PROGRAM JUANDA CORNER SEBAGAI STRATEGI PUBLIC RELATIONS
HUMAS PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi
Oleh:
Naila Istiqomah
NIM. B06211023
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PROGRAM JUANDA CORNER SEBAGAI STRATEGI PUBLIC RELATIONS
HUMAS PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi
Oleh:
Naila Istiqomah
NIM. B06211023
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Naila Istiqomah, B06211023, 2015. Program Juanda Corner Sebagai Strategi
Public Relations PT. Angkasa Pura I (Persero). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Program Juanda Corner, Strategi Public Relations,
Ada satu persoalan yang hendak dikaji dalam dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana Bentuk Strategi Public Relations Officer dalam Program Juanda Corner (2) Bagaimana Langkah Public Relation Officer Dalam Mengevaluasi Program Juanda Corner Melalui Tanggapan Pengguna Jasa Bandara Juanda.
Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai program
Juanda Corner sebagai strategi Public Relations Humas PT. Angkasa Pura I (Persero), kemudian data tersebut dianalisis dengan teori Penyusunan tindakan dan Teori Behaviorisme Sosial.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) Perencanaan, Publikasi Dan Evaluasi Sebagai Kunci Penting Strategi Public Relations Officer Dalam Pelaksanaan Program Juanda Corner. (2) Langkah Evaluatif melalui tanggapan pengguna jasa sebagai cara Public Relation Officer menyempurnakan Program
Juanda Corner.
Bertitik tolak dari penelitian ini, beberapa saran yang diperkirakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas Program Juanda Corner sebagai Strategi Public Relations Humas PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah (1) untuk Bandara Juanda, melakukan program pemberdayaan yang lebih intens, memperluas jaringan stakeholders yang dapat berkontribusi dalam program
Juanda Corner. (2) untuk masyarakat luas dan komunitas seni, meningkatkan kualitas seni dan budaya indonesia dengan mengikuti inovasi-inovasi yang telah diberikan oleh Humas Bandara Juanda.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ... ... ... ...
... ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian...5
D. Manfaat Penelitian ...5
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu...6
F. Definisi Konsep ...8
G. Kerangka Pikir Penelitian ...12
H. Metode Penelitian ...15
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...15
2. Jenis Dan Sumber Data ...16
3. Tahapan Penelitian ...18
4. Teknik Pengumpulan Data ...19
5. Teknik Analisis Data...22
BAB II : KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka... 26
1. Strategi Public Relations ... 26
2. Evaluasi Dan Perencanaan Dalam Public Relations ... 34
3. Public Relations Dalam Lembaga BUMN ... 40
a. Keberadaan Humas Pemerintah ... 42
b. Humas Dalam Organisasi Dan Lembaga Non-Komersial ... 48
B. Kajian Teori ... 49
1. Teori Penyusunan Tindakan………...49
2. Teori Behaviorisme Sosial………..52
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Profil Data ... 56
1. Profil Umum PT. Angkasa Pura I (Persero) ... 56
a. Sejarah PT. Angkasa Pura I (Persero) ... 56
b. Identitas PT. Angkasa Pura I ... 59
c. Visi Dan Misi PT. Angkasa Pura I ... 60
d. Nilai Budaya PT Angkasapura I (Persero) ... 61
e. Struktur Organisasi ... 62
f. Penghargaan Yang diraih PT. Angkasa Pura I (Persero) ... 64
2. Public Relations Bandara Juanda Surabaya a. Struktur divisi Communication And Legal PT. Angkasa Pura I (Persero)... 65
b. Job Descriptions Divisi Communication ... 65
B. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian... 69
1. Subyek Penelitian ... 69
2. Obyek penelitian ... 77
3. Lokasi penelitian ... 78
C. Deskripsi Data Penelitian ... 79
1. Strategi Public Relations Officer Dalam Program Juanda Corner ... 81
2. Langkah Public Relation Officer Dalam Mengevaluasi Program Juanda Corner Melalui Tanggapan Pengguna Jasa Bandara Juanda ... 92
1. Perencanaan, Publikasi Dan Evaluasi Sebagai Kunci Penting Strategi Public Relations Officer Dalam Pelaksanaan
Program Juanda Corner ...98
2. Langkah Evaluatif melalui tanggapan pengguna jasa sebagai cara Public Relation Officer menyempurnakan Program Juanda Corner ...105
B. Konfirmasi dengan Teori ...110
BAB V : PENUTUP ... 117
A. Simpulan ...117
B. Rekomendasi ...119
DAFTAR PUSTAKA
Transkrip Wawancara
Lampiran Lampiran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
PT. Angkasa Pura I (Persero)1 adalah sebuah perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang memberikan pelayanan lalu lintas udara dan
bisnis bandar udara di Indonesia. Yang menitikberatkan pelayanan pada
kawasan Indonesia bagian tengah dan kawasan Indonesia bagian timur. Saat
ini perusahaan berbasis jasa trasportasi udara tersebut telah banyak tumbuh
dan berkembang di Indonesia, dengan membawahi 13 bandara berbasis
Internasional PT. Angkasa Pura 1 (Persero) semakin memantapkan posisi
dalam memberikan pelayanan terbaiknya. PT. Angkasa Pura 1 (Persero) yakin
dapat melakukan yang terbaik dengan memberikan pelayanan keamanan,
keselamatan, dan kenyamanan berstandar Internasional bagi para pengguna
jasa Bandara Juanda. PT. Angkasa Pura 1 (Persero)2 bertanggung jawab atas
segala proses penerbangan, disamping mengelola bandara itu sendiri,
termasuk di dalamnya adalah mengatur administrasi di seluruh area
penerbangan di seluruh area bagian timur.
Dalam penelitian ini, peneliti fokus kepada Program Juanda Corner
PT. Angksa Pura I (Persero) sebagai studi kasus. Program Juanda Corner
Merupakan Program Hiburan di dalam bandara. Peneliti tertarik sebab
berdasarkan pra-riset yang dilakukan peneliti, event di bandara yang
1
Angkasa Pura 1, Angkasa Pura Airport, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Angkasa_Pura_I, 10 April 2015.
2
Humas, Seputar Angkasa Pura 1, dalam http://www.bumn.go.id/angkasapura1/, 10 April 2015.
2
dijalankan bandara Juanda merupakan event yang paling aktif dan
berkelanjutan jika dibandingkan dengan bandara-bandara lain yang dikelola
PT. Angkasa Pura I (Persero). Selain itu, bandara Internasional yang terletak
di Surabaya ini memiliki predikat sebagai bandara tersibuk kedua di Indonesia
setelah Bandara Soekarno Hatta.3 Predikat sebagai salah satu bandara tersibuk
bagaikan dua sisi mata uang. Jika tidak bisa diantisipasi dengan baik, predikat
ini dapat berimbas buruk pada pelayanan untuk pengguna jasa. Maka
pengelola bandara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat bagi pengguna jasa bandara yang memiliki pergerakan yang
dinamis.
Hal ini juga didasari oleh keberhasilan PT. Angkasa Pura 1 (Persero)
dalam membawa bandara Juanda meraih penghargaan-penghargaan sebagai
bandara terbaik dalam melayani masyarakat. Hal tersebut terlihat dari
berhasilnya bandara Juanda mendapatkan penghargaan “Service Quality Gold
Award” selama dua tahun terturut turut yakni tahun 2013 dan 2014. Survei
yang diadakan majalah Service Excellence dan lembaga riset Carre-Center
For Costumer Satisfactions & Loyalty (Carre-CCSL) meliputi empat dimensi.
Diantaranya adalah akses terhadap layanan, prosedur dan unsur-unsur yang
terkait dengan proses pelayanan, selain itu juga dilakukan penilaian
3
Humas, Bandar Udara Internasional Juanda, dalam
3
bagaimana staf yang berinteraksi dengan pengguna jasa dan ‘Service
Solution.’4
Sehingga atas dasar itulah bandara menjadi salah satu tempat yang
relevan untuk mengaplikasikan secara nyata program-program dari Public
Relations. Bandara juga merupakan sumber daya dan penggerak ekonomi
yang berharga bagi masyarakat. Cutlip, Center, dan Broom5 dalam bukunya
menjelaskan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang
mengevakuasi sikap publik mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan
dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan
penerimaan publik. Mendukung pernyataan tersebut Yosal6 mengatakan
bahwa, untuk benar-benar memberikan nilai bagi perusahaan dan untuk
mencapai komunikasi yang sangat baik (excellence communication), praktisi
Public Relations harus bekerja pada level tertinggi dalam suatu perusahaan.
Public Relations Officer yang ideal dalam teori Exelence milik Grunig7
dijelaskan harus memiliki pengaruh dan memberikan masukan dalam strategi
pengambilan keputusan (decision making strategy). Penelitian Grunig juga
menyediakan bukti praktis yang mendukung argumen Grunig & Hunt yaitu
pernyataan bahwa praktik komunikasi yang simetris (symmetrical
4
Citra, Juanda Kembali raih “Service Quality Gold Award, Antara Jatim (Online), dalam
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/134464/juanda-kembali-raih-service-quality-gold-award?utm_source=twitter&utm_medium=twitter., 10 April 2015 5
Cutlip, Scott dan Allen H Center,. "Effective Public Relations". (New Jersey: Prantice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, 2000), hlm: 6
6
Yosal Irianta. Community Relations. Konsep dan Aplikasinya. (Bandung : Simbiosa Rekatama
Media,2004), hlm 36 7
4
communications) sebagai model yang paling efektif. Sistem kerja Public
Relations Officer dua arah simetris dilakukan dengan komunikasi dua arah,
yang fokus pada kesamaan pemahaman antara pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi.
Penelitian ini sengaja membahas strategi public relations humas
Bandara Juanda PT. Angkasa Pura I (Persero). Sebab bagi sebuah pengelola
bandara satu-satunya aspek yang dijual adalah jasa yang ada di dalamnya pasti
berkaitan dengan pelayanan kepada penggunanya. Sejauh mana pelayanan
yang diberikan bandara Juanda untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman
jelas memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesuksesan bandara itu
sendiri, terlebih pelaku public relations yang terlibat.
Pada periode penelitian yang dilakukan peneliti, terdapat beberapa
kasus yang menunjukkan bahwa proses manajemen dan pembentukan strategi
Public Relations humas Bandara Juanda PT.Angkasa Pura 1 (Persero) lebih
menonjol jika dibandingkan dengan bandara-bandara lain dalam naungan PT.
Angkasa Pura I (Persero).
Dari fakta di atas terlihat ada hal menarik tentang bagaimana strategi
Public Relations humas PT. Angkasa Pura I (Persero) dalam upaya
peningkatan pelayanannya, contoh kasus yang akan peneliti bahas secara jelas
di sini adalah Juanda corner. Untuk mengetahui lebih jelas tentang hal ini
peneliti membahas melalui suatu penelitian yang berjudul “Juanda Corner
5
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana Bentuk Strategi Public Relations Officer dalam
Program Juanda Corner?
2. Bagaimana Langkah Public Relation Officer Dalam Mengevaluasi
Program Juanda Corner Melalui Tanggapan Pengguna Jasa
Bandara Juanda?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Untuk Mendeskripsikan Bentuk Strategi Public Relations Officer Dalam
Program Juanda Corner.
2. Untuk Mendeskripsikan Langkah Yang Dilakukan Seorang Public
Relations Officer dalam mengevaluasi Program Juanda Corner Melalui
Tanggapan Pengguna Jasa Bandara Juanda.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Di lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangsih pemikiran dalam mengembangkan disiplin bidang ilmu
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
serta memberikan pengalaman secara langsung tentang fakta di
lapangan dengan teori yang telah diperoleh selama di bangku
perkuliahan.
b. Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi, masukan dan menambah wacana keilmuan komunikasi.
c. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan dalam
sebuah perusahaan penyedia jasa transportasi udara.
E. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU
Sebagai rujukan dari penelusuran yang terkait tema yang diteliti,
peneliti berusaha untuk mencari referensi hasil penelitian dari para peneliti
terdahulu, sehingga membantu peneliti dalam mengkaji tema dalam penelitian
ini yakni Strategi Public Relations dan juga sebagai tolak ukur atas hasil yang
telah dicapai. Dari penelusuran tersebut peneliti mendapatkan temuan hasil
penelitian terdahulu.
Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh saudari Syahrila
Romadhani (2013)8, Fokus penelitian ini mengenai strategi yang digunakan
humas PLN Distribusi jawa timur dalam kampanye listrik pintar, dengan
menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil temuan penelitian ini adalah
8
7
program yang dilakukan Humas PLN Disjatim untuk kegiatan sosialisasi dan
talkshow mampu membuat masyarakat memahami dan menerima produk
Listrik Pintar.
Hasil penelitian terdahulu juga pernah dilakukan oleh saudari Dewi
Anggraeni (2013)9, Fokus penelitian ini mengenai strategi yang dilakukan
oleh public relations TV9 dalam membangun citra sebagai televisi lokal religi
di Surabaya dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil temuan
penelitian ini secara umum program-program acara yang dibuat oleh TV9
menjadi salah satu strategi yang digunakan Public Relations Officer Untuk
Membentuk Citra. Kemudian penelitian terdahulu juga pernah dilakukan oleh
saudari Yustika Astary (2014)10 . Penelitian itu memfokuskan pada aktifitas
online Public Relations Humas PT. Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Juanda
dan hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan temuan setiap aktifitas maya
bandara Juanda Surabaya mempengaruhi citra perusahaan.
Berdasarkan riset terdahulu yang ditemukan peneliti, terdapat
perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Pada
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memfokuskan pada Juanda corner
sebagai strategi public relations PT. Angkasa Pura I (Persero).
9
Penelitian ini telah dilakukan Dewi Anggraeni, dengan Strategi Public Relations Tv9Dalam Membangun Citra Sebagai Televisi Lokal Religi Di Surabaya
10
8
F. DEFINISI KONSEP
Definisi konsep berfungsi sebagai kerangka acuan peneliti di dalam
mendesain instrumen penelitian, sehingga peneliti memberikan batasan
definisi yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Juanda Corner
Untuk menjaga mutu dan kualitas pelayanan, Bandara
Juanda mengadakan sejumlah aktivitas yang membuat para
pengunjung semakin senang dan nyaman menggunakan jasa
Bandara Juanda. Salah satu bentuk aktivitas ini adalah "Juanda
Corner". Hal ini untuk memberikan pengalaman yang berbeda
kepada para pengunjung Bandara Juanda. Juga untuk menambah
nilai pelayanan Bandara Juanda kepada para pengunjung.
Salah satu bentuk aktivitas di "Juanda Corner" dengan
mengadakan pertunjukan seni budaya dan pameran produk kreatif
Indonesia. Pada pembukaan "Juanda Corner" ditanggal 10 – 12
Nopember lalu mengangkat tema Hari Pahlawan dengan art dan
culture show, pameran fotografi dan akustik. Selain itu terdapat
juga pertunjukan sendra tari yang menampilkan Tari Gandrung
khas dari Banyuwangi. Kemudian dihari berikutnya gantian adik –
adik dari sekolah music Rhapsody berunjuk gigi dengan
menampilkan mini orchestra.
Dengan ragam hiburan seperti Tari Tradisional, Angklung,
9
Fotografi, Pameran Lukisan, Akustik, Talk Show, dan Edukasi dan
Informasi Juanda corner mencoba untuk menemukan berbagai
formula untuk menghibur para pengguna jasa Bandar Juanda
Surabaya.11
2. Strategi Public Relations
Strategi merupakan cara untuk mencapai sebuah hasil akhir.
hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi
kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Menurut penulis definisi
strategi adalah sebuah cara atau taktik dalam mencapai sebuah tujuan
dan sasaran pada obyek aktivitas yang ingin dicapai.
Menurut Harlow12 yang dikutip dari buku pengantar public
relations, Public Relations adalah fungsi manajemen yang unik
yang membantu membangun dan memelihara jalur komunikasi,
memunculkan pemahaman, kerjasama antar organisasi dan
publiknya; melibatkan manajemen permasalahan dan isu;
membantu manajemen untuk terus menginformasikan dan tanggap
terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan tanggung
jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; membantu
manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan
secara efektif, melayani sebagai sistem peringatan dini untuk
membantu mencegah kecenderungan negatif; dan menggunakan
11
PT. ANgkasa Pura I (Persero), Arsip Bandara Juanda Surabaya, (2014) 12
10
penelitian yang sehat dan etika komunikasi sebagai alat utamanya.
Para praktisi Public Relations berkomunikasi dengan masyarakat
internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan
hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan
organisasi dengan harapan masyarakat.
Dengan demikian Strategi Public Relations humas PT.
Angkasa Pura I (Persero) Bandara Juanda dalam penelitian ini
adalah seluruh gambaran cara untuk mencapai sebuah hasil akhir
guna mengatur fungsi manajemen secara baik yang membantu
membangun dan memelihara jalur komunikasi, memunculkan
pemahaman, kerjasama antar organisasi dan publiknya guna
meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasanya.
3. PT. Angkasa Pura I (Persero)
PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah Badan Usaha Milik
Negara dalam lingkungan departemen perhubungan yang dipimpin
oleh seorang direktur utama yang dibantu oleh beberapa direktur
yang menjalankan tugas pokoknya, yaitu mengusahakan
menyelenggarakan penyediaan jasa kebendarudaraan dan
bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional
Juanda juga memiliki nilai- nilai yang menjadi dasar di dalam
11
dijabarkan menjadi 4 nilai yang saling berkesinambungan
diantaranya adalah :
a. Sinergi
Cara kami menghargai keragaman dan keunikan
setiap elemen untuk memberi nilai tambah bagi
perusahaan, pembangunan ekonomi dan lingkungan
dimana kami berada.
b. Adaptif
Daya, semangat dan hasrat kami yang pantang
menyerah, proaktif merespon perubahan dan kaya akan
inovasi.
c. Terpercaya
Karakter kami yang senantiasa selaras antara
kata dengan perbuatan, jujur dalam menjalankan tugas
serta kewajiban dan dapat diandalkan.
d. Unggul
Komitmen kami memberikan layanan prima
dengan professional dan bertanggung jawab untuk
memuaskan pelanggan secara berkelanjutan.13
13
12
G. KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Proses penelitian ini dibangun berdasar dari fenomena
kebandarudaraan Indonesia dalam memberikan perhatian khusus pada
pelayanan dalam bidang jasa trasportasi dan sekitarnya. Peran Public
Relations dalam membentuk program Juanda Corner sebagai strategi public
relations guna memberikan kenyamanan yang maksimal terlebih berdampak
pada citra PT. Angkasa Pura I (Persero) itu sendiri, serta diharapkan juga
mampu menyedot perhatian masyarakat umum. Fenomena persaingan bisnis
trasportasi ini dalam memberikan pelayanan pada pengguna jasanya tidak
lepas dari aktivitas pembentukan strategi seorang public relations officer di
tengah kebutuhan akan respon positif dari setiap pengguna yang sudah
menggunakan layanan jasa trasportasi Bandara Juanda. Setiap program yang
dibentuk oleh humas dan jajarannya dalam memberikan pelayanan maksimal
diharapkan dapat memberikan peningkatan positif setiap tahunnya guna
membentuk iklim kebandaraan Indonesia yang lebih baik. hal ini tentu
memiliki daya tarik tersendiri bagi peneliti.
Dengan menggunakan Teori Penyusunan Tindakan (John Greene) dan
Teori Behaviorisme Sosial dari (George Herbert Mead) diharapkan fenomena
tersebut dapat terlihat secara keseluruhan dengan menggunakan teori-teori di
atas. Dalam teori penyusunan tindakan milik John Greene disebutkan bahwa
”Sebuah teori kognitif umum yang menjelaskan apa yang benar-benar terjadi
pada manusia untuk menghasilkan tindakan komunikatif. Dikembangkan oleh
13
pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan.”
menurut teori ini, anda membentuk pesan dengan menggunakan kandungan
pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Anda tahu tentang hal-hal dan
anda tahu bagaimana melakukan hal tersebut. Dalam teori penyusunan
tindakan pengetahuan prosedural menjadi intinya.14 Dengan menggunakan
teori penyusunan tindakan diharapkan mulai dari proses pembentukan
program juanda corner hingga pemberian tanggapan dari pengguna jasa tidak
hanya diteliti dari hasil wawancara verbal saja, namun beberapa tindakan yang
terjadi secara non verbal selama proses program juanda corner berlangsung
mampu dikupas lebih dalam menggunakan teori penyusunan tindakan milik
John Greene ini.
Menguatkan teori di atas, George Herbert Mead mengembangkan
teorinya yang bernama teori behaviorisme sosial, dalam teori ini Mead
berasumsi bahwa ”Behaviorisme sosial merujuk kepada deskripsi perilaku
pada tingkat yang khas manusia. Jadi, dalam pandangan behaviorisme sosial,
konsep mendasarnya adalah tindakan sosial (Social Act), yang juga
mempertimbangkan aspek tersembunyi perilaku manusia”.15 Sehingga teori
ini semakin memperkuat asumsi teori sebelumnya.
Serta dengan mengamati segala aspek yang berkaitan dengan strategi
public relations, elemen – elemen program yang dirancang, serta bagaimana
peran public relations officer di dalamnya, dengan menggunakan metode
14
Stephen W. Littlejohn, Karen A.FossAll, Teori komunikasi; Treories of human
Communication, terjemahan mohammad yusuf hamdan, (Jakarta: salemba humanika, 2008), Hlm174 15
14
penelitian kualitatif fenomenologi yang diharapkan data-data terdiskripsikan
sesuai apa adanya. Peneliti berusaha meneliti implementasi Program Juanda
Corner sebagai strategi seorang public relations yang dilakukan guna
memberikan kenyamanan dari perspektif orang yang melakoninya, yaitu para
pengguna jasa Bandara Juanda Surabaya dan pelaku public relationsnya
sebagai subjek teliti.
Dalam pelaksanaan penelitiannya, peneliti melakukan observasi,
melakukan wawancara dan penyelidikan yang dicatat, direkam guna
penemuan data dalam bentuk repport. Agar data terkumpulkan untuk dapat
dianalisis dan interpretasikan sesuai dengan fokus permasalahan yang diteliti.
Adapun kerangka pikir penelitian yang sejalan dengan teori yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Penyusunan Membentuk Pesan
Tindakan
Kandungan Strategi Pengetahuan
Pengetahuan
PR Prosedural
Program Juanda Corner
Social Act
Publik (Pengguna Jasa)
Behaviorisme Sosial
Bagan 1.1
15
H. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah tertentu yang diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan
selanjutnya dicarikan langkah pemecahannya.16
Penelitian kualitatif adalah suatu strategi yang dipilih oleh peneliti
untuk mengamati suatu fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan
hasil penelitian pada penelitian ini. Menurut Moeleong 17 menjelaskan bahwa
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik
dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks,
khususnya yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.18
Selain itu ciri penelitian kualitatif adalah lebih menekankan makna dari pada
hasil suatu aktifitas, karena dalam melakukan penelitian ini peneliti bukan
sebagai orang ahli tetapi orang yang belajar mengenai sesuatu dari subyek
penelitian.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif, prosedur penelitian
yang dilakukan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati atau diarahkan
pada latar dan individu secara holistik. Penelitian kualitatif mempunyai
16
Wahdi Bahtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 2001) hlm.16 17
Lexy J. Moleong, Metodoldogi Pendidikan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.06.
18
16
tujuan agar peneliti lebih mengenal lingkungan penelitian, dan dapat
terjun langsung kelapangan.
Sedangkan untuk mengkaji lebih dalam peneliti menggunakan
pendekatan Fenomenologi. Alasan digunakan pendekatan ini karena
fenomenologi merupakan kajian mengenai fenomena yang terjadi,
yaitu dengan cara menerapkan metodologi ilmiah dan penelitian
fakta-fakta yang bersifat subyektif, yaitu yang berkaitan dengan perasaan,
tindakan, ide dan sebagainya yang diungkapkan dalam bentuk tindakan
luar yang berupa perkataan atau perbuatan seputar Program Juanda
Corner Sebagai Strategi Public Relations humas PT. Angkasa Pura I
(Persero). Dalam jenis fenomenologi partisipasi dari peneliti sangat
diperlukan, sehingga dapat memahami segala macam tindakan dari
dalam maupun luar.
2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data
Adapun jenis data dalam penelitian tentang program
Juanda Corner sebagai strategi Public Relations PT. Angkasa Pura
I (Persero) ini ada dua, antara lain:
1) Data Primer
Data primer merupakan data inti yang
diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan
17
Sebagai Strategi Public Relations humas PT.Angkasa
Pura I (Persero). Pengumpulan data primer yang
dilakukan dengan cara melihat, mengamati dan
mencatat perilaku dan pembicaraan subyek penelitian
yakni para staf humas yang terlibat dan beberapa
pengguna jasa Bandara Juanda dengan menggunakan
pedoman observasi dan juga wawancara mendalam
(indepth interview). Wawancara yang dilakukan
adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan
pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti
sebelum bertemu informan.
2) Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung
yang dibutuhkan peneliti untuk menjawab rumusan
dan fokus penelitian. Data sekunder ini, dapat peneliti
peroleh juga dari proses wawancara pada informan
serta dari berbagai dokumentasi tentang berbagai
kegiatan peristiwa dalam bentuk tertulis, tercetak, atau
terekam berkaitan dengan Program Juanda Corner
Sebagai Strategi Public Relations humas PT.Angkasa
18
b. Sumber Data
Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu informan
yang sudah dipilih peneliti, yang mengetahui fenomena tersebut.
Sedangkan sumber data sekunder didapat dilapangan pihak-pihak
yang mengerti tentang program juanda corner sebagai strategi
public relation humas PT. Angkasa Pura I (Persero), serta
sumber-sumber lain seperti buku umum, internet yang memantu peneliti
dalam melengkapi data.
3. Tahapan penelitian
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini,
yakni: a. Tahap Pra-lapangan
Tahap ini merupakan tahapan persiapan sebelum
penelitian dilakukan, adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Menyusun rancangan penelitian; penelitian ini
dimulai dengan menentukan lapangan atau
lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian
yang peneliti pilih berdasarkan kriteria yang
dianggap peneliti tepat untuk menangkap
fenomena yang peneliti anggap menarik dan
lokasi penelitian adalah Kantor cabang Bandara
Internasional Juanda PT.Angkasa Pura 1
19
masalah yang akan diteliti dari fenomena yang
ada di lapangan, menentukan informan yang
terkait, setelah itu segala hal yang diteliti dan
metodologinya dituangkan dalam proposal
penelitian yang diujikan.
2) Mengurus perijian penelitian; Setelah berita
acara ujian proposal disahkan oleh dosen
pembimbing, dosen penguji dan sekretaris maka
tahap selanjutnya peneliti mengurus perijinan
penelitian dari Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang ditujukan untuk diserahkan
pada lokasi penelitian yang dituju yakni adalah
Kantor Cabang Bandara Internasional Juanda
PT. Angkasa Pura 1 (Persero).
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan.19 Dalam penelitian yang dilakukan ini, teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
19
20
a. Wawancara
Pada kesempatan wawancara, peneliti mendapat
kesempatan secara langsung bertemu bertatap muka dengan
keenam informan untuk mengumpulkan data atau informasi
yang dibutuhkan dalam menjawab rumusan masalah serta
fokus penelitian. Bertemu langsung dengan bertatap muka
akan mengurangi ketidakjelasan dalam proses wawancara.
Wawancara pada dua informan pegawai PT. Angkasa Pura
1 Kantor Cabang Juanda dilakukan di kantor. Sementara
keenam informan dari pengguna jasa bandara Juanda
dilakukan di Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Juanda.
Setelah data dikumpulkan oleh peneliti maka selanjutnya
adalah mengklasifikasikan data yang diperoleh.
b. Pengamatan (Observation)
Observasi adalah keterlibatan peneliti sebagai
bagian dari kelompok yang diteliti. Dalam observasi ini,
peneliti berbaur dengan subyek penelitian dan mengikuti
aktifitas yang mereka lakukan. Dalam hal ini kedudukan
peneliti dengan subyek penelitian adalah sama.
Dari sini pula, peneliti mendapatkan sumber
informasi dan data yang valid dari sumber informasi secara
21
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah observasi pada sikap informan saat
diwawancarai, lokasi penelitian dan juga observasi
khususnya para pengguna jasa Bandara Internasional
Juanda dalam memberikan respon langsung terhadap
program juanda corner.
c. Dokumentasi
Peneliti membutuhkan dokumen sebagai pendukung
dan perluas data-data yang telah ditemukan serta
mencocokkan apa hasil wawancara pada informan selaras
dengan dokumen yang ada. Sumber dokumen yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1) Websites resmi PT. Angkasa Pura 1 Kantor
Cabang Juanda.
2) Foto kegiatan Program Juanda Corner yang
sudah dan sedang berjalan.
3) Dasar Peraturan Pelaksanaan, atau
undang-undang yang terkait dengan penelitian
4) Hasil survei dari lembaga resmi
5) Artikel dan jurnal yang dimuat dalam media
massa.
22
5. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Sugiono20 adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
Menurut Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman,21
sebagaimana dikutip oleh Basrowi dan suwandi yakni proses-proses
analisis data kualitatif dapat dijelaskan dalam tiga langkah yaitu:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Karena data yang hasil penelitian yang dilakukan
masih bersifat global, maka dari itu peneliti perlu
mereduksi data.Reduksi data yang dilakukan oleh peneliti
yakni dengan pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data yang
diperoleh di lapangan studi. Pada reduksi data, peneliti
menfokuskan pada data lapangan yang telah terkumpul.
Data lapangan tersebut selanjutnya dipilih dan dipilah untuk
menentukan mana data yang diperlukan dalam
20
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta. 2005) hlm. 89 21
23
menjawab rumusan masalah dan fokus penelitian dan mana
yang tidak perlu sehingga harus disingkirkan.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan oleh peneliti dengan
mendeskripsikan kumpulan informasi tersusun dari hasil
reduksi data yang telah dianalisis untuk penarikan
kesimpulan dengan tujuan menjawab rumusan masalah dan
fokus penelitian Program Juanda Corner Sebagai Strategi
Public Relations PT.Angkasa Pura 1 (Persero). Bentuk
penyajiannya yang dilakukan peneliti yakni penyajian data
berupa teks naratif.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing
And Verification)
Setelah mereduksi data peneliti melakukan tahap
analisis data selanjutnya yakni dengan menganalisis data
untuk membuatnya menjadi rumusan proposisi yang terkait
dengan penelitiaan dan mengangkatnya sebagai temuan
penelitian.
Dalam tahap verifikasi, peneliti menggunakan
teknik tringulasi untuk memeriksa keabsahan penelitian.
24
menggunakan sumber data lain untuk menjadi pembanding.
Sumber data penelitian yang peneliti jadikan perbandingan
adalah hasil data wawancara dari informan yang satu
dengan informan yang lain, baik dari humas PT. Angkasa
Pura 1 (Persero) maupun pengguna jasa Bandara Juanda
Surabaya. Selain itu peneliti juga membandingkan
dokumen yang terkait dengan program yang dilakukan oleh
humas PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Juanda
Surabaya dengan hasil wawancara dari informan-informan.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan atau pembahasan terdiri dari lima bab yang
terperinci sebagai berikut.
Bab pertama berisi pendahuluan, Dalam bab ini terdiri dari sembilan sub
bab antara lain konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi konsep,metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi kerangka teoritis, Pada bab ini menguraikan penjelasan
tentang kerangka teoritik yang meliputi pembahasan kajian pustaka dan kajian
teoritik yang berkaitan Program Juanda Corner sebagai strategi public relations
humas PT. Angkasa Pura 1 (Persero).
Bab ketiga berisi penyajian data, Pada bab ini berisikan tentang setting
25
Bandara Internasional Juanda Surabaya, serta pengguna jasa bandara juanda
tentang data penelitian.
Bab keempat berisi analisis data, Pada bab ini membahas temuan
penelitian dan menganalisis data konfirmasi temuan dengan teori.
Dan pada bab terakhir berisi penutup, Bab ini merupakan bab terakhir
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.Kajian Pustaka
1. Strategi Public relations
Kebanyakan perusahaan, kini mengakui peranan public relations
cukup menonjol dalam pengambilan keputusan manajemen. Sering terjadi
public relations melapor atau berhubungan langsung kepada top
management. Hal ini ini terjadi karena public relations adalah interpreter
(penerjemah) manajemen, sehingga public relations harus mengetahui apa
yang manajemen pikirkan setiap saat terhadap setiap isu publik yang
sebenarnya.
Ahmad S. Adnanputra, M.A, M.S., Pakar Humas dalam naskah
workshop berjudul PR Strategi (1990), mengatakan bahwa arti strategi
adalah bagian terpadu dari suatu rencana (Plan), sedangkan rencana
merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya
perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.1
Namun sebelum membahas tentang strategi public relations secara
lebih rinci, akan lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu pengertian
strategi itu sendiri. Menurut Jim Lukaszweski dalam “ Let’s Get Serious
about Strategy”2
1
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media komunikasi. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 133
2
Dikutip Dari Strategi 1, Suplement untuk newsletter PR reporter, 2 Maret 1998, hlm. 1
27
“Strategi adalah kekuatan penggerak dalam setiap bisnis organisasi.
Strategi adalah kekuatan intelektual yang membantu mengorganisir,
memprioritaskan, dan memberi energi terhadap apa-apa yang mereka
lakukan. Tanpa strategi tidak ada energi. Tanpa strategi, tak ada arah,.
Tanpa strategi tak ada momentum, Tanpa strategi, tak ada pengaruh.”3
Sedangkan menurut Mintzberg (1995), setidaknya ada lima
kegunaan dari kata strategi yakni4 :
a. Sebuah rencana – suatu arah tindakan yang diinginkan secara
sadar.
b. Sebuah cara – suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk
mengecoh lawan atau kompetitor.
c. Sebuah pola – dalam suatu rangkaian tindakan:
d. Sebuah posisi – suatu cara menempatkan organisasi dalam
sebuah lingkungan.
e. Sebuah prespektif – suatu cara yang terintegrasi dalam
memandang dunia.
Scott M Cutlip berpendapat bahwa, pemikiran strategis nantinya
akan digunakan untuk memprediksikan atau mentukan tujuan masa depan
yang diharapkan dapat menentukan kekuatan apa yang akan membantu
atau menghalangi upaya organisasi dalam mengejar tujuan, dan
merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diharapkan tersebut.5
3
Scott Cutlip, M., ET AL, Effective Public Relations. Edisi 9 Cetakan Ketiga, (Jakarta: Kencana, 2009) hlm 351
4
Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), hlm. 2
5
28
Pengertian-pengertian di atas mengantarkan kita pada sebuah
definisi khusus strategi public relations yang menurut Ahmad S.
Adnanputra memiliki batasan sebagai :
“Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai
tujuan Public relations dalam kerangka suatu rencana Public
relations.”6
Dalam definisi tersebut diungkapkan bahwa strategi Public
Relations merupakan alternatif optimal untuk mencapai tujuan. Yang
dimaksud dengan tujuan di sana adalah penegakkan citra atau image yang
menguntungkan bagi organisasi dan tentu saja bagi stakeholders-nya.
Untuk mencapai hal tersebut, maka strategi yang digunakan, sebaiknya
diarahkan pada upaya menggarap akar sikap tindak dan persepsi
stakeholders.7
Pembentukan sebuah strategi akan dipengaruhi oleh unsur-unsur
dan komponen-komponen tertentu yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi
dasar budaya organisasi bersangkutan. Unsur-unsur pembentuk strategi
terbagi menjadi dua, yang pertama adalah secara makro yang meliputi
kebijakan umum (public policy), budaya (culture) yang dianut, sistem
perekonomian, dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi yang
bersangkutan. Yang kedua adalah secara mikro strategi tersebut tergantung
pada misi perusahaan, sumber-sumber yang dimiliki yang berkaitan
6
Muslimin, Humas dan Konsep Kepribadian, (Malang:UMM Press, 2004). hlm 63
7
29
dengan SDM dan sumber daya guna lainnya, serta rencana atau program
dalam jangka pendek atau panjang , dan tentu saja tujuan atau sasaran
yang hendak dicapai.8
Sehingga selanjutnya tahapan fungsi-fungsi manajemen, tahap
pertama adalah menetapkan tujuan (objektif) yang hendak di raih, posisi
tertentu atau dimensi yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan
(statement of organization destination) yang telah diperhitungkan dengan
baik oleh pihak pihak yang terlibat dalam manajemen suatu organisasi
bersangkutan. Berikutnya adalah “apa dan bagaimana” yang digunakan
dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi / lembaga.
Kemudian, program kerja (action plan) yang merupakan suatu strategi
yang ”dijabarkan” dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan
(direncanakan semula). Terakhir, yang paling menentukan adalah unsur
anggaran (budget) yang sudah dipersiapkan, yang merupakan “dana dan
daya”, berfungsi sebagai pendukung khusus yang dialokasikan untuk
terlaksananya suatu strategi program kerja manajemne Humas / Public
Relations.
Untuk lebih jelasnya, “strategi public relations” dibentuk melalui
dua komponen yang saling terkait erat, yakni sebagai berikut.
8
30
No Komponen Pembentukan Strategi Public Relations
1 Komponen Sasaran Satuan atau Segmen Yang akan Digarap
2 Komponen Sarana Panduan atau bauran sarana untuk
[image:39.595.137.528.119.619.2]menggarap suatu sasaran
Tabel 2.1
Tabel Pembentukan Komponen Strategi Public Relations
Kedua komponen tersebut nantinya akan diimplementasikan ,
menggunakan pola dasar “The 3 –Cs Option” yang sesuai dengan publik
sasaran yang akan dicapai. Ketiga pola tersebut adalah Mengukuhkan
(Conservation), Mengubah (Change) atau Mengkristalisasi
(Crystalization).9
Penjabaran skema dari uraian mengenai unsur-unsur dan
komponen- komponen pembentuk strategi di atas, dapat dilihat dalam
diagram komonen- komponen strategi Public relations10 di bawah ini :
9
Muslimin, hlm 64
10
31
PUBLIC POLICY
KULTUR
MISI PERUSAHAAN
P
R
O
G
R
AMPE
R
EN
C
A
N
AA
N
CRYSTALIZATION
SUMBE
R
-S
UMBE
R
TARGET
PUBLIC
PENGORGANISASIAN
[image:40.595.139.521.172.574.2]TEKNOLOGI
PEREKONOMIAN
Tabel 2.2
Diagram Komponen-Komponen “Strategy Of Public relations”
Maksudnya tahap-tahap kegiatan strategi public relation pertama,
komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholders dan publik yang
mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut secara
struktural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang
dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama (common
opinion), potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi,
32
khusus“. sehingga sasaran khusus di sini adakah yang di sebut publik
sasaran (target public).
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan tersebut di atas, dapat
dikemukakan bahwa public relations merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan, salah satu tujuan tersebut adalah membentuk citra yang
positif. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang efektif bagi public
relations agar pembentukan citra yang positif perusahaan dapat tercapai.
Para praktisi Public Relations dalam membuat
keputusan-keputusan kerap kali tanpa menganalisa secara mendalam pada isu-isu
lingkungan dan permasalahan publik. Pada akhirnya program-program
yang dijalankan tidak secara efektif menjawab atau menjadi solusi atas
permasalahan yang sebenarnya. Berbagai krisis atau masalah dapat
dihindari seandainya praktisi Public Relations tersebut mengetahui dan
mencermati apa yang sedang terjadi di lingkungannya.
Landasan umum dalam proses penyususnan strategi public
relations, menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah “PR Strategy”
(1990), yang berkaitan dengan fungsi-fungsi Public Relations / Humas
secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan / lembaga, yaitu
sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.
b. Mengidentifikasi unit-unit sasarannya.
c. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit
33
d. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.
e. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relation.
f. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan
kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan dan lain
sebagainya.
g. Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi public relations,
dan taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program
yang telah direncanaan, dilaksanakan, mengkomunikasikan,
dan penilaian / evaluasi hasil kerja.11
Peran dan kontribusi public relations dalam strategi management
dengan menciptakan skenario planning melalui tiga kegiatan yaitu issues
management, environmental scanning dan strategic conversation.
Perencanaan strategis public relations berlandaskan pada multiple situasi
lingkungan masa depan dapat membantu organisasi dalam memahami
lingkungannya dan manajemen dapat mengembangkan
keputusan-keputusan strategis berdasarkan alternatif outlook tersebut.
Dalam konteks ini public relations berperan secara strategis dalam
keputusan di tingkat makro organisasi dan strategi komunikasi berproses
dan berintergrasi secara sinergis pada level strategic management mulai
dari strategi dan kebijakan di tingkat enterprise, korporat, unit bisnis,
11
34
2. Evaluasi Dan Perencanaan Dalam Public relations
Setelah pelaksanaan program tahap dimana rencana program yang
telah ditetapkan dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam suatu
bentuk program aksi sebagai langkah nyata pemecahan masalah Public
Relations yang dihadapi. Pelaksanaan Program ini dapat berupa program
tindakan maupun program komunikasi yang kesemuanya merupakan cara
atau proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya yang menjadi tahapan adalah evaluasi suatu tahapan
yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu
program termasuk pengelolaan maupun hasil atau dampak
pelaksanaannya. Melalui evaluasi, Public Relations akan mengetahui
faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun keberhasilan suatu program,
sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang seharusnya
dilakukan.
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa
pengertian tentang program sendiri. Dalam kamus (a) program adalah
rencana, (b) program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama.
35
mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang
direncanakan.12
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi
program merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah
yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.
Seperti diungkapkan Djudju13, salah satu tujuan evaluasi adalah
untuk memberi masukan bagi perencanaan program. Gambar di bawah ini
menunjukkan arah panah dari evaluasi menyeluruh pada keseluruhan
program. Artinya, program disususun atau direncanakan berdasarkan hasil
evaluasi. Karena itu, evaluasi bermakna amat penting bagi perencanaan
dan pengembangan program. Gambar dibawah juga menunjukkan,
keseluruhan program kemudian diuraikan kedalam bagian-bagian program
yang dalam contoh gambar di bawah adalah bidang community relations,
urusan publik dan hubungan dengan investor. Masing-masing sub program
ini dilakukan evaluasi. Evaluasi sub program ini kemudian di padukan
menjadi evaluasi menyeluruh yang memberi masukan bagi kesuluruhan
program dalam organisasi.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm 297
13
36
Keseluruhan program Tujuan dan objektif
Public utama Pesan utama
Rencana community relation Rencana Urusan Publik Rencana hubungan investor Tujuan dan objektif Tujuan dan objective Tujuan dan objective
Sub public Sub public Sub public
Sub pesan Sub pesan Sub pesan
Program aksi Program aksi Program aksi
evaluasi evaluasi evaluasi
Evaluasi menyeluruh Kajian
Bagan 2.1 :
Hubungan Evaluasi dan rencana
Sumber : Dimodifikasi Dari Colom & Dahl, 1998
Pada dasarnya tujuan sentral Public Relations adalah untuk
menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan. Meskipun tujuan setiap organisasi berbeda tergantung dari
sifat organisasi tersebut, tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan
yakni membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik
37
Hubungan yang baik atau harmonis dalam Public Relation
mengandung arti luas, yakni sikap yang menyenangkan (favorable), itikad
baik (goodwill), toleransi (tolerance), saling pengertian (mutual
understanding), saling mempercayai (mutual confidence), saling
menghargai (mutual appreciation), dan citra baik (good image).
Penampilan dan sikap seorang Public Relations dalam mencapai tujuan
organisasi dengan cara menciptakan kesan yang baik akhirnya dapat
melekat dan mempengaruhi citra dari perusahaan yang diwakilinya.
Dalam perencanaan program menyeluruh itu, mungkin saja akan
dilakukan pengembangan, perubahan, penyempurnaan atau bahkan
penghentian program. Karena itu, sesungguhnya pelaksanan fungsi-fungsi
manajemen bukanlah tahapan tahapan yang lepas dan tidak berhubungan.
Fungsi-fungsi itu berjalan secara sirkuler. Perencanaan menjadi pedoman
implementasi dan kontrol serta evaluasi. Implementasi dan kontrol
menjadi masukan bagi evaluasi. Dan, evaluasi menjadi masukan dan bahan
dasar unuk penyususnan program.
Bila salah satu mata rantai dalam siklus fungsi manajemen itu
terputus maka akan terjadi gangguan pada kinerja organisasi.
Terganggunya kinerja organisasi itu akan berdampak pada upaya
pencapaian tujuan atau visi dan misi organisasi. Saling keterkaitan inilah
38
termasuk staf Public Relations yang diberi tanggung jawab untuk
menjalankan berbagai program community relation. 14
Menurut Gregory15 evaluasi adalah proses yang berkelanjutan jika
kita berbicara tentang program berjangka panjang. Jika dilaksanakan
dengan benar, evaluasi memudahkan anda untuk mengendalikan kegiatan
Public relations. Berikut adalah alasan menngapa kita perlu
mencantumkan evaluasi dalam kampanye dan program yang kita buat.
a. Memfokuskan usaha.
b. Menunjukan keefektifan.
c. Memastikan efisiensi biaya.
d. Mendukung manajemen yang baik.
e. Memfasilitasi pertanggungjawaban.
Sementara evaluasi dilakukan secara teratur, review yang
menyeluruh dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang. Setelah
memutuskan untuk melakukan review, siklus proses perencanaan akan
terulang lagi. Sekali lagi pertanyaan-pertanyaan dasar harus diajukan :
a. Apa yang ingin kita capai?
b. Siapa yang ingin kita jangkau?
c. Apa yang ingin kita katakan?
d. Apa cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan?
14
Yosal iriantara, community relations; konsep dan aplikasinya, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013) Hlm 160
15
39
e. Bagaimana suskes dapat diukur?
Selain itu, peninjauan kembali terhadap penilaian perencanaan,
pelaksanaan selama program dan pencapaian tujuan tertentu suatu
kampanye berlangsung secara periodik setiap tahun tujuan program
kampanye Public relations melalui proses input (perolehan riset data,
fakta, dan informasi di lapangan), output (kecocokan dengan isi pesan,
tujuan dan media yang dipergunakan) dan result (hasil-hasil dari tujuan
dan efektivitas program kampanye yang telah dicapai, apakah adanya
perubahan sikap atau perilaku khalayak sasaran). 16
Menurut Endang Mulyatiningsih17, evaluasi program dilakukan
dengan tujuan untuk:
a. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan
program yang sama ditempat lain.
b. Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program,
apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.
Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu,
maka evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk
16Halimatusa’diah, Perencanaan Strategis Kampanye PR, dalam
https://komunitaspr.wordpress.com/tag/evaluasi-kampanye-pr/, 11 april 2015
17
40
penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana
berfikir dan menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian.
3. Public relations Dalam Lembaga BUMN
Istilah Humas tampaknya lebih popular di lingkungan
pemerintahan, dibandingkan Public Relations. Bahkan organisasi yang
membawahi humas pemerintah Indonesia dinamakan Bakohumas
Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas hubungan masyarakat
(Humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah
(lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun
humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan
publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan
pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum.
Melalui unit atau program kerja humas tersebut, pemerintah dapat
menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan
dan tindakan-tindakan tertentu serta aktifitas dalam melasanakan
tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut John D.
Millett dalam bukunya, Management In Public Service The Quest For
Effective Performance, artinya humas atau PR dalam dinas
instansi/lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk
melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai berikut.
a. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat,
keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat
41
b. Kegaiatan memberikan nasehat atau sumbang saran untuk
menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga
pemerintahan seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya
(Advising the publics about what is should desire).
c. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan
memuaskan yang diperoleh antara hubungan public dengan
para aparat pemerintahan (Ensuring satisfactory contact
between public and government official).
d. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah
diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang
bersangkutan (informing and about what an agency is doing).18
Sepanjang 2006/2007, kecelakaan darat, laut,dan udara terjadi
seperti “arisan” dan menelan ratusan korban jiwa. Hilangnya pesawat
Adam Air, tenggelamnya Kapal Motor Penumpang Levina I, terbakarnya
pesawat Garuda Indonesia, hingga kondisi rel dan armada kereta api yang
sudah sangat tua. Dampak dari insiden transportasi tersebut adalah
penggantian pejabat eselon satu di jajaran departemen perhubungan awal
maret 2007 oleh menteri perhubungan saat itu.
Lalu bagaimana peran humas departemen perhubungan untuk
memperbaiki citra instansinya? Bagaimana mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan dan sistem transportasi Indonesia oleh para
operator yang koordinasinya dibawah Departemen Perhubungan? Krisis
18
42
yang menimpa Departemen Perhubungan seyogyanya dinetralisir melalui
kegiatan seperti:
a. Membentuk tim komunikasi
b. Program talkshow di stasiun TV dan radio
c. Polling centre
d. Lomba peran serta masyarakat
e. Iklan layanan masyarakat19
a. Keberadaan Humas Pemerintah
Keberadaan humas atau “Public Relations” pemerintah sangat
penting, yaitu melakukan komunikasi yang tersistematisasi, terstruktur
dan terjamin dalam mengelola informasi sehingga masyarakat atau
publik menjadi orang yang di percaya dalam membangun performa
institusi ke depan. Publik memiliki hak untuk tahu tentang informasi
dan pemerintah memiliki kewajiban untuk memberitahu informasi
tersebut kepada warganya. Disini, pemerintah juga membutuhkan
sesuatu untuk mendapatkan input, yakni berupa saran atau keluhan
pengaduan dari warganya. Proses komunikasi inilah yang semestinya
bisa diperankan dengan baik oleh Public Relations pemerintah. Artinya
19
Ahmad Kurnia, Praktik PR Di Instansi Dan Perusahaan, Dalam
43
adalah, Public Relations pemerintah sudah menjalankan peran sebagai
gerbang dua arah untuk menyampaikan dan menerima informasi.20
Sejalan dengan perkembangan sistem pemerintahan yang
terjadi di Indonesia sekarang ini, maka dituntut adanya paradigma baru
dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu paradigma sistem
pemerintahan yang mengarah pada ”Good Governance”. Merujuk
pada perkembangan kebijakan pemerintahan yang tersebut diatas,
tampaknya penyelenggaraan pelayanan pemerintahan yang baik,
sekarang dituntut untuk mulai mengembangkan dimensi keterbukaan,
mudah diakses, accountable dan transparan. Instansi pemerintah, baik
Pusat maupun Daerah, mulai menyadari bahwa untuk membangun
pemerintahan yang sehat dan bersih diperlukan banyaknya kritikan dan
pendapat pihak lain atau pendapat publik.
Saat ini informasi telah menjadi kekuatan dominan yang bisa
meruntuhkan keamanan dan kestabilan pemerintahan. Masyarakat
memiliki hak untuk memperoleh informasi dari pemerintah/ badan
publik, karena dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik. Dengan haknya
tersebut, masyarakat bisa dengan mudah bertindak dan berprasangka
20
44
negatif jika komunikasi antara Pemerintah dengan masyarakat tidak
terjalin dengan baik.21
Keberadaan unit kehumasan (hubungan masyarakat) di sebuah
lembaga atau instansi milik pemerintah merupakan keharusan secara
fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk
mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktifitas instansi
bersangkutan yang ditujukan baik untuk hubungan masyarakat
kedalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Humas
dapat merupakan suatu alat atau saluran (the PR as tools or channel of
government publications) untuk memperlancar jalannya interaksi dan
menyebarkan informasi mengenai publikasi pembangunan nasional
melalui kerjasama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan
hingga menggunakan media tradisional lainnya (wayang kulit atau
wayang golek dan lain sebagainya).
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sbelumnya, tugas
pokok humas adalah bertindak sebagai komunikator, membantu (back
up) mencapai tujuan dan sasaran bagi instansi/lembaga
kepemerintahan bersangkutan, membangun hubungan baik dengan
berbagai publik sehingga menciptakan citra serta opini masyarakat
yang menguntungkan. Secara garis besarnya humas mempunyai peran
ganda : yaitu fungsi keluar berupa memberikan informasi atau
pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan instansi atau lembaga
21
45
kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran, sedangkan kedalam
wajib menyerap reaksi, aspirasi atau opini khalayak tersebut
diserasikan dengan kepentingan instansi atau tujuan bersama.
Fungsi pokok humas pemerintah Indonesia pada dasarnya,
antara lain sebagai berikut.
1) Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.
2) Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau
informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga
program-program kerja secara nasional kepada msarakat.
3) Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang
proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi
pemerintah di suatu pihak, dan menampung aspirasi, serta
memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain
pihak.
4) Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan
dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan
politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Jadi pengertian ganda humas instansi pemerintah dan lembaga
BUMN (Badan Usaha Milik Pemerintah) tersebut di atas dalam upaya
menunjang (supporting of PR government activitis) pelaksanaan tugas
46
itu maka pejabat humas tersebut harus memiliki kemampuan untuk
menguasai permasalan yang dihadapi oleh instansinya, sebagai berikut.
1) Kemampuan untuk mengamati dan menganalisis persoalan
yang menyangkut kepentingan instansinya atau khalayak
yang menjadi target sasarannya.
2) Kemampuan melakukan hubungan komunikasi timbal balik
yang kreatif, dinamis, efektif, saling mendukung bagi kedua
belah pihak dan menarik perhatian terhadap audiensinya.
3) Kemampuan untuk mempengaruhi dan menciptakan
pendapat umum (opini publik) yang menguntungkan
instansi / lembaganya.
4) Kemampuan untuk menjalin hubungan baik atau kerjasama,
dan saling mempercayai dengan berbagai pihak yang
terkait.22
Tugas pokok pranata humas adalah melakukan kegiatan
pelayanan informasi dan kehumasan. Meliputi perencanaan pelayanan
informasi dan kehumasan, pelayanan informasi, pelaksanaan hubungan
kelembagaan, dan pelaksanaan hubungan personil serta pengembangan
pelayanan informasi dan kehumasan. Artinya, semua tugas pelayanan
22
47
informasi dan kehumasan termasuk dalam cakupan penilaian jabatan
fungsional pranata humas.23
Seiring perkembangan arus reformasi birokrasi dan era
keterbukaan informasi publik, peran Pranata Humas semakin penting
dan strategis. Sebagai komunikator publik, Pranata Humas harus
mengamankan kebijakan lembaganya, memberikan pelayanan dan
menyebarluaskan pesan atau informasi kepada masyarakat tentang
kebijakan dan program kerja lembaganya. Jadi Pranata Humas bukan
hanya menyiapkan tempat acara peliputan dan mendampingi
pimpinannya kemana pergi saja, namun dituntut juga harus mampu
mengemas agenda setting. Selain sebagai komunikator, Pranata Humas
bertindak sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani
kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung
aspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain
pihak, dan berperan menciptakan iklim yang kondusif dalam
pembangunan nasional, baik jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang.
b. Humas Dalam Organisasi Dan Lembaga Non-Komersial