• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Deskriptif Variabel Penelitian 1. Rasio Aktivitas

Sebelum penulis menulis hubungan antara manajemen piutang dengan kemampulabaan terlebih dahulu penulis menghitung rasio aktivitas sebagai alat pengevaluasian manajemen piutang. Adapun rasio yang dibahas yaitu rasio perputaran piutang (Receivable Turnover) dan rasio periode penagihan

rata-rata (Days Sales Outstanding) yang dihitung berdasarkan laporan

neraca dan laba rugi perusahaan tahun 2002 sampai dengan 2006. Hasil dari perhitungan dapat dilihat sebagai berikut :

1.1. Receivable Turnover

Tabel 4.1

Deskriptif Rasio Receivable Turnover Tahun 2002 - 2006

Tahun Receivable Turnover

2002 37,70 Kali

2003 52,73 Kali

2004 59,84 Kali

2005 61.79 Kali

2006 42,55 Kali

Sumber : Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Receivable Turnover berfluktuasi dari tahun ke tahun. Fluktuasi dari Receivable Turnover dapat dilihat berdasarkan Tabel 4.1 yang menunjukkan Receivable Turnover terendah berada pada tahun 2002 yaitu 37,70 Kali, hal ini

berarti bahwa dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 37,70 Kali sedangkan Receivable Turnover tertinggi berada pada tahun

2005 yaitu sebesar 61,79 Kali. Hal ini terjadi dikarenakan adanya peningkatan pendapatan dari tahun 2002 sebesar Rp 467.464.705.483 menjadi Rp 575.665.814.823 pada tahun 2005 yang berasal dari peningkatan arus bongkar muat barang ekspor impor dan kenaikan tarif yang diberlakukan perusahaan juga penurunan rata-rata piutang dari tahun 2002 sebesar Rp 49.588.753.608 menjadi Rp 37.263.026.672 pada tahun 2005 karena dipengaruhi adanya pengenaan uper (uang persekot dibayar dimuka) kepada setiap debitur.

1.2. Days Sales Outstanding

Tabel 4.2

Deskriptif Rasio Days Sales Outstanding Tahun 2002 - 2006

Tahun Days Sales Outstanding

2002 38,19 Hari

2003 27,31 Hari

2004 24,06 Hari

2005 23,30 Hari

2006 33,84 Hari

Sumber : Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Days Sales Outstanding juga berfluktuasi dari tahun ke tahun, dan dapat

dilihat berdasarkan Tabel 4.2 yang menunjukkan Days Sales Outstanding pada

tahun 2002 memiliki waktu yang paling lama dalam mengubah penjualan menjadi kas yaitu 38,19 Hari sedangkan pada tahun 2005 memiliki waktu yang paling cepat yaitu 23,30 Hari. Hal ini terjadi dikarenakan adanya penurunan piutang dari tahun 2002 sebesar Rp 49.588.753.628 menjadi Rp 37.263.026.672 pada tahun 2005 karena adanya pengenaan uper (uang persekot dibayar dimuka) kepada setiap debitur sehingga kewajiban yang harus dibayarkan debitur kepada

perusahaan semakin berkurang dan pengumpulan pendapatan dalam bentuk kas semakin cepat.

2. Rasio Kemampulabaan (ROI)

Variabel kemampulabaan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Untuk mengukur profitabilitas perusahaan penulis menggunakan Return on Investment (ROI).

Tabel 4.3

Deskriptif Rasio Kemampulabaan Tahun 2002 - 2006 Tahun ROI 2002 17,15 % 2003 11,81 % 2004 10,16 % 2005 10,71 % 2006 10,07 %

Sumber : Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Return on Investment menunjukkan berapa besar laba bersih yang

diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat pergerakan Return on Investment tahun 2002 sampai tahun 2006 mengalami

penurunan dengan kata lain kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham berkurang dari 17,15 % menjadi 10,07 % atas penggunaan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan. Hal ini terjadi dikarenakan penurunan laba bersih setelah pajak dari tahun 2002 sebesar Rp 175.109.569.915 menjadi Rp 124.037.829.366 pada tahun 2006 yang disebabkan peningkatan biaya SKPJ ( perjalanan dinas) dan juga peningkatan biaya untuk kegiatan maintenance/pemeliharaan atas aktiva tetap, juga total aktiva yang

1.021.302.456.741 menjadi Rp 1.231.379.269.471 karena dilakukannya penilaian kembali atas aktiva tetap untuk gedung dan mesin-mesin.

B. Analisis Data Statistik

Tabel 4.4 Korelasi

RTO DSO ROI

RTO Pearson Correlation 1 -,993(**) -,659

Sig. (2-tailed) . ,001 ,226

N 5 5 5

DSO Pearson Correlation -,993(**) 1 ,713

Sig. (2-tailed) ,001 . ,176

N 5 5 5

ROI Pearson Correlation -,659 ,713 1

Sig. (2-tailed) ,226 ,176 .

N 5 5 5

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Analisis :

1. Arti angka dan tanda korelasi

a) Receivable Turnover dengan Days Sales Outstanding -,993(**)

Angka pada output menunjukkan kuatnya korelasi antara Receivable Turnover dengan Days Sales Outstanding karena nilainya diatas 0,05.

Tanda – (negatif) antara Receivable Turnover dengan Days Sales Outstanding menunjukkan adanya arah yang berlawanan. Dengan kata

lain semakin besar nilai rasio Receivable Turnover maka semakin kecil

nilai rasio Days Sales Outstanding atau dapat juga dikatakan semakin

cepat waktu yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai maka semakin singkat waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. Berdasarkan kerangka konseptual semakin cepat waktu yang dibutuhkan

untuk mengubah piutang menjadi uang tunai maka semakin singkat juga waktu yang diperlukan untuk menagih piutang.

b) Receivable Turnover dengan Return on Investment -,659

Angka pada output menunjukkan kuatnya korelasi antara Receivable Turnover dengan Return on Investment karena nilainya diatas 0,05. Tanda

– (negatif) antara Receivable Turnover dengan Return on Investment

menunjukkan adanya arah yang berlawanan. Dengan kata lain semakin besar nilai rasio Receivable Turnover maka semakin kecil nilai rasio Return on Investment atau dapat juga dikatakan semakin cepat waktu yang

dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai maka semakin sedikit keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan. Sedangkan berdasarkan kerangka konseptual semakin besar nilai rasio Receivable Turnover maka semakin besar nilai rasio Return on Investment. Dengan

kata lain semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai/kas maka semakin besar keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan.

c) Days Sales Outstanding dengan Return on Investment 0,713

Angka pada output menunjukkan kuatnya korelasi antara Days Sales Outstanding dengan Return on Investment karena nilainya diatas 0,05.

Tanda + (positif) antara Days Sales Outstanding dengan Return on Investment menunjukkan adanya arah yang sama. Dengan kata lain

semakin besar nilai rasio Days Sales Outstanding maka semakin besar

nilai rasio Return on Investment atau dapat juga dikatakan semakin lama

keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan. Sedangkan berdasarkan kerangka konseptual semakin besar nilai rasio Days Sales Outstanding

maka semakin kecil nilai rasio Return on Investment. Dengan kata lain

semakin lama waktu yang diperlukan untuk menagih piutang maka semakin sedikit keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan.

2. Signifikansi hasil korelasi

Berdasarkan Probabilitas pada bagian kolom Sig. (2-tailed) didapat serangkaian angka probabilitas.Terlihat hanya ada satu pasangan data yang paling berkorelasi secara signifikan, yaitu antara Receivable Turnover dengan Days Sales Outstanding karena probabilitasnya 0,001 yaitu lebih kecil dari

0,05 atau HO ditolak. Dari output juga terlihat bahwa hanya variabel

Receivable Turnover dengan Days Sales Outstanding yang bertanda **, oleh karena itu disimpulkan bahwa diantara ketiga variabel, yang paling berkorelasi secara signifikan hanya variabel Receivable Turnover dengan Days Sales Outstanding.

C. Kondisi Piutang Perusahaan Terhadap Pertamina

Besarnya piutang yang dimiliki oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang berasal dari sejumlah jasa yang telah dilakukan kepada Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara didalam membantu kelancaran kegiatan operasionalnya, mengalami kendala pembayaran sejak tahun 2004, 2005, 2006, dimana pada tgl 18 Desember melalui Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 72 Tahun 2005 dan berlaku pada 1 Januari 2006 mengeluarkan keputusan pemberlakuan tarif yang berbeda kepada kapal-kapal berbendera asing yang melakukan kegiatan didalam negeri dengan mengenakan tarif yang dihitung

berdasarkan kurs US$ dimana sebagian dari kapal-kapal yang digunakan

Pertamina dalam kegiatan operasionalnya menggunakan kapal-kapal berbendera asing dan pihak Pertamina keberatan atas pembebanan tarif baru yang diberlakukan sehingga menyebabkan sebagian besar saldo piutang yang berasal dari Pertamina baik saldo piutang tahun 2005, 2006 dan juga tahun 2007 mengalami kemacetan didalam pembayarannya dan hal ini juga menyebabkan timbulnya laba yang tidak nyata dikarenakan sebagian laba merupakan piutang yang belum dapat diubah menjadi kas dan belum dapat dipergunakan secara langsung untuk mendukung kegiatan perusahaan.

Upaya yang telah dilakukan pihak Pelabuhan I melalui pedoman pengelolaan piutang usahanya antara lain: mengeluarkan nota tagihan yang berisikan surat permintaan pembayaran dari perusahaan kepada pemakai jasa pelabuhan/debitur sebesar nilai jasa pelabuhan yang dipakai dan atau selisih nilai jasa pelabuhan yang dipakai dengan uper (uang persekot pelayanan jasa pelabuhan yang dibayar dimuka oleh pemakai jasa pelabuhan/debitur ke kas perusahaan) dan pengenaan sejumlah sanksi denda keterlambatan apabila kewajiban belum dilaksanakan debitur setelah batas waktu nota tagihan dikeluarkan selain itu dilakukannya konfirmasi piutang usaha kepada masing-masing debitur yang bersangkutan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada bulan Juli dan Desember dilengkapi dengan data tunggakan piutang usaha.

Pemerintah didalam mengantisipasi kemacetan pembayaran dan untuk menghindari semakin bertambahnya kewajiban yang harus diselesaikan oleh Pertamina juga agar kegiatan Pelabuhan Indonesia tidak mengalami kendala maka dikeluarkan SK Menteri Negara BUMN No. S 592/MBU/2007 pada tgl 24

Agustus 2007 perihal penyelesaian Outstanding Port Charge (OPC) antara

Pelabuhan Indonesia I dengan Pertamina yang diberikannya diskon pembayaran 50% dari total piutang pada tahun 2005 dan 2006 sedangkan pada tahun 2007 diberikan diskon pembayaran sebesar 60% dari total piutang dan mulai tahun 2010 pembayaran secara penuh (100%) akan kembali diberlakukan kepada Pertamina untuk setiap kewajibannya kepada Pelabuhan Indonesia I Medan.

BAB V

Dokumen terkait