• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Skor Keterampilan Proses Skor Rata rata

4.3.2.4. Analisis Deskriptif Komparatif Hasil belajar

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada Tema Lingkungan Sahabat Kita di kelas 5 SD Negeri 03 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan. Perbandingan hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 4.26.

Tabel 4.26

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/ 2018

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II

f % f % f % Tuntas 8 28,6 15 53,6 24 85,7 Tidak Tuntas 20 71,4 12 42,9 4 14,3 Jumlah 28 100% 28 100% 28 100% Rata-Rata 65 71.6 80.9 Nilai Tertinggi 85 90 95 Nilai Terendah 35 50 55

Dari Tabel 4.26 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 8 siswa (28,6%), pada siklus I menjadi 15 siswa (53,6%) dan pada siklus II menjadi 24 siswa (85,7%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 20 siswa (71,4%) belum tuntas, pada siklus I masih 12 siswa (42,9%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 4 siswa (14,3%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra siklus 85, siklus I meningkat menjadi 90 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu 95. Nilai terendah pra

siklus 35, siklus I menjadi 50 dan siklus II nilai terendah 55. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan dari prasiklus 65 menjadi 71,6 ke siklus I atau naik sebesar 6,6 dan pada siklus II menjadi 80,9 atau naik sebesar 9,3. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai dengan siklus II disajikan dalam Gambar 4.6:

Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas 5 SD Negeri Nambuhan 03 Tahun Pelajaran 2017/2018

Dari Gambar 4.6 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar pra siklus sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Pada saat pra siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah dari 28,6% pada pra siklus menjadi 53,6% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 85,7%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus 71,4% belum tuntas, pada siklus I menurun menjadi 42,9% yang belum tuntas dan pada siklus II menjadi 14,3%. 0 5 10 15 20 25 30

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas 28,6% 71,4% 53,6% 42,9% 85,7% 14,3%

4.4. Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan pada Tema Lingkungan Sahabat Kita, maka dapat diketahui adanya peningkatan keterampilan proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Project Based Learning. Setelah dilakukan tindakan terkait penerapan model Project Based Learning keterampilan proses terlihat ada peningkatan. Pada pra siklus sampai dengan siklus II keterampilan proses mengalami peningkatan dilihat dari indikator keberhasilan yaitu meningkatnya keterampilan proses siswa minimal sebesar 20% untuk setiap siklusnya. Berdasarkan analisis data keterampilan proses menunjukkan skor rerata keterampilan proses pada pra siklus sebesar 28,6% kemudian mengalami peningkatan pada siklus I mencapai 44,7% dengan kenaikan peningkatan sebesar 16,1%. Pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I menjadi 76,8% dengan selisih kenaikan sebesar 32,1%. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja 20% maka pada siklus I yang hanya meningkat sebesar 16,1% mengindikasikan bahwa pada siklus I masih belum memenuhi indikator keberhasilan dan masih perlu diperbaiki.

Jadi pada siklus I, keterampilan proses belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajaran siklus I hal ini dapat disebabkan karena kurangnya penguatan guru sehingga siswa masih malu-malu atau kurang percaya diri ketika mengungkapkan gagasan/soal masalah yang sedang diskusikan. Kurangnya guru dalam membimbing siswa selama pengerjaan tugas/diskusi sehingga siswa kurang paham akan inti dari kegiatan yang mereka lakukan, serta banyaknya siswa yang ragu bahkan masih takut untuk bertanya kepada guru tentang hal yang kurang mereka pahami.

Pembelajaran siklus I masih mempunyai beberapa kekurangan dan keterampilan prosesnya belum mencapai indikator keberhasilan sehingga diberikan tindakan pada siklus II yang menunjukkan hasil peningkatan keterampilan proses dengan selisih peningkatan dengan siklus I sebesar 32,1%. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja yang minimal meningkat 20% maka temuan tersebut telah mencapai

keberhasilan. Jadi pada siklus II keterampilan proses telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan melalui penerapan model Project Based Learning dapat meningkatkan keterampilan proses.

Berdasarkan analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan pada Tema Lingkungan Sahabat Kita, dapat diketahui juga adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Project Based Learning. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai siklus I dan siklus II. Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 75) atau dikatakan tuntas adalah 8 siswa (28,6%) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 15 siswa (53,6%). Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 75) atau dikatakan tidak tuntas adalah 20 siswa (71,4%) kemudian menurun pada siklus I menjadi 12 siswa (42,9%). Pada siklus I siswa tuntas belajar adalah 15 siswa (53,6%) lebih rendah dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajaran siklus I hal ini dapat disebabkan karena guru belum mengelola waktu pembelajaran dengan baik terutama pada kegiatan diskusi kelompok. Pada siklus I saat diskusi kelompok, guru pun sudah mencoba untuk membimbing jalannya kegiatan namun karena banyaknya kelompok sehingga menyebabkan kurang meratanya pembimbingan.

Pembelajaran siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sehingga diberikan tindakan pada siklus II yang menunjukkan peningkatan hasil belajar pada siklus I siswa yang mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 75) atau dikatakan tuntas adalah 15 siswa (53,6%) kemudian meningkat pada siklus II menjadi 24 siswa (85,7%). Pada siklus I diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 75) atau dikatakan tidak tuntas adalah 12 siswa (42,9%) kemudian menurun pada siklus II menjadi 4 siswa (14,3%). Pada siklus II siswa tuntas belajar adalah 24 siswa (85,7%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada siklus II hasil

belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui penerapan model Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi hasil pada siklus II menunjukkan masih terdapat 3 siswa yang tidak tuntas, yaitu M. Fajar Diantoro, Novi Fajar Ariyani, Rico Fadilah dan Sartono. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran maka dapat diketahui bahwa ketiga siswa tersebut dalam pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam menyerap materi dibandingkan dengan teman-temannya, M. Fajar Diantoro dan Novi Fajar Ariyani adalah siswa yang pendiam dan pasif di kelas 5 sedangkan Rico Fadilah dan Sartono adalah siswa yang suka bermain sendiri dan tidak pernah fokus pada pembelajaran.

Pada siklus II keterampilan proses telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, artinya melalui penerapan model Project Based Learning dapat meningkatkan keterampilan proses hingga 32,1%. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratna Malawati (2016) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Dengan Model Project Based Learning

Berbasis Pelatihan Dalam Pembelajaran Fisika”. Pada siklus I diberikan penekanan

perlakuan dengan adanya pelatihan pada fase pertama hingga ketiga dalam model Project Based Learning, sedangkan pada siklus II diberikan tambahan perlakuan dengan menekankan diskusi bersifat kolaborasi dalam mencapai hasil produk terbaik untuk setiap kelompok. Hasil analisis data menunjukkan ada peningkatan Kemampuan berpikir Mahasiswa pada ranah kognitif dan Keterampilan Proses Sains pada ranah psikomotor.

Diperkuat dengan penelitian dari Umi Faizah (2015) dengan judul “Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Seworan,

Wonosegoro”, hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan model Project Based Learning terbukti dapat meningkatkan keterampilan proses sub tema macam- macam sumber energi. Persentase peningkatan keterampilan proses sub tema macam- macam sumber energi sebesar 26% pada siklus 1 dan 30,67% untuk siklus 2. b)

meningkatkan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal(KKM) berikut : kondisi awal, persentase pencapaian kriteria ketuntasan minimal(KKM) untuk muatan Bahasa Indonesia sebesar 40%(6 siswa), pada siklus 1 persentase meningkat menjadi 60%(9 siswa) dan pada siklus 2 persentase jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 73,33%(11 siswa). Sedangkan untuk muatan IPA kondisi awal persentase pencapaian kriteria ketuntasan minimal(KKM) sebesar 46,67%,(7 siswa) pada siklus 1 persentase meningkat menjadi 60%(9 siswa) dan pada siklus 2 persentase jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 80% (12 siswa). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Umi Faizah mencapai hasil yang berbeda yaitu dalam penelitian ini siswa yang tuntas adalah 73,33% dan 80% sedangkan dalam penelitian ini siswa yang tuntas mencapai 85,7%. Hal tersebut dapat disebabkan karena setiap SD mempunyai karakteristik siswa yang berbeda-beda sehingga hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Faizah, tetapi pada dasarnya hasil penelitian yang diperoleh sama yaitu dengan penerapan model Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita.

Dokumen terkait