• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupate

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupate"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal

Keterampilan siswa di kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti selama bulan Oktober 2018, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik yang digunakan guru dalam sehari-hari sering atau sebagian besar dilakukan secara ceramah atau konvensional. Pembelajaran tematik masih

teacher center, dalam kegiatan pembelajaran sebagian besar siswa hanya menerima begitu saja materi yang disampaikan guru kemudian diakhiri evaluasi sehingga dalam pembelajaran siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki. Keterampilan proses yang rendah diperoleh dari hasil observasi keterampilan proses pra siklus dimana setiap siswa diamati kemudian hasilnya diolah. Untuk mendapatkan hasil dari keterampilan proses dalam pembelajaran tematik, hasil observasi setiap anak diolah berdasarkan langkah Arikunto (2013: 65) sehingga dapat digolongkan menjadi keterampilan proses kategori kurang (skor 0 – 4), kategori cukup (skor 5 – 10), kategori baik (11 – 15), dan kategori baik sekali (16 – 20). Hasil observasi keaktifan siswa pra siklus dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1

Hasil Observasi Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 Pembelajaran Tema 2 Udara Bersih Bagi Kesehatan Subtema 3 Memelihara Kesehatan Organ

(2)

Dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa pada Muatan IPA dan Bahasa Indonesia dari 28 siswa kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan, pada kategori baik sekali masih tidak ada siswa yang masuk dalam kategori tersebut, dalam kategori baik terdapat 8 siswa dengan persentase sebesar 28,6%, dalam kategori cukup terdapat 17 siswa dengan persentase sebesar 60,7%, dan dalam kategori kurang terdapat 3 siswa dengan persentase sebesar 10,7%. Hal ini menunjukkan bahwa setengah dari jumlah seluruh siswa kelas 5 masih kurang dalam keterampilan prosesnya. Karena kurangnya keterampilan proses tersebut akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang masih

rendah atau di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan persentase sebesar 71,4%.

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa Tema 2 Subtema 3 Memelihara Kesehatan Organ Pernapasan Manusia Kelas V SD Negeri 3 Nambuhan

Interval Frekuensi Kategori Presentase

85 - 100 3 Sangat Baik 10,7%

75 - 84 5 Baik 17,9%

65 - 74 7 Cukup 25%

55 - 64 10 Kurang Baik 35,7%

< 55 3 Sangat Tidak Baik 10,7%

TOTAL 28 100%

Dari Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dari 28 siswa kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan, terdapat 8 siswa yang mencapai KKM dengan persentase sebesar 28,6%

(3)

4.2. Pelaksanaan Penelitian

Hasil penelitian pada bagian pelaksanaan penelitian berisi tentang pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.2.1. Pelaksanaan Siklus I

Pada bagian pelaksanaan siklus I terdiri dari empat macam sub bab yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16) yang

mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada bagian pelaksanaan siklus I akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi, kemudian akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

4.2.1.1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan diawali dengan pada tanggal 5 Februari yaitu dilaksanakan persiapan sebelum penelitian dengan berkunjung ke SD Negeri 3 Nambuhan menyerahkan surat perijinan. Selanjutnya, bersama dengan guru kelas 5 berkonsultasi mengenai materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai penelitian serta mengkonsultasikan tanggal pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah dan guru. Tahap selanjutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari 6 pertemuan setiap siklusnya. Semua tindakan dalam siklus I dan II akan dipaparkan ke dalam RPP yang telah disusun (lampiran). Tahap ketiga adalah membuat kisi-kisi soal, lalu membuat 25 butir soal siklus I dan 25 butir soal siklus II yang kemudian pada tanggal 26 Februari hingga 27 Februari 2018 dilakukan uji validitas dan reliabilitas di SD Negeri 1 Nambuhan pada kelas 5. Setelah

(4)

dilakukan uji validitas dan reliabilitas bersamaan dengan uji validitas dan reliabilitas butir soal. Sebelum tindakan juga harus menyusun lembar observasi guru keterlaksanaan sintaks Project Based Learning berdasarkan sintaks pembelajaran metode Project Based Learning.

RPP siklus I disusun terdiri dari 6 pertemuan dengan penyampaian materi melalui penerapan metode Project Based Learning dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 8 x 35 menit, kemudain pada akhir pembelajaran pertemuan keenam dilakukan evaluasi. Pembuataan RPP dikonsultasikan kepada guru kelas 5

SD Negeri 3 Nambuhan pada tanggal 19 Februari hingga 22 Februari 2018. RPP mengalami sedikit revisi pada bagian lembar kerja siswa berdasarkan masukan dari guru kelas 5. Selain berkonsultasi RPP, dilakukan pula diskusi dengan guru kelas mengenai sintaks dari model agar guru kelas matang dalam memahami sintaks dari model dan benar-benar bisa mewakili tindakan. Pada awalnya guru kelas masih kurang memahami sintaks karena sintaks dari model Project Based Learning hampir serupa dengan model Problem Based Learning, namun setelah diberi penjelasan lebih mendalam akhirnya guru kelas memahami sintaks model Project Based Learning itu sendiri.

Persiapan perlengkapan pembelajaran dibuat selama satu minggu meliputi lembar soal untuk diskusi, alat peraga dan lembar soal evaluasi. Alat-alat peraga yang dipersiapkan meliputi gambar siklus air, gambar sungai, teks bacaan, video lagu, LCD, dan proyektor. Alat peraga gambar siklus air, gambar sungai, dan video lagu dapat diperoleh melalui internet, lalu untuk teks bacaan sudah tercantum pada buku siswa Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita, sedangkan untuk LCD dan proyektor sudah disediakan oleh sekolah. Melakukan konsultasi tanggal pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah dan guru, dan akhirnya pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan selama satu minggu yang dimulai pada hari senin tanggal 12 Maret 2018 hingga

(5)

4.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dalam RPP, dimana dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Secara umum, guru telah melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun dan dikonsultasikan sebelumnya. Berikut deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan setiap pertemuan pada siklus I:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret

2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks nonfiksi dan pada muatan IPA adalah manfaat air bagi manusia, hewan dan tanaman.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar lingkungan pada LCD kepada siswa dan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan gambar yang akan memacu siswa untuk aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk membaca teks bacaan yang sudah dipersiapkan guru. Teknik membaca dapat menggunakan teknik membaca senyap atau membaca keras bergantian. Guru menjelaskan secara singkat apa itu peta pikiran dan contoh dari peristiwa-peristiwa penting. Selanjutnya siswa diminta untuk mencari sendiri peristiwa-peristiwa penting yang terdapat pada teks bacaan yang telah mereka baca kemudian dibuat dalam bentuk peta pikiran.

Siswa diminta untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Guru memberikan beberapa pertanyaan dan setiap kelompok diminta untuk

(6)

dipresentasikan di depan kelas. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah

peristiwa-peristiwa penting pada teks fiksi, pada muatan IPA tentang siklus air, dan pada muatan SBdP tentang unsur-unsur dalam lagu.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan menampilkan video sebuah lagu

berjudul “Air Terjun” pada LCD kepada siswa dan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan video yang akan memacu siswa untuk aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk mengamati teks

lagu “Air Terjun” yang ditampilkan pada LCD bacaan. Guru menjelaskan

secara singkat tentang tangga nada dan tempo. Siswa dibimbing oleh guru mencoba menyanyikan nada-nada pada lagu secara berulang-ulang hingga

tepat. Guru mengaitkan lagu “Air Terjun” dengan siklus air. Siswa diminta untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Guru menampilkan sebuah gambar siklus air pada LCD dan meminta siswa untuk mengamati gambar tersebut. Bersama dengan kelompoknya, siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gambar tersebut. Perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menceritakan gambar siklus air dan

proses-proses yang terlihat pada gambar.

(7)

keras bergantian. Siswa diajak bertanya jawab mengenai isi bacaan. Dengan kelompoknya, siswa menggambar bagan sederhana untuk menjelaskan siklus air sesuai dengan teks bacaan. Siswa diminta membuat bagan yang benar dan menarik. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan bagan yang dibuatnya. Kelompok lain menanggapi dan memberi masukan atas bagan yang dipresentasikan.

Siswa membaca senyap teks fiksi “Semut dan Beruang”. Siswa diajak

bertanya jawab mengenai isi bacaan. Selanjutnya siswa menuliskan urutan

peristiwa pada bacaan “Semut dan Beruang” dengan menggunakan bahasa

mereka sendiri dan dengan menggunakan kata-kata baku. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks nonfiksi, pada muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan muatan IPS tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang keragaman budaya di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk membaca teks

(8)

siswa berdiskusi mengenai peristiwa pada bacaan dan keunikan rumah betang, serta mendiskusikan keunikan rumah adat di daerahnya. Secara bergantian setiap kelompok membacakan hasil diskusinya, jika ada perbedaan hasil diskusi dari tiap kelompok, guru dapat meminta siswa mendiskusikan perbedaan itu.

Selanjutnya siswa mendiskusikan sikap toleransi yang dapat dilakukan dalam keragaman budaya masyarakat Indonesia lalu membuatnya dalam bentuk naskah drama pendek. Setiap kelompok itu pun diminta untuk

memeragakan naskah drama yang telah dibuat.

Siswa membaca senyap bacaan “Jenis Usaha dengan Mengolah

Sumber Daya Alam”. Siswa diajak bertanya jawab mengenai isi bacaan. Bersama dengan kelompoknya tadi, siswa diminta untuk mengamati aktivitas penduduk sekitar lingkungan mereka yang memanfaatkan sumber daya alam. Hasil dari pengamatan tersebut kemudian dipresentasikan di depan kelas sehingga dapat dibandingkan dengan kelompok yang lain.

Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

4) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks nonfiksi, pada muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan muatan IPS tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia.

(9)

Masyarakat Indonesia” pada buku siswa dan melakukan tanya jawab terkait dengan bacaan tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, secara individu siswa diminta untuk membuat peta pikiran tentang jenis-jenis usaha masyarakat Indonesia berdasarkan bacaan. Selanjutnya, siswa diminta untuk membentuk kelompok besar beranggotakan 8-10 orang. Siswa diminta untuk mengamati lingkungan sekitar atau mewawancarai teman dalam kelompoknya tentang jenis usaha

yang mungkin dilakukan keluarganya. Siswa dapat menuliskan dalam bentuk tabel seperti pada buku siswa. Selanjutnya, bersama kelompok lain, siswa menuliskan banyaknya tiap jenis usaha yang dilakukan keluarga siswa dalam bentuk tabel seperti pada buku siswa.

Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

5) Pertemuan Kelima

Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks fiksi, muatan SBdP tentang tangga nada mayor, dan muatan IPA tentang manfaat air bagi kehidupan.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan menampilkan video lagu

(10)

Pada kegiatan inti pembelajaran, video lagu yang sudah ditampilkan dikaitkan dengan tangga nada mayor dan minor. Guru menjelaskan apa itu tangga nada dan tangga nada mayor itu sendiri. Siswa diminta membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Kemudian siswa memilih salah satu lagu bertangga nada mayor dan menyanyikannya di depan kelas secara berkelompok.

Selanjutnya, guru menampilkan sebuah gambar pada LCD dan

mengaitkannya dengan lagu “Kampungku”. Guru memberikan beberapa

pertanyaan terkait dengan gambar tersebut dan siswa mengerjakan secara berkelompok. Perwakilan setiap kelompok membacakan hasil diskusi mereka di depan kelas dan kelompok lain dapat menanggapi atau memberikan saran. Selanjutnya, siswa diminta membaca senyap cerita fiksi “Bunga Paling

Berharga” dalam buku siswa. Siswa diajak bertanya jawab mengenai isi bacaan. Siswa diminta untuk menuliskan peristiwa-peristiwa pada cerita

“Bunga Paling Berharga”, lalu mengurutkan peristiwa-peristiwa tersebut.

Secara singkat, siswa menceritakan kembali cerita fiksi “Bunga Paling Berharga”.

Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

6) Pertemuan Keenam

Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks fiksi, muatan SBdP tentang tangga nada

minor, dan muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya.

(11)

dicapai, dan melakukan apersepsi dengan membaca teks mengenai permainan dhingklik oglak aglik dan perepet jengkol dan melakukan tanya jawab terkait dengan bacaan tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Siswa diminta untuk mencoba memainkan permainan tradisional sesuai pada teks bacaan. Setelah itu secara berkelompok, siswa diminta untuk menuliskan nilai-nilai yang terdapat pada

permainan dhingklik oglak aglik dan perepet jengkol yang sudah mereka coba sebelumnya, menyebutkan nama permainan tradisional di daerahnya, dan menuliskan pengalamannya saat memainkan permainan itu bersama teman-temannya.

Selanjutnya, siswa mengamati video lagu “Syukur” yang ditampilkan

pada LCD. Guru mengaitkan lagu “Syukur” tersebut dengan tangga nada minor dan menjelaskan secara singkat apa itu tangga nada minor. Siswa menjawab beberapa pertanyaan tentang identitas lagu tersebut secara individu. Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi singkat tentang berbagai materi yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya, siswa diberikan soal evaluasi yang berguna untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa.

4.2.1.3. Observasi

(12)

4.2.1.3.1 Observasi Guru dalam Keterlaksanaan Sintaks Project Based Learning

Observer akan berpedoman pada lembar observasi guru dalam proses penerapan Project Based Learning. Keterlaksanaan sintaks Project Based Learning siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Keterlaksanaan Sintaks Project Based Learning Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus I

Kegiatan Mengajar

(13)

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan kedua diperoleh data bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning terdapat 4 sintaks terlaksana dan ada 3 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek, dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sedangkan sintak yang belum

terlaksana adalah membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing siswa selama jalannya proyek, dan membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan ketiga diperoleh data bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning terdapat 5 sintaks terlaksana dan ada 2 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sedangkan sintaks yang belum terlaksana adalah tahap membimbing siswa selama jalannya proyek dan membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan keempat diperoleh data bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning terdapat 6 sintaks terlaksana dan ada 1 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih

(14)

sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, membimbing siswa selama jalannya proyek, membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sedangkan sintaks yang belum terlaksana adalah tahap membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan kelima diperoleh data bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning terdapat 6 sintaks terlaksana dan ada 1 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, membimbing siswa selama jalannya proyek, dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sedangkan sintaks yang belum terlaksana adalah tahap membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan keenam diperoleh data yang sama bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning semua sintaks sudah dilaksanakan guru tetapi masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Guru sudah melaksanakan tahap mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, membimbing siswa selama jalannya proyek, membimbing siswa

(15)

4.2.1.3.1 Observasi Keterampilan Proses Siswa

Observer akan berpedoman pada lembar observasi keterampilan proses siswa yang sudah dilengkapi dengan rubrik penskoran keterampilan proses sehingga akan memudahkan observer dalam mengamati dan menilai. Dengan klasifikasi nilai keterampilan proses yang dibagi menjadi empat kategori yaitu baik sekali, baik, cukup dan Kurang. Hasil keterampilan proses siswa siklus I yang berlangsung selama enam pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Pertama No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 - -

2. Baik 11-15 9 32,1%

3. Cukup 5-10 16 57,1%

4. Kurang 0-4 3 10,7%

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan pertama terdapat 9 orang dalam kategori baik, 16 orang dalam kategori cukup dan terdapat 3 orang yang dalam kategori kurang yang menandakan bahwa siswa tersebut masih memerlukan bimbingan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sebesar 32,1 %, kategori cukup sebesar 57,1% dan dalam kategori cukup sebesar 10,7%.

Tabel 4.5

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Kedua No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 - -

2. Baik 11-15 10 35,7%

3. Cukup 5-10 15 53,5%

(16)

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan kedua terdapat 10 orang dalam kategori baik, 15 orang dalam kategori cukup dan masih terdapat 3 orang dalam kategori kurang yang menandakan siswa tersebut masih memerlukan bimbingan. Data tersebut tidak jauh berbeda dengan data yang diambil pada pertemuan pertama. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sebesar 35,7%, kategori cukup sebesar 53,5% dan dalam kategori kurang sebesar 10,7%.

Tabel 4.6

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Ketiga No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 2 7,14%

2. Baik 11-15 10 35,7%

3. Cukup 5-10 14 50%

4. Kurang 0-4 2 7,14%

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan ketiga terdapat 2 orang dalam kategori baik sekali, 10

orang dalam kategori baik, 14 orang dalam kategori cukup dan terdapat 2 orang dalam kategori kurang. Pada pertemuan ketiga ini mulai mengalami peningkatan

dibanding pada pertemuan kedua walaupun tidak terlalu signifikan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 7,14 %, kategori baik sebesar 35,7%, kategori cukup sebesar 50% dan dalam kategori kurang sebesar 7,14%.

Tabel 4.7

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Keempat No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 4 14,2%

(17)

3. Cukup 5-10 14 50%

4. Kurang 0-4 1 3,5%

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan

proses siswa pada pertemuan keempat terdapat 4 orang dalam kategori baik sekali, 9 orang dalam kategori baik, 14 orang dalam kategori cukup dan terdapat 1 orang

dalam kategori kurang. Pada pertemuan keempat ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan ketiga walaupun tidak terlalu signifikan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 14,2%, kategori baik sebesar 32,1%, kategori cukup sebesar 50% dan dalam kategori Kurang sebesar 3,5%.

Tabel 4.8

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Kelima No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 5 17,8%

2. Baik 11-15 10 35,7 %

3. Cukup 5-10 13 46,4 %

4. Kurang 0-4 - -

(18)

Tabel 4.9

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Keenam No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 6 21,4%

2. Baik 11-15 11 39,2%

3. Cukup 5-10 11 39,2%

4. Kurang 0-4 - -

Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan keenam terdapat 6 orang dalam kategori baik sekali, 11 orang dalam kategori baik, dan 11 orang dalam kategori cukup. Pada pertemuan keenam ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan kelima. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 21,4%, kategori baik sebesar 39,2%, dan kategori cukup sebesar 39,2%.

4.2.1.4. Refleksi

Berdasarkan observasi siklus I pelaksanaan tindakan dengan metode Project Based Learning maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi dengan guru kelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan proses pembelajaran dengan

menggunakan metode Project Based Learning diantaranya siswa berdiskusi dengan sungguh-sungguh, materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran daripada sebelum menggunakan Project Based Learning. Selain kelebihan masih terdapat beberapa kekurangan selama pembelajaran Siklus I antara lain sebagai berikut :

(19)

b) Pada beberapa pertemuan, guru kurang membimbing siswa selama jalannya kegiatan sehingga siswa kurang memahami inti dari kegiatan yang mereka lakukan. Hal ini diperkuat juga dengan siswa yang masih ragu bahkan takut untuk bertanya kepada guru apabila mereka kurang paham.

c) Pada beberapa pertemuan ketika proses pembentukan kelompok menimbulkan sedikit keributan di kelas karena siswa cenderung ingin memilih kelompok sendiri.

d) Guru sudah berusaha untuk melakukan pembimbingan selama kegiatan

berlangsung namun karena banyaknya kelompok dalam kelas menyebabkan pembimbingan kurang merata.

e) Siswa masih malu-malu atau kurang percaya diri ketika mengungkapkan gagasan/soal masalah yang sedang diskusikan karena siswa tidak terbiasa maju menyampaikan jawaban di depan kelas.

Dari kekurangan yang ditemukan pada siklus I, maka dapat diperbaiki pada siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan agar kekurangan pada siklus I tidak terjadi pada siklus II adalah:

a) Guru pada awal pembelajaran menentukan dan menyampaikan lamanya waktu diskusi kelompok sehingga semua sintaks dapat terlaksana.

b) Guru harus bersikap tegas dengan siswa yang memilih anggota kelompok sendiri dan sebaiknya proses pembentukan kelompok dilakukan sebelum pelaksanaan, sehingga tidak menghabiskan waktu lama pada saat pembelajaran.

c) Guru harus lebih sering memancing siswa agar dapat melakukan tanya jawab sehingga apabila ada siswa yang masih kurang paham dapat termotivasi untuk bertanya.

d) Guru lebih merata dalam melakukan bimbingan diskusi sehingga apabila ada

(20)

e) Guru menciptakan suasana yang menyenangkan, guru harus lebih memotivasi siswa untuk aktif dengan pemberian ganjaran jika jawaban siswa benar sehingga siswa tidak malu-malu dalam mengemukakan jawaban.

4.2.2. Pelaksanaan Siklus II

Pada bagian pelaksanaan siklus II terdiri dari empat macam sub bab yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16) yang mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada bagian pelaksanaan siklus II akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang akan dilaksanakan sebagai suatu perbaikan dari kekurangan siklus I. Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi, kemudian akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

4.2.2.1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan siklus II digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Selanjutnya dilakukan refleksi dengan berdiskusi bersama guru kelas tentang hal-hal yang harus diperbaiki dan dipersiapkan pada siklus II. Melihat hasil belajar siswa pada siklus I dan hasil observasi keterampilan proses siklus I yang disesuaikan dengan KKM dan indikator keberhasilan belum mencapai indikator keberhasilan maka dilaksanakan perbaikan di siklus II. RPP siklus kedua yang telah disusun terdiri dari 6 pertemuan dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 8 x 35 menit, kemudian pada akhir pembelajaran pertemuan keenam dilakukan evaluasi. Semua tindakan dalam siklus I dan II akan dipaparkan ke dalam RPP yang telah disusun (lampiran).

(21)

siswa Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita, sedangkan untuk LCD dan proyektor sudah disediakan oleh sekolah. Pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan selama satu minggu yang dimulai pada hari senin tanggal 26 Maret 2018 hingga tanggal 31 Maret 2018.

4.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dalam RPP, dimana dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Secara umum, guru telah melaksanakan tindakan sesuai

dengan RPP yang telah disusun dan dikonsultasikan sebelumnya. Berikut deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan setiap pertemuan pada siklus I:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks nonfiksi dan pada muatan IPA adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar lingkungan pada LCD dan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa terkait dengan gambar yang akan memacu siswa untuk aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta membentuk kelompok beranggotakan 5-6 orang. Guru memberikan beberapa pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air dan secara berkelompok siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya sebagai bahan diskusi kelas sehingga kelompok lain dapat

memberikan tanggapan ataupun saran.

(22)

membaca senyap atau membaca nyaring bergantian. Dalam membaca nyaring bergantian, salah satu siswa membaca satu paragraf, siswa lain mendengarkan dan paragraf selanjutnya dibaca oleh siswa yang berbeda. Secara berkelompok, siswa menuliskan informasi-informasi penting pada bacaan dalam bentuk peta pikiran. Secara bergantian setiap kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan ataupun saran.

Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing

siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks fiksi, pada muatan IPA tentang kualitas air, dan pada muatan SBdP tentang gambar cerita.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai. Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk membaca teks

“Hari Air Sedunia” dengan teknik membaca senyap atau bergantian. Siswa

menandai informasi-informasi penting pada teks dan bersama teman sebangkunya, siswa mendiskusikan jawaban dan pertanyaan-pertanyaan

berdasarkan teks “Hari Air Sedunia” pada buku siswa. Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya secara bergantian. Jika ada perbedaan dalam jawaban dari setiap kelompok, seluruh siswa dalam kelas mendiskusikan

bersama-sama.

(23)

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, lalu digunakan sebagai bahan diskusi kelas sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan dan saran. Selanjutnya guru menampilkan sebuah penggalan cerita bergambar pada LCD dan siswa mengamati penggalan tersebut. Guru menjelaskan secara singkat apa itu cerita bergambar. Masih dalam kelompoknya, siswa diminta untuk mendiskusikan apakah gambar yang ditunjukkan mendukung cerita serta menuliskan jawaban dan alasannya. Dari kegiatan-kegiatan di atas, siswa

diharapkan dapat menyimpulkan pengertian gambar cerita dan ciri-ciri gambar cerita. Lalu guru meminta siswa memilih satu tema untuk dibuat gambar cerita. Tema dapat dipilih dari pengalaman diri sendiri atau orang lain, melihat lingkungan sekitar, atau dari bacaan. Siswa menuliskan satu tema untuk membuat gambar cerita. Hal ini dilakukan untuk dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

Pada akhir kegiatan guru memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks, pada muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan muatan IPS tentang pengaruh kegiatan ekonomi.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa,

menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan siswa diminta membaca teks

(24)

melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan teks tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta mengamati teks bacaan yang sudah mereka baca dan membuat peta pikiran (mind map) tentang informasi-informasi penting dari teks tersebut. Selanjutnya siswa diminta membentuk kelompok terdiri atas 5-6 siswa. Setiap kelompok mengamati kegiatan produksi dan distribusi di lingkungan sekitarnya. Pada setiap

kegiatan produksi atau distribusi itu, siswa mengidentifikasi orang-orang yang diuntungkan dan keuntungan yang diperoleh. Hasil pengamatan dan identifikasi ditulis ke dalam tabel seperti dalam Buku Siswa. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya di depan guru dan kelompok-kelompok lain sehingga kelompok-kelompok lain dapat memberi tanggapan atau masukan. Selanjutnya, setiap kelompok diminta mendiskusikan keuntungan adanya keragaman sosial akibat dari berbagai jenis usaha masyarakat, setelah itu setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya sebagai bahan diskusi kelas.

Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

4) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks, pada muatan PPKn tentang keragaman

(25)

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa membentuk kelompok beranggotakan 6-7 orang. Setiap kelompok mengamati usaha ekonomi di lingkungan sekitarnya dan sikap pelaku usaha dalam menjalin hubungan dengan pesaing, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru berdasarkan hasil pengamatan yang telah mereka lakukan. Secara bergantian

setiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan hasil diskusi tersebut menjadi bahan diskusi kelas.

Selanjutnya siswa membaca teks “Menghargai Kegiatan Usaha

Ekonomi Orang Lain”. Siswa dapat menggunakan teknik membaca senyap

atau membaca bergantian. Secara individu siswa diminta untuk membuat peta pikiran tentang peristiwa penting pada teks bacaan yang telah mereka baca. Kegiatan selanjutnya, siswa diminta untuk berkelompok tapi dengan beranggotakan 4-5 orang. Setiap kelompok mengidentifikasi peran dan keuntungan yang diperoleh dari setiap pihak dalam proses produksi pakaian: petani kapas, pemintal benang, pemilik pabrik tekstil, pegawai pabrik tekstil, dan penjahit. Hasil identifikasinya ditulis dalam bentuk tabel seperti contoh pada Buku Siswa atau bentuk lain yang lebih menarik. Setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan guru dan kelompok lain, jika ada perbedaan jawaban dari setiap kelompok, semua kelompok mendiskusikan bersama-sama.

Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada

(26)

5) Pertemuan Kelima

Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks, muatan SBdP tentang gambar cerita, dan muatan IPA tentang memelihara ketersediaan air bersih.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan siswa diminta membaca teks

“Mengetahui Tingkat Pemborosan Air” dan melakukan tanya jawab terkait dengan teks tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa yang sudah dibentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan sesuai dengan teks yang telah mereka baca dan amati, seperti satu buah gelas dan air yang didapatkan dari keran/penampungan air di sekolah. Setiap kelompok melakukan percobaan sesuai langkah-langkah pada buku siswa serta menulis laporan dan kesimpulan hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Secara bergantian setiap kelompok membacakan laporannya.

Selanjutnya siswa membaca teks “Penghematan Air” pada buku siswa untuk memantapkan pengetahuan siswa setelah melakukan percobaan. Secara bergantian siswa menceritakan kembali informasi-informasi penting dari teks

“Penghematan Air”. Secara berkelompok, siswa mendiskusikan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk menghemat air dan memelihara ketersediaan air bersih. Hasil diskusi ini digunakan sebagai bahan untuk membuat buklet tentang cara-cara memelihara ketersediaan air bersih. Buklet

dilengkapi dengan gambar cerita.

Selanjutnya siswa membaca teks “Langkah-Langkah Membuat

(27)

menyebutkan informasi-informasi penting dari teks, lalu menceritakan kembali langkah-langkah membuat gambar cerita. Secara mandiri siswa membuat sketsa gambar cerita berdasarkan tema yang telah ditulis pada Pembelajaran 2. Dalam membuat sketsa ini, ada beberapa unsur objek antara lain manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Siswa dapat membuat beberapa sketsa yang nantinya dapat dipilih untuk disempurnakan.

Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang

dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

6) Pertemuan Keenam

Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks fiksi, muatan SBdP tentang gambar cerita, dan muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab terkait dengan materi gambar cerita. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa membaca teks “Tahap

Mewarnai Gambar dalam Membuat Gambar Cerita” dengan teknik membaca

senyap. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait teknik dan langkah mewarnai gambar. Siswa menyempurnakan sketsa gambar cerita yang telah dibuat pada Pembelajaran 5, kemudian menyelesaikannya dengan

(28)

memberikan tanggapan dan masukan atas karya gambar cerita yang dipresentasikan.

Selanjutnya siswa membaca teks “Uniknya Keragaman Budaya Indonesia dalam Festival Kuwung 2016” dengan teknik senyap atau membaca nyaring bergantian. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang isi teks bacaan. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru dan mengisi tabel seperti pada

buku siswa, dimana siswa mengidentifikasikan keragaman seni dan budaya yang terdapat dalam teks. Setiap kelompok membacakan hasil diskusinya yang digunakan sebagai bahan diskusi kelas.

Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi singkat tentang berbagai materi yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya, siswa diberikan soal evaluasi yang berguna untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa.

4.2.2.3. Observasi

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung yaitu selama enam pertemuan. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan keseluruhan sintaks model ataukah ada yang belum terlaksana serta untuk mengetahui aktivitas siswa termasuk dalam kriteria indikator keterampilan proses yang mana.

4.2.2.3.1 Observasi Guru dalam Keterlaksanaan Sintaks Project Based Learning

Observer akan berpedoman pada lembar observasi guru dalam proses

(29)

Tabel 4.10

Hasil Keterlaksanaan Sintaks Project Based Learning Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus II

Kegiatan Mengajar

Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil observasi guru dalam melaksanakan sintaks Project Based Learning pada siklus II dari pertemuan pertama hingga keenam diperoleh data yang sama bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning semua sintaks sudah dilaksanakan guru walaupun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Guru sudah melaksanakan tahap mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, membimbing siswa selama jalannya proyek, membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek, dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan.

4.2.2.3.1 Observasi Keterampilan Proses Siswa

(30)

cukup dan Kurang. Hasil keterampilan proses siswa siklus II yang berlangsung selama enam pertemuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus II Pertemuan Pertama No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 7 25%

2. Baik 11-15 10 35,7%

3. Cukup 5-10 11 39,2%

4. Kurang 0-4 - -

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan pertama terdapat 7 orang dalam kategori baik sekali, 10 orang dalam kategori baik, dan 11 orang dalam kategori cukup. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 25%, kategori baik sebesar 35,7%, dan kategori cukup sebesar 39,2%.

Tabel 4.12

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus II Pertemuan Kedua No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 8 28,5%

2. Baik 11-15 10 35,7%

3. Cukup 5-10 10 35,7%

4. Kurang 0-4 - -

Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan kedua terdapat 8 orang dalam kategori baik sekali, 10 orang dalam kategori baik, dan 10 orang dalam kategori cukup. Data tersebut tidak jauh berbeda dengan data yang diambil pada pertemuan pertama. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik

(31)

Tabel 4.13

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus II Pertemuan Ketiga No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 8 28,5%

2. Baik 11-15 13 46,4%

3. Cukup 5-10 7 25%

4. Kurang 0-4 - -

Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan ketiga terdapat 8 orang dalam kategori baik sekali, 13 orang dalam kategori baik, dan 7 orang dalam kategori cukup. Pada pertemuan ketiga ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan kedua walaupun tidak terlalu signifikan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 28,5%, kategori baik sebesar 46,4%, dan kategori cukup sebesar 25%.

Tabel 4.14

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus II Pertemuan Keempat No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 8 28,5%

2. Baik 11-15 15 53,5%

3. Cukup 5-10 5 17,8

4. Kurang 0-4 - -

Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan keempat terdapat 8 orang dalam kategori baik sekali, 15 orang dalam kategori baik, dan 5 orang dalam kategori cukup. Pada pertemuan keempat ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan ketiga walaupun tidak terlalu signifikan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk

(32)

Tabel 4.15

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus II Pertemuan Kelima No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 9 32,1%

2. Baik 11-15 15 53,5%

3. Cukup 5-10 4 14,2%

4. Kurang 0-4 - -

Dari Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan kelima terdapat 9 orang dalam kategori baik sekali, 16

orang dalam kategori baik, dan 3 orang dalam kategori cukup. Pada pertemuan kelima ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan keempat walaupun tidak terlalu signifikan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 32,1%, kategori baik sebesar 57,1% dan kategori cukup sebesar 10,7%.

Tabel 4.16

Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus II Pertemuan Keenam No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Baik Sekali 16-20 11 39,2%

2. Baik 11-15 15 53,5%

3. Cukup 5-10 2 7,14%

4. Kurang 0-4 - -

(33)

4.2.2.4. Refleksi

Berdasarkan observasi siklus II dengan menggunakan metode Project Based Learning maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi dengan guru kelas, maka dapat disimpulkan selama proses belajar mengajar siklus II guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, meskipun dalam kegiatan ada beberapa aspek yang belum sempurna tetapi jumlah sintaks yang telah dilaksanakan untuk masing-masing pertemuan besar. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup dengan adanya interaksi antara guru dan siswa serta

siswa dengan siswa, siswa terlihat lebih aktif dalam berkomunikasi ketika diskusi. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4.3. Hasil Penelitian

Pada bagian hasil penelitian, akan diuraikan tentang deskripsi data dan analisis data. Masing-masing akan dijelaskan tentang data keterampilan proses dan data hasil belajar yang masing-masing terdiri dari hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II.

4.3.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data mentah yang sudah diperoleh diolah dan disajikan pada deskripsi data. Pada sub bab deskripsi data akan diuraikan tentang data keterampilan proses yang mencakup proses pembelajaran dari siklus I dan siklus II. Kemudian disajikan juga data hasil belajar yang mencakup proses pembelajaran dari siklus I dan siklus II. 4.3.1.1. Deskripsi Data Keterampilan Proses

Hasil dari observasi keterampilan proses diperoleh dari pengamatan tiap individu tiap pertemuannya dimulai dari siklus I hingga siklus II, kemudian hasil tersebut direkapitulasi. Untuk mengetahui keterampilan proses setiap siswa dalam pembelajaran tematik diolah dengan langkah Arikunto (2013: 65) sehingga

(34)

pertemuan pertama hingga keenam dimulai dari siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.17

Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 SD N 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/2018 Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama terdapat 9 orang dalam kategori baik dengan persentase 32,1% sedangkan siswa dengan kategori cukup berjumlah 16 orang dengan persentase 57,1%, dan siswa yang kategori kurang ada 3 orang dengan persentase 10,7%. Pada pertemuan kedua

terdapat 10 orang dalam kategori baik dengan persentase 35,7% sedangkan siswa dengan kategori cukup berjumlah 15 orang dengan persentase 53,5%, dan siswa yang kategori kurang ada 3 orang dengan persentase 10,7%.

(35)

Pada pertemuan kelima terdapat 5 orang dalam kategori baik sekali dengan persentase 17,8% sedangkan terdapat 10 orang dalam kategori baik dengan persentase 35,7% dan siswa dengan kategori cukup berjumlah 13 orang dengan persentase 46,4%. Pada pertemuan keenam terdapat 6 orang dalam kategori baik sekali dengan persentase 21,4% sedangkan terdapat 11 orang dalam kategori baik dengan persentase 39,2% dan siswa dengan kategori cukup berjumlah 11 orang dengan persentase 39,2%. Selanjutnya adalah rekapitulasi hasil observasi keterampilan proses pada pertemuan pertama hingga keenam dimulai dari siklus II diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.18

Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 SD N 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/2018

(36)

terdapat 13 orang dalam kategori baik dengan persentase 46,4% dan siswa dengan kategori cukup berjumlah 7 orang dengan persentase 25%.

Pada pertemuan keempat terdapat 8 orang dalam kategori baik sekali dengan persentase 28,5% sedangkan terdapat 15 orang dalam kategori baik dengan persentase 53,5% dan siswa dengan kategori cukup berjumlah 5 orang dengan persentase 17,8%. Pada pertemuan kelima terdapat 9 orang dalam kategori baik sekali dengan persentase 32,1% sedangkan terdapat 15 orang dalam kategori baik dengan persentase 53,5% dan siswa dengan kategori cukup berjumlah 4 orang dengan persentase 14,2%. Pada

pertemuan keenam terdapat 11 orang dalam kategori baik sekali dengan persentase 39,2% sedangkan terdapat 15 orang dalam kategori baik dengan persentase 53,5% dan siswa dengan kategori cukup berjumlah 2 orang dengan persentase 7,14%.

4.3.1.2. Deskripsi Data Hasil Belajar

Selain data keterampilan proses, data hasil belajar siswa yang sudah diolah kemudian disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval sesuai dengan pernyataan Usman dan Akbar (2006: 71) sehingga didapatkan kategori sangat baik (skor 85 – 100), baik (skor 75 – 84), cukup (skor 65 – 74), kurang baik (skor 65 – 55) dan sangat tidak baik (skor < 55). Setelah mendapatkan hasil, maka data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi hasil belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita. Adapun hasil pengolahan data nilai tes evaluasi siklus I tersaji pada Tabel 4.17:

Tabel 4.19

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas 5 SD N 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/2018

Siklus I

No. Kategori Rentang Nilai Frekuensi %

1. Sangat Baik 85 - 100 5 17,9

2. Baik 75 - 84 10 35,7

(37)

4. Kurang Baik 55 - 64 5 17,9 5. Sangat Tidak

Baik

< 55 1 3,6

Jumlah 28 100%

Dari Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode Project Based Learning, dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran pada pertemuan keenam diketahui pada skor nilai < 55 frekuensinya 1 dengan persentase 3,6% siswa, skor nilai antara 55 – 64 frekuensinya 5 dengan persentase 17,9%, skor nilai 65 - 74 frekuensinya ada 6 dengan persentase 21,4%, skor nilai antara 75 - 84 frekuensinya 10 dengan persentase 35,7%, dan skor 85 – 100 frekuensinya 5 dengan persentase 17,9%.

Data siklus II juga diolah sesuai dengan rumus tabel distribusi frekuensi Usman dan Akbar (2006:71). Setelah mendapatkan hasil, maka data dimasukkan ke

dalam tabel distribusi frekuensi hasil belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita. Adapun hasil pengolahan data nilai tes evaluasi siklus II tersaji pada Tabel 4.20:

Tabel 4.20

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita Siswa Kelas 5 SD N 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/2018

Siklus II

No. Kategori Rentang Nilai Frekuensi %

1. Sangat Baik 85 - 100 13 46,4

2. Baik 75 - 84 11 39,2

3. Cukup 65 - 74 3 10,7

4. Kurang Baik 55 - 64 1 3,6

5. Sangat Tidak Baik

< 55 - -

(38)

Dari Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode Project Based Learning, dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran pada pertemuan keenam diketahui pada skor nilai antara 55 – 64 frekuensinya 1 dengan persentase 3,6%, skor nilai 65 - 74 frekuensinya ada 3 dengan persentase 10,7%, skor nilai antara 75 - 84 frekuensinya 11 dengan persentase 39,2%, dan skor 85 – 100 frekuensinya 13 dengan persentase 46,4%.

4.3.2. Analisis Data

Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini akan

disajikan analisis ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II. Selain diuraikan analisis ketuntasan hasil belajar pula akan diuraiakan juga analisis keterampilan proses siklus I dan siklus II. Lalu dilanjutkan dengan analisis deskriptif komparatif keterampilan proses dan analisis deskriptif komparatif hasil belajar.

4.3.2.1. Analisis Keterampilan Proses

Dalam penelitian ini, persentase penilaian keterampilan proses menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2013: 65) yaitu 80% dari siswa yang mendapat skor minimal baik. Kemudian rekapitulasi data keterampilan proses yang telah dijabarkan sebelumnya disederhanakan sehingga didapatkan hasil persentase pencapaian keterampilan proses tiap pertemuannya, dimana persentase pencapaian tersebut digunakan untuk mengukur apakah penerapan Project Based Learning pada keterampilan proses meningkat. Berikut disajikan hasil persentase peningkatan keterampilan proses siswa selama penelitian siklus I pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21

Hasil Persentase Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 SD N 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/2018

Siklus I No Pertemuan

Ke-

Frekuensi Persentase

Pencapaian

Peningkatan

1. Pertemuan 1 9 28,6 % -

(39)

3. Pertemuan 3 12 42,8 % 7,1 %

4. Pertemuan 4 13 46,3 % 3,5 %

5. Pertemuan 5 15 53,5 % 7,2 %

6. Pertemuan 6 17 60,2 % 6,7 %

Rata-rata 44,67 %

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Observasi Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 SD N 3 Nambuhan Siklus I

Berdasarkan Tabel 4.21 dan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa skor keterampilan proses siswa mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan pertama sebesar 28,6% dan pada pertemuan kedua menjadi 35,7% dengan kenaikan sebesar 7,1%. Pada pertemuan kedua juga mengalami peningkatan sebesar 35,7% dan pada pertemuan ketiga menjadi 42,8% dengan kenaikan sebesar 7,1%. Pada pertemuan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6

Skor Keterampilan Proses

Persentase

Pencapaian

28,6%

35,7%

42,8% 46,3%

53,5%

(40)

ketiga juga mengalami peningkatan dari 42,8% dan pada pertemuan keempat menjadi 46,3% dengan kenaikan sebesar 3,5%. Pada pertemuan keempat juga mengalami peningkatan dari 46,3% dan pada pertemuan kelima menjadi 53,5% dengan kenaikan sebesar 7,2%. Pada pertemuan kelima juga mengalami peningkatan dari 53,5% dan pada pertemuan keenam menjadi 60,2% dengan kenaikan sebesar 6,7%.

Penelitian pada Siklus I ini dikatakan belum berhasil karena belum memenuhi kriteria keberhasilan keterampilan proses yaitu persentase pencapaian sebesar 80%. Oleh karena itu dilakukan tindakan kembali untuk perbaikan pada Siklus II. Berikut

disajikan hasil persentase peningkatan keterampilan proses siswa selama penelitian siklus I pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22

Hasil Persentase Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 SD N 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/2018

Siklus II No Pertemuan

Ke-

Frekuensi Persentase Pencapaian

Peningkatan

1. Pertemuan 1 17 60,7 % -

2. Pertemuan 2 18 64,2 % 3,5 %

3. Pertemuan 3 21 75 % 10,8 %

4. Pertemuan 4 23 82,1 % 7,1 %

5. Pertemuan 5 24 85,7 % 3,6 %

6. Pertemuan 6 26 92,8 % 7,1 %

(41)

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Observasi Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 SD N 3 Nambuhan Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.22 dan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa skor keterampilan proses siswa mengalami peningkatan dari siklus II pertemuan pertama sebesar 60,7% dan pada pertemuan kedua menjadi 64,2% dengan kenaikan sebesar 3,5%. Pada pertemuan kedua juga mengalami peningkatan sebesar 64,2% dan pada pertemuan ketiga menjadi 75% dengan kenaikan sebesar 10,8%. Pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan dari 75% dan pada pertemuan keempat menjadi 82,1% dengan kenaikan sebesar 7,1%. Pada pertemuan keempat juga mengalami peningkatan dari 82,1% dan pada pertemuan kelima menjadi 85,7% dengan kenaikan sebesar 3,6%. Pada pertemuan kelima juga mengalami peningkatan dari 85,7% dan pada pertemuan keenam menjadi 92,8% dengan kenaikan sebesar 7,1%.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6

Skor Keterampilan Proses

Persentase Pencapaian

60,7%

64,2%

75%

82,1% 85,7%

(42)

4.3.2.2. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil tes Tema Lingkungan Sahabat Kita siklus I dan II maka dilakukan analisis dengan membandingkan nilai dengan KKM (75). Siswa yang mendapat nilai di atas KKM atau yang tuntas dijumlahkan begitu juga siswa yang berada di bawah KKM (75). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23

Analisi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/2018

Siklus I

Keterangan Jumlah Siswa Persentase

Tuntas 15 53,6 %

Tidak Tuntas 12 42,9%

Jumlah 28 100 %

Rata-rata

71.6

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 50

Dari Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran

(43)

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/ 2018

Berdasarkan Gambar 4.3 diketahui bahwa setelah penerapan Project Based Learning, dari 28 siswa kelas 5 terdapat 54% siswa yang tuntas belajar dan 43% siswa tidak tuntas belajar. Adapun KKM yang digunakan adalah 75. Selanjutnya adalah analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang tersaji pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24

Analisi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/2018

Siklus II

Keterangan Jumlah Siswa Persentase

Tuntas 24 85,7 %

Tidak Tuntas 4 14,3 %

Jumlah 28 100 %

Rata-rata

80.9 Nilai Tertinggi

95 Nilai Terendah

55

Dari Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model Project Based Learning, dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi

54% 43%

Tuntas

(44)

pembelajaran terdapat 24 siswa (85,7%) tuntas atau mampu mencapai KKM (75) dan 4 siswa (14,3%) tidak tuntas atau masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 95 dan nilai terendah 55 dengan nilai rata-rata kelas adalah 80,9. Ketuntasan hasil belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita siklus II kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan dapat dilihat pada Gambar 4.4:

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/ 2018

Berdasarkan Gambar 4.4 diketahui bahwa setelah penerapan Project Based Learning, dari 28 siswa kelas 5 terdapat 86% siswa yang tuntas belajar dan 14% siswa tidak tuntas belajar. Adapun KKM yang digunakan adalah 75.

4.3.2.3. Analisis Deskriptif Komparatif Keterampilan Proses

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan proses pada Tema Lingkungan Sahabat Kita di kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan. Perbandingan keterampilan proses siswa disajikan pada Tabel 4.25.

86% 14%

Tuntas

(45)

Tabel 4.25

Perbandingan Keterampilan Proses Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas 5 SD Negeri Nambuhan 03 Tahun Pelajaran 2017/2018

No. Tahapan Skor Rata-rata Peningkatan

1. Pra Siklus 28,6 % -

2. Siklus I 44,7 % 16,1 %

3. Siklus II 76,8 % 32,1 %

Gambar 4.5 Diagram Batang Destribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun

Pelajaran 2017/2018

Berdasarkan Tabel 4.25 dan Gambar 4.5 yaitu perbandingan keaktifan belajar pra siklus, siklus I dan siklus II maka dapat dilihat adanya peningkatan keterampilan

proses dalam mengikuti pembelajaran. Skor rata-rata keterampilan proses pada pra siklus

adalah 28,6% dan mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 44,7% dengan 0%

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Perbandingan Skor Keterampilan Proses

Skor Rata-rata

28,6%

44,7%

(46)

peningkatan skor rata-rata sebesar 16,1%. Kemudian skor rata-rata keterampilan proses

siklus I mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 76,8% dengan peningkatan

sebesar 32,1%.

4.3.2.4. Analisis Deskriptif Komparatif Hasil belajar

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa pada Tema Lingkungan Sahabat Kita di kelas 5 SD Negeri 03 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan. Perbandingan hasil belajar siswa

disajikan pada Tabel 4.26.

Tabel 4.26

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran 2017/ 2018

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II

f % f % f %

Tuntas 8 28,6 15 53,6 24 85,7

Tidak Tuntas 20 71,4 12 42,9 4 14,3

Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%

Rata-Rata 65 71.6 80.9

Nilai Tertinggi 85 90 95

Nilai Terendah 35 50 55

Dari Tabel 4.26 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 8 siswa (28,6%), pada siklus I menjadi 15 siswa (53,6%) dan

pada siklus II menjadi 24 siswa (85,7%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 20 siswa (71,4%) belum tuntas, pada siklus I masih 12 siswa (42,9%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 4

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 Pembelajaran Tema 2
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Tema 2 Subtema 3 Memelihara Kesehatan Organ
gambar tersebut. Bersama dengan kelompoknya, siswa menjawab pertanyaan-
tabel seperti pada buku siswa. Selanjutnya, bersama kelompok lain, siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian ini variabel Kesadaran Merek berpengaruh signifikan positif terhadap Niat Beli produk TOP White Coffee, dengan begitu TOP White Coffee

Disamping menanamkan konsep kurikulum 2013 kegiatan On The Job Learning ( OJL ) juga melaksanakan pendampingan dalam menganalisis materi ajar semestar I yang meliputi

Sama seperti yang dipaparkan oleh Mazza (2015) bahwa Jepang dan Bank Pembangunan Asia, yang dipimpinnya, telah lama berinvestasi di Koridor Ekonomi

Dari hasil anlaisis tanah pada akhir percobaan menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tanah (asam humik dan asam fulvik) masih tinggi, untuk itu disarankan untuk

kelompok hampir seluruh responden memiliki sikap positif sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di

For the purpose of this study, we chose Indonesia Stock Exchange listed companies as they are the ‘largest’ and ‘most advanced’ among the Indonesian companies (Lau &amp;

(3) Pembebanan pada bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dianalisis dengan memeriksa respon struktur terhadap beban tetap, beban sementara atau

Terdapat tujuh faktor, yaitu hubungan antara kebijakan fungsional/divisi dan strategi perusahaan yang dirumuskan dan diikuti dengan jelas (S1), pengembangan dan tren teknologi jangka