• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Deskriptif Variabel

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH SRI YUSNIDA SIREGAR (Halaman 76-92)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan .1 Sejarah Perusahaan Wings .1Sejarah Perusahaan Wings

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel

1. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Citra Merek (X1)

Berdasarkan kuisioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban responden atas variabel Citra Merek (X1) dapat dideskripsikan pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Merek (X1)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan butir 1, dari 85 responden terdapat 39 (45,9%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap Instan merupakan merek yang mudah dikenal, 39 (45,9%) responden menyatakan setuju, 6 (7,1%) responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,2

%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat kita lihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju seimbang bahwa Mie Sedaap merupakan merek yang mudah dikenal.

Tetapi sebagian responden juga ada yang menyatakan tidak setuju sehingga Perusahaan Wings jenis Food harus mampu mengenalkan merek produknya agar bisa lebih dikenal lagi oleh konsumen.

b. Pada pernyataan butir 2, dari 85 responden terdapat 37 (43,5%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap merupakan merek yang mudah diingat, 41 (48,2%) responden menyatakan setuju, 5 (5,9%) responden menyatakan kurang setuju, 2 (2,4 %) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat kita lihat bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju bahwa Mie Sedaap merupakan merek yang mudah diingat. Tetapi sebagian responden juga ada yang menyatakan tidak setuju sehingga Perusahaan Wings harus mampu memasarkan produknya agar lebih terbenak di ingatan konsumen.

c. Pada pernyataan butir 3, dari 85 responden terdapat 27 (31,8%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap merupakan merek yang memiliki reputasi yang baik, 43 (50,6%) responden menyatakan setuju, 14 (16,5%) responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,2%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen setuju bahwa Mie Sedaap merupakan merek yang memiliki reputasi yang baik, maka Perusahaan Wings harus lebih berhati – hati dalam menjaga reputasi mereknya. Sebab, salah satu faktor konsumen dalam melakukan pembelian yaitu produk yang memiliki reputasi merek yang baik.

d. Pada pernyataan butir 4, dari 85 responden terdapat 41 (48,2%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap adalah merek yang

mudah di ucapkan, 37 (43,5%) responden menyatakan setuju, 6 (7,1%) responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,2%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap adalah merek yang mudah di ucapkan.

Artinya Perusahaan Wings harus tetap mempertahankan pemberian-pemberian merek pada produk-produknya agar konsumen lebih memilih produk dari perusahaan Wings tersebut.

2. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Harga (X2)

Berdasarkan kuisioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban responden atas variabel Harga (X2) dapat dideskripsikan pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2)

Pernyataan SS S KS TS STS

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan butir 1, dari 85 responden terdapat 13 (15,3%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Harga yang ditawarkan Mie Sedaap Instan sesuai dengan manfaat yang diberikan, 43 (50,6%) responden menyatakan setuju, 24 (28,2%) responden menyatakan kurang setuju, 5 (5,9

%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden

menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat kita lihat bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju bahwa Harga yang ditawarkan Mie Sedaap Instan sesuai dengan manfaat yang diberikan.

Tetapi sebagian responden juga ada yang menyatakan tidak setuju sehingga Perusahaan Wings harus mampu menetapkan harga produknya sesuai dengan manfaat yang bisa diterima konsumen.

b. Pada pernyataan butir 2, dari 85 responden terdapat 12 (14,1%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Harga Mie Sedaap Instan terjangkau untuk semua kalangan, 46 (54,1%) responden menyatakan setuju, 22 (25,9%) responden menyatakan kurang setuju, 5 (5,9%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen setuju bahwa Harga Mie Sedaap Instan terjangkau untuk semua kalangan, maka Perusahaan Wing harus lebih berhati – hati dalam menetapkan harga. Sebab, salah satu faktor konsumen melakukan pembelian yaitu terjangkaunya harga.

c. Pada pernyataan butir 3, dari 85 responden terdapat 10 (11,8%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa Harga yang ditawarkan Mie Sedaap Instan sesuai dengan kualitas, 41 (48,2%) responden menyatakan setuju, 31 (36,5%) responden menyatakan kurang setuju, 3 (3,5%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa konsumen setuju bahwa Harga yang ditawarkan Mie Sedaap Instan sesuai dengan kualitas,

tetapi juga banyak yang menunjukkan kurang setuju. Maka, Perusahaan Wing harus lebih berhati – hati dalam menetapkan harga yang sesuai dengan kualitas nya agar konsumen tidak beralih ke produk lain.

d. Pada pernyataan butir 4, dari 85 responden terdapat 14 (16,5%) responden yang menyatakan sangat setuju Harga Mie Sedaap Instan dapat bersaing dengan produk mie instan lainnya, 50 (58,8%) responden menyatakan setuju, 20 (23,5%) responden menyatakan kurang setuju, 1 (1,2%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa Harga Mie Sedaap Instan dapat bersaing dengan produk mie instan lainnya. Artinya Perusahaan Wings harus bisa mempertahankan harga yang telah diberikan pada produk-produknya sehingga konsumen tetap mau untuk membeli produk Mie Sedaap Instan.

3. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Promosi (X3)

Berdasarkan kuisioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban responden atas variabel Promosi (X3) dapat dideskripsikan pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi (X3)

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan butir 1 “Ketika melihat iklan Mie Sedaap di televisi, saya langsung berkeinginan untuk membeli Mie Sedaap” sebanyak 26 responden (30,6%) menyatakan sangat setuju, 24 responden (28,2%) menyatakan setuju, 23 responden (27,1%) menyatakan kurang setuju, 11 responden (12,9%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden (1,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden menyatakan iklan Mie Sedaap di televisi membuat mereka langsung berkeinginan untuk membelinya. Tetapi masih ada juga responden yang menyatakan kurang setuju. Untuk itu, perusahaan Wings harus mampu membuat strategi iklan yang lebih menarik lagi di televisi agar bisa menarik perhatian konsumen sehingga mereka langsung berkeinginan untuk membeli produk Mie Sedaap Instan.

b. Pada pernyataan butir 2 “Mie Sedaap Instan selalu menyampaikan informasi yang jelas tentang produknya” sebanyak 18 responden (21,2%) menyatakan sangat setuju, 32 responden (37,6%) menyatakan setuju, 27 responden (31,8%) menyatakan kurang setuju, 7 responden (8,2%)

menyatakan tidak setuju dan 1 responden (1,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan Mie Sedaap Instan selalu menyampaikan informasi yang jelas tentang produknya. Tetapi ada beberapa responden yang menyatakan kurang setuju. Maka dari itu perusahaan Wings harus lebih mampu lagi menyampaikan informasi-informasi yang penting tentang produknya agar konsumen mengetahui tentang produk tersebut.

c. Pada pernyataan butir 3 “Mie Sedaap menjadi sponsor utama dalam acara-acara besar” sebanyak 32 responden (37,6%) menyatakan sangat setuju, 23 responden (27,1%) menyatakan setuju, 27 responden (31,8%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (3,5%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa Mie Sedaap menjadi sponsor utama dalam acara-acara besar. Pada dasarnya Mie Sedaap Instan sudah banyak menjadi sponsor utama dalam acara-acara besar khususnya ajang pencarian bakat. Maka dari itu perusahaan Wings juga harus lebih meningkatkan promosi nya agar Mie Sedaap Instan lebih terkenal lagi dikalangan masyarakat.

d. Pada pernyataan butir 4 “ Promosi dari mulut ke mulut mempengaruhi saya untuk membeli Mie Sedaap Instan” sebanyak 14 responden (16,5%) menyatakan sangat setuju, 40 responden (47,1%) menyatakan setuju, 28 responden (32,9%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (3,5%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan promosi dari mulut ke mulut mempengaruhi responden untuk membeli Mie Sedaap Instan. Tetapi tidak sedikit juga yang menyatakan kurang setuju, maka perusahaan Wings harus lebih gencar lagi mempromosikan produknya, terlebih melalui iklan-iklan yang menarik di televisi.

4. Frekuensi Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan kuisioner yang telah disebar kepada responden, maka jawaban responden atas variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat dideskripsikan pada Tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Pernyataan SS S KS TS STS

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan butir 1 “Bagi saya Mie Sedaap Instan sudah menjadi salah satu kebutuhan saya” sebanyak 13 responden (15,3%) menyatakan sangat setuju, 37 responden (43,5%) menyatakan setuju, 19 responden (22,4%) menyatakan kurang setuju, 12 responden (14,1%) menyatakan tidak setuju, dan 4 responden (4,7%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menjadikan Mie Sedaap Instan

menyatakan kurang setuju. Maka dari iyu perusahaan Wings harus mampu membuat agar konsumen Mie Instan hanya menjadikan Mie Sedaap Instan sebagai salah satu mie instan kebutuhannya.

b. Pada pernyataan butir 2 “Sebelum saya membeli Mie Sedaap Instan, saya mencari informasi terlebih dahulu tentang Mie Sedaap Instan” sebanyak 12 responden (14,1%) menyatakan sangat setuju, 49 responden (57,6%) menyatakan setuju, 15 responden (17,6%) menyatakan kurang setuju, 8 responden (9,4%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju mencari informasi tentang Mie Sedaap Instan sebelum membelinya.

c. Pada pernyataan butir 3 “Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, saya lebih memilih Mie Sedaap Instan dibandingkan merek mie instan lainnya” sebanyak 31 responden (36,5%) menyatakan sangat setuju, 25 responden (29,4%) menyatakan setuju, 23 responden (27,1%) menyatakan kurang setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh responden lebih memilih merek Mie Sedaap Instan dibandingkan merek mie lainnya. Dari hal ini Perusahaan Wings harus selalu tanggap bahwa informasi sangat menentukan untuk konsumen melakukan keputusan pembelian.

d. Pada pernyataan butir 4 “Mie Sedaap Instan selalu menjadi prioritas utama, pada saat saya ingin membeli Mie Instan” sebanyak 30 responden (35,3%) menyatakan sangat setuju, 27 responden (31,8%) menyatakan setuju, 21

responden (24,7%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (3,5%), dan 4 responden (4,7%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa Mie Sedaap baru menjadi prioritas utama hanya di beberapa responden saja.

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Citra Merek (X1), Harga (X2), Promosi (X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.

Tabel 4.9 Variables Entered

Variables Entered/Removeda Model Variables Entered Variables

Method Removed

1 PROMOSI, HARGA,

. Enter

CITRA MEREKb

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN b. All requested variables entered.

Sumber : Lampiran 12

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak digunakan, atau disebut metode enter.

Tabel 4.10

Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Model Coefficients Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 1.902 1.958 1.971 .028

1 Citra Merek .046 .126 .032 1.866 .024

Harga .433 .123 .297 3.515 .001

Promosi .635 .100 .562 6.380 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: Lampiran 13

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.10 dapat dirumuskan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 1,902 + 0,046X1 + 0,433X2+ 0,635X3

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut:

1. Konstanta (β0) = 1,902 ini menunjukkan bahwa jika citra merek, harga dan promosi = 0, maka nilai variabel dependen keputusan pembelian sebesar (Y) adalah 1,902.

2. Koefisien X1 = 0,046. Ini menunjukkan bahwa variabel Citra Merek (X1) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian Mie Sedaap Instan. Jika Citra Merek meningkat satu satuan maka Keputusan Pembelian Mie Sedaap Instan akan meningkat sebesar 0,046.

3. Koefisien X2 = 0,433. Ini menunjukkan bahwa variabel Harga (X2) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian Mie Sedaap Instan. Jika harga meningkat satu satuan maka Keputusan Pembelian Mie Sedaap Instan akan meningkat sebesar 0,433.

4. Koefisien X3 = 0,635. Ini menunjukkan bahwa variabel Promosi (X3) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian Mie Sedaap Instan. Jika Promosi meningkat satu satuan maka Keputusan Pembelian Mie Sedaap Instan akan meningkat sebesar 0,635.

4.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan dengan pendekatan grafik dan pendekatan kolmogrov smirnov, yakni jika Asymp.Sig (2-tailed) >

α (0,05).

a. Uji Normalitas Pendekatan Histogram

Uji Normalitas dengan pendekatan Histogram dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut:

Sumber : Lampiran 14

Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas

Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram diatas menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.

b. Uji Normalitas Pendekatan Grafik Normal Probability Plot

Uji Normalitas dengan pendekatan Grafik Normal Probability Plot dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:

Sumber : Lampiran 15

Gambar 4.2 P-Plot Uji Normalitas

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik. Namun untuk lebih memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

c. Uji Normalitas Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan Tabel 4.11, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,407 ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). Oleh karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

Tabel 4.11

Most Extreme Differences Positive .055

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .890

Asymp. Sig. (2-tailed) .407

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Lampiran 16

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu :

a. Metode Grafik

Dasar analisis metode ini adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Lampiran 16

Gambar 4.3

Scatterplot Uji Heteroskedastisits

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar secara acak, tersebar baik diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

b. Uji Glejser

Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Tabel 4.12 Uji Glejser

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Model Coefficients Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

Dari Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (Absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar independen.

Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa:

a. Nilai VIF dari variabel citra merek, harga dan promosi lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi.

b. Nilai Tolerance dari variabel citra merek, harga dan promosi lebih besar dari 0,1 (Nilai Tolerance > 0,1) ini berarti tidak terdapat multikolinearitas

antar variabel independen dalam model regresi.

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) 1.902 1.958 1.971 .028

CITRA MEREK .046 .126 .032 1.866 .024 .654 1.530

HARGA .433 .123 .297 3.515 .001 .711 1.407

PROMOSI .635 .100 .562 6.380 .000 .653 1.531

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber : Lampiran 18

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH SRI YUSNIDA SIREGAR (Halaman 76-92)

Dokumen terkait