• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang ada, kemudian akan di evaluasi serta memberikan interprestasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah kesimpulan dari uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran penulis yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAM MEDAN BELAWAN

A. Sejarah Singkat Perpajakan Indonesia

Negara Indonesia yang merupakan bekas jajahan pemerintah Hindia Belanda, undang-undang perpajkan merupajakn warisan dari penjajahan tersebut. Sejarah Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode, yaitu:

1. Periode Sebelum Kemerdekaan

Periode sebelum kemerdekaan ini diawali sejak Indonesia dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda, peraturan perundang-undangan perpajakan dibuat semata-mata hanya menghimpun dana sebesar-besarnya bagi pemerintah dalam rangka mempertahankan dan memperbesar kekuasaannya ditanah air Indonesia.

2. Periode Sesudah Kemerdekaan

Periode ini dibagi atas dua tahap, yaitu:

a. Dimulai tanggal 17 Agustus 1945 s.d 31 Desember 1983 b. Dimulai tanggal 01 Januari 1984 s.d sekarang

Peraturan perundang-undangan yang berlaku pada masa periode sebelum kemerdekaan masih tetap berlaku setelah kemerdekaan.Namun dilakukan beberapa prubahan disesuaikan dengan tuntutan rakyat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Walaupun adaberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang-Undang-Undang Dasar 1945.Walaupun ada perubahan dan tambahan tetapi pada dasarnya masih berlandaskan pada falsafah warisan.

Sebelum disebut Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dulunya bernama Kantor Inspeksi Pajak (KIP).Hal ini berlangsung mulai bulan juni 1976 sampai dengan sekarang Kantor Inspeksi Pajak diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak.

B. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Kantor Pelayanan Pajak Pratam Medan Belawan berganti nama dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No. 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan (KPP) yang berada di lingkungan Kantor Wilayah I Direktorat Jendral Pajak Sumatera Bagian Utara dan berkedudukan di jalan Yos Sudarso Km 8,2 Tanjung Mulia, Medan.

KPP Medan Belawan meliputi kecamatan:

1. Kecamatan Medan Belawan 2. Kecamatan Medan Marelan 3. Kecamatan Medan Labuhan 4. Kecamatan Medan Deli

Keempat kecamatan diatas berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Lautan Belawan b. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Deli c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Barat d. Sebelah Barat berbatasan dengan Sunggal

Berdasarkan data dari Kantor Statistik Kotamadya Medan, wilayah kerja KPP Medan Utara yang telah berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratam Medan Belawan

Mencapai luas 107,58 KM2 (10,758 Ha) yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan yang meliputi 23 (dua puluh tiga) kelurahan.

Sebelum tahun1967, Kantor Pelayanan Pajak bernama Kantor Inspeksi Pajak Medan dan oleh pemerintah dipecah menjadi dua bagian, yaitu:

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang berlokasi di jalan Suka Mulia Nomor 17A 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 30

Pada tahun 1978, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu ada dua kantor Inspeksi Pajak, yaitu:

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Medan Kisaran

Pada tanggal 1 April 1979, Kantor Inspeksi Pajak diseluruh Indonesia diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajaka (KPP), Untuk wilayah Medan, Kantor Pelayanan Pajak dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Utara yang berlokasi di Jalan Suka Mulia Nomor 17A

2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Selatan yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 30A

Pada tahun 1989 tepatnya bulan April, Kantor Pelayanan Pajak dikembangkan menjadi tiga, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan

Kemudian dengan SK No. 10/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, terhitung tanggal 1 April Kantor Pelayanan Pajak di Medan dibagi Menjadi empat, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai

Sesuai dengan Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No. 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan PajakBumi dan Bangunan, Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, dan Kantor Penyuluhan dan Pengamalan Potensi Perpajakan, sehingga kantor Pelayanan Pajak di Medan dibagi menjadi enam Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan yang berlokasi di Jalan Asrama Nomor 7 Medan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan yang berlokasi di Jalan Suka Mulia Nomor 17A 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 30A 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai yang berlokasi di Jalan Asrama Nomor 7 Medan 5. Kantor Pelayanan Pajka Medan Kota yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 17A

Medan

6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 30A Medan

Adapun Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan adalah Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara yang telah berganti nama. Sesuai dengan surat edaran No. SE- 19/PJ/2007 tentang persiapan sistem administrasi perpajkan modern pada Kantor Wilayah Direktorat

Jendral Pajak dan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama, pada tahun 2007-2008 Kantor Pelayanan Pajak diubah Menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk seluruh Indonesia.KPP Pratama adalah jenis KPPyang sebagaimana terdapat pada Peraturan Mentri Keuangan No. 123/PMK/2006.Berdasarkan surat-surat tersebut maka KPP Medan Belawan berubah menjadi KPP Pratama Medan Belawan.

C. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan adalah instansi yang berada dibawah naungan Direktorat Jendral Pajak sehingga dapat dikatakan bahwa visi dan misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan sama dengan visi dan misi Direktorat Jendral Pajak.

Pada tahun2013, DJP telah melakukan transformasi visi demi memenuhi kriteria visi yang S.M.A.R.T (Spesific, Measurable, Achievable, Relevan, and Time-Based).DJP membutuhkan pedoman/ misi baru yang lebih spesifik dan terukur daripada visi-visi sebelumnya.

Visi baru Direktorat Jendral Pajak tahun 2013 tersebut adalah:

VISI

“Menjadi Institusi pemerintah penghimpun pajak Negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara”

Frase lugas yang pada hakikatnya merupakan sebuah visi sekaligus tantangan tersebut telah final dirumuskan.Tugas DJP sekarang adalah melaksanakan eksekusinya dengan penuh komitmen, kesungguhan, dan tanggung jawab. Semoga transformasi visi ini akan menjadi resolusi awal tahun 2013 yang mampu membakar semangat kita selaku punggawa negri untuk

mewujudkan agar Direktorat Jendral Pajak mampu menjadi instansi yang terbaik di kancah internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

MISI

“Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan merupakan Undang-Undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan Negara demi

kemakmuran rakyat”

D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi untuk menggambarkan secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam menjelaskan perusahaan.Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahu posisi, tugas, dan wewenang setiap anggota.Tujuannya adalah untuk mencapai kerja dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.

Jenis struktur organisasi yang digunakan oleh KPP Pratama Medan Belawan adalah menggunakan jenis struktur “line and staff organization” atau gabungan dari jenis struktur organisasi garis dan organisasi fungsional. Struktur organisasi KPP Pratama Medan Belawan berdasarkan fungsi bukan jenis pajak.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 29/PMK.01/2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak pada lampiran II wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan terdiri dari 4 (empat) kecamatan, yaitu:

2. Kecamatan Medan Labuhan 3. Kecamatan Medan Marelan 4. Kecamatan medan Deli

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan membawahi seksi/sub.Bagian umum, kelompok jabatan fungsional. KPP Pratama dipimpin oleh seorang kepala kantor, sedangkan setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi/kepala sub.bagian umum dan dibantu oleh Account Representative (AR) dan pelaksana.

Adapun seksi/sub.bagian umum dan kelompok funsional tersebut sebagai berikut:

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pemerikasaan dan Kepatuhan internal 5. Seksi Penagihan

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11.Kelompok Jabatan Funsional

E. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Uraian dan fungsi KPP Pratama diatur didalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Direktorat Jendral Pajak pada paragraf 2 (dua)npasal 58 sampai dengan 61. Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan menyelenggarakan fungsi:

1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian Pajak Bumi dan Bangunan sector pertanian, perkebunan dan perhutanan

2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya

4. Penyuluhan perpajakan

5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak 6. Pelaksanaan ekstensifikasi

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak 8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak 10.Pelaksanaan konsultasi perpajakan

11.Pelaksanaan intensifikasi 12.Pembetulan ketetapan pajak 13.Pelaksanaan administrasi kantor

Dalam melaksanakan fungsiya kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan menyelenggarakan tugas-tugas pokok sebagai berikut:

KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP dan Kripka. Maka, kepala KPP Pratama mempuyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan wajib pajak dibidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan tata usaha dan rumah tangga kantor.

Tugas Kepala Sub Bagian Umum

1. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan pengiriman surat-surat serta pelaksanaan tugas bendaharawan

2. Mendistribusikan surat-surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan pengiriman surat-surat keluar kepada instansi yang terkait

3. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin 4. Memberi nasehat dan menegakkan kedisiplinan kepada pegawai

5. Memeberi penilaian atas pelaksanaan pekerjaan pegawai c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

1. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data perpajakan 2. Penyajian informasi perpajakan

3. Perekamana dokumentasi perpajakan 4. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan 5. Pelayanan dukungan teknis computer 6. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling

7. Pelaksanaan SI DJP serta penyiapan laporan kinerja d. Seksi Pelayanan

1. Menetapkan penerbitan produk hokum perpajakan 2. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan

3. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan (SPT) serta penerimaan surat lainnya 4. Memberikan penyuluhan perpajakan

5. Melaksanakan registrasi Wajib Pajak

6. Memungut fiskal luar negri di pelabuhan Belawan e. Seksi Penagihan

1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, memproses permohonan pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak

2. Melakukan penerbitan Surat tagihan Pajak, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan

3. Melakukan penyitaan, urusan lelang dan penyitaan lainnya

Di seksi penagihan terdapat beberapa Juru Sita Pajak (JSP) yang telah mendapatkan pendidikan khusus berkaitan dengan penagihan dan penyitaan pajak.

Adapun tugas JSP adalah:

1. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPSS) 2. Memberitahukan Surat Paksa (SP)

3. Melaksanakan penyitaan barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP)

Juru Sita Pajak dalam melaksanakan tugas harus dilengkapi kartu tanda pengenal dan memperlihatkannya kepada Penanggung Pajak.

f. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal

1. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan

2. Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan

3. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya

Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pajak, pemeriksa pajak memiliki kewenangan pemeriksaan pajak yang diatur dalam pasal 29 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan. Ketentuan yang mengatur pemeriksaan pajak adalah:

1. Tatacara Pemeriksaan Pajak terdapat pada pasal 31 UU KUP, KMK No, 545/KMK.04/2000, PMK No. 123/PMK.03/2006

2. Tatacara Penyegelan terdapat pada pasal 30 UU KUP, Keputusan DJP No. 343/PJ/2002 3. Tatacara Pemeriksaan Sederhana Kantor dan Lapangan terdapat pada Keputusan DJP No.

741/PJ/2001

4. Tatacara Pemeriksaan Lapangan terdapat pada Keputusan DJP No. 722/PJ/2001, PER-123/PJ/2006

5. Tatacara Pemeriksaan Bukti Permulaan terdapat pada Keputusan DJP No. 02/PJ.7/1990, KEP-272/PJ/2002

g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

1. Melakukan pengamatab dan penggalian potensi perpajakan 2. Pendapatan subjek dan objek pajak

3. Penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

1. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib pajak terdaftar 2. Memberikan bimbingan/himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan 3. Penyusuan profil wajib pajak

4. Menganalisis kinerja wajib pajak

5. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalm rangka melakukan ekstensifikasi dan melakukan evaluasi hasil hasil keputusan banding

6. Penyelesaian permohonan izin prinsip pembebasan PPh Pasal 22 Impor

7. Melakukan proses penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor

Pemungutan Pajak Penghasila Pasal 22 Impor

Pada pelaksanaannya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan dan konsultasi dibagi berdasarkan domisili/tempat tinggal/wilayah tempat wajib pajak terdaftar.

1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (Waskon I) a. Kelurahan Kampung Besar

b. Kelurahan Martubung c. Kelurahan Sei Mati d. Kelurahan Pekan Labuhan e. Kelurahan Tangkahan f. Kelurahan Nelayan Indah

2. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II (Waskon II) a. Kelurahan Labuhan Deli

b. Kelurahan Rengas Pulau c. Kelurahan Terjun

d. Kelurahan Tanak 600 e. Kelurahan Paya Pasir

3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III (Waskon III) a. Kelurahan Tanjung Mulia

b. Kelurahan Tanjung Mulia Hilir c. Kelurahan Mabar

d. Kelurahan Kota Bangun e. Kelurahan Titi Papan f. Kelurahan Hilir

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV (Waskon IV) a. Kelurahan Sicanang

b. Kelurahan Belawan Bahari c. Kelurahan Belawan Bahagia d. Kelurahan Belawan I

e. Kelurahan Belawan II f. Kelurahan Bagan Deli i. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepda Kepala Kantor.Dalam melaksankan tugasnya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan, sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.

F. Gambar Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN

KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN

SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI

SUB-BAGIAN UMUM

SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI I SEKSI PENAGIHAN SEKSI RIKI SEKSI PELAYANAN SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN

SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI II

SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI III

SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI IV

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, 2014 G. Gambaran Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Adapun jumlah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Medan Belawan periode Desember 2012 berjumlah sebanyak 60.710 Wajib Pajak, yang terdiri dari:Tabel 1

Jumlah 60.710

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, 2014

Adapun jenis pajak dan rencana penerimaan pajak di KPP Pratama Medan Belawan yang tercapai sampai Desember 2012 adalah:

Tabel 2

No Jenis Wajib Pajak Jumlah (% tercapai) Penerimaan YTD

1 PPh Non Migas 87,67% 175.148.016.879

2 PPn dan PPnBM 196,53% 140.694.009.319

3 PBB -1.549.705.800,00% 15.497.059

4 Pajak Lainnya 767,74% 102.108.875

No Jenis Wajib Pajak Jumlah

1 Orang Pribadi 57.452 2 Badan 3.087 3 Bendaharawan 171 KANTOR PELAYANAN, PENYULUHAN DAN KONSULTASI PERPAJAKAN PETUGAS TATA USAHA

5 PPh Migas 38.676.448

Jumlah sumber daya manusia di lingkungan KPP Pratama Medan Belawan berjumlah 78 orang yang terdiri dari pegawai 73 orang termasuk dengan kepala kantor dan pegawai honorer (petugas security yang dibiayai dana DIPA) sebanyak 4 orang.

Adapun perincian jumlah pegawai berdasarkan pegawai per seksi/bagian/kelompok adalah sebagai berikut:

Tabel 3

No Seksi/Bagian Jumlah Pegawai

1 Sub Bagian Umum 8

2 Pengelolaan Data dan Informasi (PDI) 9

3 Pelayanan 11

4 Penagihan 3

5 Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4

6 Ekstensifikasi Perpajakan 4

7 Pengawasan dan Konsultasi I 6

8 Pengawasan dan Konsultasi II 6

9 Pengawasan dan Konsultasi III 6

10 Pengawasan dan Konsultasi IV 6

11 Fungsional 10

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat objek dari Pajak Pertambahan Nilai atas nilai tambah (added value) yang timbul efek pengenaan pajak berganda dapat dihindarkan (Resmi, 2008:1).

B. Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai

Undang-Undang yang mengatur pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Undang-Undang nomor 8 tahun 1983 tentang pajak Pertambahan Nilai Barang dan jasa Pajak penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009.

C. Subjek Dan Objek Pajak Pertambahan Nilai 1. Subjek pajak

Dalam buku “Perpajakan Indonesia” (Waluyo,2006:57-68) secara garis besar subjek pajak adalah pihak-pihak (orang atau badan) yang menerima penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja.

Yang menjadi subjek pajak pertambahan nilai adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang melakukan usaha perdangangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean.

2. Objek Pajak

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas

1. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak.

a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang kena Pajak.

b. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Brang kena Pajak Tidak Berwujud.

c. Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean.

d. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaanya. 2. Impor Barang Kena Pajak.

a. Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

b. Tanpa memperhatikan apakah dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya atau tidak, tetap dikenai pajak.

3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak.

Dengan syarat - syarat sebagai berikut:

a. Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak. b. Penyerahan dilakukan didalam Daerah Pabean.

c. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaanya.

4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah Pabean didalam Daerah Pabean. Untuk dapat memberikan perlakuan yang sama dengan impor barang Kena Pajak.

5. Pemanfaatan Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam daerah pabean jasa yang berasal dari luar daerah pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun didalam daerah pabean dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

6. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Oleh Pengusaha Kena Pajak. 7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Oleh Pengusaha Kena Pajak.

8. Pengusaha melakukan ekspor barang kena pajak berwujud/barang kena pajak tidak berwujud hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak. 9. Ekspor Jasa Kena Pajak Oleh Pengusaha Kena Pajak.Termasuk dalam pengertian

ekspor jasa kena pajak adalah penyerahan jasa kena pajak dari dalam daerah pabean keluar daerah pabean oleh pengusaha kena pajak yang menghasilkan dan melakukan ekspor barang kena pajak berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesanan diluar daerah pabean.

10. Kegiatan Membangun sendiri yang dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.

11. Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk di perjual belikan oleh pengusaha kena pajak.

D. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang - undangan kecuali pengusaha kecil yang batasanya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan

wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang mewah yang terutang.

Pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan jasa kena pajak didalam daerah pabean dan/atau melakukan ekspor barang kena pajak berwujud, ekspor barang kena pajak tidak berwujud, dan/atau ekspor jasa kena pajak wajibkan :

a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak; b. Memungut pajak yang terutang;

c. Menyetorkan pajak petambahan nilai yang masi harus dibayar dalam hal pajak keluaran lebih besar dari pajak pemasukan yang dapat dikreditkan serta menyetorkan pajak penjualan atas barang mewah yang terutang;

d. Melaporkan perhitungan pajak.

Kewajiban diatas tidak berlaku untuk pengusaha kecil yang batasanya di tetapkan oleh mentri keuangan.

Pengusaha kecil diperkenankan untuk memelih dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak. Apabila pengusaha kecil memilih menjadi pengusaha kena pajak, Undang-Undang ini berlaku sepenuhnya bagi pengusaha kecil tersebut.

E. Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai

Pemungutan PPN atau PPnBM menganut prinsip aktual, artinya terutangnya pajak terjadi pada saat penyerahan barang kena pajak/jasa kena pajak meskipun pembayaranya belum diterima.

1. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).

a. Saat barang kena pajak diserahkan secara langsung pada pembeli.

b. Saat barang kena pajak diserahkan secara langsung kepada penerima barang (untuk pemberian cuma-cuma, pemakain sendiri, penyerahan pusat ke cabang). c. Saat barang kena pajak diserahkan kepada juru kirim atau jasa angkutan.

d. a. Saat harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang / penghasilan.

b. Saat diterbitkan faktor penjualan. 2. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP).

a. Saat harga atas penyerahan jasa pajak diakui sebagai piutang / penghasilan. b. Saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak.

c. Saat kontrak / perjanjian di tanda tangani.

d. Saat mulai tersedianya fasilitas / kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya dalam pemberian cuma - cuma atau pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak.

3. Impor Barang Kena Pajak,

Saat Barang Kena Pajak tersebut dimasukkan kedalam Daerah Pabean.

4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud / Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah

Dokumen terkait