HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif Keterampilan Berpikir Kreatif
Semua nilai hasil tes keterampilan berpikir kreatif Fisika pada peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Bone bisa diamati pada lampiran C.
Adapun gambaran analisis deskriptif peserta didik kelas XI IPA 1 tahun ajaran 2020/2021 semester ganjil yang telah dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik diringkas pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Statistik Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika pada Peserta Didik Kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 7 Bone
Statistik Nilai-Nilai Statistika
Jumlah Sampel 30
Banyaknya Kelas Interval 6
Panjang Kelas Interval 6
Nilai Maksimum Ideal 80
Nilai Minimum Ideal 0
Nilai Maksimum 52
Nilai Minimum 20
Rentang Data 32
Nilai Rata-Rata 36,5
Standar Deviasi 8,95
Dari tabel 4.1 mengenai statistika deskriptif keterampilan berpikir kreatif Fisika peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Bone, memperlihatkan bahwasanya nilai maksimum yang didapat oleh peserta didik setelah diberikan tes, ialah 52 dari nilai maksimum idealnya 80 serta nilai minimum yang didapat peserta didik ialah 20 dari nilai minimum idealnya 0 yang mungkin didapat. Nilai rata-rata 36,5 dan standar deviasi yaitu 8,95.
Jika hasil tes keterampilan berpikir kreatif Fisika peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Bone dibuat dalam tabel distribusi frekuensi maka bisa juga dibuat tabel untuk mengetahui tingkatan penilaian hasil tes keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pengelompokkan Nilai Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Bone
No Interval Nilai Tingkatan Frekuensi Persentase
1 0 – 16 Sangat Rendah 0 0
2 17 – 33 Rendah 11 36,67%
3 34 – 50 Sedang 15 50%
4 51 – 66 Tinggi 4 13,33%
5 67 – 80 Sangat Tinggi 0 0
Berdasarkan tabel 4.2 mengenai tingkatan serta persentase nilai hasil tes keterampilan berpikir kreatif Fisika di atas memperlihatkan bahwasanya dari
30 peserta didik yang menjadi sampel penelitian, tidak ada peserta didik yang berada dalam tingkatan sangat rendah dan sangat tinggi. Dimana 11 peserta didik berada pada kategori rendah dengan persentase 36,67%, 15 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 50%, dan 4 peserta didik (13,33%) berada dalam kategori tinggi dengan persentase 13,33%
Adapun gambaran tentang persentase nilai hasil berpikir kreatif Fisika peserta didik yang disusun berdasarkan tingkatan pada tabel 4.2 dapat diamati dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Pengelompokkan dan Persentase Nilai Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Bone
0
36,67
50
13,33
0
0 10 20 30 40 50 60
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Kategori
Frekuensi Persentase(%)
Nilai Rata-Rata Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Peserta Didik Untuk Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Berdasarkan hasil tes keterampilan berpikir kreatif maka akan dipaparkan pencapaian nilai rata-rata untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatif yang dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Nilai Rata-Rata Hasil Tes Untuk Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Nilai Rata-Rata
Berpikir Lancar (A) 8,22
Berpikir Luwes (B) 9,67
Berpikir Orisinil (C) 9,93
Memerinci (D) 8,00
Hasil analisis memperlihatkan bahwasanya indikator keterampilan berpikir kreatif Fisika yang paling menonjol pada peserta didik ialah berpikir orisinil dengan nilai rata-rata sejumlah 9,93, indikator berpikir luwes dengan nilai rata sejumlah 9,67, dan indikator berpikir lancar dengan nilai rata-rata sejumlah 8,22 sedangkan indikator keterampilan berpikir kreatif yang paling rendah ialah mememaparkan dengan nilai rata-rata yaitu 8,00. Adapun gambaran tentang rata-rata nilai untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatifpada peserta didik kelas XI IPA 1 dapat diamati dalam bentuk diagram pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Untuk Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika
B. Pembahasan
Berdasarkan dari kajian pustaka serta hasil penelitian yang didapatkan, maka akan dijabarkan tentang hasil penelitian dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan berpikir kreatif Fisika pada peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Bone baik secara keseluruhan ataupun setiap indikator.
Dari hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 yang memperlihatkan nilai maksimum yang didapat oleh peserta didik setelah tes dilaksanakan yakni 52, dan nilai minimum yang didapat peserta didik yaitu 20 serta nilai rata-rata yaitu 36,5 dengan standar deviasi yaitu 8,95.
Berdasarkan tabel 4.3 mengenai nilai rata-rata untuk setiap indikator keterampilan berpikir kreatif Fisika peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Bone memperlihatkan bahwasanya indikator berpikir kreatif yang mendapat nilai rata tertinggi ialah berpikir orisinil, dan yang mendapat nilai
rata-8,22
9,67 9,93
8,00
0 2 4 6 8 10 12
A B C D
Indikator
rata terendah ialah indikator mememaparkan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keterampilan berpikir kreatif untuk setiap indikator maka akan dijelaskan secara lebih mendetail sebagai berikut:
a. Indikator Berpikir Lancar
Dari hasil penelitian dengan analisis deskriptif, diperoleh data bahwasanya indikator ini mempunyai nilai rata-rata sejumlah 8,22. Sedangkan berdasarkan analisis data kuesioner pada indikator ini diperoleh persentase sejumlah 55,28%.Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang juga dilakukan Wahyu Pramudita Sari (2016:311) yang berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis”berdasarkan nilai rata-rata untuk setiap indikator pada tabel nilai hasil rata-rata-rata-rata keterampilan berpikir kreatif yang diperoleh persentase pada indikator berpikir lancar sejumlah 33,80%.
Keterampilan berpikir lancar peserta didik diperlihatkan dengan kemampuan peserta didik yang mampun menanngapi soal secara relevan.
Keterampilan berpikir lancar ini didefinisikan sebagai keterampilan individu dalam menghasilkan beberapa respon serta ide yang valid, relevan, serta bermakna (Mukhopadhyay dan Sen, 2013). Dimana peneliti menyimpulkan bahwasanya dalam indikator ini peserta didik belum bisa berfikir luas sesuai dengan kehidupan yang dijalani. Pada dimensi ini seharusnya peserta didik mampu mengerjakan soal dengan berbagai pendapat/ide yang relevan dan bermakna. Sehingga keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam mengutarakan jawaban ataupun ide lebih dari satu terhadap masalah Fisika tertentu, masih sangat perlu digiatkan untuk bisa berpikir mencari jawaban
ataupun ide yang lain sebagai salah satu bentuk mendapatkan jawaban alternatif.
b. Indikator Berpikir Luwes
Dari hasil diperoleh data berdasarkan analisis deskriptif bahwasanya indikator ini mempunyai nilai rata-rata 9,67. Dimana peneliti melihat peserta didik belum sepenuhnya mampu berpikir secara luwes berdasarkan kehidupan nyata yang dialami. Hal ini sejalan dengan penelitian Saputra, dkk (2010) yang mengutarakan bahwasanya peserta didik masih bingung ketika berada pada suatu kondisi permasalahan yang tidak menemukan jalan keluar. Hal ini sejalan dengan penelitian Saputra, dkk (2010) yang mengutarakan bahwasanya peserta didik masih kebingungan ketika ada alat praktikum fisika yang tidak tersedia meskipun seharusnya dapat memanfaatkan alat pengganti lain. Pada dimensi ini seharusnya semua peserta didik bisa menyelesaikan soal dengan cara/pendekatan yang baru apabila cara yang lama tidak efisien lagi. Sehingga, peserta didik dalam membuat jawaban ataupun ide bervariasi ataupun mengubah cara/pemikiran yang lain masih perlu ditingkatkan lagi.
c. Indikator Berpikir Orisinil
Dari hasil perhitungan analisis deskriptif diperoleh data bahwasanya indikator ini mempunyai nilai rata-rata tertinggi, dibandingkan dengan indikator lainnya yaitu dengan nilai rata-rata 9,93. Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang juga dilakukan Wahyu Pramudita Sari (2016:312) yang berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis” berdasarkan nilai rata-rata untuk setiap indikator pada tabel
nilai hasil rata-rata keterampilan berpikir kreatif yang diperoleh persentase pada indikator berpikir orisinil sejumlah 38,43%.
Keterampilan berpikir orisinil dibuktikan dengan adanya jawaban peserta didik lain dari yang sering ditemukan. Keterampilan berpikir orisinil diartikan sebagai keterampilan individu dalam membuat respon ataupun jawaban yang benar serta jarang ditemukan (khas), peserta didik mampu menyampaikan ide dan jawaban berbeda dari yang sebelumnya sudah ada (Mukhopadhyay dan Sen, 2013). Dimana peneliti menyimpulkan masih ada beberapa peserta didik keterampilan berpikirnya pada dimensi ini rendah. Pada dimensi ini seharusnya peserta didik sudah mampu menanngapi soal dengan berbagai pendapat ataupun ide yang jarang terpikirkan orang lain (khas). Peserta didik seharusnya sudah dapat menanngapi dengan sesutu yang tidak pernah orang lain pikirkan.
d. Indikator Memerinci
Dari hasil didapatkan data bahwasanya indikator ini mempunyai nilai rata-rata paling rendah, dibandingkan dengan indikator lainnya yaitu dengan nilai rata-rata 8,00. Dimana pada indikator ini dapat dikatakan bahwasanya peserta didik sudah mampu menanngapi soal dengan memperbanyak dan memaparkan pendapat ataupun ide dengan benar sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh soal. Sesuai dengan pendapat Djupanda, Kendek &
Darmadi (2014) mengutarakan bahwasanya individu yang mempunyai kemampuan berpikir aspek elaborasi (memamaparkan) yang baik, seringkali menyelesaikan suatu masalah dengan tersusun, lebih detail, dan lengkap dengan penjelasan.
Berdasarkan hasil penelitian besarnya tingkat keterampilan berpikir kreatif Fisika peserta didik pada materi Fluida Statis secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata berada dalam tingkatan sedang, dimana indikator yang mempunyai nilai rata-rata terendah yaitu indikator berpikir orisinil sedangkan indikator yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi yaitu indikator mememaparkan.
Dengan demikian penelitian ini dilakukan guna untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan berpikir kreatif peserta didik sebagai referensi bagi pendidik dalam membenahi tata cara proses belajar mengajar dikelas untuk dapat menumbuhkan nilai-nilai keterampilan dalam berproses setiap individu peserta didik.
47 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN