• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner penelitian pengaruh faktor-faktor motivasi kerja dengan kepuasan kerja karyawan pada PT. Ultra Adilestari Stella Perkasa Medan yang telah disebarkan kepada 74 orang, maka telah diperoleh hasil dan tiap-tiap jawaban yang diberikan skor sesuai dengan penelitian sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 2. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

3. Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 4. Setuju (S) diberi skor 4

5. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 a. Variabel Pengakuan

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengakuan No Pernyataan Jawaban Total SS (%) S (%) KS (%) TS (%) STS (%) 1. Pujian atas hasil

kerja yang baik menimbulkan kepuasan tersendiri bagi diri saya.

29,7 64,9 5,4 - - 100% 2. Karyawan diberikan kesempatan untuk mengutarakan usul/saran 13,7 29,7 47,2 9,4 - 100% 3. Pimpinan memberi kesempatan pada karyawan dalam mengambil inisiatif dalam pelaksanaan tugas. 20,4 27,0 37,8 14,8 - 100%

4. Pimpinan

menghargai hasil kerja karyawan.

18,9 64,9 6,7 9,5 - 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa :

1. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 94,6 persen menyatakan bahwa pujian atas hasil kerja yang baik menimbulkan kepuasan tersendiri bagi diri karyawan. Setiap karyawan akan merasa senang apabila hasil kerjanya dihargai, dipuji dan didorong semangat kerjanya untuk mencapai hasil yang lebih baik.

2. Sebanyak 43,4 persen menyatakan bahwa diberikannya kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan usul dan saran,tetapi terdapat 56,6 sisanya yang masih belum merasa diberikan kesempatan untuk mengutarakan usul/saran maupun keluhan. Dalam hal ini perusahaan harus lebih memperhatikan karyawannya lagi. Pemberian kesempatan untuk mengutarakan apa yang dirasakan oleh karyawan membawa kepuasan diri pada karyawan karena mereka merasa dihargai dan diakui sebagai bagian dari perusahaan.

3. Sebanyak 47,4 persen karyawan merasa pimpinan memberikan kesempatan pada karyawan dalam mengambil inisiatif dalam pelaksanaan tugas, sementara sisanya sebanyak 52,6 persen menyatakan kurang setuju dan tidak setuju terhadap pernyataan ini. Karyawan membutuhkan hak dan kewenangan mereka secara individual dalam mengambil keputusan, dengan menunggu keputusan dari atasan membuat mereka merasa

mengulur waktu lebih lama sementara pekerjaan harus segera diselesaikan. Disini dituntut perhatian pemimpin juga dalam memberikan kewenangan yang terarah dan terkontrol pada bawahan agar bawahan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Dengan duberikannya kesempatan dalam mengambil inisiatif dalam mengambil keputusan sewaktu bekerja, maka akan mendorong karyawan mencapai hasil yang diinginkan perusahaan dan meningkatkan kepuasan kerja mereka.

4. Dari hal pimpinan menghargai hasil kerja karyawan terbukti sudah cukup tinggi yaitu sebesar 83,8 persen responden menyetujuinya.

Pengakuan merupakan suatu perlakuan psikologis dari atasan kepada bawahannya sehingga merasa dihargai, baik keberadaan maupun hasil kerjanya. Pengakuan dapat menyebabkan karyawan merasa betah, rajin, dan berusaha untuk selalu mencapai hasil yang lebih baik. Bagaimanapun juga bawahan adalah manusia biasa yang sanang akan pujian, penghargaan dan perhatian. Dengan perlakuan seperti itu bawahan dengan sendirinya akan menghormati, menghargai dan menaati perintah atasannya.

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tanggung Jawab

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Berdasarkan hasil jawaban responden, hampir seluruh karyawan merasakan tanggung jawab sesuai dengan beban kerja (87,8persen). Pembagian tugas dan tanggung jawab juga sudah sesuai dengan kemampuan (63,8 persen), pemberian tugas dari atasan kepada bawahan telah berjalan dengan baik (55persen). Selain itu juga pemberian wewenang dari atasan kepada bawahan telah berjalan dengan baik (86,5 persen). Pada dasarnya terdapat 55 persen karyawan PT. Ultra Adilestari Stella Perkasa Medan sudah memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi terhadap pekerjaannya, sementara masih terdapat 45 persen sisanya yang merasa masih bekum memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi terhadap No Pernyataan Jawaban Total SS (%) S (%) KS (%) TS (%) STS (%) 1. Tanggung Jawab pekerjaan sesuai dengan beban kerja. 37,8 50 9,5 2,7 - 100% 2. Tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan kemampuan saya. 12,4 51,4 28,7 7,5 - 100% 3. Pemberian tugas

dari atasan kepada bawahan berjalan dengan baik. 6,8 48,2 38,0 7,0 - 100% 4. Pemberian wewenang dari atasan kepada bawahan telah berjalan dengan baik. 36,5 50,0 9,5 4,0 - 100%

pekerjaannya. Hal tersebut dapat dilihat dari absensi karyawan. Masih tingginya persentase absensi per tahun yaitu sebesar 4,06 persen atau diatas 3 persen memperlihatkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan dari sisi tenaga kerjanya.

Dari penelitian yang dilakukan diketahui tanggung jawab dan disiplin kerja yang masih rendah dikarenakan kerjasama yang kurang solid antara atasan dan bawahan yaitu antara supervisor dengan bawahannya yang dilakukan pada saat bekerja, sehingga sulit untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Kondisi seperti ini harus dengan cepat dapat disadari dan diperbaiki oleh para atasan dan pemimpin perusahaan. Membuat karyawan merasa memiliki perusahaan menjadi kunci penting untuk memajukan perusahaan.

Tindakan untuk memperbaiki kondisi ini dapat dilakukan dengan pemberian tanggung jawab yang sesuai dengan beban kerja karyawan sehingga tidak melebihi beban kerja yang ditetapkan, sehingga tiap karyawan mendapatkan porsi masing-masing dalam bekerja agar mereka lebih bertanggung jawab akan pekerjaannya. Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan juga hal penting dalam meningkatkan kesadaran karyawan akan tanggung jawab dalam pekerjaannya. Karyawan yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, tentunya dia telah termotivasi untuk bekerja dengan baik.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Hubungan Kerja Antar Karyawan

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Persepsi karyawan mengenai hubungan kerja antar karyawan adalah sebagai berikut: sebanyak (79,7 persen) responden menyatakan bahwa telah terjalin hubungan yang baik antar karyawan dengan atasannya, persentase ini memperlihatkan hubungan yang cukup baik antara atasan dengan bawahan dan (64,9 persen) responden dekat dengan sebagian besar rekan kerjanya. Hal tersebut terlihat diantara karyawan yang saling menyapa apabila bertemu atau mengobrol saat istirahat maupun disela-sela waktu kerja, namun tanpa mengganggu pekerjaannya, sisanya sebanyak (35,1persen) menyatakan kurang setuju dan tidak setuju dikarenakan karyawan tersebar bukan hanya No Pernyataan Jawaban Total SS (%) S (%) KS (%) TS (%) STS (%) 1. Terjalin hubungan

yang baik antara saya dengan atasan.

24,3 55,4 13,5 6,8 - 100% 2. Saya dekat dengan

sebagian besar rekan kerja saya.

12,2 52,7 28,4 6,7 - 100% 3. Atasan selalu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi karyawan. 6,8 44,6 29,7 18,9 - 100% 4. Menciptakan komunikasi yang baik antar rekan kerja demi mencapai

keberhasilan dalam bekerja.

didalam kota Medan tetapi juga diluar kota, sehingga menyebabkan mereka tidak kenal dan dekat dengan rekan sekerjanya. Pembagian waktu kerja yang memakai sistem shift (mingguan) juga membuat mereka jarang bertemu dilapangan.

Sebanyak (51,4persen) responden bahkan menyatakan atasan selalu memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi para karyawan, sementara sisanya sebesar (48,6 persen) menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Ini dikarenakan kurangnya kedekatan dan komunikasi yang terbuka antara atasan dengan bawahan. Manajer memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan suasana harmonis dengan memberikan contoh yang baik bagi bawahannya. Disamping itu, hubungan antar rekan sejawat juga sangat penting dalam lingkungan pekerjaan. Hubungan yang harmonis dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, sehingga karyawan akan bergairah dalam bekerja.

Sisanya sebanyak (71,7 persen) responden menyatakan setuju pada pernyataan menciptakan komunikasi yang baik antar rekan kerja demi mencapai keberhasilan dalam bekerja. Disini terlihat bahwa karyawan menginginkan komunikasi yang baik dengan atasan juga rekan sekerjanya. Hubungan kerja yang baik dan harmonis antar atasan dengan bawahan sangat penting untuk menjalin hubungan baik dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Agar dapat tercipta, dituntut adanya komunikasi dua arah yang efektif dan keterbukaan dengan atasan dan antar sesama karyawan.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebijakan Perusahaan

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Persepsi karyawan mengenai tentang kebijakan dan administrasi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak (62,2 persen) responden menyatakan setuju terhadap pernyataan kebijakan perusahaan sejalan dengan UU Ketenagakerjaan seperti cuti hamil kepada karyawan wanita, pemberian claim asuransi kesehatan terhadap karyawan yang sedang sakit bila dibutuhkan perawatan dirumah sakit, santunan dan bantuan kepada karyawan yang tertimpa musibah. 2. Untuk pernyataan rentang waktu dalam mencapai target yang dirasa

karyawan terlalu singkat sehingga perlu adanya penambahan waktu, No Pernyataan Jawaban Total SS (%) S (%) KS (%) TS (%) STS (%) 1. Kebijakan Perusahaan sejalan dengan UU Ketenagakerjaan. 10,8 51,4 35,1 2,7 - 100% 2. Rentang waktu dalam mencapai target dirasa terlalu singkat, sehingga perlu adanya penambahan waktu. 32,4 36,5 10,8 17,6 2,7 100% 3. Aturan yang berlaku di perusahaan membantu dalam bekerja. 18,9 29,7 41,9 9,5 - 100% 4. Waktu yang dibutuhkan cukup untuk menyelesaikan suatu tugas. 20,3 25,7 35,7 15,2 3,1 100%

sebanyak (68,9 persen ) responden menyatakan setuju terhadap pernyataan ini. Mereka merasa waktu pengakumulasian target penjualan dan target distribusi terlalu singkat yaitu dilakukan di akhir minggu setiap minggunya. Sementara pada perusahaan pesaing sejenis akumulasi total penjualan dan distribusi dilakukan pada akhir minggu kedua.Untuk itu alangkah baiknya apabila pihak perusahaan dapat memberikan rentang waktu pencapaian target yang lebih panjang.

3. Sebanyak (48,6 persen ) responden menyatakan aturan yang berlaku di perusahaan membantu dalam bekerja, sementara terdapat lebih banyak responden yang menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan ini yaitu sebesar (51,4 persen) . Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap pernyataan ini lebih banyaknya karyawan yang merasa tidak setuju dikarenakan kebijakan perusahaan yang dirasa menyulitkan karyawan dalam bekerja. Alasan paling banyak yang didapat karena kebijakan perusahaan yang memberlakukan penetapan target yang dirasa terlalu cepat yaitu seminggu sekali untuk menjadi tonggak target persentase bulanan. Karyawan merasa kewalahan dalam mencapai target distribusi dan penjualan tiap minggunya. Melihat keadaan ini sebaiknya perusahaan mempertimbangkan kembali kebijakan penetapan target yang diberlakukan agar rentang waktu yang diberikan lebih panjang.

4. Dari pernyataan keempat hanya (46 persen ) responden yang menyatakan setuju bahwa waktu yang dibutuhkan cukup untuk menyelesaikan suatu tugas, sementara sisanya sebanyak (54 persen) mengatakan kurang setuju,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju untuk pernyataan ini. Karyawan merasa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tidak cukup mengingat pendeknya rentang waktu yang diberikan untuk mencapai target distribusi tadi. Perusahaan harus memperbaiki kondisi ini secepatnya bila ingin target tercapai 100% atau lebih di tahun berikutnya. Alternatif solusi yang bisa dipertimbangkan ialah dengan menambah tenaga kerja agar target distribusi merata sempurna, atau dengan menambah perpanjangan rentang waktu dalam mencapai target distribusi dan penjualan.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja

Persepsi karyawan mengenai kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak (62,1%) karyawan merasa puas dengan pencapaian target kerja selama ini. Sementara hanya (37,9%) yang tidak merasa puas terhadap pencapaian target kerjanya. Maka dapat disimpulkan, walaupun terdapat No Pernyataan Jawaban Total SS (%) S (%) KS (%) TS (%) STS (%) 1. Puas dengan pencapaian target kerja selama ini.

16,2 45,9 20,3 14,9 2,7 100% 2. Puas dengan

pekerjaan saat ini. 9,5 44,6 31,1 14,9 - 100% 3. Atasan turut membantu dalam pencapaian target. 32,4 41,9 21,6 4,1 - 100% 4. Pengawasan yang dilakukan atasan bermanfaat bagi pekerjaan. 10,8 37,5 41,7 10,0 - 100%

5 Puas dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan selama ini. 23,0 54,1 20,3 2,7 - 100% 6 Gaji yang diterima sesuai dengan beban kerja karyawan. 27,0 59,4 11,2 2,4 - 100% 7 Menikmati bekerja secara berkelompok dengan rekan kerja. 28,4 45,9 18,9 6,8 - 100% 8 Merasa puas dengan bantuan rekan kerja dalam membantu

menyelesaikan pekerjaan.

banyak beban kerja yang dirasakan oleh karyawan, target yang harus dicapai tepat waktu, karyawan tetap merasakan puas terhadap pencapaian target kerja yang mereka hasilkan untuk perusahaan.

2. Didapatkan (54,1%) karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka saat ini. Kepuasan Kerja yang dirasakan oleh para karyawan saat ini harus tetap dipertahankan oleh perusahaan mengingat besarnya laju turnover pada tahun-tahun sebekumnya. Perusahaan harus dapat memelihara karyawannya karena karyawan adalah aset terpenting dan terbesar dalam perusahaan khususnya pada perusahaan distributor seperti PT. Ultra Adilestari Stella Perkasa Medan ini.

3. Sebanyak (74,3%) karyawan merasa setuju terhadap pernyataan atasan turut membantu dalam pencapaian target. Dapat disimpulkan karyawan merasa puas akan keikutsertaan atasan dalam membantu pencapaian target dan tugas. Bagaimanapun antara atasan dan bawahan adalah dua hal yang saling membutuhkan untuk mencapai tujuan bersama. Sikap atasan yang membantu bawahannya dalam mencapai target dan tugas secara pasti dapat meningkatkan kepuasan kerja para karyawannya.

4. Sebanyak (51,7%) responden mengatakan kurang setuju pada pernyataan bahwa pengawasan yang dilakukan atasan bermanfaat bagi pekerjaan. Dapat disimpulkan bahwa karyawan kurang merasa nyaman dengan bentuk pengawasan dari atasan. Pengawasan yang terlalu ketat dan kaku akan membuat karyawan merasa tidak nyaman untuk bekerja. Disini perusahaan harus segera mengatasi kondisi yang terjadi dimana bila

semakin banyak karyawan yang merasa tidak nyaman selama bekerja, maka akan mengakibatkan disiplin kerja menurun yang akan berdampak pada tingkat absensi yang ditakutkan akan semakin meningkat dan target perusahaan yang sulit untuk tercapai. Atasan harus bisa mendidik karyawan bawahan agar lebih bertanggung jawab pada pekerjaannya. Mutu pengawasan supervisi yang baik diperlukan dalam mengatasi hal ini. Supervisi harus dapat memberikan contoh yang baik pada bawahannya, dan harus bisa merangkul semua bawahannya dengan baik. Pembagian tugas yang merata, tidak bersikap subjektif pada bawahan bisa menjadi alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah seperti ini.

5. Pada pernyataan kelima dapat dijelaskan bahwa terdapat (77,1%) responden yang merasa puas akan gaji yang diberi oleh perusahaan selama mereka bekerja di perusahaan tersebut. Adapun bentuk pengakuan materil yang diberikan oleh PT. Ultra Adilestari Stella Perkasa Medan diantaranya ialah gaji, insentif, bonus, tunjangan ( uang makan, uang transport), jamsotek, uang THR,dan dana pensiun pada akhir masa kerja. Dan pengakuan secara non materi yaitu pujian yang diberikan atasan kepada bawahan atas hasil kerjanya, perhatian yang diberikan atasan kepada bawahan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, juga diberikan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kenyamanan karyawan dalam bekerja seperti : musholla, kafetaria, dan akses internet wi-fi.

6. Untuk pernyataan keenam yaitu gaji yang diterima sesuai dengan beban kerja karyawan sebanyak (86,4%) karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan ini. Gaji yang mereka dapatkan sesuai dengan kemampuan kerja dan beban kerja yang diberikan. Mereka menyatakan hal ini karena mereka membandingkan gaji yang mereka peroleh dengan gaji pegawai pesaing dengan jenis perusahaan yang sama yaitu perusahaan distributor.. Bila karyawan dapat mencapai target distribusi perusahaan memberikan bonus lebih atas hasil kerja mereka. Bonus ini yang jarang didapatkan oleh karyawan perusahaan pesaing. Gaji yang diterima juga diatas rata-rata UMR (Upah Minimum Regional) kota Medan, sehingga karyawan merasa puas bekerja pada perusahaan ini.

7. Sebanyak (74,3%) karyawan menyatakan merasa menikmati bekerja secara berkelompok dengan rekan kerja. Dapat disimpulkan bahwa karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja secara berkelompok dengan rekan kerjanya juga secara individual di perusahaan ini. Kondisi seperti ini harus tetap dipertahankan oleh perusahaan agar karyawan tetap merasa puas dalam bekerja.

8. Terdapat (70,3%) responden menyatakan merasa puas dengan bantuan rekan kerja dalam membantu menyelesaikan pekerjaan. Karena lebih banyaknya karyawan yang bekerja secara berkelompok membuat mereka harus bekerjasama demi mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Ini juga menjadi pertimbangan bagi mereka apabila mereka tidak solid dalam bekerja, maka target perusahaan tidak dapat tercapai dengan hasil yang

baik. Dapat disimpulkan bahwa dengan lebih banyaknya karyawan yang merasa puas dengan bantuan rekan kerja dalam membantu menyelesaikan pekerjaan akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

4.2.3 Analisis Statistik

Dokumen terkait