• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berikut ini akan diajukan beberapa saran untuk menjadi perhatian dalam upaya mengetahui pengaruh keberadaan pasar terhadap pengembangan Pantai Bahari Kota Polewali Kabupaten Polewali Mandar :

1. Perlu adanya kesadaran masyarakat terkait masalah lingkungan yang mempengaruhi pengembangan Pantai Bahari akibat keberadaan pasar, juga memerlukan penanganan yang serius untuk meminimalkan dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya.

2. Perlu adanya ketegasan dari pemerintah terhadap penggunaan fasilitas umum karena hal ini dapat berpengaruh terhadap kenyamanan para pengguna fasilitas umum tersebut, dan perlu

86 adanya aturan yang mengatur tentang sanksi terhadap pengguna lahan yang bukan untuk peruntukannya.

3. Diperlukan Rencana zonasi ini memudahkan dalam mengalokasi setiap kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan fungsi lain, maka dalam pengembangan kawasan lebih tearah dalam hal pembangunan disetiap aktivitas

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat StatistikKabupaten Polewali Mandar, 2018. Kabupaten Polewali Mandar Dalam Angka Tahun 2018. Polewali Mandar : Badan Pusat Statistik

Budiharjo, E. 1997, Tata Ruang perkotaan. Penerbit Alumni. Bandung Gallion, 1986, Pengertian Pasar Tradisional

Kantor Kecamatan Polewali Kantor Kelurahan Wattang

Syamsumarlin, 2018, Pengembangan Tata Letak Pedagang Kaki Lima Di Pantai Bahari Kota Polewali Kabupaten Polewali Mandar .Makassar

https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82377 https://id.wikipedia.org/wiki/Parkir

http://www.penataanruang.com/penataan-ruang-kawasan-perdesaan.html https://eprints.uns.ac.id/5405/1/212281812201102251.pdf

https://www.linguistikid.com/2016/09/pengertian-penelitian-deskriptif-kualitatif.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Aksesibilitas

https://docplayer.info/30698521-2-1-analisa-jaringan-jalan.html https://www.ilmudasar.com/2017/09/Pengertian-Ciri-Kelebihan-dan-Kekurangan-Pasar-Tradisional-adalah.html

https://symfonisosiologi.blogspot.com/2012/10/karakteristik-pasar-tradisional-di.html

https://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-pasar-tradisional-dan-pasar-modern/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49457/Chapter%20 II.pdf;sequence=4

https://mail.google.com/mail/u/1/#inbox/FMfcgxwDrHkkJfGGFTrStkZBvJZx ftFB

L A M P I R A N

REGRESI LINEAR BERGANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant

)

.000 .045 -.004 .997

X1 .142 .045 .318 3.147 .002

X2 .204 .049 .421 4.141 .000

X3 .126 .049 .261 2.576 .012

a. Dependent Variable: Y

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressio n

18693.409 3 6231.136 35394.84 5

.000b

Residual 15.316 86 .176

Total 18708.725 90

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 1.000a .999 .999 .41958

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Yuyun Husni Waris Stambuk/4515042041, Judul Skripsi “Pengaruh Keberadaan Pasar Terhadap Pengembangan Pantai Bahari Di Kelurahan Wattang Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat” Penulis lahir di Polewali Mandar pada tanggal 31 Maret 1997. Jenis Kelamin Perempuan, Alamat Jl. Pammarica Kelurahan Wattang, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar. No. HP 0895804867983/Email yuyunhwaris31@gmail.com, Latar belakang penulis memasuki jenjang

pendidikan SD Negeri 005 Polewali pada tahun (2003-2009) dan kemudian penulis melanjutkan pendiddikan menegah pertama di SMP Negeri 1 Polewali pada tahun (2009-2012). Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Polewali pada tahun (2012-2015) dan selanjutnya pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan S-1 di salah satu universitas yang ada di Makassar yaitu Universitas Bosowa Makassar dan Selesai studi Strata satu (S-1) di tahun 2019 pada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar dengan gelar Sarjana Teknik (ST).

PENGARUH KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP PENGEMBANGAN PANTAI BAHARI DI KELURAHAN WATTANG

KECAMATAN POLEWALI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Yuyun Husni Waris1, Agus Salim2, Jufriadi3

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar

Email : Yuyunhwaris31@gmail.com

ABSTRACT

Traditional Market is one of the trading activities of urban communities that can not be separated from the daily activities of humans. This study aims to identify how the market influences coastal development and how the direction of development in spatial control on the Bahari Beach. This research uses quantitative and qualitative (descriptive) approaches. To find out how the influence of the market on the development of the beach and how the direction of development in spatial control on the Bahari Beach. Based on the results of the multiple interest regression analysis with the t test it was found that the variables of the type of market, the pattern of spread of traders, community behavior and the number of traders had a partial or simultaneous effect on beach development. The conclusion is the occurrence of a decrease in environmental quality due to the presence of markets on the Bahari Beach that affect the development of the beach itself. Existing conditions that occur in the location of the existence of research require a more directed arrangement, and change the bad behavior of coastal communities, especially in the traditional market itself so that it does not cause a negative impact on urban spatial planning and can be well directed in a way that can be accepted by various parties to create order and harmony in their spatial planning and development in the future.

Keywords : Market Influence, Coastal Development, Multiple Regression

ABSTRAK

Pasar Tradisional adalah salah satu kegiatan perdagangan masyarakat perkotaan yang tidak bisa terlepas dari kegiatan sehari-hari manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Bagaimana pengaruh pasar terhadap pengembangan pantai serta bagaimana arahan pengembangan dalam pengendalian ruang di Pantai Bahari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (deskriptif). Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh pasar terhadap pengembangan pantai serta bagaimana arahan pengembangan dalam pengendalian ruang di Pantai Bahari. Berdasarkan hasil analisis regresi bunga berganda dengan uji t didapatkan bahwa variabel Jenis pasar, pola penyebaran pedagang, perilaku masyarakat serta jumlah pedagang berpengaruh baik secara parsial mapun simultan terhadap pengembangan pantai. Kesimpulannya adalah Terjadinya penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan pasar di Pantai Bahari yang mempengaruhi pengembangan Pantai itu sendiri. Kondisi eksisting yang terjadi di lokasi penelitian keberadaan memerlukan suatu penataan yang lebih terarah,dan merubah perilaku buruk masyarakat pantai khususnya pada pasar tradisional itu sendiri sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap tata ruang Kota serta dapat tertata terarah dengan baik dengan cara yang dapat di terima oleh berbagai pihak untuk menciptakan keteraturan dan keserasian dalam penataan ruangnya dan pengembangannya di masa yang akan datang.

Kata Kunci : Pengaruh Pasar, Pengembangan Pantai, Regresi Berganda

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rancangan Undang-undang Pengelolaan Wilayah Pesisir mendefenisikan wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut yang terletak antara batas sempadan kearah darat sejauh pasang tertinggi dan ke arah laut sejauh pengaruh aktivitas dari daratan.

Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan kegiatan pembangunan sosial-ekonomi wilayah pesisir terus bertambah.

Konsekuensi dari tekanan terhadap pesisir ini adalah masalah pengelolaan yang timbul karena konflik pemanfaatan yang timbul akibat berbagai kepentingan yang ada di wilayah pesisir.

Pantai Bahari terletak di Kota Polewali Mandar dan menjadi landmark Kabupaten Polewali Mandar (polman), memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup tinggi, terbukti dengan seringnya masyarakat berkunjung ke pantai ini, baik yang tinggal di sekitar pantai maupun yang tinggal di Kecamatan lain.

Pantai Bahari menjadi tempat masyarakat berinteraksi dan beraktivitas, dan menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara festival, seperti pagelaran musik, dan budaya seperti sandeq race yang diadakan setiap tahun. Pada dasarnya kebutuhan masyarakat Kabupaten Polewali Mandar akan ruang telah terpenuhi dengan adanya Pantai Bahari, namun pengelolaan dan pemanfaatannya belum maksimal, ini di

buktikan dengan keberadaan Pasar Tradisional pada bagian barat Pantai Bahari.

Selain itu, menurut RT/RW tahun 2012-2032 Kabupaten Polman Kecamatan Polewali diarahkan sebagai kawasan wisata alam khususnya wisata pantai.

Perkembangan pembangunan kota tidak dapat lepas dari keberadaan para pelaku ekonomi. Perilaku para Pedagang Pasar Tradisional di Pantai Bahari saat ini keberadaanya sangat dilematis.

Munculnya berbagai dampak dari keberadaan Pasar dibagian barat Pantai Bahari tersebut telah menimbulkan masalah Seperti pencemaran lingkungan, masyarakat banyak yang berjualan pada tempat yang tidak semestinya, ketersediaan lahan parkir dan lainnya sehingga menimbulkan kesemrawutan karena kurangnya penataan di Pantai Bahari telah menimbulkan pertumbuhan jumlah yang tidak terkendali. Hal ini tentunya akan merusak estetika Pantai Bahari.

Beranjak dari permasalahan yang merujuk pada keberadaan Pasar Tradisional yang berada pada kawasan pesisir Pantai Bahari di Kabupaten Polewali Mandar yang tidak sesuai dengan peruntukkan ruang maka perlu perhatian Pemerintah guna menumbuhkan iklim usaha dalam segi perlindungan, dengan mengambil Kebijakan serta kebijaksanaan untuk Memastikan tempat yang lumrah untuk para pedagang pasar tradisional di pantai bahari.

Dari beberapa pengertian diatas maka Lokasi pendirian Pasar Tradisional di Kawasan Pesisir Pantai Bahari wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, termasuk Peraturan Zonasinya. Olehnya itu perlu menata kembali Kawasan Pesisir Pantai Bahari itu sendiri sesuai dengan peruntukan RT/RW Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi

Baratserta meminimalkan dampak negative yang ditimbulkan terkait keberadaan Pasar Tradisional di Kawasan Pesisir Pantai Bahari.

Berdasarkan permasalahan dan kondisi eksisting di lapangan, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Keberadan Pasar Tradisional Terhadap Pengembangan Pantai Bahari Di Kelurahan Wattang Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana pengaruh Pasar Tradisional terhadap pencemaran lingkungan di Pantai Bahari?, (2) Bagaimana arahan pengembangan dalam pengendalian ruang terhadap Pantai Bahari?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yaitu : (1) Untuk mengidentifikasi pengaruh Pasar Tradisional terhadap pencemaran lingkungan di Pantai Bahari. (2) Untuk mengedentifikasi arahan pengembangan dalam pengendalian ruang terhadap Pantai Bahari.

4. Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian terbagi menjadi dua yaitu : (1) Ruang Lingkup Wilayah, Wilayah kajian yang akan menjadi fokus penelitian adalah Pasar Tradisional yang berada di Kawasan Pesisir Pantai Bahari Kelurahan Wattang, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat.

(2) Ruang Lingkup Substansi yaitu pembahasan mengenai karakteristik Pasar Tradisional di kawasan Pantai Bahari Jalan Bahari di Kota Polewali Mandar dengan mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi dan lingkungan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan beberapa konsep berpikir pada tinjauan pustaka, maka yang menjadi kajian teoritis dalam penentuan variable penelitian menggunakan kajian teori menurut D a h u r i (1986) yang merujuk pada pengembangan pantai meliputi : (1) Pola penyebaran pedagang, (2) Perilaku Masyarakat, (3) Jumlah pedagang.

C. METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pantai Bahari yang terletak pada Kelurahan Wattang Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini ± 1 bulan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : (1) Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan, (2) Quisioner, pengumpulan data dengan menyajikan beberapa pertanyaan dalam bentuk tertulis yang telah dipersiapkan sebelumnya, (3) Pendataan instansional, mengumpulkan data instansi terkait guna mengetahui data kuantitatif dan kualitatif obyek penelitian, (4) Dokumentasi, merupakan proses pengumpulan data dalam bentuk gambar yang relevan dengan kondisi eksisting di lokasi penelitian.

3. Variabel Penelitian

Variable yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kajian teoritis menurut D a h u r i (1986) yang merujuk pada pengembangan pantai yaitu : (1) Pola penyebaran pedagang, (2) Perilaku Masyarakat, (3) Jumlah pedagang.

4. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk dapat menjawab rumusan masalah pertama dengan mengetahui Bagaimana pengaruh Pasar Tradisional terhadap pencemaran

lingkungan di Pantai Bahari menggunakan analisis Regresi Bunga Berganda.

Sedangkan untuk merumuskan Bagaimana arahan pengembangan dalam pengendalian ruang terhadap Pantai Bahari mengguakan Analisis Deskriptif.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum

Kawasan Pasar baru Pantai Bahari terletak di Kelurahan Wattang Kecamatan Polewali Kota Polewali Mandar. Kawasan tersebut terletak Ibukota Polewali Mandar.

Kelurahan Wattang terletak sekitar 0 – 3 meter di atas permukaan laut, dengan luas wilayah keseluruhan 89 ha. Adapun kawasan studi yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Wattang dengan posisi kawasan bersebelahan dengan :

o Sebelah Utara berbatasan dengan Sulewatang

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar

o Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kuajang

o Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Wattang

Batas administrasi digambarkan dalam Peta administrasi Kelurahan Polewali Kabupaten Polewali Mandar.

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kelurahan Wattang

2. Tinjauan Khusus Pasar Tradisional di Pantai Bahari

a. Kondisi Sosial Budaya

Berdasarkan hasil penelitian terkait kondisi sosial budaya yang ada di Pasar Tradisional pada kawasan Pantai Bahari mengarah pada beberapa indikator, yang pertama mengenai perilaku masyarakat atau pedagang seperti ayam dan sayur cenderung membuang sampah hasil dagangannya langsung ke laut. Yang kedua adaptasi sosial yakni pedagang yang berasal dari desa harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kota. Yang ketiga interaksi sosial yakni mengacu pada terjalinnya hubungan yang baik antara pedagang yang berasal dari desa dengan pedagang yang berdomisili di Kota hal ini dibuktikan dengan perbedaan bahasa daerah yang dapat dipahami satu sama lain dengan adanya kebiasaan komunikasi antar sesama pedagang. Dan yang terakhir adalah Budaya dimana terdapat suatu aktifitas yang sejak lama menjadi budaya masyarakat Polewali Mandar yakni Festival Sandeq yang diadakan setiap satu tahun sekali pada musim kemarau. Sandeq merupakan perahu tradisional Mandar merupakan warisan leluhur sebagai sarana para nelayan untuk mencari ikan di laut sebagai mata pencaharian, sebagai sarana transportasi para pedagang pada masa silam mengarungi lautan untuk menjual hasil bumi. Namun saat ini hanya difungsikan untuk Festival Sandeq yang belakangan populer dengan “Sandeq race” sebagai agenda tahunan menjelang HUT Proklamasi.

b. Kondisi Lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian terkait kondisi lingkungan yang ada di Pasar

Tradisional pada kawasan Pantai Bahari mengarah pada beberapa indikator, yang pertama persampahan kebiasaan buruk masyarakat dengan membuang sampah tidak pada tempatnya mengurangi nilai estetika pantai padahal Sudah banyak instansi yang peduli dengan masalah persampahan, mulai dari Lingkungan Hidup, PU, Dinas Kebersihan, akan tetapi untuk mengurai permsalahan sampah tetap belum bisa terselesaikan dengan baik. yang kedua adalah limbah , tidak tersedianya pipa pembuangan akhir di sekitar pasar hal ini yang mengakibatkan masyarakat cenderung membuang limbah hasil dagangannya maupun MCK secara langsung menuju ke laut.

Gambar 4.2 Kondisi Persampahan dan Limbah (sumber : Penelitian Lapangan 2019)

c. Kondisi Transportasi

Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian terkait kondisi Transportasi yang ada di Pasar Tradisional pada kawasan Pantai Bahari mengarah pada beberapa indikator, yang pertama sistem jaringan jalan yang mengacu pada jalan local primer yang merupakan Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan kegiatan local dengan pusat kegiatan lingkungan. seperti yang terjadi pada pasar tradisional yang terletak di Pantai Bahari penyediaan jalan di sepanjang pantai sudah cukup memadai namun

belum dimanfaatakan dengan baik oleh masyarakat sekitar, ada beberapa pedagang yang memotong jalan untuk berjualan sehingga mengakibatkan sulitnya akses kendaraan melewati pasar tersebut ini juga memicu terjadinya kesemrawutan karena keberadaan jalan sudah tidak sesuai dengan fungsinya lagi. Yang kedua fasilitas parkir yakni terjadinya benturan kepentingan terhadap fasilitas umum seperti permasalahan antara pedagang yang menggunakan bahu jalan untuk berjualan dengan pengguna kendaraan umum seperti bentor, becak, dan angkot.

yang ketiga adalah Aksesibilitas pada kawasan tersebut memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi hal ini dipengaruhi oleh waktu tempuh dengan jenis moda angkutan seperti pada kendaraan roda dua relative lebih mudah mencapai lokasi pasar bila dibandingkan dengan kendaraan roda empat ini disebabkan karena rute yang dilalui pengguna jalan cukup padat pada hari beropersinya Pasar di Pantai Bahari.

Gambar 4.3 Kondisi (1) Parkir (2) Area Parkir (3) Aksesibilitas

(Sumber : Penelitian Lapangan 2019)

d. Pola Penyebaran Pedagang

Pola penyebaran merupakan salah satu ciri khas aktifitas individu di suatu tempat. berdasarkan hasil penelitian di Pasar Tradisional yang berlokasi di Pantai Bahari Kota Polewali, pola penyebaran pedagang membentuk secara acak/random seperti pedagang ayam berdekatan dengan penjual sayur, pedagang ayam berdekatan dengan pedagang baju, pedagang sayur berdekatan dengan pedagang ikan dan lain-lain.

Gambar 4.4 Peta Delinasi Kawasan Penelitian

e. Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan Pantai Bahari

Untuk menjawab rumusan masalah pertama terkait bagaimana pengaruh keberadaan Pasar Tradisional terhadap pengembangan Pantai Bahari berdasarkan 3 variabel penelitian akan di Uji menggunakan Analisis Regresi Bunga Berganda.

Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS terhadap ke empat variabel independen yaitu Ketersediaan Fasilitas Nelayan, Ketersediaan Pengelolaan Ikan, Ketersediaan Alat Tangkap, dan Dukungan

Modal, terhadap pengaruh perekonomian masyarakat ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut.

Uji T Parsial Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .000 .045 -.004 .997

X1 .142 .045 .318 3.147 .002

X2 .204 .049 .421 4.141 .000

X3 .126 .049 .261 2.576 .012

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pola penyebara pedagang (X1), perilaku masyarakat (X2), jumlah pedagang (X3) terhadap pencemaran lingkungan (Y)

Uji nilai Signifiknsi (Sig.)

 Berdasarkan table output SPSS

“coefficient” di atas diketahui nilai signifikansi (Sig) variable pola penyebaran pedagang (X1) adalah sebesar 0,02. Karena nilai Sig. 0,002 < probabilitas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima. Artinya ada pengaruh pola penyebaran pedagang (X1) terhadap pencemaran lingkungan (Y).

 Berdasarkan table output SPSS

“coefficient” di atas diketahui nilai signifikansi (Sig) variable perilaku masyarakat (X2) adalah sebesar 0,000.

Karena nilai Sig. 0,000 < probabilitas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya ada perilaku masyarakat (X2) terhadap pencemaran lingkungan (Y).

 Berdasarkan table output SPSS

“coefficient” di atas diketahui nilai signifikansi (Sig) variable jumlah pedagang (X3) adalah sebesar 0,012. Karena nilai Sig.

0,012 < probabilitas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua

diterima. Artinya ada jumlah pedagang (X3) terhadap pencemaran lingkungan (Y)

Uji nilai t hitung pada t tabel

 H1 : Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai t hitung variable pola penyebaran pedagang adalah sebesar 3,147.

Karena nilai t hitung 3,147 > 1.98793 maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima. Artinya ada pengaruh pola penyebaran pedagang (X1) terhadap pencemaran lingkungan (Y).

 H2 : Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai t hitung variable pola penyebaran pedagang adalah sebesar 4,141.

Karena nilai t hitung 4,141> 1.98793 maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh perilaku masyarakatX2) terhadap pencemaran lingkungan (Y).

 H3 : Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai t hitung variable pola penyebaran pedagang adalah sebesar 2,576.

Karena nilai t hitung 2,576> 1.98793 maka dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga diterima. Artinya ada jumlah pedagang (X3) terhadap pencemaran lingkungan (Y).

Tabel 4.2 ANOVAa Model

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 18693.409 3 6231.136 353 94.

845 .000b

Residual 15.316 86 .176 Total 18708.725 90

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

Uji F simultan

Untuk melakukan uji F simultan dalam analisis regresi bunga berganda maka cukup dengan memperthatikan hasil yang terdapat pada table “ANOVA”.

Tabel 4.3

ANOVAa Model

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 18693.409 3 6231.136 35394 .845

.000b

Residual 15.316 86 .176 Total 18708.725 90

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

a. Berdasarkan nilai signifikansi (Sig).

dari output Anova

Berdasarkan table output SPSS di atas, diketahui nilai Sig. adalah sebsar 0,000.

Karena nilai Sig. 0,000 < 0,05, maka sesuai dengan dasar pengambiln keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain pola penyebaran pedagang (X1), perilaku masyarakat (X2), jumlah pedagang (X3) secara simultan berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan (Y).

b. Berdasarkan perbandingan nilai f hitung dengan F table

Berdasarkan table output SPSS di atas, diketahui nilai f hitung adalah sebesar 35394.845. Karena nilai f hitung 35394.845< 0,05, maka sesuai dengan dasar pengambiln keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain pola penyebaran pedagang (X1), perilaku masyarakat (X2), jumlah pedagang (X3) secara simultan berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan (Y).

Tabel 4.4 Model Summary Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 1.000a .999 .999 .41958

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

Berdasarkan table output SPSS “model summary” diatas , dketahui nilai koefidien determinasi atau R Square adalah sebesar

0,999. Nilai R Square 0,999 ini berasal dari pengkuadratan nilai koefidien determinasi korelasi atau “R”, yaitu 0,1000 x 0,1000 = 0,999. Besarnya angka koefisien determinasi (R Square) adalah 0,999%. Atau sama dengan 99,9% Angka tersebut mengandung arti bahwa variable pola penyebaran pedagang (X1), perilaku masyarakat (X2), jumlah pedagang (X3) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan (Y) sebesar 0,999%.

Sedangkan sisanya (100%-99,9% = 0,1%) dipengaruhi oleh variable lain di luar persamaan regresi ini atau variable yang tidak titeliti.

Besarnya jumlah variable lain disebut juga sebagai error (e). untuk menghitung nilai error tersebut kita dapat menggunakan rumus e = 1- R2. Besarnya nilai koefisien determinasi atau R Square ini umumnya berkisar antara 0-1. Namun demikian, jika dalam sebuah penelitian kita jumpai R Square bernilai minus (-), maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh variable X terhadap variable Y. selanjutnya semakin kecil nilai koefisien determinasi (R Square), maka ini artinya pengaruh variable (X) terhadap variable (Y) semakin lemah.

Sebaliknya, jika nilai R Square semakin mendekati angka 1, maka pengaruh tersebut akan semakin kuat.

f. Analisis Deskriptif

Untuk menjawab rumusan masalah kedua terkait bagaimana arahan pengembangan dalam pengendalian ruang terhadap Pantai Bahari akan dikaji dengan menggunakan Analisis Deskriptif.

a. Fungsi Kawasan

Fungsi kawasan Pantai Bahari yakni sebagai Sentral Kegiatan primer artinya pada kawasan ini diarahkan sebagai pusat kegiatan utama pada kawasan pesisir Pantai Bahari dengan fungsi utama Kawasan Wisata dan di tunjang dengan aktifitas pertumbuhan ekonomi ditinjau dari

keberadaan pasar tradisional di sekitar Pantai Bahari dengan dukungan fasilitas sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap pengembangan wilayah khususnya Pantai Bahari.

b. Kaitan Kawasan Dengan Fungsi Lain Kaitan kawasan Pesisir Pantai Bahari yakni sebagai Sentral Kegiatan tersier Berdasarkan penggunaan lahan pada di Kawasan Pantai Bahari yang mana dominan lahannya dimanfaatkan sebagai areal kegiatan permuiman jika dikaitkan dengan fungsi utama maka pengembangan Kawasan pusat kegiatan utama pada kawasan pesisir Pantai Bahari adalah sebagai pusat pelayanan, ini dimaksudkan agar tiap-tiap wilayah pengembangan dapat berkembang secara merata dengan melihat beberapa pusat pelayanan.

c. Arahan Pengembangan Kawasan Pantai Bahari

Kawasan Pantai Bahari yang berada di Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar. Dengan panjang garis pantai ini adalah ± 1.800 m yang terletak memanjang dari utara ke selatan Kota Polewali.

Konsep dasar pengembangan Kawasan Pesisir Pantai Bahari dilakukan dengan pendekatan kaidah-kaidah normatif perencanaan tata ruang berdasarkan ukuran kawasan yang dikembangkan.

Pengembangan kawasan diarahkan untuk mengakomodasi trend perkembangan saat ini dan kecenderungan perkembangan di masa datang terhadap peluang-peluang yang dapat termanfaatkan.

Berdasarkan pada potensi Kawasan Pesisir Pantai Bahari sebagai daerah kegiatan Budidaya Perikanan dan wisata

kendala pembangunan yang masih terpusat dalam hal pemerataan kegiatan, serta peluang pengembangan kawasan pesisir.

Saat ini penggunaan lahan kawasan pantai Bahari sebagian besar diperuntukan sebagai kawasan wisata dan beberapa fungsi lainnya seperti permukiman dan sarana prasarana penunjang lainnya. Umumnya sarana dan prasarana penunjang di kawasan pantai Bahari sudah sangat memadai namun masih harus memerlukan pembenahan guna menciptakan kawasan pantai yang mampu melayani perkembangan baik internal maupun eksternal kawasan itu sendiri.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Pengaruh keberadaan Pasar Tradisional terhadap pengembangan Pantai Bahari menunjukkan bahwa secara parsial (masing-masing) keberadaan Pasar Tradisional memberikan pengaruh signifikan terhadap pengembangan Pantai Bahari, sedangkan secara simultan (bersama-sama) keberadaan Pasar Tadisional memberikan pengaruh terhadap pengembangan Pantai Bahari.

2. Saran

Berikut ini akan diajukan beberapa saran untuk menjadi perhatian dalam upaya mengetahui pengaruh keberadaan pasar terhadap pengembangan Pantai Bahari Kota Polewali Kabupaten Polewali Mandar :

a. Perlu adanya kesadaran masyarakat terkait masalah lingkungan yang mempengaruhi pengembangan Pantai Bahari akibat keberadaan pasar, juga memerlukan penanganan yang serius untuk meminimalkan dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya.

b. Perlu adanya ketegasan dari pemerintah terhadap penggunaan fasilitas umum karena hal ini dapat berpengaruh terhadap kenyamanan

para pengguna fasilitas umum tersebut, dan perlu adanya aturan yang mengatur tentang sanksi terhadap pengguna lahan yang bukan untuk peruntukannya.

c. Diperlukan Rencana zonasi ini memudahkan dalam mengalokasi setiap kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan fungsi lain, maka dalam pengembangan kawasan lebih tearah dalam hal pembangunan disetiap aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat StatistikKabupaten Polewali Mandar, 2018. Kabupaten Polewali Mandar Dalam Angka Tahun 2018.

Polewali Mandar : Badan Pusat Statistik

Budiharjo, E. 1997, Tata Ruang perkotaan.

Penerbit Alumni. Bandung Gallion, 1986, Pengertian Pasar Tradisional

Kantor Kecamatan Polewali

Kantor Kelurahan Wattang

Syamsumarlin, 2018, Pengembangan Tata Letak Pedagang Kaki Lima Di Pantai Bahari Kota Polewali Kabupaten Polewali Mandar .Makassar

https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82 377

https://id.wikipedia.org/wiki/Parkir

http://www.penataanruang.com/penataan-ruang-kawasan-perdesaan.html

Dokumen terkait