• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Ekonomi Biodiesel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Analisis Efisiens

4.6.2. Analisis Efisiensi Ekonomi Biodiesel

Dalam analisis ekonomis produksi biodiesel ini, hal yang dihitung adalah seluruh biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi biodiesel per liternya, termasuk didalamnya biaya bahan baku baik bahan baku utama (minyak nabati) maupun bahan baku pendukung (alkohol dan katalis, yang digunakan dalam proses esterifikasi dan transesterifikasi minyak nabati), serta seluruh pemasukan dari penjualan biodiesel.

Ini dimaksudkan agar dapat dilihat teknik produksi biodiesel yang terefisien dalam segi ekonomisnya. Dalam perhitungan ekonomis ini tidak dimasukkan biaya investasi peralatan ataupun biaya investasi pabrik. Disini hanya akan dibahas biaya produksi per liter biodiesel. Ini dikarenakan dalam skripsi ini tidak dilihat kelayakan usaha pabrik pembuatan biodiesel, tetapi hanya melihat berapa besar biaya produksi biodiesel.

Tabel – tabel berikut ini akan menunjukkan jumlah biaya produksi dalam tiap – tiap teknik produksi biodiesel dari ketiga tanaman penghasil biodiesel tersebut.

Tabel 12. Biaya Produksi Biodiesel Teknik Biox

Jumlah Biaya

Bahan Baku Minyak *

Kelapa 1000 Liter Rp 6.000.000

Kelapa Sawit 1000 Liter Rp 7.700.000

Jarak Pagar 1000 Liter Rp 6.500.000

Bahan Pelarut

KO 250 Liter (Fasa Metanol) Rp 1.315.000 THF 250 Liter (Fasa Metanol) Rp 1.075.000 Metanol 300 Liter (Fasa Trigleserida) Rp 828.000 Trigleserida 100 liter (Fasa Trigleserida) Rp 138.000 Fasa Metanol 1 Tahap (Rp150.000/100 l) Rp 1.500.000 Fasa Trigleserida 1 Tahap (Rp100.000/100 l) Rp 1.000.000

Total Biaya Rp 5.856.000 + *

Keterangan = * pada total biaya adalah biaya salah satu bahan baku minyak Tabel 13. Biaya Produksi Biodiesel Teknik Lurgi

Jumlah Biaya

Bahan Baku Minyak*

Kelapa 1000 Liter Rp 6.000.000

Kelapa Sawit 1000 Liter Rp 7.700.000

Jarak Pagar 1000 Liter Rp 6.500.000

Bahan Pelarut

Metanol Esterifikasi 250 Liter Rp 690.000 Katalis Basa Esterifikasi 150 Liter Rp 207.000 Metanol Transesterifikasi 500 Liter Rp 1.380.000 Katalis Basa Transesterikasi 250 Liter Rp 345.000 Tahap Esterifikasi 1 Tahap (Rp250.000/100 l) Rp 2.500.000 Tahap Transesterifikasi 2 Tahap (@ Rp500.000/100 l) Rp 10.000.000 Degumming 1 Tahap (Rp300.000/100 l) Rp 3.000.000 Washing and drying 2 Tahap (@ 350.000Rp/100l) Rp 7.000.000 Destilasi 1 Tahap (Rp300.000/100 l) Rp 3.000.000

Total Biaya Rp 28.122.000 + *

Keterangan = * pada total biaya adalah biaya salah satu bahan baku minyak Tabel 14. Biaya Produksi Biodiesel Teknik MPOB

Jumlah Biaya

Bahan Baku Minyak*

Kelapa 1000 Liter Rp 6.000.000

Kelapa Sawit 1000 Liter Rp 7.700.000

Jarak Pagar 1000 Liter Rp 6.500.000

Bahan Pelarut

Metanol 6000 Liter Rp 16.560.000

Katalis Basa Esterifikasi 1000 Liter Rp 1.380.000 Katalis Basa Transesterifikasi 375 Liter Rp 517.500 Tahap Esterifikasi 1 Tahap (Rp 300.000/100 l) Rp 3.000.000 Tahap Transesterifikasi 2 Tahap (@ Rp 400.000/100 l) Rp 8.000.000 Degumming 1 Tahap (Rp 200.000/100 l) Rp 2.000.000

Jumlah Biaya

Destilasi 1 Tahap (Rp 300.000/100 l) Rp 3.000.000

Total Biaya Rp 34.457.500 + *

Keterangan = * pada total biaya adalah biaya salah satu bahan baku minyak Tabel 15. Biaya Produksi Biodiesel Teknik ITB

Jumlah Biaya

Bahan Baku Minyak*

Kelapa 1000 Liter Rp 6.000.000

Kelapa Sawit 1000 Liter Rp 7.700.000

Jarak Pagar 1000 Liter Rp 6.500.000

Bahan Pelarut

Metanol esterifikasi 4500 Liter Rp 12.420.000 Katalis Basa Esterifikasi 1000 Liter Rp 1.380.000 Metanol Transesterifikasi 500 liter Rp 1.380.000 Katalis Basa Transesterifikasi 375 Liter Rp 517.500 Metoksida Transesterifikasi 150 Liter Rp 1.104.000 H2SO4 Transesterifikasi 175 Liter Rp 1.288.000 Tahap Esterifikasi 1 Tahap (Rp 400.000/100 l) Rp 4.000.000 Tahap Transesterifikasi 2 Tahap (@ Rp 450.000/100 l) Rp 9.000.000 Destilasi 1 Tahap (Rp 400.000/100 l) Rp 4.000.000

Total Biaya Rp 35.089.500 + *

Keterangan = * pada total biaya adalah biaya salah satu bahan baku minyak

Berikutnya akan dianalisis berapa besar tingkat efisiensi dari keempat teknik biodiesel tersebut, dan akan ditentukan teknik biodiesel yang mana dan menggunakan bahan baku apa yang paling efisiensi secara ekonomisnya.

Dalam analisis efisiensi ekonomis ini terdapat nilai pendapatan, nilai pendapatan disini merupakan pendapatan penjualan biodiesel per 1000 liter biodiesel dengan harga jual biodiesel adalah Rp 4500/liter. Harga itu bukanlah harga yang sebenarnya, itu merupakan harga jual biosolar atau dengan kata lain biodiesel yang telah dicampur dengan solar. Sehingga harga tersebut adalah harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah (harga subsidi solar Rp 4500/liter).

Dalam analisis efisiensi ekonomis ini juga akan dilihat berapa tingkat efisiensinya dengan harga dari masing – masing biodiesel. Dan selanjutnya akan dibandingkan dengan tingkat efisiensi dengan harga biosolar yang disubsidi pemerintah.

Analisis efisiensi ekonomis dari tiap – tiap bahan baku dan teknik pengolahannya akan ditampilkan dalam tabel diberikut ini (tabel 16 sampai tabel 18 menggunakan harga biodiesel dengan subsidi dari pemerintah) :

Tabel 16. Analisis Efisiensi Ekonomis Biodiesel Kelapa

Biox Lurgi MPOB ITB

Revenue Rp 4.500 Rp 4.500 Rp 4.500 Rp 4.500

Cost Rp 11.856 Rp 34.122 Rp 40.457 Rp 41.089

Efisiensi 0.379 0.131 0.111 0.109

Keterangan = seluruh biaya dalam ribuan rupiah

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai efisiensi ekonomis biodiesel kelapa dari masing – masing teknik produksi, nilai yang diperoleh menunjukan tingkat efisiensinya berbeda – beda. Walaupun pendapatan yang diperolehnya sama besar ini karena harga yang digunakan dalm menghitung pendapatan menggunakan harga biodiesel subsidi pemerintah (biosolar).

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Biox sebesar 0.379 yang berarti proses produksi biodiesel Biox dengan bahan baku kelapa tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Lurgi sebesar 0.131 yang berarti proses produksi biodiesel Lurgi dengan bahan baku kelapa tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi MPOB sebesar 0.111 yang berarti proses produksi biodiesel MPOB dengan bahan baku kelapa tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi ITB sebesar 0.109 yang berarti proses produksi biodiesel ITB dengan bahan baku kelapa tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Semua nilai efisiensi yang diperoleh dinyatakan tidak atau belum efisiensi karena indikator efisiensinya suatu teknik dinyatakan dengan angka 1, sedangkan seluruh nilai diatas belum mencapai angka 1.

Tetapi jika keempat nilai tersebut dibandingkan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keempat teknik produksi biodiesel dengan bahan baku kelapa yang paling efisien secara ekonomis adalah teknik produksi Biox, karena nilai efiseinsinya mendekati angka 1. Sedangkan yang terendah adalah teknik ITB karena nilai yang diperoleh lebih kecil dari keempat teknik tersebut.

Tabel 17. Analisis Efisiensi Ekonomis Biodiesel Kelapa Sawit

Biox Lurgi MPOB ITB

Revenue Rp 4.500 Rp 4.500 Rp 4.500 Rp 4.500

Cost Rp 13.556 Rp 35.822 Rp 42.157 Rp 42.789

Efisiensi 0.331 0.125 0.106 0.105

Keterangan = seluruh biaya dalam ribuan rupiah

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Biox sebesar 0.331 yang berarti proses produksi biodiesel Biox dengan bahan baku kelapa sawit tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Lurgi sebesar 0.125 yang berarti proses produksi biodiesel Lurgi dengan bahan baku kelapa sawit tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Begitu juga dengan nilai yang diperoleh oleh teknik produksi MPOB sebesar 0.106 yang berarti proses produksi biodiesel MPOB dengan bahan baku kelapa sawit tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi ITB sebesar 0.105 yang berarti proses produksi biodiesel ITB dengan bahan baku kelapa sawit tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Dan jika dibandingkan semuanya, maka yang paling efisien secara ekonomis adalah teknik Biox karena mendekati nilai indikator efisiensi ekonomis. Dan yang paling tidak efisien adalah teknik produksi ITB.

Tabel 18. Analisis Efisiensi Ekonomis Biodiesel Jarak Pagar

Biox Lurgi MPOB ITB

Revenue Rp 4.500 Rp 4.500 Rp 4.500 Rp 4.500

Cost Rp 12.356 Rp 34.622 Rp 40.957 Rp 41.589

Efisiensi 0.364 0.129 0.109 0.108

Keterangan = seluruh biaya dalam ribuan rupiah

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Biox sebesar 0.364 yang berarti proses produksi biodiesel Biox dengan bahan baku jarak pagar tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Lurgi sebesar 0.129 yang berarti proses produksi biodiesel Lurgi dengan bahan baku jarak pagar tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi MPOB sebesar 0.109 yang berarti proses produksi biodiesel MPOB dengan bahan baku jarak pagar tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi ITB sebesar 0.108 yang berarti proses produksi biodiesel ITB dengan bahan baku jarak pagar tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Semua nilai efisiensi yang diperoleh dinyatakan tidak atau belum efisiensi karena indikator efisiensinya suatu teknik dinyatakan dengan angka 1, sedangkan seluruh nilai diatas belum mencapai angka 1.

Tetapi jika keempat nilai tersebut dibandingkan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keempat teknik produksi biodiesel dengan bahan baku kelapa yang

efiseinsinya mendekati angka 1. Dan yang paling tidak efisien adalah teknik ITB dengan perolehan nilai terkecil.

Berikut ini adalah tabel – tabel tingkat efisiensi dengan harga biodiesel yang seharusnya dari tiap – tiap bahan baku dan teknik produksinya :

Tabel 19. Analisis Efisiensi Ekonomis Biodiesel Kelapa

Biox Lurgi MPOB ITB

Revenue Rp 6.800 Rp 8.300 Rp 7.500 Rp 6.500

Cost Rp 11.856 Rp 34.122 Rp 40.457 Rp 41.089

Efisiensi 0.573 0.243 0.185 0.158

Keterangan = seluruh biaya dalam ribuan rupiah

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Biox sebesar 0.573 yang berarti proses produksi biodiesel Biox dengan bahan baku kelapa belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Lurgi sebesar 0.243 yang berarti proses produksi biodiesel Lurgi dengan bahan baku kelapa tidak efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi MPOB sebesar 0.185 yang berarti proses produksi biodiesel MPOB dengan bahan baku kelapa tidak efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi ITB sebesar 0.158 yang berarti proses produksi biodiesel ITB dengan bahan baku kelapa tidak efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Semua nilai efisiensi yang diperoleh dinyatakan tidak atau belum efisiensi karena indikator efisiensinya suatu teknik dinyatakan dengan angka 1, sedangkan seluruh nilai diatas belum mencapai angka 1.

Tetapi jika keempat nilai tersebut dibandingkan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keempat teknik produksi biodiesel dengan bahan baku kelapa yang paling efisien secara ekonomis adalah teknik produksi Biox, karena nilai

efiseinsinya mendekati angka 1. Sedangkan yang terendah adalah teknik ITB karena nilai yang diperoleh lebih kecil dari keempat teknik tersebut.

Tabel 20. Analisis Efisiensi Ekonomis Biodiesel Kelapa Sawit

Biox Lurgi MPOB ITB

Revenue Rp 6.800 Rp 8.300 Rp 7.500 Rp 7.500

Cost Rp 13.556 Rp 35.822 Rp 42.157 Rp 42.789

Efisiensi 0.501 0.231 0.177 0.175

Keterangan = seluruh biaya dalam ribuan rupiah

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Biox sebesar 0.501 yang berarti proses produksi biodiesel Biox dengan bahan baku kelapa sawit belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Lurgi sebesar 0.231 yang berarti proses produksi biodiesel Lurgi dengan bahan baku kelapa sawit tidak efisien efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Begitu juga dengan nilai yang diperoleh oleh teknik produksi MPOB sebesar 0.177 yang berarti proses produksi biodiesel MPOB dengan bahan baku kelapa sawit tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi ITB sebesar 0.175 yang berarti proses produksi biodiesel ITB dengan bahan baku kelapa sawit tidak efisien atau belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Dan jika dibandingkan semuanya, maka yang paling efisien secara ekonomis adalah teknik Biox karena mendekati nilai indikator efisiensi ekonomis. Dan yang paling tidak efisien adalah teknik produksi ITB.

Tabel 21. Analisis Efisiensi Ekonomis Biodiesel Jarak Pagar

Biox Lurgi MPOB ITB

Revenue Rp 6.800 Rp 8.300 Rp 7.500 Rp 6.800

Cost Rp 12.356 Rp 34.622 Rp 40.957 Rp 41.589

Efisiensi 0.550 0.239 0.183 0.163

Keterangan = seluruh biaya dalam ribuan rupiah

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Biox sebesar 0.550 yang berarti proses produksi biodiesel Biox dengan bahan baku jarak pagar belum efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi Lurgi sebesar 0. 239 yang berarti proses produksi biodiesel Lurgi dengan bahan baku jarak pagar tidak efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi MPOB sebesar 0.183 yang berarti proses produksi biodiesel MPOB dengan bahan baku jarak pagar tidak efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya. Nilai yang diperoleh oleh teknik produksi ITB sebesar 0.163 yang berarti proses produksi biodiesel ITB dengan bahan baku jarak pagar tidak efisien jika dilihat dari segi ekonomisnya.

Semua nilai efisiensi yang diperoleh dinyatakan tidak atau belum efisiensi karena indikator efisiensinya suatu teknik dinyatakan dengan angka 1, sedangkan seluruh nilai diatas belum mencapai angka 1.

Tetapi jika keempat nilai tersebut dibandingkan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keempat teknik produksi biodiesel dengan bahan baku kelapa yang paling efisien secara ekonomis adalah teknik produksi Biox, karena nilai efiseinsinya mendekati angka 1. Dan yang paling tidak efisien adalah teknik ITB dengan perolehan nilai terkecil.

Dari tabel – tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa (dengan membandingkan nilai efisiensi eknomis dengan harga biosolar dengan harga biodiesel yang seharusnya) untuk tingkat efisiensi tertinggi secara ekonomis

adalah dengan teknik Biox yang menghasilkan biodiesel dengan bahan baku minyak nabati yang berasal dari tanaman kelapa tetapi jika kita lihat rendemen yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelapa sawit, karena itu ditarik kesimpulan akhir bahwa yang terefisien secara ekonomis adalah teknik Biox dengan bahan baku kelapa sawit. Sedangkan untuk nilai efisiensi terendah secara ekonomis adalah teknik ITB dengan tanaman jarak pagar karena nilai efisiensinya paling rendah dan begitu juga dengan nilai rendemen minyaknya.

Biodiesel telah dapat diciptakan, tetapi dalam hal produksinya masih memerlukan biaya yang besar, apalagi untuk membangun fasilitas produksi, investasi yang diperlukan sangat besar dan tentunya akan berimbas pada penambahan biaya pada harga jual konsumen untuk menutupi seluruh biayanya. Ini mengakibatkan belum banyaknya perusahaan yang mengusahakan produksi biodiesel, karena jika harga jual biodiesel nantinya disesuaikan dengan harga produksi yaitu sekitar > Rp 4500/liter, tentunya konsumen enggan untuk membelinya karena masih adanya solar seharga Rp 4500/liter.

Dengan begitu biodiesel belum bisa bersaing dengan solar yang memiliki harga jauh lebih rendah, dengan adanya subsidi dari pemerintah (solar Rp 4500/liter) walaupun kenyataannya biodiesel sangat bermanfaat dan perlu segera dikembangkan. Dalam pengembangan biodiesel idealnya biaya produksi dapat ditekan sehingga dapat bersaing dengan harga solar, ini memerlukan bantuan pemerintah, sehingga biodiesel dapat berkembang, hal ini juga didukung harga minyak dunia yang terus meningkat. Untuk itu perlu adanya peran pemerintah dalam pengembangan biodiesel ini, sehingga dapat mengatasi ketergantungan akan energi fosil dan keterbatasannya.

Dokumen terkait