• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor – faktor yang Memengaruhi Risiko Produksi Ikan Gurame

Faktor produksi atau input pertanian diduga tidak hanya berpengaruh terhadap produktivitas ikan gurame tetapi juga berpengaruh terhadap risiko produksi ikan gurame. Pengaruh faktor produksi terhadap risiko produksi ini diketahui dengan melihat pengaruh faktor produksi terhadap variance produktivitas. Adanya variance produktivitas ini menunjukkan bahwa dalam usaha budidaya ikan gurame dipengaruhi oleh adanya risiko yang dapat menyebabkan adanya perbedaan atau selisih antara produktivitas aktual dengan produktivitas rata-rata yang seharusnya dapat dicapai. Analisis mengenai faktor- faktor yang memengaruhi variance produktivitas ikan gurame diestimasikan dengan menggunakan persamaan fungsi variance produktivitas. Hasil pendugaan persamaan fungsi variance produktivitas dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Hasil pendugaan persamaan Variance produktivitas ikan gurame di Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung Variabel Koefisien Regresi Simpangan Baku Koefisien T P-Value Konstanta 0.776 2.05 0.38 0.708 Benih -0.369 0.89 -0.41 0.682 Pakan Buatan -0.177 0.86 -0.21 0.838 Pakan Alami*** -0.562 0.23 -2.44 0.020 Pupuk 0.248 0.19 1.25 0.221 Obat-obatan* -0.436 0.26 -1.63 0.113 Kapur* 0.266 0.18 1.44 0.157

Ket : ***) Signifikan pada α = 5% *) Signifikan pada α = 20%

Berdasarkan hasil pendugaan fungsi variance produktivitas pada tabel 18, maka fungsi variance produktivitas ikan gurame dapat diduga dengan persamaan sebagai berikut :

Ln Variance = 0.775 – 0.369 Ln Benih – 0.177 Ln Pakan Buatan –0.562 Ln Pakan Alami + 0.248 Ln Pupuk – 0.436 Ln Obat - obatan + 0.266 Ln Kapur.

Berdasarkan hasil perhitungan SAS 9.1 menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar 1.62 dengan nilai signifikansi sebesar 0.17 yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 20 persen. Nilai F-hitung yang berpengaruh nyata menunjukkan bahwa penggunaan faktor- faktor produksi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai varians produktivitas ikan gurame yang dihasilkan.

Faktor-faktor produksi yang menjadi variabel dalam model merupakan faktor- faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap nilai varians produktivitas yang dihasilkan. Namun berdasarkan hasil pendugaan fungsi varians produktivitas yang diperoleh dari perhitungan software statistik, diketahui terdapat faktor produksi yang tidak berpengaruh secara nyata pada taraf nyata 20 persen. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata adalah penggunaan pakan alami, obat – obatan dan kapur yang memiliki nilai signifikansi atau p-value kurang dari 0.200. Faktor produksi yang berpengaruh nyata menujukkan adanya pengaruh terhadap nilai varians produktivitas jika dilakukan penambahan atau pengurangan jumlah penggunaan faktor produksi tersebut.

Suatu faktor produksi bisa dikategorikan sebagai faktor yang dapat menimbulkan risiko (risk inducing factors) dan faktor yang dapat mengurangi risiko (risk reducing factors). Menurut Fariyanti (2008), untuk memudahkan pengertian mengenai faktor yang dapat menimbulkan dan mengurangi risiko dapat dilihat dalam kegiatan produksi di lapang. Penggunaan faktor produksi seperti pupuk, baik itu pupuk organik maupun anorganik pada umumnya sudah ditentukan jumlah standar penggunaannya. Jika penggunaannya dikurangi atau melebihi batas standar maka memungkinkan menurunkan nilai produksi. Hal tersebut menunjukkan pupuk menjadi faktor yang menimbulkan risiko produksi.

Berbeda dengan penggunaan obat-obatan yang tidak ada standarnya. Obat-obatan digunakan jika ada hama atau penyakit yang menyerang tanaman, tetapi jika tidak ada gejala serangan, maka pemberian obat-obatan tidak perlu digunakan. Hal tersebut menunjukkan obat-obatan membuat produksi stabil sehingga termasuk dalam faktor produksi yang dapat mengurangi risiko produksi.

Benih

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, nilai pendugaan parameter untuk variabel benih bernilai negatif, yaitu sebesar -0.369. Nilai tersebut menunjukkan bahwa penambahan penggunaan benih akan menurunkan nilai variasi hasil produksi ikan gurame. Benih menjadi salah satu faktor produksi yang menurunkan risiko produksi (risk reducing factors). Peningkatan penggunaan benih sebesar satu persen akan menurunkan nilai varians produktivitas ikan gurame sebesar 0.369 persen. Namun berdasarkan hasil perhitungan, penggunaan benih tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat variasi hasil produksi ikan gurame karena taraf nyatanya melebihi 20 persen yaitu sebesar 41 persen.

Benih yang dipakai merupakan benih ukuran 5–7 cm. Penggunaan benih ukuran ini dimaksudkan sebagai upaya pengurangan risiko yang ada karena daya tahan tubuh ikan yang jauh lebih kuat jika sudah berada di kolam. Daya tahan tubuh yang kuat dapat mengurangi risiko kematian secara masal akibat virus atau bakteri yang menyerang ikan.

Pakan Buatan

Parameter penggunaan pakan buatan berupa pelet memiliki tanda negatif, artinya semakin banyak pakan buatan yang digunakan pada proses produksi maka variasi hasil produksi ikan gurame akan semakin menurun. Dalam arti lain, pakan buatan dapat mengurangi risiko yang ada. Hasil pendugaan persamaan fungsi varians produktivitas ikan gurame menunjukkan bahwa variabel pakan buatan mempunyai taraf nyata diatas 83 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pakan buatan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat variasi hasil produksi ikan gurame. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan rata-rata ditingkat petani kurang dari satu kilogram pakan/satu kilogram berat ikan yang diharapkan. Padahal anjuran pemberian pakan untuk ikan gurame adalah 1.5 kilogram pakan / 1kilogram bobot ikan.

Pakan Alami

Pakan alami memiliki pengaruh yang nyata terhadap nilai produktivitas ikan gurame pada taraf nyata 20 persen. P-value pakan alami sebesar 0.020, masih lebih rendah dibandingkan taraf nyata yang sebesar 0.2. Berdasarkan hasil perhitungan nilai pendugaan parameter untuk variabel pakan alami bernilai negatif yaitu sebesar -0.562. Nilai tersebut menunjukkan bahwa penambahan penggunaan pakan alami akan menurunkan nilai varians produktivitas ikan gurame. Pakan alami berupa dedaunan menjadi salah satu faktor produksi yang menurunkan risiko produksi (risk reducing factors). Peningkatan penggunaan pakan alami sebesar satu persen akan menurunkan nilai varians produktivitas ikan gurame sebesar 0.562.

Menurut hasil perhitungan, peningkatan penggunaan pakan alami berupa dedauan dapat menurunkan nilai varians produktivitas sehingga dapat mengurangi risiko produksi yang mungkin akan terjadi. Petani yang menggunakan pakan alami berupa dedaunan dalam jumlah yang masih di bawah rata-rata penggunaan dapat meningkatkan penggunaan dedaunan sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi risiko produksi yang mungkin akan terjadi.

Pupuk

Parameter variabel pupuk memiliki tanda positif yaitu sebesar 0.248 artinya semakin banyak pupuk yang digunakan pada proses produksi maka variasi hasil produksi ikan gurame akan semakin meningkat. Dalam arti lain variabel pupuk menjadi salah satu faktor produksi yang menimbulkan risiko produksi (risk inducing factors). Peningkatan penggunaan pupuk sebesar satu persen akan meningkatkan nilai varians produktivitas ikan gurame sebesar 0.248 persen. Namun berdasarkan hasil pendugaan persamaan fungsi varians produktivitas ikan gurame menunjukkan bahwa variabel pupuk mempunyai taraf

nyata diatas 0.22 persen lebih besar dari taraf nyata 0.20. Kondisi ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat variasi hasil produksi ikan gurame.

Kondisi lapangannya adalah tingkat kesuburan tanah di kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung yang masih asri dan terjaga, menyebabkan unsur-unsur hara yang tersimpan ditanah masih terjaga kualitasnya. Sehingga pakan alami dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang menjadi pakan bagi ikan gurame sangat terjaga ketersediaannya. Tujuan dilakukannya pemupukan adalah untuk menyuburkan tanah sekaligus menumbuhkan pakan alami, namun unsur–unsur tersebut masih dapat disediakan secara alami oleh kondisi tanah di kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung.

Obat-obatan

Parameter variabel obat – obatan memiliki tanda negatif, artinya semakin banyak obat–obatan yang digunakan pada proses produksi maka variasi hasil produksi ikan gurame akan semakin menurun. Dalam arti lain, obat–obatan dapat mengurangi risiko yang ada. Peningkatan penggunaan obat – obatan sebesar 1 persen akan menurunkan nilai varians produktivitas ikan gurame sebesar 0.436.

Hasil pendugaan persamaan fungsi varians produktivitas ikan gurame menunjukkan bahwa variabel obat–obatan mempunyai taraf nyata dibawah 0.20 yaitu sebesar 0.11. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan obat–obatan berpengaruh signifikan terhadap tingkat variasi hasil produksi ikan gurame.

Menurut hasil perhitungan, peningkatan penggunaan obat-obatan dapat menurunkan nilai varians produktivitas sehingga dapat mengurangi risiko produksi yang mungkin akan terjadi. Petani yang menggunakan obat-obatan dalam jumlah yang masih di bawah rata-rata penggunaan dapat meningkatkan penggunaan obat–obatan sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi risiko produksi yang mungkin akan terjadi. Sebaliknya pemberian obat–obatan yang terlalu berlebih juga dapat menyebabkan risiko kematian pada ikan. Pemberian obat–obatan harus disesuaikan dengan keadaan atau kondisi ikan dalam kolam, mengingat kegunaan dari pemberian obat–obatan adalah untuk memperkuat daya tahan tubuh ikan dari berbagai penyakit yang menyerang.

Kapur

Parameter variabel kapur memiliki tanda positif artinya semakin banyak kapur yang diberikan pada proses produksi maka variasi hasil produksi ikan gurame akan semakin meningkat. Dalam arti lain, kapur dapat menimbulkan risiko yang ada. Hasil pendugaan persamaan fungsi varians produktivitas ikan gurame menunjukkan bahwa variabel kapur mempunyai taraf nyata dibawah 0.20 yaitu sebesar 0.15. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kapur berpengaruh signifikan terhadap tingkat variasi hasil produksi ikan gurame.

Menurut hasil perhitungan, penggunaan kapur dapat meningkatkannilai varians produktivitas sehingga dapat meningkatkan risiko produksi yang mungkin akan terjadi. Petani dapat menurunkan tingkat penggunaan kapur sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi risiko. Hal ini bisa saja terjadi, mengingat kondisi lahan dilapangan masih dapat dikategorikan lahan subur. Penggunaan dosis dari kapur sesungguhnya tergantung pada kondisi pH tanah.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Hasil pendugaan parameter produktivitas rata–rata menunjukkan bahwa penggunaan pakan alami, obat–obatan dan kapur yang berlebih dapat menyebabkan penurunan produktivitas ikan gurame. Sedangkan semakin banyak benih, pakan buatan berupa pelet, dan pupuk yang lebih banyak akan meningkatkan produktivitas ikan gurame. Berdasarkan hasil parameter fungsi varians produktivitas menunjukkan bahwa pupuk dan kapur dapat menimbulkan risiko pada budidaya ikan gurame secara semi intensif sedangkan sisanya yaitu,benih, pakan buatan, pakan alamin dan obat – obatan dapat menurunkan varians produksi atau dengan kata lain dapat menurunkan risiko yang ada pada usaha budidaya ikan gurame.

Dilihat dari hasil fungsi produktivitas rata–rata menunjukkan bahwa benih dan pupuk memiliki parameter dibawah dua puluh persen yang berarti bahwa variabel– variabel tersebut berpengaruh signifikan pada produktivitas ikan gurame. Sedangkan pada fungsi varians produktivitas, pakan alami, obat-obatan dan kapur berpengaruh signifikan terhadap variasi hasil produktivitas ikan gurame karena memiliki parameter dibawah dua puluh persen.

Saran

Pembatasan penggunaan faktor-faktor produksi yang dapat menimbulkan risiko produksi sudah seharusnya dilakukan. Beberapa faktor produksi seperti pupuk sudah memiliki dosis yang telah direkomendasikan oleh instansi terkait. Kurangnya informasi ke petani menjadi salah satu kendala yang harus dapat segera ditangani. Dosis penggunaan yang belum diterapkan petani membuat adanya keberagaman dalam penggunaan beberapa faktor produksi ikan gurame. Keberagaman penggunaan faktor produksi tersebut yang menjadi salah satu penyebab timbulnya risiko produksi.

Penelitian ini belum memberikan hasil yang maksimal karena masih terdapat beberapa variabel independent yang secara statistik belum berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependent. Terdapat berbagai kendala yang mengakibatkan hal tersebut, salah satunya adalah ketersediaan data produksi yang dimiliki petani responden. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan data yang lebih lengkap sehingga memberikan hasil penelitian yang lebih baik.

Dokumen terkait