• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dialog (16)

Dalam dokumen Kualitas terjemahan subtitel film omar (Halaman 73-83)

رُح اَنَأ

!

رُح

..

رُح

..

رُح

..

Aku bebas, bebas, bebas, bebas....

66

Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia

55

bebas, bebas, bebas, bebas, bebas...

Sumber: Film Omar Episode 13 (,,51:5:00,03 --> ,,50,5,:003,)

1. Keakuratan

Pada dialog ke (16) terdapat terjemahan repetisi kata yang berlebihan. Kata ّرح yang berkali-kali diucapkan Wahsyi, sebaiknya cukup diterjemahkan dengan

pengulangan tiga kali kata ‘bebas’, kemudian diikuti titik tiga (...) di belakangnya.

Dialog ke (16) termasuk ke dalam jenis kalimat tak lengkap atau kalimat minor. Kalimat ini seperti berdiri sendiri dan tidak dilengkapi dengan subjek. Hal tersebut terjadi di dalam dialog karena unsur subjek yang tidak muncul itu sudah diketahui sebelumnya. Oleh karena itu diberikan skor 2 untuk terjemahan yang kurang akurat.

2. Keberterimaan

Selanjutnya pada cuplikan dialog ke (16) terdapat pemborosan kata dengan mengulang-ulang penerjemahan kata yang sama. Sebaiknya penggunaan kata yang sama berkali-kali dalam bahasa sumber cukup diterjemahkan tiga kali

menjadi ‘Aku bebas.. bebas.. bebas...’. dengan demikian diberikan skor 2 karena terjemahan kurang berterima.

3. Keterpahaman

Pada dialog ke (16) teks Bsu diucapkan berulang-ulang oleh aktor sebagai wujud kegembiraan yang mendalam. Hasil terjemahan subtitel dengan mudah dapat dipahami pemirsa karena bantuan melihat adegan aktor yang menunjukkan wajah ceria sambil berputar-putar gembira, Wahsyi berkata, “Aku bebas.. bebas.. bebas...”. Sebanyak 11 responden sepakat sudah memahami terjemahan dialog ke (16) dan hanya 3 orang yang belum memahami pesan dialog ke (16).

56

AA.Analisis Dialog (17)

ِكَل َنِذَأ ْنَم

..

؟

Siapa yang mengizinkanmu?

Sumber: Film Omar Episode 13 (,,50,51,0,,, --> ,,50,51000:0)

1. Keakuratan

Dialog ke (17) sudah diterjemahkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Dalam kamus Al-Munawwir kata هَل َنِذَأ memiliki arti leksikal “memperkenankan, memperbolehkan, memberi izin”.67

Cuplikan percakapan ini diucapkan oleh Wahsyi untuk menegur Raihana. Penerjemahan kata ganti orang ketiga yang digunakan sudah tepat yaitu ism zamir muttasil majrur berupa ِكَل merujuk kepada

“kamu (perempuan)” yang bernama Raihana.68

Berdasarkan analisis diberikan skor 3 karena terjemahan sudah akurat.

2. Keberterimaan

Hasil terjemahan pada dialog ke (17) sudah sesuai dengan struktur bahasa sasaran dan bahasa yang digunakan luwes. Sehingga tidak ada analisis mendalam pada bagian ini. Dengan demikian diberikan skor 3 untuk terjemahan yang berterima.

3. Keterpahaman

Cuplikan kalimat pada dialog ke (17) terjadi saat Wahsyi menegur Raihana karena dia mencoba menggunakan kalung milik Wahsyi tanpa izin terlebih dahulu. Kalimat yang diucapkan Wahsyi tersebut menurut peneliti mudah dipahami sebab diksi yang penerjemah pilih untuk mengalih bahasakan tidak asing didengar oleh pemirsa. Sebanyak 11 responden menilaimudah memahami

67

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 15

57

terjemahan dialog ke (17) dan 3 responden menilai keterpahaman terjemahan rendah.

BB.Analisis Dialog (18)

؟هُتْلَعَـف ْيِذلا اَم ؟َكَل مُأ َا َكِب اَم

Ada apa denganmu?

memang apa yang telah kulakukan?

Sumber: Film Omar Episode 13 (,,50,51000:0 --> ,,50,51:0::1)

1. Keakuratan

Pada dialog ke (18) terdapat kata yang tidak diterjemahkan, yaitu kata َكَل مُأ َا. Mengutip arti leksikal dalam kamus Al-Munawwir, terjemahan kata َكَل مُأ َا adalah

“perkataan yang mengandung arti celaan”.69

Pelesapan arti kata tersebut sudah efektif karena akan dianggap sebagai terjemahan yang kaku bila dialih bahasakan

menjadi “Ada apa denganmu perkataan yang mengandung celaan?”. Bentuk

celaan dalam dialog tersebut cukup digambarkan dengan mimik intonasi ucapan si aktris. Hal ini ditunjukkan Raihana melalui raut muka masam saat berbicara dengan Wahsyi. Sehingga diberikan skor 3 karena terjemahan sudah akurat.

2. Keberterimaan

Pada dialog ke (18) hasil terjemahan sudah akurat. Namun ada sedikit kesalahan pada penggunaan huruf kapital. Seharusnya setelah tanda tanya kata

‘memang’ menggunakan huruf kapital. Dengan demikian diberikan skor 3 karena

terjemahan sudah berterima. 3. Keterpahaman

Pada bagian ini dengan melihat adegan yang terjadi dalam film, kalimat tersebut muncul saat Raihana menjawab percakapan dengan Wahsyi. Raihana

69

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 39

58

merasa heran dengan tingkah laku Wahsyi yang tidak seperti biasanya. Hasil terjemahan yang diucapkan Raihana dalam Bsu akan mudah dipahami dengan memperhatikan kelanjutan percakapan sebelum maupun sesudahnya. Berdasarkan survei, ada 7 responden menilai terjemahan ini sudah dapat dipahami, 5 responden menganggap tingkat keterpahaman terjemahan sedang dan 2 responden sulit memahami terjemahan.

CC. Analisis Dialog (19)

َنْوُد ًائْيَش يِسَََ َا

ِِْذِإ

!

Jangan sentuh apapun tanpa izinku!

Sumber: Film Omar Episode 13 (,,50,5100303 --> ,,50,5100:33)

1. Keakuratan

Dialog ke (19) kalimat dalam Bsu diterjemahkan sesuai dengan bahasa sasaran. Jenis kalimat pada dialog ke (19) adalah kalimat imperatif larangan. Kalimat imperatif dapat bersifat larangan dengan adanya kata jangan.70 Dalam percakapan ini Wahsyi melarang Raihana menyentuh apapun barang miliknya. Wahsyi marah melihat Raihana memegang kalung Wahsyi tanpa meminta izin terlebih dahulu. Berdasarkan analisis tersebut, terjemahan dialog ke (19) diberkan skor 3 karena sudah akurat.

2. Keberterimaan

Selanjutnya pada dialog ke (19) merupakan bentuk kalimat imperatif. Sang aktor dalam dialog ini melarang lawan bicaranya agar tidak menyentuh perhiasan milik aktor tersebut. Sehingga diberikan skor 3 karena terjemahan sudah berterima.

70

Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 357

59 3. Keterpahaman

Pemilihan diksi terjemahan dialog ke (19) penerjemah menyusun kalimat dengan sederhana, tidak rumit, dan tidak -berbelit-belit. Sebanyak 6 responden meniali keterpahaman terjemahan dialog ke (19) tinggi, 6 responden menilai tingkat keterpahaman sedang dan 2 responden sulit memahami terjemahan.

DD.Analisis Dialog (20)

يِرََْ ىَلَع ُهُتْعَضَو ْنَأ ىَلَع ُتْدِز اَم ،كََْْو

.

ْنَأ ُدْيِرُت ْمَأ ؟ِهِب ِِِم قَحَأ ْنَمَو

َكَسْفَـن صَتََْ

؟ِهِئاَدِتْراِب

Celaka kau,padahal tidak sampai aku

pakai perhiasan itu di kalung ku?

Memang siapa yang lebih berhak atas itu? apakah kau mengkhususkan itu untukmu?

Sumber: Film Omar Episode 13 (,,50,51:013: -->,,50,5000::,)

1. Keakuratan

Pada dialog ke (20) Raihana menjawab dengan sengit ucapan Wahsyi. Bsu كََْْو

yang diterjemahkan menjadi “Celaka kau”, sudah tepat. Dalam kamus al -Munawwir kata ٌحْيَو berarti ‘Celaka’.71

Cuplikan dialog ke (20) berbentuk kalimat pengingkaran atau negasi. Pengingkaran kalimat terlihat pada kata ingkar tidak yang ditempatkan di awal predikat yang tidak mengandung bentuk sudah atau telah pada kalimat berpredikat. Dialog ini menunjukkan bahwa tuduhan Wahsyi terhadap Raihana tidak benar. Raihana belum memakai kalung tersebut, ia baru memegangnya saja. Selanjutnya kekurang akuratan terdapat pada Bsu يِرََْ ىَلَعyang

diterjemahan ke dalam bahasa sasaran menjadi “di kalung ku”. Seharusnya dapat

dipilihkan padanan yang sesuai dengan konteks yaitu perhiasan itu di pakai di

71

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1586

60

leher bukan di kalung. Berdasarkan analisis terjemahan ini diberi skor 3 karena sudah akurat.

2. Keberterimaan

Dalam penerjemahan dialog ke (20) terbagi menjadi dua subtitel. Tiap subtitel terdiri dari dua baris. Waktu pemunculan subtitel sudah memenuhi standar yaitu antara 2-7 detik. Selain itu hal yang harus diperhatikan juga adalah setelah tanda

koma (,) pada frasa ‘Celaka kau’ seharusnya diberi jarak satu spasi sebelum kata ‘padahal’. Selanjutnya kata ‘apakah’ seharusnya menggunakan huruf kapital

sebagai huruf pertama awal kalimat. Dengan demikian terjemahan ini diberikan skor 3 karena sudah berterima.

3. Keterpahaman

Hasil terjemahan dialog ke (20) menurut peneliti sudah dapat dipahami, namun diperlukan lebih dari satu kali baca untuk memahami terjemahan. Ungkapan makian ini dilontarkan Raihana kepada Wahsyi karena dia marah terhadap larangan Wahsyi untuk tidak mencoba perhiasaan yang ingin ia miliki. Sebanyak 6 responden meniali keterpahaman terjemahan dialog ke (20) tinggi, 6 responden menilai tingkat keterpahaman sedang dan 2 responden sulit memahami terjemahan.

Berikut secara rinci grafik tingkat keterpahaman terjemahan film Omar episode ketiga belas.

61

Diagram Tingkat Keterpahaman Terjemahan Subttel Film Omar

Jika diurai secara rinci, masalah-masalah yang teridentifikasi pada terjemahan subtitle film Omar antara lain:

1. Pemadanan yang Tidak Tepat

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas terjemahan adalah pemadanan yang tidak tepat. Contohnya

ِْبَص ْنَم َِ َةَبْتُع َناَك اَم

.

يِرْكَبَو ِهِمَعَو يِخَأ َاَو

Hampir hilang sabar Utbah diriku saudaraku pamanku dan Bakri.

Sumber: Film Omar Episode 13 (,,5105,,0:,1 --> ,,5105,0000,)

Ketidaktepatan pengalihan pesan terjemahan di atas mengakibatkan perbedaan pendapat bagi pemirsa dalam memahami maksud isi film. Menurut interpretasi peneliti, makna yang ingin disampaikan tokoh dalam dialog tersebut adalah

“Bukan hanya Utbah yang kehilangan kesabaran, tetapi saudaraku, pamannya dan

Bakri”. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 4 10 4 2 8 7 5 5 2 8 5 11 9 7 9 11 10 7 6 6 7 2 9 7 4 5 5 7 9 3 7 0 3 6 1 0 1 5 6 6 3 2 1 5 2 2 4 2 3 2 2 3 2 1 4 3 3 2 2 2 Ket e rp a h a m a n Dialog ke-

Tingkat Keterpahaman Terjemahan

Subtitel Film Omar Episode ke 13

Keterpahaman Rendah Keterpahaman Sedang Keterpahaman Tinggi

62

Ketidaktepatan pada data no. (4) adalah masih menggunakan struktur bahasa sasaran yang belum terbebaskan dari bahasa sumber. Karenanya, terjemahan seakan bahasa Indonesia yang berstruktur Arab. Contoh ِِدَيِب ْيِسْفَـن ْيِذلاَو yang

diterjemahkan menjadi “Demi zat yang aku berada di tangan-Nya”.

Pada data no. (7) ُهِْم ُتْيَـيْحَتْساَف ،ُهُترْوَع ْتَفَشَكْنا yang diterjemahkan menjadi “dia tersungkur diatas tanah” terjemahan menggunakan pemadanan yang tidak tepat.

Sebaiknya terjemahan yang peneliti sarankan adalah “ketika auratnya terbuka, dia merasa malu”.

2. Pemilihan Diksi yang Tidak Tepat

Pemilihan diksi yang tepat juga berpengaruh terhadap kualitas suatu terjemahan. Dialog yang tidak diterjemahkan sesuai dengan konteksnya akan berakibat pada rendahnya kualitas terjemahan. Pada data no. (5) م ِحاَرلا yang

diterjemahkan menjadi “maha Pengampun” tidak tepat, sehingga sebaiknya diterjemahkan dengan “Maha Pengasih atau Penyayang”.

Pada no. (14) Bsu رْدَب ِمْوَـيِبyang diterjemahkan menjadi “Wahai Abu Bakar” tidak tepat. Seharusnya terjemahan yang benar adalah “Perang Badar” bukan nama

seseorang.

3. Terjemahan Tidak Logis

Terjemahan tidak logis dalam dialog film Omar muncul pada data no. (15)

yaitu “Ooh Alu Hubal”. Kalimat ini merupakan terjemahan dari cuplikan lagu

لبه لأ ووووه

... .

63

Terjemahan pada no. (4) “Tidak aku tinggalkan dirimu sampai pedangku mempercepatmu ke neraka, mengantarku ke surga” terlihat menggunakan ungkapan yang berlebihan. Ungkapan tersebut dapat dipilihkan istilah yang lebih

efektif dalam bahasa Indonesia, yaitu “Aku akan segera membunuhmu”.

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Kualitas terjemahan subtitel film omar (Halaman 73-83)

Dokumen terkait