• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI, EFISIENSI INPUT,

6.2. Analisis Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah

Tingkat efisiensi input ditunjukkan oleh besarnya perbandingan Nilai Produk Marginal (NPM) dengan harga input (BKM). Efisien dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk memperoleh output yang maksimal atau dengan kata lain NPM suatu input X tersebut sama dengan harga input X itu sendiri (NPM = BKM), tetapi dalam kenyataan NPMx/BKM tidak selalu sama dengan satu, yang sering terjadi adalah lebih besar dari 1 atau lebih kecil dari 1. Apabila lebih besar dari 1 dapat diartikan bahwa penggunaan faktor produksi X belum efisien, sedangkan apabila lebih kecil dari 1 maka dapat diartikan bahwa penggunaan faktor produksi X tidak efisien (Soekartawi, 1995). Tingkat efisiensi di peternakan Pondok Ranggon disajikan pada Tabel 20 dan Lampiran 10.

Data pada Tabel 20 menunjukkan bahwa produksi susu rata-rata sebesar 10.01 liter per ST per hari dan harga susu adalah Rp 4 558.33 per liter. Penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha peternakan sapi perah belum mencapai kondisi optimal. Rasio NPM dan BKM tidak sama dengan satu. Pakan

hijauan dan ampas tahu memiliki nilai rasio NPM-BKM lebih dari satu, sedangkan pakan konsentrat, ampas tempe, dan tenaga kerja memiliki nilai rasio kurang dari satu.

Tabel 20. Efisiensi Produksi Susu Sapi Perah di Peternakan Pondok Ranggon Tahun 2013 Faktor Produksi Input rata-rata Koefisien NPM BKM NPM/ BKM Pakan Hijauan (Kg/ST/Hari) 12.714 0.13997 502.334 343.750 1.461 Pakan Konsentrat (Kg/ST/Hari) 1.482 0.012136 373.652 2 231.667 0.167 Pakan Ampas Tahu (Kg/ST/Hari) 4.972 0.555 5 095.164 1 343.750 3.792 Pakan Ampas Tempe (Kg/ST/Hari) 1.846 0.00997 246.346 1 293.750 0.190 Tenga Kerja (Orang) 4.958 0.10093 928.867 11 090.939 0.084 Produksi Susu (Liter/ST/hari) 10.01 Harga produksi susu (Rp/Liter) 4 558.33

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Rasio NPM-BKM dari pakan hijauan adalah 1.461, artinya jumlah penggunaan pakan hijauan perlu ditambah agar tercapai efisiensi. NPM pakan hijauan sebesar 502.334. Berarti bahwa setiap penambahan satu kg pakan hijauan akan meningkatkan pendapatan peternak sebesa Rp 502.334 dengan biaya tambahan sebesar Rp 343.750.

Rasio NPM-BKM dari pakan konsentrat adalah 0.167, artinya jumlah penggunaan pakan konsentrat perlu dikurangi agar tercapai efisiensi. NPM pakan konsentrat sebesar 373.652. Berarti setiap penambahan satu kg pakan konsentrat akan meningkatkan pendapatan peternak sebesar Rp 373.652 dengan biaya tambahan sebesar Rp 2 231.667.

Rasio NPM-BKM dari pakan ampas tahu adalah 3.792, artinya jumlah penggunaan pakan ampas tahu perlu ditambah agar tercapai efisiensi. NPM pakan ampas tahu sebesar 5 095.164. Berarti bahwa setiap penambahan satu kg pakan ampas tahu akan meningkatkan pendapatan peternak sebesar Rp 5 095.164 dengan biaya tambahan sebesar Rp 1 343.750.

Rasio NPM-BKM dari pakan ampas tempe adalah 0.190, artinya jumlah penggunaan pakan ampas tempe perlu dikurangi agar tercapai efisiensi. NPM pakan ampas tempe sebesar 246.436. Berarti bahwa setiap penambahan satu kg pakan ampas tempe akan meningkatkan pendapatan peternak sebesar Rp 246.436 dengan biaya tambahan sebesar Rp 1 293.750.

Nilai Produk Marjinal untuk penggunaan tenaga kerja sebesar 928.867. Berarti bahwa setiap tambahan satu orang tenaga kerja hanya akan meningkatkan pendapatan peternak sebesar Rp 928.867 dengan biaya tambahan sebesar Rp 11 090.939. Rasio NPM-BKM dari penggunaan tenaga kerja sebesar 0.084 artinya untuk mencapai efisiensi perlu mengurangi jumlah tenaga kerja.

Nilai NPM-BKM harus sama dengan satu agar tercapai efisiensi. Nilai NPM-BKM kurang dari satu perlu adanya pengurangan dalam penggunaan faktor produksi, sedangkan jika NPM-BKM lebih besar dari satu, maka perlu adanya penambahan dalam penggunaan faktor produksi tersebut. Guna mencapai penggunaan faktor produksi pada tingkat optimal, maka dibutuhkan kombinasi optimal dalam penggunaan faktor produksi. Penggunaan faktor produksi dalam tingkat optimal disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Input Produksi Optimal di Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon Tahun 2013

Faktor Produksi Input rata-rata Input Optimal

Pakan Hijauan (Kg/ST/Hari) 12.714 18.579

Pakan Konsentrat (Kg/ST/Hari) 1.482 0.248

Pakan Ampas Tahu (Kg/ST/Hari) 4.972 18.853

Pakan Ampas Tempe (Kg/ST/Hari) 1.846 0.352

Tenga Kerja (Orang) 4.958 0.415

Sumber: Data Primer Diolah (2014)

Tabel 21 menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi dengan input optimal. Kondisi efisiensi penggunaan pakan hijauan perlu ditingkatkan dari 12.714 kg per ST per hari menjadi 18.579 kg per ST per hari. Berdasarkan metode perhitungan pakan oleh Sutardi (1981), jumlah pemberian pakan hijauan untuk sapi perah sebanyak 29.877 kg per ST per hari. Ketersediaan pakan hijauan di peternakan Pondok Ranggon terbatas, sehingga jumlah pakan yang digunakan dan pakan optimal kurang dari standar pakan berdasarkan metode perhitungan Sutardi (1981).

Penggunaan pakan ampas tahu di peternakan Pondok Ranggon perlu ditingkatkan dari 4.972 kg per ST per hari menjadi 18.853 kg per ST per hari. Berdasarkan metode perhitungan pakan, jumlah pemberian pakan ampas tahu untuk sapi perah sebanyak 25.890 kg per ST per hari. Jumlah pakan ampas tahu berdasarkan hasil analisis efisiensi kurang dari standar pakan yang diberikan sesuai metode perhitungan pakan. Hal ini karena peternak sapi perah di Pondok Ranggon juga memberikan pakan tambahan lainnya.

Penggunaan pakan konsentrat dan ampas tempe lebih kecil dari pakan lainnya, namun untuk mencapai tingkat efisiensi jumlah penggunaannya harus dikurangi sampai input optimal. Jumlah optimal pakan konsentrat dan ampas tempe sebesar 0.248 kg per ST per hari dan 0.352 kg per ST per hari. Berdasarkan metode perhitungan pakan, jumlah penggunaan pakan konsentrat dan ampas tempe sebanyak 3.699 kg per ST per hari. Di peternakan Pondok Ranggon pakan konsentrat dan ampas tempe merupakan pakan pendamping yang tidak digunakan oleh semua peternak sapi perah. Oleh karena itu, jumlah penggunaan pakan konsentrat dan ampas tempe lebih kecil dari ampas tahu. Jumlah penggunaan pakan hijauan, ampas tempe, konsentrat, dan ampas tahu masih rendah, sehingga produksi susu juga rendah.

Di peternakan Pondok Ranggon waktu kerja ditiap peternaknya sama, namun upahnya berbeda-beda. Setiap tenaga kerja memiliki jenis pekerjaan yang berbeda, tetapi waktu kerja nya sama. Jumlah tenaga kerja yang digunakan perlu dikurangi dari 5 orang menjadi 1 orang agar tercapai tingkat efisiensi.

Berdasarkan hasil analisis dengan kombinasi input-input optimal pada fungsi persamaan Cobb-Douglas didapatkan produksi susu optimal (Y optimal)

sebesar 18.007 liter per ST per hari dan diperoleh keuntungan sebesar Rp 44 748.022 per hari. Nilai efisiensi masing-masing faktor produksi dalam

peternakan sapi perah di Pondok Ranggon tidak ada yang sama dengan satu, sehingga penggunaan faktor-faktor produksi belum efisien.

Dokumen terkait