• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Deskriptif

2. Analisis Deskriptif Variabel

Merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Di dalam Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan mulai dari item pernyataan pertama sampai dengan item pernyataan ketujuh didominasi oleh jawaban setuju dengan masing-masing persentase sebesar 42,71%, 39,58%, 42,71%, 43,75%, 38,54%, 52,08%, dan 38,54%. Adapun deskripsi atas jawaban responden tentang variabel strategi SO dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Deskriptif Jawaban Tentang Variabel Strategi SO (X1) Item No. STS TS KS S SS Total (%) Total Responden F % F % F % F % F % 1 1 1,04 7 7,29 6 6,25 41 42,71 39 40,63 100 96 2 3 3,31 8 8,33 14 14,58 38 39,58 33 34,38 100 96 3 3 3,31 15 15,63 13 13,54 41 42,71 24 25,00 100 96 4 3 3,31 16 16,67 9 9,38 42 43,75 22 22,92 100 96 5 7 7,29 8 8,33 19 19,79 37 38,54 28 29,17 100 96 6 4 4,17 5 5,21 8 8,33 50 52,08 26 27,08 100 96 7 7 7,29 3 3,31 24 25,00 37 38,54 25 26,04 100 96 Sumber: Pengelolahan SPSS (2010) b. Variabel Strategi WO (X2)

Merupakan strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Di dalam Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan mulai pernyataan pertama sampai dengan item pernyataan ketiga didominasi oleh jawaban setuju dengan persentase yang sama sebesar 36,46%. Adapun deskripsi atas jawaban responden tentang variabel strategi WO dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Deskriptif Jawaban Tentang Variabel Strategi WO (X2) Item No. STS TS KS S SS Total (%) Total Responden F % F % F % F % F % 1 0 - 7 7,29 25 26,04 35 36,46 29 30,21 100 96 2 2 2,02 9 9,38 20 20,83 35 36,46 30 31,25 100 96 3 0 - 10 10,42 22 22,96 35 36,46 29 30,21 100 96 Sumber: Pengelolahan SPSS (2010) c. Variabel Strategi ST (X3)

Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Di dalam Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan mulai dari pernyataan pertama sampai dengan item pernyataan keempat didominasi oleh jawaban setuju dengan masing-masing persentase sebesar 46,88%, 46,88%, 51,04%, dan 60,42%. Adapun deskripsi atas jawaban responden tentang variabel strategi ST dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Deskriptif Jawaban Tentang Variabel Strategi ST (X3) Item No. STS TS KS S SS Total (%) Total Responden F % F % F % F % F % 1 0 - 0 - 16 16,67 45 46,88 35 36,46 100 96 2 0 - 0 - 18 18,75 45 46,88 33 34,38 100 96 3 0 - 4 4,17 19 19,79 49 51,04 24 25,00 100 96 4 1 1,04 7 7,29 14 14,58 58 60,42 16 16,67 100 96 Sumber: Pengelolahan SPSS (2010) d. Variabel Strategi WT (X4)

Merupakan strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat difensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Di dalam Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa item pernyataan pertama dan kedua didominasi oleh jawaban setuju dengan masing-masing persentase sebesar 45,83%, dan 54,17%. Sedangkan item pernyataan pertama sampai dengan dan item pernyataan kelima didominasi oleh ketiga didoninasi oleh jawaban sangat setuju dengan persentase sebesar 43,75%. Adapun deskripsi atas jawaban responden tentang variabel strategi WT dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Deskriptif Jawaban Tentang Variabel Strategi WT (X4) Item No. STS TS KS S SS Total (%) Total Responden F % F % F % F % F % 1 1 1,04 1 1,04 10 10,42 44 45,83 40 41,67 100 96 2 1 1,04 0 - 7 7,29 52 54,17 36 37,50 100 96 3 0 - 2 2,02 13 13,54 39 40,63 42 43,75 100 96 Sumber: Pengelolahan SPSS (2010)

e. Variabel Volume Penjualan (Y)

Merupakan target / jumlah suatu produk yang telah terjual kepada konsumen dalam jangka waktu tertentu. Volume penjualan ini diukur dengan membandingkan jumlah angka produk yang telah terjual dengan target yang telah ditetapkan oleh pohak perusahaan. Di dalam Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa item pernyataan pertama, ketiga, dan keempat didominasi oleh jawaban setuju dengan persentase masing-masing sebesar 37,50%, 41,67%, dan 51,04%. Sedangkan pada item pernyataan kedua, nilai dari jawaban setuju dan sangat setuju memiliki angka persentase yang sama yaitu sebesar 29,17%. Adapun deskripsi atas jawaban responden tentang variabel volume penjualan dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12

Deskriptif Jawaban Tentang Volume Penjualan (Y) Item No. STS TS KS S SS Total (%) Total Responden F % F % F % F % F % 1 3 3,31 5 5,21 22 22,92 36 37,50 30 31,25 100 96 2 2 2,02 11 11,46 27 28,13 28 29,17 28 29,17 100 96 3 4 4,17 9 9,38 28 29,17 40 41,67 15 15,63 100 96 4 5 5,21 8 8,33 20 20,83 49 51,04 14 14,58 100 96 Sumber: Pengelolahan SPSS (2010) 3. Analisis Kuantitatif

Penulis menganalisis data dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui dampak pengaruh variabel strategi bersaing SWOT yang terdiri dari variabel strategi SO (X1), variabel strategi WO (X2), variabel strategi ST (X3) dan variabel

strategi WT (X4) terhadap volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT

Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan

Model persamaan dari regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4

Hasil perhitungan regresi linear berganda yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15

For Windows dapat dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13

Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.789 2.180 3.957 .000 SO .421 .106 .385 2.329 .022 .930 1.075 WO .092 .071 .128 1.292 .040 .790 1.267 ST .106 .045 .213 2.197 .031 .817 1.224 WT .180 .102 .159 1.770 .039 .762 1.250 b Dependent Variable: Y

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.13 diperoleh persamaan regresi linear berganda adalah:

Y = 4,789+ 0,421X1 + 0,092X2 + 0,106 X3 +0,180X4 Dari persamaan tersebut, diketahui bahwa :

a. Variabel strategi SO memiliki nilai positif 0,421. Dengan demikian jika variabel startegi SO ditingkatkan sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan volume penjualan (Y) jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 0,421.

b. Variabel strategi WO memiliki nilai positif 0,092. Dengan demikian jika variabel startegi WO ditingkatkan sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan volume penjualan (Y) jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 0,421.

c. Variabel strategi ST memiliki nilai positif 0,106. Dengan demikian jika variabel startegi ST ditingkatkan sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan volume penjualan (Y) jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 0,421.

d. Variabel strategi WT memiliki nilai positif 0,180. Dengan demikian jika variabel startegi WT ditingkatkan sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan volume penjualan (Y) jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 0,421.

Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolineritas, autokorelasi, dan heterokesitas.

3 2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Residual 15 12 9 6 3 0 Fr eq ue nc y Mean = 6.04E-16 Std. Dev. = 0.979 N = 96 Dependent Variable: Y Histogram a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Data pada variabel yang baik adalah data yang memiliki bentuk kurva dengan kemiringan seinmbang dari sisi kiri dan kanan, atau tidak condong ke kiri ataupun ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai

skewness mendekati 0 (Gambar 4.1).

Sedangkan output kurva Normal P-Plot (Gambar 4.2) menunjukkan distribusi dari titik-titik data faktor dalam hal mempengaruhi volume penjualan seperti strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah dengan garis diagonal. Adapun output kurva normal terdapat dalam Gambar 4.1 dan Gambar 4.2

Gambar 4.1 Histogram

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pe ct ed C um P ro b Dependent Variable: Y

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Pengelolahan SPSS (2010)

Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menunjukkan pendistribusian data penelitian tersebut telah memenuhi uji normalitas data. Dengan kata lain, data faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja (tingkat pendidikan, motivasi, usia dan pengalaman kerja) memiliki kecendrungan berdistribusi normal.

b. Uji Multikolineritas

Menurut Nugroho (2005:58), uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independent yang memiliki kemiripan dengan variabel independent yang lain dalam satu model. Deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.789 2.180 3.957 .000 SO .421 .106 .385 2.329 .022 .930 1.075 WO .092 .071 .128 1.292 .040 .790 1.267 ST .106 .045 .213 2.197 .031 .817 1.224 WT .180 .102 .159 1.770 .039 .762 1.250 b Dependent Variable: Y Sumber: Pengelolahan SPSS (2010)

Hasil uji melalui Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil pengolahan SPSS, masing-masing variabel independent memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. maka dapat dinyatakan model regresi linear berganda tersebut terbebas dari asumsi klasik dan dapat digunakan dalam penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada (

e

t ) pada periode tertentu

dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (

e

t -1). Untuk mempercepat

proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau disekitar angka 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah No

Autocorelation. Uji asumsi klasik statistik autokorelasi dapat dideteksi dari output

Tabel 4.15 Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .781(a) .610 .593 3.64471 1.805

a Predictors: (Constant), SO, ST, WT, WO b Dependent Variable: Y

Sumber: Pengelolahan SPSS (2010)

Pada output tersebut diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,805. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji menggunakan tabel batas bawah (dl) dan batas atas (du) untuk mengetahui daerah autokorelasi dari nilai Durbin Watson

.

Negative No

Autocorrelation Autocorrelation Positif

0 dl du 1.805 2 4-du 4-dl 1.76 1.59 2.41 2.24

Gambar 4.3 Autokorelasi

Sumber: Pengelolahan SPSS (2010)

Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 1,805 dengan batas bawah (dl) dan batas atas (du) terlihat pada Gambar 4.3. Dengan jumlah variabel bebas (k) = 4, dengan jumlah sampel (n) = 96, maka dl = 1,76 dan du = 1,59. Berdasarkan uji di atas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 1,805 terletak di daerah NoAutocorrelation sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi. d. Uji Heteroskesdastisitas

Heteroskesdastisitas menguji terjadinya perbedaan varience residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut.

2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2 -3 R e g re s s io n S tu d e n ti ze d R e s id u a l Dependent Variable: Y Scatterplot

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskesdastisitas jika:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Asumsi klasik statistik heteroskesdastisitas dapat dideteksi dari output SPSS pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Scatterplot

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa model regresi linear baerganda terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

4. Uji F hitung

Uji F dilaksanakan untuk menguji apakah variabel strategi bersaing SWOT yang terdiri dari variabel strategi SO (X1), variabel strategi WO (X2), variabel strategi

ST (X3), dan variabel strategi WT (X4) secara bersama-sama atau serempak

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan.

Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat kesalahan

α = 5 %, dan derajat kebebasan (df) = (k-1), (n-k), dimana k = jumlah variabel dependen dan independen sedangkan n = jumlah responden, dengan kriteria uji : Ho akan diterima bila F hitung < F tabel

Ha akan diterima bila F hitung > F tabel

Nilai F hitung diperoleh denganmenggunakan bantuan program SPSS versi

15, seperti terlihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Hasil Uji F hitung

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 385.172 4 96.293 35.597 .000(a)

Residual 246.162 91 2.705

Total 631.333 95

a Predictors: (Constant), SO, ST, WT, WO b Dependent Variable: Y

Sumber: Pengelolahan SPSS (2010)

Pada kolom kelima nilai F hitung adalah 35,597 maka Fhitung tersebut

Pada derajat kebebasan (df) = (5-1), (96-5), maka nilai Ftabel = 2,45. Berdasarkan

kriteria uji hipotesis jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya

secara serempak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel strategi bersaing SWOT yang terdiri dari variabel strategi SO (X1), variabel

strategi WO (X2), variabel strategi ST (X3), dan variabel strategi WT (X4)

terhadap volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan.

5. Uji t hitung

Uji T dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel strategi bersaing SWOT yang terdiri dari variabel strategi SO (X1), variabel strategi WO

(X2), variabel strategi ST (X3), dan variabel strategi WT (X4) memiliki pengaruh

secara parsial terhadap volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho akan diterima bila thitung < ttabel, pada α = 5 %

Ha akan diterima bila thitung > ttabel, pada α = 5 %

Nilai thitung diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS versi

15, seperti terlihat pada Tabel 4.17 berikut ini: Tabel 4.17 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.789 2.180 3.957 .000 SO .421 .106 .385 2.329 .022 .930 1.075 WO .092 .071 .128 1.292 .040 .790 1.267 ST .106 .045 .213 2.197 .031 .817 1.224 WT .180 .102 .159 1.770 .039 .762 1.250 b Dependent Variable: Y Sumber: Pengelolahan SPSS (2010)

a. Variabel strategi SO berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,022) < 0,05 dan nilai thitung (2,329) > ttabel (1,98) artinya jika variabel strategi

SO ditingkatkan sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 0,421.

b. Variabel strategi WO beban kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,040) < 0,05 dan nilai t hitung (1,292) > ttabel (1,98) artinya jika

variabel strategi WO ditingkatkan sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 0,092.

c. Variabel strategi ST berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,031) < 0,05 dan nilai t hitung (2,197) > ttabel (198) artinya jika variabel strategi

ST ditingkatkan sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 0,106.

d. Variabel strategi WT berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan.

Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,039) < 0,05 dan nilai t hitung (1770) >

ttabel (198) artinya jika variabel strategi WT ditingkatkan sebesar 1 maka akan

menyebabkan peningkatan volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 0,180.

6. Identifikasi Determinasi (R2)

Determinan digunakan untuk melihat sebera besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin

kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3 ) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel strategi bersaing SWOT yang terdiri dari variabel strategi SO (X1), variabel strategi WO (X2),

variabel strategi ST (X3), dan variabel strategi WT (X4) terhadap upaya

meningkatkan volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan, dapat dilihat melalui

koefisien deteminasi (R2) dengan menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 15 For Windows pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18

Hasil Perhitungan R Square (R2)

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .781(a) .610 .593 3.64471 1.805

a Predictors: (Constant), SO, ST, WT, WO b Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi yang sudah ditentukan (Adjusted R Square) sebesar 0,593 atau 59,30%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel strategi bersaing SWOT yang terdiri dari variabel strategi SO (X1), variabel strategi WO (X2), variabel strategi

ST (X3), dan variabel strategi WT (X4) memiliki pengaruh terhadap upaya

meningkatkan volume penjualan jenis mobil tipe avanza pada PT Astra Internasional Auto 2000 cabang Gatot Subroto Medan sebesar 59,30%, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Dokumen terkait