• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Diagram Pareto

Dalam dokumen Umi Rohmiatun NIM F3509081 (Halaman 70-79)

BAB III PEMBAHASAN

C. Pembahasan Masalah

2. Analisis Diagram Pareto

Analisis diagram pareto untuk menjawab permasalahan mengenai jenis-jenis kecacatan yang sering kali terjadi dan persentase pada masing- masing kecacatan dilakukan analisis dengan menggunakan diagram pareto. Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian, diagram ini digunakan untuk

commit to user

55 menentukan urutan pentingnya masalah-masalah dan penyebab-penyebab dari masalah yang ada, langkah dalam pembuatan diagram pareto itu sendiri adalah sebagai berikut :

a. Menentukan prosentase kerusakan benang rayon untuk setiap jenis kerusakan benang rayon, missal : produk A, B, C masing-masing jumlahnya A%, B%, C%.

b. Membuat diagram pareto dengan menggunakan jenis kerusakan berdasarkan dari jumlah yang paling besar menuju kecil dengan urutan dari kiri ke kanan.jenis kerusakan yang terjadi bias bermacam-macam. Data yang diolah untuk mengetahui prosentase kecacatan dihitung dengan rumus.

% kerusakan = *100 %

Tabel 3.3

Data Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

Tahun 2011

Jenis Kerusakan

JumlahKerusakan

(kg) Prosentase Kerusakan

Tebal tipisnya benang 582 40.36%

Benang berserabut 348 24.13%

Benang terkontaminasi 218 15.12%

benang kotor 294 20.39%

Jumlah 1442 100.00%

commit to user

56 Gambar 3.4

Diagram Pareto

Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon

Berdasarkan gambar 3.4 menunjukkan bahwa frekuensi kerusakan tertinggi pada proses produksi benang rayon tahun 2011 adalah Tebal tipisnya benang dengan presentase 40,36%, frekuensi kerusakan benang berserabut dengan presentase sebesar 24,13%, frekuensi kerusakan benang kotor dengan presentase sebesar 20,39%, dan frekuensi kerusakan terkecil adalah benang terkontaminasi dengan presentase sebesar 15,12%.

Jenis kerusakan yang sering terjadi di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile adalah tebal tipisnya benang, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya kerusakan yaitu roving silang, tidak seimbangnya jumlah rangkapan sliver di mesin dra wing pada proses penyambungan benang. Untuk itu perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode

commit to user

57 berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Analisis Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat atau diagram fishbone merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara masalah dengan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya maka akan mudah untuk dicari penyelesainnya. Berikut adalah penyebab terjadinya kerusakan produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile:

commit to user

58 Gambar 3.5

Diagram sebab akibat

Dari gambar 3.5 dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kerusakan benang rayon antara lain sebagai berikut :

1. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor manusia yaitu :

1) Kesalahan dalam penyetingan mesin

Kesalahan atau kekeliruan dalam penyetingan mesin dalam kegiatan produksi dapat berakibat fatal di dalam keseluruhan proses produksi.

Penyebab kerusakan benang rayon

Terjadi keausan pada mesin

Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi

Serat kapas berkualitas rendah Kesalahan dalam penyetingan mesin Kesalahan proses penarikan benang Kesalahan proses pencampuran serat-serat Takseimbangnya jumlah rangkapan sliver dimesin drawing pada proses penyambungan benang

mesin manusia

Bahan baku metode

commit to user

59 2) Kurangnya pengawasan

Kurang pengawasan dalam proses produksi dapat berakibat pada tingkat kinerja karyawan.

2. Menurut Kabag Maintenance ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor mesin yaitu :

1) Terjadi ke ausan pada mesin

Terjadinya keausan mesin karena mesin berproduksi 24 jam non stop dan faktor usia mesin.

2) Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi

Mesin yang digunakan untuk produksi kurang perawatan sehingga menyebabkan mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi.

3. Menurut Kabag Qua lity control ada faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor bahan baku yaitu :

1) Serat kapas berkualitas rendah

Serat kapas yang diperoleh dari pemasok mempunyai kualitas yang rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari kurang elastisnya serat, rendahnya daya serap dari serat kapas dan ketahanan serat rendah, sehingga semua ini berpengaruh pada produk yang dihasilkan.

commit to user

60 4. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan

benang rayon dari faktor metode yaitu :

1) Proses penarikan benang

Dalam waktu proses penarikan benang pada mesin roving penarikan benang terlalu kencang berakibat serat jelek atau rusak.

2) Kesalahan proses pencampuran serat-serat

Terjadi pada kesalahan proses pencampuran serat-serat yaitu komposisi campuran tercampur dengan sampah.

3) Tidak seimbang jumlah rangkapan sliver di mesin dra wing pada proses penyambungan benang kurang seimbang atau tidak samanya jumlah rangkapan sliver dalam proses dra wing dimana proses produksi benang yang selalu berkelanjutan dan terus menerus, yang dapat berpengaruh terhadap proses akhir pengecekan benang.

commit to user

61 BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu analisis tentang pengendalian kualitas produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis dengan metode C-chart dapat disimpulkan bahwa : dengan menggunakan analisis C-chart dapat diketahui bahwa prosentase kerusakan pada periode 2011 masih berada dalam batas toleransi (tidak ada kerusakan produk yang out of control), dengan batas atas (UCL) sebesar 153,04 dan batas bawah (LCL) sebesar 87,28. Dengan tidak adanya suatu kerusakan produk yang berada diluar batas kendali maka perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui bahwa kerusakan yang paling banyak terjadi selama periode 2011 adalah kerusakan berupa tebal tipisnya benang yaitu sebesar 582 kg atau sebanyak 40,36%. Kerusakan kedua adalah benang berserabut yaitu sebanyak 348 kg atau sebesar 24,13%. Kerusakan ketiga adalah benang kotor yaitu sebanyak 294 kg atau sebesar 20,39%. Dan kerusakan yang terakhir adalah benang terkontaminasi yaitu sebanyak 218 kg atau 15,12%. Dari beberapa jenis

commit to user

62 kerusakan tesebut dapat dijadikan sebagai acuan awal oleh PT. Soelystyowaty Kusuma Textile dalam melakukan perbaikan kualitas produknya.

3. Berdasarkan diagram sebab akibat dapat diketahui ada beberapa penyebab kerusakan benang rayon yang ditinjau dari empat faktor. Kerusakan akibat dari faktor manusia (Ma n) antara lain kesalahan dalam penyetingan mesin dan kurangnya pengawasan. Mesin (Ma chine) antara lain terjadi keausan pada mesin, dan mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi. Bahan baku (Ma teria l) yaitu serat kapas berkualitas rendah, dan Metode (Method) antara lain proses penarikan benang, kesalahan proses pencampuran serat-serat dalam proses blended ratio, dan tidak seimbangnya jumlah rangkapan sliver di mesin drawing pada proses penyambungan benang.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang diharapkan memberikan manfaat bagi pihak perusahaan untuk menentukan langkah lebih lanjut mengenai pengendalian kualitas perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan analisis C-chart ini akan berguna bagi perusahaan, karena perusahaan dapat mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi diperusahaan sehingga perusahaan dapat meminimalisir kerusakan benang rayon.

commit to user

63 2. Dari hasil analis C-chart dapat diketahui bahwa kerusakan produk tidak

ada yang berada diluar batas pengendalian atau semuanya masih dalam batas toleransi. Ini berarti perusahaan telah baik dalam melakukan pengendalian. Maka perusahaan perlu menjaga kestabilan proses produksi dalam menghadapi persaingan.

3. Perbaikan terhadap kualitas produk benang rayon sebaiknya segera dilakukan, mengingat banyaknya permintaan pasar terhadap produk tersebut. Dengan langkah awal yang bisa dilaksanakan yaitu mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada produk yang dihasilkan.

4. Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin- mesin yang digunakan untuk proses produksi. Dengan melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare pa rt pada mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.

Dalam dokumen Umi Rohmiatun NIM F3509081 (Halaman 70-79)

Dokumen terkait