• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Arsitektur Modern pada bangunan Fave Hotel Solo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Arsitektur Modern pada bangunan Fave Hotel Solo"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 1

ESTETIKA ARSITEKTUR-02

PRODI ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

Analisis ‘Fave Hotel Adi Sucipto’

sebagai Bangunan

ber-Arsitektur Modern

OLEH:

Nurul Fajar Riskiani (I0212062)

OLEH:

(2)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 2

DAFTAR ISI

Cover 1 Daftar Isi 2 Bab I Pendahuluan 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Permasalahan... 4 1.3 Tujuan... 4

Bab II Landasan Teori 5 2.1 Arsitektur Modern... 5

2.1.a Pengertian Arsitektur Modern... 5

2.1.b Sejarah Arsitektur Modern... 5

2.1.c Pemahaman Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern ... 7

2.1.d Karakteristik Bangunan pada Arsitektur Modern... 8

2.1.e Contoh Bangunan Arsitektur Modern... 9

2.2 Teori Formal Estetika... 11

Bab III Analisis 14 3.1 Spesifikasi Bangunan... 14

3.2 Arsitektur Modern pada Fave Hotel... 15

3.3 Analisis Estetika Formal pada Fasad Bangunan... 21

3.3.a Proporsi... 21

3.3.b Skala... 22

3.3.c Sumbu dan Simetri... 24

3.3.d Hierarki... 26

3.3.e Datum... 27

3.3.f Perulangan dan Irama... 29

3.3.g Transformasi... 30

3.3.h Nilai Estetis... 32

Bab IV Kesimpulan 34

(3)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 3

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancangbangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Arsitektur terus berjalan dan berkembang dibawa waktu dan sesuai dengan zaman. Arsitektur yang dulu membentuk arsitektur masa kini, keduanya saling berpengaruh. Bentuk yang dulunya dipengaruhi oleh banyak hal seperti, budaya, kerajaan, sosial, semakin ke kini semakin memudar dengan maraknya penekanan fungsi pada suatu bentuk atau ruang. Sehingga hal-hal yang dianggap tidak berpengaruh pada fungsi ruang kemudian dihapuskan.

Maka dari itu munculah pemikiran-pemikiran untuk menghasilkan desain yang sederhana dengan penekanan pada pengaturan fungsibentuk atau ruang. Arsitektur jenis ini biasa disebut dengan arsitektur modern.

Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya universal sebagai international style).

Indonesia merupakan negara yang menggunakan bangunan bergaya arsitektur modern. Tidak hanya pada ibu kota ataupun kota-kota besar, Kota Surakarta yang masih kental dengan budayanya pun mengadaptasi gaya arsitektur modern pada bangunannya.

“Fave Hotel”, merupakan salah satu bangunan bergaya arsitektur modern yang terletak di Kota Surakarta. “Fave Hotel” terletak di Jl.Laksamana Adi Sucipto No.60. tepatnya pada daerah Sumber.

(4)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 4

2. Permasalahan

Gaya arsitektur modern yang sudah sangat mendunia ini tidak hanya diaplikasikan pada bangunan yang terletak di kota-kota besar. Kota Surakarta yang masih kental dengan budayanya pun menerapkan bentuk bangunan modern pada beberapa bangunan misalnya Fave Hotel.

Penulis ingin mengamati permasalahan pada Fave Hotel, yaitu : 1. Bagaimana perkembangan Arsitektur Modern?

2. Apa saja prinsip-prinsip pada bangunan Arsitektur Modern?

3. Apa saja prinsip-prinsip estetika modern pada bangunan Arsitektur Modern? 4. Bagaimana penerapan konsep Arsitektur Modern pada bangunan di

Karesidenan Surakarta?

5. Bagaimana analisis pada suatu bangunan tertentu ditinjau dari aspek Arsitektur Modern nya?

3. Tujuan

1. Mengamati perkembangan Arsitektur Modern

2. Mengetahui prinsip-prinsip pada bangunan Arsitektur Modern

3. Mengetahui prinsip-prinsip estetika modern pada bangunan Arsitektur Modern

4. Mengamati penerapan konsep Arsitektur Modern pada bangunan di Karesidenan Surakarta

5. Melakukan analisis pada suatu bangunan tertentu ditinjau dari aspek Arsitektur Modern nya

(5)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 5

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Arsitektur Modern

a. Pengertian Arsitektur Modern

Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.

b. Sejarah Arsitektur Modern

i.) Tahun 1800an

Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya.

Pada tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan Arsitektur dengan menggunakan akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan. Bagi mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah perubahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Arsitektur Modern berupa ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur sudah hadir pada abad ke-18.

Dan kemudian, pikiran-pikiran tersebut baru mendapat kesempatan untuk direalisasikan pada pertengahan abad 19 karena faktor-faktor yang sangat mendorong percepatan dari Arsitektur Moderntersebut adalah :

(6)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 6

Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah terbagi menjadi dua yaitu Arsitektur sebagai kesenian dan Arsitektur sebagai ilmu teknik sipil.

Munculnya industri bahan bangunan, yang mampu menghasilkan keseragaman ukuran dan kecepatan membangun.

ii.) Periode 1890 – 1930

Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen seperti : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly,

dan Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal.

iii.) Periode 1950-1960an

Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:

 Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern

a. Segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya.

b. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space/ruang.

c. Terjadi produksi massal bahan bangunan oleh pabrik. Hal ini dapat mempercepat proses pembangunan. Namun, bahan bangunan dapat menembus batas budaya dan geografis, sehingga Arsitektur menjadi Internasional dan bangunan-bangunan di dunia menjadi seragam. Dengan kata lain, Arsitektur menjadi sangat demokratis.

(7)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 7

a. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.

b. engan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.

c. Karena penekanan perancangan pada ruang, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-bidang kaca lebar.

d. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang tidak menyatu dengan lingkungan.

Maka tahun ini menjadi titik awal lahirnya Post-Modernisme yang melawan Modernisme dengan pernyataannya: Less is Bore.

c. Pemahaman Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern

Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang.

Ditinjau dari segi bentuk, bangunan arsitektur modern memungkinkan untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang tidak biasa karena perkembangan teknologi struktur dan konstruksi serta perkembangan teknologi bahan pada masa itu. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya. Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk rasional pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa kini bebas dalam mengembangkannya.

Sedangkan dilihat dari segi ruang bangunan arsitektur modern bersifat lebih mengalir dan hirarki berdasarkan proses sirkulasi dan berkegiatan (step to step). Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran dalam memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur).

Dari segi konstruksi, perkembangan arsitektur modern ditandai oleh penggunaan konstruksi beton bertulang, baja dan bahan-bahan bangunan yang ringan dan dilihat dari segi fungsi.

(8)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 8

d. Karakteristik Bangunan pada Arsitektur Modern

Berikut adalah karakteristik dari bangunan bergaya Arsitektur Modern : i.) Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), merupakan suatu

arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.

ii.) Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monotone karena tidak diolah.

iii.) Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.

iv.) Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II. v.) Tidak memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, sehingga tidak

dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya.

vi.) Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca. Misal : 1) Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin 2) Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis 3) Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.

vii.) Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan aslinya.

viii.) Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu.

(9)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 9

e. Contoh Bangunan Arsitektur Modern

Berikut adalah beberapa pendapat tentang konsep ruang dan bentuk modern secara subjektif Menurut para tokoh arsitek terkemuka :

i. Le Corbusier

Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah industri. Karena ruang adalah mesin untuk ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana.

Bentuk bangunan menggunakan modul manusia (le corbusier) karena bangunan ditekankan pada fungsinya. Bentuk bersifat kubisme dan futuris.

ii. Mies van de Rohe

Gambar 2.1.e.1 Villa Savoye Sumber :

http://cv-

yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-Gambar 2.1.e.2Farnsworth house, Fox River, Illinois, 1950 Sumber :

(10)

yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 10

Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika berasal. Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan adaptif. Secara struktural ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya (skins & bones).

Bentuk bersifat kubisme dan futuristik. iii. Walter Gropius

 Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari suasananya, baru setelah itu beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan dari produk industri dan bukan dari alam.

 Penciptaan bentuk bangunan, sesuai dengan pola perletakan ruang yang urut berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya.

iv. Frank Lloyd Wright

Gambar 2.1.e.3Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line Sumber :

http://cv-

yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-Gambar 2.1.e.4Falling Water Sumber :

(11)

yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 11

 Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam. Bagaimana lingkungan binaan merespon faktor-faktor alam, atau mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari alam.  Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism dengan

merespon kondisi alam, korelasi alam,topografi dengan arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk site itu sendiri.

2. Teori Formal Estetika

a. Proporsi

Menurut Vitruvius, proporsi berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara ukuran bagian terkecil dengan ukuran keselurahan. Proporsi dalam arsitektur adalah hubungan antar bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Menurut Alberti, proporsi berasal dari kata concinnities, yang artinya suatu keberhasilan kombinasi dari angka dan ukuran.

b. Skala

Skala Dalam arsitektur adalah hubungan harmonis antara bangunan beserta komponen-komponennya dengan manusia. Berikut ini adalah jenis-jenis skala: - Skala Intim : menimbulkan kesan lebih kecil dari besaran yang

sesungguhnya.

- Skala Normal/Manusiawi/Natural : bersifat alamiah.

- Skala Monumental/Megah/Heroik : bersifat berlebihan dan terlihat megah. - Skala Kejutan : bersifat seolah-olah diluar kekuasaan manusia dan tak

terduga. c. Sumbu dan Simetri

Keseimbangan adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana perhatian visual dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat perhatian) adalah sama. Keseimbangan simetris adalah dimana pengaturan objeknya seimbang terhadap garis tengah sumbu, axis. Tiap elemen diulang sepasang-sepasang masing-masing di kiri dan kanan garis tengah sumbu tadi.

(12)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 12

Dari segi pembagian sumbu terdapat sumbu horizontal dan sumbu vertikal pada bangunan yang memberi keseimbangan.

d. Hirarki

Artikulasi terhadap kepentingan suatu bentuk atau ruang melalui ukuran, bentuk dasar, atau penempatannya relatif terhadap bentu dan ruang lain dari organisasi tersebut. Hirarki menunjukan tingkatan-tingkatan mengenai kepentingan komponen dalam suatu bidang, kepentingan tersebut dinilai dari ukuran, bentuk dasar, dan penempatan suatu komponen bila dibandingkan dengan komponen lain.

e. Datum

Datum adalah unsur titik, garis, atau bidang atau ruang acuan yang berguna untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan mengorganisir suatu komposisi. Datum mengorganisir suatu pola acak unsur-unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang konstan.

f. Irama

Irama adalah elemen desain yang dapat menggugah emosi atau perasaan yang terdalam. Didalam seni visuil irama merupakan suatu obyek yang ditandai dengan sistim pengulangan secara teratur.

Irama adalah sesuatu yang teratur atau harmonis berupa garis, bentuk, wujud, warna bangunan. Cara yang paling meyakinkan untuk mendapatkan irama adalah dengan memberi pola pada keadaan-keadaan tertentu. Irama dalam arsitektur memberikan arti indah dan menimbulkan rasa puas bagi yang melihatnya. Irama tersebut biasanya mengikuti suatu pola tertentu yang tiap kali bentuk atau obyeknya muncul dengan atau tanpa variasi. Tujuan adanya irama dalam bangunan adalah untuk mendapat kesan yang lebih menarik serta mengurangi kesan yang membosankan.

(13)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 13

g. Perulangan (Repetisi)

Repetisi adalah pengulangan suatu bentuk dasar yang menciptakan sebuah pola tertentu sehingga apabila dilanjutkan, kita bisa menebaknya. Repetisi merupakan salah satu cara jitu untuk menciptakan irama.

h. Transformasi

Transformasi merupakan prinsip bahwa konsep arsitektur atau organisasi dapat dipertahankan diperkuat dan dibangun melalui serangkaian manipulasi dan perubahan bentuk. Prinsip yang menjelaskan bahwa suatu konsep, struktur, atau organisasi arsitektural dapat diubah melalui serangkaian manipulasi dan permutasi terpisah dalam upaya menanggapi sebuah lingkungan khusus atau serangkaian kondisi, tanpa kehilangan identitas atau konsepnya.

i. Nilai Estetis

Nilai estetis merupakan penilaian terhadap karya seni tanpa keterlibatan secara personal.

(14)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 14

BAB III

ANALISIS

1. Spesifikasi Bangunan

Spesifikasi bangunan Arsitektur Modern yang akan dibahas pada paper ini adalah “Fave Hotel Adi Sucipto”.“Fave Hotel Adi Sucipto” adalah sebuah hotel yang terletak di Jl.Laksamana Adi Sucipto No.60. Lokasi ini dekat dekat monumen manahan.

Bangunan ini terletak dekat dengan pusat perbelanjaan seperti Solo Square, Stadion Manahan, The Sunan Hotel dan bangunan besar lainnya. Tidak hanya Fave Hotel, bangunan yang berada di sekitar Fave Hotel juga banyak yang menggunakan gaya arsitektur Modern.Fave Hotel Adi Sucipto terletak di tepi jalan besar yang membuat lokasi hotel kurang private. Namun, pada hotel ini diberi peninggian entrance agar terlihat menonjol.

Gambar 3.1.1 Lokasi Fave Hotel Adi Sucipto Sumber : Google Maps

Fave Hotel

Gambar 3.1.2 Lokasi Fave Hotel Adi Sucipto Sumber :

Gohttp://i1091.photobucket.com/albums/i395/Shaggy_Solo3/S OLO%20P j %202012/F h lS l Adi i j l

(15)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 15

2. Arsitektur Modern pada Fave Hotel

Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai Fave Hotel yang merupakan bagian dari Arsitektur bergaya Modern. Berikut adalah karakteristik dari bangunan bergaya Arsitektur Modern yang juga diterapkan pada Fave Hotel :

a. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis. Kota Surakarta yang masih kental dengan budayanya juga tidak berpengaruh pada desain Fave Hotel. Berikut contoh hotel di Surakarta yang masih mengadaptasi budaya di Surakarta, yaitu The Sunan Hotel. The Sunan Hotel masih mengadopsi bentuk atap Joglo pada pendhoponya.

Gambar 3.1.3 Situasi sekitar Fave Hotel Sumber : dok.pribadi, nov 2013 Gambar 3.1.2Situasi sekitar Fave Hotel

(16)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 16

Fave hotel tidak hanya terdapat di Surakarta, namun terdapat di banyak kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Surabaya, Surakarta, Balikpapan maupun Malaysia. Semua bentuk ‘Fave Hotel’ pada masing-masing daerah memiliki ciri khas yang sama sehingga budaya pada masing-masing daerah tidak berpengaruh pada bentuk hotel. Fave Hotel menggunakan konsep arsitektur modern pada desainnya. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur modern adalah gaya yang universal (sebagai international

style) dan tidak terpengaruh budaya.

Gambar3.2.a.2 Fave Hotel Jakarta Sumber : www.tripadvisor.co.id

Gambar 3.2.a.3 Fave Hotel Malaysia sumber : www.travelhouseuk.co.uk

Gambar 3.2.a.1 The Sunan Hotel Solo

(17)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 17

b. Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monotone karena tidak diolah. Bentuk dari Fave Hotel adalah balok (denah yang ditinggikan) dengan tambahan kanopi sehingga bentuk menjadi monotone karena tidak diolah. Hal ini disebabkan karena gaya arsitektur modern yang mengikuti fungsi. Semakin sederhana suatu bentuk, merupakan suatu nilai tambah terhadap nilai arsitektur tersebut.

c. Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II. Pada fasad Fave Hotel pun mengikuti prinsip ini, yaitu tidak menggunakan ornamen.

Gambar 3.2.a.4 Fave Hotel Bali sumber : www.tripadvisor.com.au

Gambar 3.3.b.1 Bentuk Fave Hotel

(18)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 18

d. Karena bentuknya yang monotone, arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya. Desain bangunan menjadi sederhana sehingga format detail menjadi tidak perlu. Desain dari pembangunan fave Hotel terlihat monotone juga antara satu hotel dan hotel lainnya sehingga tidak dapat ditebak siapa arsitek yang merangcangnya. Desain Fave Hotel seperti sudah memiliki acuan dari perusahaannya sendiri.

Gambar 3.2.c.1 Fasad Fave Hotel tidak menggunakan ornamen sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.d.2,3 Kemiripan Bentuk Fave Hotel di Surakarta Sumber :

http://surakarta.go.id/konten/hotel -di-solo

(19)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 19

e. Jenis bahan / material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca. Misal : 1) Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin 2) Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis 3) Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.

Gambar 3.2.e.1Material Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Ket : a. Kaca b. Beton

a

b

Gambar 3.2.e.3 Kaca pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.2.e.2 Beton pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.2.e.4 Material pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.2.e.5 Batu Kali pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.2.e.6 Batu Candi pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.2.e.7 Batu susun sirih pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

(20)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 20

f. Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan

bahan aslinya.

Menggunakan bidang kaca yang lebar Bentuk geometris

Gambar 3.2.e.8 Pembangunan Fave Hotel yang menggunakan bahan fabrikasi sumber :

(21)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 21

3. Analisis Estetika Formal pada Fasad Bangunan

a. Proporsi

Proporsi Fave Hotel terhadap site sudah cukup proporsional. Karena luasan hotel yang dominan menempati bagian tengah site, sehingga bila dilihat secara keseluruhan, penempatan hotel dan penentuan luasannya terhadap site sudah sesuai. Parkiran tidak terlihat dari luar karena terletak di basement.

Fave Hotel memiliki tinggi bangunan ±50 meter dengan jumlah lantai 12. Perbedaan tinggi bangunan dengan bangunan sekitarnya cukup jauh karena sekitarnya terdapat toko-toko.

Gambar 3.3.a.1Proporsi Fave Hotel Sumber :

http://i1091.photobucket.com/albums/i395/Shaggy_Solo3/SOLO%20Projects%202 012/FavehotelSolo.jpg

Gambar 3.3.a.2 Proporsi Fave Hotel Sumber : dok.pribadi, nov 2013

50m

25m 40m

(22)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 22

Proporsi antara bidang horizontal dan vertikalnya sesuai karena total lebar 25M dan tingginya 50M. Bangunan tidak terlihat terlalu tinggi dan tidak terasa akan tumbang karena tingginya yang proporsional.

b. Skala

Bila dilihat dari luar bangunan ini menggunakan skala monumental karena merupakan bangunan paling tinggi di antara bangunan lainnya. Hal ini dikarenakan hotel ini memiliki 12 lantai dengan ketinggian masing-masing lantai ±4m dan total tinggi bangunan ±50m, sedangkan disekelilingnya tidak ada lagi bangunan pencakar langit lainnya. Bangunan tinggi disekitarnya hanyalah ruko-ruko kecil, SMA Regina Pacis yang rata-rata memiliki dua lantai. Skala monumental ini terlihat besar apabila dibandingkan dengan manusia. Sehingga apabila manusia berada di dekatnya, maka manusia akan merasa kecil dan memandang bangunan tersebut sebagai bangunan yang megah.

Gambar 3.3.a.3 Proporsi Fave Hotel

(23)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 23

Apabila dilihat hanya dari satu lantai ataupun dilihat dari dalam (interior), maka skala yang digunakan Tune Hotel Solo bersifat normal/manusiawi. Tinggi bangunan perlantai ±4m. Ruang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil bila dibandingkan dengan manusia. Sehingga apabila manusia berada dalam ruang tersebut, maka dapat dirasakan skala bangunan yang wajar dengan ukuran manusia.

Meskipun terlihat tinggi menjulang, sebenarnya tinggi interior dari Fave Hotel tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan karena bangunan Fave Hotel memiliki jumlah lantai yang banyak.

Gambar 3.3.b.2 Skala Interior Lobby Fave Hotel

Sumber : http://handiniaudita.blogspot.com/2013/04/fave-hotel-solo.html

50m

2m

Gambar 3.3.b.1 Skala Eksterior pada Fave Hotel

Sumber : http://photos.wikimapia.org/p/00/02/86/22/09_full.jpg

2m 4m

(24)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 24 c. Sumbu dan Simetri

Fave Hotel Solo disusun berdasarkan sumbu/axis horizontal. Dari sumbu atau axis yang ada mempengaruhi pelatakan jendela dan beton antar lantai disusun. Jendela dan beton disusun teratur ke atas berdasarkan sumbu. Kanopinya terletak tepat di tengah bangunan dengan panjang sama ke kanan dan kiri.

Sumbu horizontal ini juga digunakan untuk membagi denah dengan meletakkan posisi kamar-kamar pada hotel. Sumbu vertikal juga membagi peletakkan pembagian kaca pada peruangan kamar hotel serta penampilan pada fasad.

Gambar 3.3.c.1 Sumbu Vertikal Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.b.3 Skala Interior Lobby Fave Hotel

Sumber : http://handiniaudita.blogspot.com/2013/04/fave-hotel-solo.html

4m

(25)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 25

Sumbu vertikal membagi sisi kanan dan kiri pada bangunan. Pada fasad bangunan modern, menggunakan elemen yang sama pada sisi kanan dan kiri bangunan, yaitu hanya jendela kotak monotone karena bangunan arsitektur modern ‘miskin’ akan dekorasi. Tiap elemen diulang sepasang-sepasang masing-masing di kiri dan kanan garis tengah sumbu memberikan keseimbangan pada bangunan.

Gambar 3.3.c.3 Kanopi terletak ditengah bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.c.2 Kanopi terletak ditengah bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

(26)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 26

Sumbu horizontal membagi bangunan menjadi bagian atas dan bawah. Terdapat seikit perbedaan pada penggunaan kanopi di bagian bawah bangunan. Hal ini juga menyesuaikan dengan fungsi kanopi, yaitu sebagai tempat drop out baik pengguna maupun pemilik Hotel. Sumbu horizontal juga membagi denah menjadi dua bagian yang simetri.

Dengan peletakan sumbu horizontal yang tepat berada di tengah, menciptakan fasad dari Fave Hotel Solo ini simetris. Simetris ini terwujud dengan keseimbangan penempatan jumlah kaca antara bagian kanan sumbu dengan bagian kirinya. Keseimbangan yang diciptakan berupa simetri bilateral yang mana disebut sebagai keseimbang formal.

d. Hierarki

Tingkatan atau hierarki pada fasad Fave Hotel Solo cenderung tidak terlihat. Hal ini karena semua bagian memiliki nilai yang sama. Hal yang berbeda ditunjukkan pada bagian entrance. Untuk menonjolkan bagian entrance, maka dibuatlah sebuah kanopi. Pada lantai dua dan seterusnya terlihat penggunaan tipe jendela yang sama sehingga tidak menimbulkan penekanan.

Bangunan modern di tekankan pada fungsinya, sehingga hierarki juga terdapat pada perletakan fungsi ruang. Diurutkan dari bagian depan, yaitu terdapat kanopi atau tempat drop out. Lalu dibagian bawahnya terdapat tempat

Gambar 3.3.c.3 Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

(27)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 27

parkir. Naik satu lantai, terdapat lantai untuk kebutuhan service pengunjung, misalnya lobby, ruang pertemuan ataupun restoran.

Lantai banyak yang menjulang tinggi dengan fasad jendela-jendela kaca adalah bagian dari kamar tidur, dan lantai paling atas merupakan ruang service lainnya seperti gudang ataupun ruang genset.

e. Datum

Aplikasi datum pada Fave Hotel Solo dapat dilihat pada peletakkan jendela. Penataan letak jendela memiliki pola dan keteraturan tertentu. Jendela tersebut berada dalam suatu lingkup bidang datum yang berfungsi mengumpulkannya menjadi pola yang rapi. Datum bidang tersebut adalah bidang perpotongan antara kolom dan balok pada fasad.

Gambar 3.3.e.1 Detail Jendela Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013 Main Entrance

Kanopi/Drop

Out

Service

pengunjung Kamar Tidur Service CS

Parking Area

(28)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 28

Garis-garis berwarna kuning horizontal dan oranye vertikal merupakan datum yang berupa garis yang membentuk komposisi jendela. Jendela disusun linear tanpa adanya emphasis.

Datum garis pada jendela di atas juga menerus pada kanopi(garis merah dan ungu) dan kaca-kaca pada pintu(garis biru). Hal ini semakin mendukung sifat ‘miskin dekorasi’ pada bangunan arsitektur modern karena tidak terdapat variasi maupun emphasis.

Gambar 3.3.e.1 Tampak Depan Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.e.3Datum Garis pada Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013

(29)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 29

f. Perulangan dan Irama

Pengaplikasian unsur perulangan pada Fave Hotel Solo dapat ditemukan pada pemilihan warna pada fasad bangunan. Fasad bangunan yang berwarna abu-abu diberi sentuhan warna ungu yang diulang pada beberapa bagian. Pemakaian warna merah yang pertama pada bagian papan nama “Fave Hotel”. Selanjutnya pada papan in/out dan keterangan mengani hotel. Dengan hal ini, warna abu-abu dan ungu mendominasi fasad bangunan dan menjadi identitas dari Fave Hotel.

Irama terbentuk dari perulangan penggunaan warna, perulangan penggunaan material bangunan dan bentuk jendela.

Irama pada bangunan terbentuk dari perulangan penggunaan warna ungu pada beberapa bagian dari bangunan, yaitu : a) papan in/out, b) tulisan ‘fave’ pada Fave Hotel, c) papan keterangan.

Gambar 3.3.f.1Irama warna ungu pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

Gambar 3.3.f.2 Penggunaan warna ungu pada papan nama sumber : dok.pribadi, nov 2013

papan in/out papan nama papan keterangan

(30)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 30

Penggunaan material tiga jenis batu alam yang berbeda pada bagian depan bangunan yaitu batu candi(a), batu kali(b), dan batu susun sirih(c). Pemilihan kombinasi warna batu yang gelap memberikan kesenadaan pada warna frame bangunan yang gelap.

Susunan jendela yang monotone pun tetap memberi irama, karena perulangan perletakkan jendela yang bersusun ke bawah. Material yang digunakan pada jendela pun sama. Peletakkan jendela pada tampak depan dengan jarak tentu dan simetris di setiap bagian membentuk sebuah komposisi grid. Komposisi ini menjadi brand serta identitas dari Fave Hotel Solo sendiri.

g. Transformasi

Hampir semua Fave Hotel di seluruh dunia menggunakan warna yang sama sebagai identitas dan brand Hotel. Warna yang digunakan adalah dominasi warna abu-abu dengan kombinasi ungu. Gaya arsitekturnya pun selalu modern dengan komposisi fasad berbentuk grid (berupa jendela). Bentuk massa bangunan pun hanya berbentuk platonik solid seperti balok atau kubus. Namun desain bangunan selalu berbeda dengan sentuhan uniknya sendiri-sendiri.

Gambar 3.3.f.3 Grid memberi Irama jendela pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

(31)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 31

Contohnya pada Fave Hotel di Malaysia yang menggunakan kombinasi warna putih pada beberapa sisi. Kemudian terlihat permainan fasad yang maju pada bagian peletakan AC fan.

Hal unik juga diterapkan oleh Fave Hotel yang terdapat di Bali. Hotel ini juga menggunakan kombinasi putih dan ungu yang memang sudah menjadi ciri dari “Fave Hotel”. Pada hotel ini menggunakan entrance dengan halaman yang luas untuk drop pengunjung. Selain itu juga terdapat permainan garis-garis pada fasad bangunan.

Inilah transformasi dari adaptasi bangunan Fave Hotel yang sudah berdiri sebelumnya. Fave Hotel Adi Sucipto didesain untuk menciptakan kesan berbeda dengan Fave Hotel lain namun tetap mempertahankan konsep identitas dari jaringan Fave Hotel di penjuru dunia.

Gambar 3.3.g.1 Fave Hotel Malaysia sumber : www.travelhouseuk.co.uk

Gambar 3.3.g.2 Fave Hotel Bali sumber : www.tripadvisor.com.au

(32)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 32

Fave Hotel memiliki proses transformasi dari bangunannya sendiri. Berikut merupakan proses transformasi dari Fave Hotel :

Dari bentuk dwimatra, tampak depan bangunan Fave Hotel memiliki bentuk persegi panjang -> pada bagian bawahnya ditarik bentuk persegi panjang lagi membentuk kanopi -> dibuat jalan berbentuk setengah lingkaran untuk sirkulasi pengantar/penjemput -> ditambahkan identitas hotel pada bagian depan hotel.

h. Nilai Estetis

Nilai estetis pada bangunan umumnya dituangkan dalam bentuk ornamen bangunan seperti dalam bentuk patung, ukiran, serta lukisan. Namun pada arsitektur modern, ornamen dianggap sebagai kejahatan dan perlu dihindari. Prinsipnya semakin simple fasad bangunan maka semakin baik.

Oleh karen itu, Fave Hotel Solo yang mana menggunakan arsitektur gaya modern tidak memiliki ornamen untuk menunjang nilai-nilai estetis. Satu-satunya hal yang memberikan unsur keindahan dan keunikan hanyalah pemberian variasi warna ungu pada bagian bawah bangunan. Peletakkan jendela yang konstan

Depan Samping Atas Depan Samping Atas

Depan Samping Atas Depan Samping Atas

(33)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 33

tanpa perubahan menimbulkan kesan fasad bangunan yang cenderung monoton dan membosankan.

Gambar 3.3.g.1 warna ungu memberi nilai estetis pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013

(34)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 34

BAB IV

KESIMPULAN

a. “Fave Hotel”, merupakan salah satu bangunan bergaya arsitektur modern yang terletak di Kota Surakarta. “Fave Hotel” terletak di Jl.Laksamana Adi Sucipto No.60. tepatnya pada daerah Sumber.

b. Arsitektur Modern muncul pada tahun 1920 dan mulai mengalami puncaknya pada 1950. Pemikiran arsitektur modern mucul pada abad ke-19. Pada tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang menganggap arsitektur adalah olah pikir. Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia Arsitektur. Pada tahun 1950-1950 dikatakan sebagai puncak dan kegagalan Arsitektur Modern. Maka tahun ini menjadi titik awal lahirnya Post-Modernisme yang melawan Modernisme

c. Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang.

d. Karakteristik bangunannya adalah : gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), bentuk mengikuti fungsi, sederhana dan tidak terdapat ornamen, Tidak memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos dan menggunakan konsep Nihilism.

e. Fave Hotel Adi Sucipto merupakan bangunan berarsitektur modern karena mengikuti karakteristik yang dimiliki gaya arsitektur modern.

f. Bangunan Fave hotel dapat diulas dari segi estetika formal yang berisi proporsi, skala, sumbu, simetri, hierarki, datum, perulangan, irama dan transformasi.

(35)

Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 35

DAFTAR PUSTAKA

D.K Ching, Francis. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga .Jakarta : 2008 http://cv-yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-ruang-dalam.html http://1301313y.wordpress.com/2009/02/01/pengertian-arsitektur-modernpostmoderndekonstruksi/ http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur Foto Dokumentasi Pribadi

Gambar

Gambar 2.1.e.3Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line Sumber :
Gambar 3.1.1 Lokasi Fave Hotel Adi Sucipto  Sumber : Google Maps
Gambar 3.1.3 Situasi sekitar Fave Hotel  Sumber : dok.pribadi, nov 2013  Gambar 3.1.2Situasi sekitar Fave Hotel
Gambar 3.2.a.3 Fave Hotel Malaysia  sumber : www.travelhouseuk.co.uk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal dari. endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan

 Toiseksi  suosituimpia  sorkkakylpyvalmisteita  sekä  sorkkavälin  ajotulehduksen  hoidossa   että  tarttuvien  sorkkasairauksien  ennaltaehkäisyssä  olivat

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan melakukan pengujian aktivitas antibakteri dari bakteri simbion endofit alga Halimeda opuntia, serta melakukan identifikasi

Tetapi, jika nilai kotak [i][y] tidak sama dengan 0, kita panggil method taruhRatu dengan tidak sama dengan 0, kita panggil method taruhRatu dengan memasukkan nilai i,y, dan

Dalawang Misa lamang ang ipinagdiriwang sa araw na ito: Ang Misa na may Pagbabasabas ng mga Langis at Pagsariwa sa Pangako ng mga Pari na ginaganap sa umaga, at ang Misa

Dari hasil pemodelan dan analisa untuk traktor tangan dengan spesifikasi seperti yang tercantum pada Bab III, didapatkan bahwa tingkat getaran yang masuk ke tangan operator

Penerimaan dari sanksi denda atas keterlambatan penyampaian Pernyataan Pendaftaran bagi Perusahaan Publik Per 1 hari keterlambatan Rp 100.000,00 (paling banyak Rp100 juta)

Berdasarkan hasil wawancara enam orang subjek penelitian terkait tabel 20, permasalahan utama yang mereka hadapi yaitu terkait keluarga dan pekerjaan yang meliputi,