• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis Deskriptif Kualitatif

1. Kegiatan Research and Development yang dilakukan perusahaan dalam tahun 2001 - 2006 serta pengaruhnya terhadap volume penjualan.

Tahun 2001

a. Bentuk Riset

Riset kepuasan konsumen.

b. Development

Pengembangan dalam perbaikan dari segi kualitas, desain, ukuran

kemasan dan sistem penyaluran yang diinginkan oleh pihak konsumen.

c. Volume Penjualan

Penjualan produk mengalami peningkatan.

Tahun 2002

a. Bentuk Riset

Riset promosi

b. Development

Mendorong lebih cepat produk masuk dalam suatu pasar serta

mengembangkan promosi kepasar melalui demonstrasi-demostrasi,

pameran-pameran, serta surat kabar atau media lainnya.

c. Volume Penjualan

Tahun 2003

a. Bentuk Riset

Riset harga produk

b. Development

Meningkatkan harga kepada konsumen di pasaran sehingga dapat

meningkatkan keuntungan penjualan

c. Volume Penjualan

Penjualan mengalami penurunan (harga dan permintaan adalah korelasi

yang negatif), naiknya harga saat itu bertujuan untuk menutupi biaya

produksi.

Tahun 2004

a. Bentuk Riset

Riset motivasi terhadap konsumen

b. Development

Pengembangan yang dilakukan terhadap motivasi agar kepercayaan

konsumen terhadap produk lebih kuat serta image perusahaan dimata

konsumen semakin meningkat.

c. Volume Penjualan

Penjualan semakin meningkat karena tingginya tingkat kepercayaan

konsumen terhadap produk PT. Coca – Cola Distribution Indonesia

Medan.

Tahun 2005

a. Bentuk Riset

b. Development

Pengembangan trend pasar dimasa yang akan datang serta

pengembangan potensi pangsa pasar agar menjadi market leader dalam

usaha pemasaran produk.

c. Volume Penjualan

Penjualan mengalami peningkatan dengan area market yang luas.

Tahun 2006

a. Bentuk Riset

Riset produk

b. Development

Pengembangan dari produk coca – cola (produk mana yang lebih disukai)

kemudian pengembangan dari rasa produk. Contohnya : Minuman

Isotonic mengalami pengembangan dari segi rasa jeruk Bali dan orange,

Fanta dengan rasa strawberry, orange dan melon.

c. Volume Penjualan

Penjualan produk mengalami peningkatan karena adanya pengembangan

rasa dari produk.

2. Bentuk pengembangan yang dilaksanakan PT. Coca – Cola Distribution Indonesia Medan dari tahun 2001 -2006.

2.1 Inovasi

Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan

perusahaan Coca-Cola semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi

Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi

pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta

mempunyai ciri khas tersendiri.

Memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan

alam, Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang

menjadikan produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan

yang beragam.

PT. Coca – Cola Distribution Indonesia Medan Memenuhi kebutuhan

konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca - Cola meluncurkan

aquarius, minuman Isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan

gemar berolahraga dengan cita rasa Jeruk Bali dan kemudian tahun 2006

perusahaan melakukan pengembangan Isotonik dengan cita rasa Orange.

Pada tahun 2002 perusahaan Coca-Cola juga meluncurkan Frestea, teh

dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003,

Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut

"Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta

Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-Cola meluncurkan Sunfill - produk minuman

Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa

produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar.

PT. Coca – Cola Distribution Indonesia Medan berinovasi pada

produk-produk baru, PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Medan juga mencoba

mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya.

Coca-Cola meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan

praktis untuk dibawa.

Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan

kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan

inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain

mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai

dengan perkembangan teknologi terbaru.

Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang

unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang

sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup

botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola

versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan

Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan

momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan

event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan

strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.

Berinovasi dalam produk, kemasan, strategi pemasaran dan

perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik.

Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola menciptakan jenis krat baru yang lebih

ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.

Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik dari pihak

manajemen dan konsumen , pengembangan varian minuman cepat saji dengan

rasa baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca - Cola sebagai perusahaan

Gambar 4.1 : Produk PT. Coca – Cola Distribution Indonesia Medan 2006

Sumber : PT. Coca – Cola Distribution Indonesia Medan

PT. Coca - cola Distribution Indonesia Medan memiliki beberapa

program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-produk. Program

tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen,

diantaranya yaitu:

1. Program Promosi

PT. Coca-cola Distribution Indonesia Medan mempunyai program

promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dan

pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk.

2. Layanan Konsumen

PT. Coca-cola Distribution Indonesia Medan, Customer Service System

(CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain untuk meningkatkan kepuasan dan

loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap produk-produk Coca-Cola

dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan

3. Area Marketing Contractor

Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan

pengembangan daerah tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang

kerja yang luas di sektor informal, mendorong PT. Coca-cola Distribution

Indonesia Medan untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan

jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil

dan Menengah (UKM). Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha

kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing

Contractor (AMC) dan Street Vending.

4. Layanan Pendingin Produk

Riset membuktikan bahwa 90% konsumen lebih menyukai membeli

produk-produk Coca-Cola dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa

peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat penting dalam

meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para

pelanggan.

5. HoReCa

Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café

ternama, perusahaan memberikan beragam penawaran menarik melalui program

HoReCa. Program HoReCa ini akan meningkatkan volume penjualan produk PT.

Coca – Cola Distribution Indonesia Medan.

Pengembangan Usaha Mikro

Adanya keterbatasan kemampuan pengusaha di sektor informal

Distribution Indonesia Medan mewujudkan kepedulian sosialnya dengan

memprakarsai program ekonomi kemasyarakatan berbentuk program

pengembangan usaha mikro (Coca-Cola Micro Enterprise Development

Program).

Program pendampingan dan pendidikan bagi kelompok usaha ekonomi

lemah ini diluncurkan pada Juli 2003 lalu dan memiliki dua elemen pokok

bantuan.

Pertama, bantuan teknis (technical assistance) pengembangan dan

pendampingan usaha mikro yang didukung sepenuhnya oleh Coca-Cola selama

satu tahun. Pendampingan ini dimaksudkan untuk memberdayakan anggota

kelompok, meningkatkan jumlah tabungan atas kesadaran sendiri, serta

mengembangkan kegiatan usaha produktif anggota dan pengembangan jaringan

usaha.

Kedua, akses terhadap modal kerja yang diberikan oleh lembaga

pembiayaan independen atau bank (diluar Coca-Cola). Pelayanan keuangan mikro

seperti ini diberikan hanya bagi mereka yang memenuhi kriteria ketat, antara lain:

secara rutin memiliki kesadaran berkelompok dan berkembang dalam kelompok,

secara rutin dan tepat waktu menabung, serta berdomisili tetap. Dalam

melaksanakan dua pelayanan tersebut, Coca - Cola bekerjasama dengan Lembaga

Swadaya Masyarakat "Bina Swadaya", sebuah lembaga nirlaba yang

Dokumen terkait