditetapkan Bank

Indonesia, dapat meminimalisir risiko kerugian atas perubahan nilai valuta asing terhadap Rupiah”. Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 13 orang (43,3%), dan responden yang menjawab Setuju (S)

40 berjumlah 17 orang (56,7%). Serta tidak ada responden yang menjawab Ragu- Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), maupun Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden setuju dengan adanya kebijakan lindung nilai yang diberlakukan oleh Bank Indonesia dapat meminimalisir risiko kerugian akibat perubahan nilai valuta asing atas mata uang rupiah. 3. Untuk P3 “Kebijakan Lindung Nilai yang ditetapkan Bank Indonesia sudah

sesuai dengan harapan Bapak/Ibu”. Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 4 orang (13,3%), responden yang menjawab Setuju (S) berjumlah 17 orang (56,7%), dan responden yang menjawab Ragu-Ragu (RR) berjumlah 9 orang (30,0%) Serta tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju (TS), maupun Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa bahwa kebijakan lindung nilai (Hedge) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia telah sesuai dengan harapan para pengusaha. 4. Untuk P4 “Kebijakan Lindung Nilai (Hedge) membuat Bapak/Ibu merasa lebih

nyaman dalam menjalankan usaha”. Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 5 orang (16,7%), dan responden yang menjawab Setuju (S) berjumlah 25 orang (83,3%). Serta tidak ada responden yang menjawab Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), maupun Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kebijakan lindung nilai (hedge) keseluruhan responden merasa lebih nyaman dalam menjalankan usahanya karena kebijakan lindung nilai dapat memberikan rasa aman atas kemungkinan risiko kerugian yang mungkin terjadi.

41 5. Untuk P5 “Kebijakan Lindung Nilai (Hedge) perlu mendapat pengawasan yang

ketat dari Bank Indonesia”. Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 12 orang (40%), dan responden yang menjawab Setuju (S) berjumlah 18 orang (60%). Serta tidak ada responden yang menjawab Ragu- Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), maupun Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini menunjukkan keseluruhan responden menginginkan agar kebijakan lindung nilai (hedge) yang diberlakukan mendapat pengawasan yang ketat dari Bank Indonesia agar hak-hak para pengusaha dapat dilindungi.

6. Untuk P6 “Sosialisasi tentang berbagai aturan dalam Lindug Nilai (Hedge)

sudah sangat baik”. Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 4 orang (13,3%), responden yang menjawab Setuju (S) berjumlah 19 orang (63,3%), dan responden yang menjawab Ragu-Ragu (RR) berjumlah 7 orang (23,3%) Serta tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju (TS), maupun Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa sosialisasi mengenai kebijakan lindung nilai (hedge) sudah sangat baik.

7. Untuk P7 “Pihak Bank maupun nasabah yang melakukan pelanggaran atas

kontrak mengenai Lindung Nilai (Hedge) harus mendapat sanksi yang tegas.”. Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 3 orang (10,0%), dan responden yang menjawab Setuju (S) berjumlah 25 orang (83,3%), dan responden yang menjawab Ragu-Ragu (RR) berjumlah 2 orang (6,7%) serta tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju (TS), maupun Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden menilai

42 bahwa perlu ada pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggaran kontrak lindung nilai baik yang dilakukan oleh pihak Bank maupu nasabah (pengusaha) agar masing-masing pihak mendapat hak dan menjalankan kewajibannya dengan baik sesuai aturan dalam kebijakan lindung nilai.

8. Untuk P8 “Peraturan Undang-Undang tentang Kebijakan Lindung Nilai

(Hedge) dalam menata hubungan antara pengusaha dengan Bank serta

hubungan antar pengusaha sudah cukup berimbang.”. Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 5 orang (16,7%), responden yang menjawab Setuju (S) berjumlah 20 orang (66,7%), dan responden yang menjawab Ragu-Ragu (RR) berjumlah 5 orang (16,7%) Serta tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju (TS), maupun Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa peraturan Undang-Undang yang mengatur tentang kebijakan lindung nilai telah mampu menata hubungan yang berimbang antara para pengusaha dengan pihak Bank.

Dengan demikian berdasarkan hasil analisis deskriptif, secara umum responden memiliki persepsi yang positif tentang kebijakan lindung nilai (hedge). Para pengusaha memahami pentingnya peranan kebijakan lindung nilai dalam meminimalisir risiko bisnis yang mungkin terjadi. Hal ini terlihat dari jawaban sebagian besar responden menyatakan Setuju atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner.

43 4.2.2.2 Tingkat Pemahaman Responden Tentang Kebijakan Lindung Nilai

Pada Tabel 4.6 berikut dapat dilihat tingkat pemahaman responden tentang Lindung Nilai (Hedge).

Tabel 4.6

Tingkat Pemahaman Responden Tentang Kebijakan Lindung Nilai

Keterangan P1 P2 P3 P4 P5

Total Responden

Jawaban Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Jumlah

Responden 30 0 26 4 29 1 27 3 30 0 20

Persentase 100% 0% 86,7% 13,3% 96,7% 3,3% 90,0% 10,0% 100% 0% 100%

Sumber: Pengolahan data primer (2015)

Berdasarkan Tabel 4.6 tentang tingkat pemahaman responden terhadap kebijakan lindung nilai (hedge) dapat dijelaskan bahwa:

1. Untuk P1 “Apakah Bapak/Ibu mengetahui pengertian dari kebijakan Lindung

Nilai (Hedge)?” 30 responden (100%) menjawab “Ya” artinya bahwa keseluruhan responden mengetahui pengertian dari kebijakan Lindung Nilai (Hedge) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Untuk P1 “Apakah berbagai aturan dalam kebijakan Lindug Nilai (Hedge)

dapat dengan mudah dipahami?” terlihat bahwa 26 responden (86,7%) menjawab “Ya” sedangkan responden yang menjawab “Tidak” berjumlah 4 orang (13,3%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dapat memahami dengan mudah berbagai aturan dalam kebijakan lindung nilai. 3. Untuk P3 “Apakah Bapak/Ibu mengerti dengan istilah-istilah yang digunakan

dalam Kebijakan Lindung Nilai?” terlihat 29 responden (100%) menjawab “Ya” dan hanya 1 responden (3,3%) menjawab “Tidak”. Artinya bahwa

44 hampir keseluruhan responden mengerti dengan istilah-istilah yang digunakan dalam kebijakan lindung nilai.

4. Untuk P4 “Apakah Bapak/Ibu paham mengenai kelengkapan dokumen yang

harus dipenuhi dalam kebijakan lindung nilai dengan pihak Bank?” terlihat bahwa 27 responden (90%) menjawab “Ya” sedangkan 3 responden (10%) menjawab “Tidak”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden paham mengenai kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi dalam kebijakan lindung nilai dengan pihak Bank.

5. Untuk P5 “Apakah Bapak/Ibu mengetahui berbagai perubahan peraturan

tentang kebijakan lindung nilai (Hedge) yang ditetapkan Bank Indonesia?” 30 responden (100%) menjawab “Ya” artinya bahwa keseluruhan responden mengetahui berbagai perubahan peraturan tentang kebijakan lindung nilai. 4.2.2.3 Jenis Transaksi Lindung Nilai Yang Paling Sering dilakukan

Gambar 4.1

45 Jenis Transaksi Lindung Nilai yang paling sering digunakan responden Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa 77% responden lebih sering melakukan transaksi lindung nilai beli sedangkan 23% responden melakukan transaksi lindung nilai jual. Dengan demikian mayoritas responden menginginkan adanya perlindungan atas transaksi yang dilakukan khususya transaksi lindung nilai jual, sehingga merasa lebih aman dalam menjalankan usahanya.

4.2.2.4 Jenis Metode Transaksi Lindung Nilai Yang Paling Sering dilakukan

Gambar 4.2

Metode Transaksi Yang Paling Sering Dilakukan

Selanjutnya metode transaksi lindung nilai yang paling sering digunakan responden adalah transaksi swap berjumlah 19 orang dan sisanya 11 orang menggunakan metode transaksi Forward.

46 4.2.2.5 Sumber Informasi Yang Digunakan Tentang Lindung Nilai (Hedge)

Gambar 4.3

Sumber Informasi Yang Digunakan Tentang Lindung Nilai (Hedge) Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa 60% responden memperoleh informasi tentang kebijakan lindung nilai dari pihak Bank, 17% responden memperoleh informasi mengenai kebijakan lindung nilai melalui media massa, dan 13% responden memperoleh informasi dari pihak ketiga (teman, kerabat) serta 10% responden memperoleh informasi mengenai lindung nilai melalui sumber lain-lain (asosiasi, dan lain-lain).

4.3 Pembahasan

4.3.1 Persepsi Pengusaha di Kota Medan Terhadap Kebjakan Bank

Dokumen terkait