• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Estetika Formal pada Fasad Bangunan

a. Proporsi

Proporsi Fave Hotel terhadap site sudah cukup proporsional. Karena luasan hotel yang dominan menempati bagian tengah site, sehingga bila dilihat secara keseluruhan, penempatan hotel dan penentuan luasannya terhadap site sudah sesuai. Parkiran tidak terlihat dari luar karena terletak di basement.

Fave Hotel memiliki tinggi bangunan ±50 meter dengan jumlah lantai 12. Perbedaan tinggi bangunan dengan bangunan sekitarnya cukup jauh karena sekitarnya terdapat toko-toko.

Gambar 3.3.a.1Proporsi Fave Hotel Sumber :

http://i1091.photobucket.com/albums/i395/Shaggy_Solo3/SOLO%20Projects%202 012/FavehotelSolo.jpg

Gambar 3.3.a.2 Proporsi Fave Hotel Sumber : dok.pribadi, nov 2013

50m

25m 40m

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 22

Proporsi antara bidang horizontal dan vertikalnya sesuai karena total lebar 25M dan tingginya 50M. Bangunan tidak terlihat terlalu tinggi dan tidak terasa akan tumbang karena tingginya yang proporsional.

b. Skala

Bila dilihat dari luar bangunan ini menggunakan skala monumental karena merupakan bangunan paling tinggi di antara bangunan lainnya. Hal ini dikarenakan hotel ini memiliki 12 lantai dengan ketinggian masing-masing lantai ±4m dan total tinggi bangunan ±50m, sedangkan disekelilingnya tidak ada lagi bangunan pencakar langit lainnya. Bangunan tinggi disekitarnya hanyalah ruko-ruko kecil, SMA Regina Pacis yang rata-rata memiliki dua lantai. Skala monumental ini terlihat besar apabila dibandingkan dengan manusia. Sehingga apabila manusia berada di dekatnya, maka manusia akan merasa kecil dan memandang bangunan tersebut sebagai bangunan yang megah.

Gambar 3.3.a.3 Proporsi Fave Hotel

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 23

Apabila dilihat hanya dari satu lantai ataupun dilihat dari dalam (interior), maka skala yang digunakan Tune Hotel Solo bersifat normal/manusiawi. Tinggi bangunan perlantai ±4m. Ruang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil bila dibandingkan dengan manusia. Sehingga apabila manusia berada dalam ruang tersebut, maka dapat dirasakan skala bangunan yang wajar dengan ukuran manusia.

Meskipun terlihat tinggi menjulang, sebenarnya tinggi interior dari Fave Hotel tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan karena bangunan Fave Hotel memiliki jumlah lantai yang banyak.

Gambar 3.3.b.2 Skala Interior Lobby Fave Hotel

Sumber : http://handiniaudita.blogspot.com/2013/04/fave-hotel-solo.html

50m

2m

Gambar 3.3.b.1 Skala Eksterior pada Fave Hotel

Sumber : http://photos.wikimapia.org/p/00/02/86/22/09_full.jpg

2m 4m

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 24 c. Sumbu dan Simetri

Fave Hotel Solo disusun berdasarkan sumbu/axis horizontal. Dari sumbu atau axis yang ada mempengaruhi pelatakan jendela dan beton antar lantai disusun. Jendela dan beton disusun teratur ke atas berdasarkan sumbu. Kanopinya terletak tepat di tengah bangunan dengan panjang sama ke kanan dan kiri.

Sumbu horizontal ini juga digunakan untuk membagi denah dengan meletakkan posisi kamar-kamar pada hotel. Sumbu vertikal juga membagi peletakkan pembagian kaca pada peruangan kamar hotel serta penampilan pada fasad.

Gambar 3.3.c.1 Sumbu Vertikal Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.b.3 Skala Interior Lobby Fave Hotel

Sumber : http://handiniaudita.blogspot.com/2013/04/fave-hotel-solo.html

4m

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 25

Sumbu vertikal membagi sisi kanan dan kiri pada bangunan. Pada fasad bangunan modern, menggunakan elemen yang sama pada sisi kanan dan kiri bangunan, yaitu hanya jendela kotak monotone karena bangunan arsitektur modern ‘miskin’ akan dekorasi. Tiap elemen diulang sepasang-sepasang masing-masing di kiri dan kanan garis tengah sumbu memberikan keseimbangan pada bangunan.

Gambar 3.3.c.3 Kanopi terletak ditengah bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.c.2 Kanopi terletak ditengah bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 26

Sumbu horizontal membagi bangunan menjadi bagian atas dan bawah. Terdapat seikit perbedaan pada penggunaan kanopi di bagian bawah bangunan. Hal ini juga menyesuaikan dengan fungsi kanopi, yaitu sebagai tempat drop out baik pengguna maupun pemilik Hotel. Sumbu horizontal juga membagi denah menjadi dua bagian yang simetri.

Dengan peletakan sumbu horizontal yang tepat berada di tengah, menciptakan fasad dari Fave Hotel Solo ini simetris. Simetris ini terwujud dengan keseimbangan penempatan jumlah kaca antara bagian kanan sumbu dengan bagian kirinya. Keseimbangan yang diciptakan berupa simetri bilateral yang mana disebut sebagai keseimbang formal.

d. Hierarki

Tingkatan atau hierarki pada fasad Fave Hotel Solo cenderung tidak terlihat. Hal ini karena semua bagian memiliki nilai yang sama. Hal yang berbeda ditunjukkan pada bagian entrance. Untuk menonjolkan bagian entrance, maka dibuatlah sebuah kanopi. Pada lantai dua dan seterusnya terlihat penggunaan tipe jendela yang sama sehingga tidak menimbulkan penekanan.

Bangunan modern di tekankan pada fungsinya, sehingga hierarki juga terdapat pada perletakan fungsi ruang. Diurutkan dari bagian depan, yaitu terdapat kanopi atau tempat drop out. Lalu dibagian bawahnya terdapat tempat

Gambar 3.3.c.3 Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 27

parkir. Naik satu lantai, terdapat lantai untuk kebutuhan service pengunjung, misalnya lobby, ruang pertemuan ataupun restoran.

Lantai banyak yang menjulang tinggi dengan fasad jendela-jendela kaca adalah bagian dari kamar tidur, dan lantai paling atas merupakan ruang service lainnya seperti gudang ataupun ruang genset.

e. Datum

Aplikasi datum pada Fave Hotel Solo dapat dilihat pada peletakkan jendela. Penataan letak jendela memiliki pola dan keteraturan tertentu. Jendela tersebut berada dalam suatu lingkup bidang datum yang berfungsi mengumpulkannya menjadi pola yang rapi. Datum bidang tersebut adalah bidang perpotongan antara kolom dan balok pada fasad.

Gambar 3.3.e.1 Detail Jendela Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013 Main Entrance

Kanopi/Drop

Out

Service

pengunjung Kamar Tidur Service CS

Parking Area

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 28

Garis-garis berwarna kuning horizontal dan oranye vertikal merupakan datum yang berupa garis yang membentuk komposisi jendela. Jendela disusun linear tanpa adanya emphasis.

Datum garis pada jendela di atas juga menerus pada kanopi(garis merah dan ungu) dan kaca-kaca pada pintu(garis biru). Hal ini semakin mendukung sifat ‘miskin dekorasi’ pada bangunan arsitektur modern karena tidak terdapat variasi maupun emphasis.

Gambar 3.3.e.1 Tampak Depan Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.e.3Datum Garis pada Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 29

f. Perulangan dan Irama

Pengaplikasian unsur perulangan pada Fave Hotel Solo dapat ditemukan pada pemilihan warna pada fasad bangunan. Fasad bangunan yang berwarna abu-abu diberi sentuhan warna ungu yang diulang pada beberapa bagian. Pemakaian warna merah yang pertama pada bagian papan nama “Fave Hotel”. Selanjutnya pada papan in/out dan keterangan mengani hotel. Dengan hal ini, warna abu-abu dan ungu mendominasi fasad bangunan dan menjadi identitas dari Fave Hotel.

Irama terbentuk dari perulangan penggunaan warna, perulangan penggunaan material bangunan dan bentuk jendela.

Irama pada bangunan terbentuk dari perulangan penggunaan warna ungu pada beberapa bagian dari bangunan, yaitu : a) papan in/out, b) tulisan ‘fave’ pada Fave Hotel, c) papan keterangan.

Gambar 3.3.f.1Irama warna ungu pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.f.2 Penggunaan warna ungu pada papan nama sumber : dok.pribadi, nov 2013

papan in/out papan nama papan keterangan

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 30

Penggunaan material tiga jenis batu alam yang berbeda pada bagian depan bangunan yaitu batu candi(a), batu kali(b), dan batu susun sirih(c). Pemilihan kombinasi warna batu yang gelap memberikan kesenadaan pada warna frame bangunan yang gelap.

Susunan jendela yang monotone pun tetap memberi irama, karena perulangan perletakkan jendela yang bersusun ke bawah. Material yang digunakan pada jendela pun sama. Peletakkan jendela pada tampak depan dengan jarak tentu dan simetris di setiap bagian membentuk sebuah komposisi grid. Komposisi ini menjadi brand serta identitas dari Fave Hotel Solo sendiri.

g. Transformasi

Hampir semua Fave Hotel di seluruh dunia menggunakan warna yang sama sebagai identitas dan brand Hotel. Warna yang digunakan adalah dominasi warna abu-abu dengan kombinasi ungu. Gaya arsitekturnya pun selalu modern dengan komposisi fasad berbentuk grid (berupa jendela). Bentuk massa bangunan pun hanya berbentuk platonik solid seperti balok atau kubus. Namun desain bangunan selalu berbeda dengan sentuhan uniknya sendiri-sendiri.

Gambar 3.3.f.3 Grid memberi Irama jendela pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 31

Contohnya pada Fave Hotel di Malaysia yang menggunakan kombinasi warna putih pada beberapa sisi. Kemudian terlihat permainan fasad yang maju pada bagian peletakan AC fan.

Hal unik juga diterapkan oleh Fave Hotel yang terdapat di Bali. Hotel ini juga menggunakan kombinasi putih dan ungu yang memang sudah menjadi ciri dari “Fave Hotel”. Pada hotel ini menggunakan entrance dengan halaman yang luas untuk drop pengunjung. Selain itu juga terdapat permainan garis-garis pada fasad bangunan.

Inilah transformasi dari adaptasi bangunan Fave Hotel yang sudah berdiri sebelumnya. Fave Hotel Adi Sucipto didesain untuk menciptakan kesan berbeda dengan Fave Hotel lain namun tetap mempertahankan konsep identitas dari jaringan Fave Hotel di penjuru dunia.

Gambar 3.3.g.1 Fave Hotel Malaysia sumber : www.travelhouseuk.co.uk

Gambar 3.3.g.2 Fave Hotel Bali sumber : www.tripadvisor.com.au

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 32

Fave Hotel memiliki proses transformasi dari bangunannya sendiri. Berikut merupakan proses transformasi dari Fave Hotel :

Dari bentuk dwimatra, tampak depan bangunan Fave Hotel memiliki bentuk persegi panjang -> pada bagian bawahnya ditarik bentuk persegi panjang lagi membentuk kanopi -> dibuat jalan berbentuk setengah lingkaran untuk sirkulasi pengantar/penjemput -> ditambahkan identitas hotel pada bagian depan hotel.

h. Nilai Estetis

Nilai estetis pada bangunan umumnya dituangkan dalam bentuk ornamen bangunan seperti dalam bentuk patung, ukiran, serta lukisan. Namun pada arsitektur modern, ornamen dianggap sebagai kejahatan dan perlu dihindari. Prinsipnya semakin simple fasad bangunan maka semakin baik.

Oleh karen itu, Fave Hotel Solo yang mana menggunakan arsitektur gaya modern tidak memiliki ornamen untuk menunjang nilai-nilai estetis. Satu-satunya hal yang memberikan unsur keindahan dan keunikan hanyalah pemberian variasi warna ungu pada bagian bawah bangunan. Peletakkan jendela yang konstan

Depan Samping Atas Depan Samping Atas

Depan Samping Atas Depan Samping Atas

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 33

tanpa perubahan menimbulkan kesan fasad bangunan yang cenderung monoton dan membosankan.

Gambar 3.3.g.1 warna ungu memberi nilai estetis pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 34

BAB IV

KESIMPULAN

a. “Fave Hotel”, merupakan salah satu bangunan bergaya arsitektur modern yang terletak di Kota Surakarta. “Fave Hotel” terletak di Jl.Laksamana Adi Sucipto No.60. tepatnya pada daerah Sumber.

b. Arsitektur Modern muncul pada tahun 1920 dan mulai mengalami puncaknya pada 1950. Pemikiran arsitektur modern mucul pada abad ke-19. Pada tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang menganggap arsitektur adalah olah pikir. Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia Arsitektur. Pada tahun 1950-1950 dikatakan sebagai puncak dan kegagalan Arsitektur Modern. Maka tahun ini menjadi titik awal lahirnya Post-Modernisme yang melawan Modernisme

c. Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang.

d. Karakteristik bangunannya adalah : gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), bentuk mengikuti fungsi, sederhana dan tidak terdapat ornamen, Tidak memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos dan menggunakan konsep Nihilism.

e. Fave Hotel Adi Sucipto merupakan bangunan berarsitektur modern karena mengikuti karakteristik yang dimiliki gaya arsitektur modern.

f. Bangunan Fave hotel dapat diulas dari segi estetika formal yang berisi proporsi, skala, sumbu, simetri, hierarki, datum, perulangan, irama dan transformasi.

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 35

DAFTAR PUSTAKA

D.K Ching, Francis. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga .Jakarta : 2008 http://cv-yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-ruang-dalam.html http://1301313y.wordpress.com/2009/02/01/pengertian-arsitektur-modernpostmoderndekonstruksi/ http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur Foto Dokumentasi Pribadi

Dokumen terkait