• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.4 Analisis Data

IV.4.3. Analisis Framing Terhadap Aktor-Aktor Netral • Frame Berita Dilihat dari Inti Berita (Main Core)

Dalam perseteruan yang berlangsung cukup panjang ini, Kompas memilih beberapa aktor yang bersikap netral sebagai narasumber, dimana pendapat mereka dituliskan Kompas dalam pemberitaannya. Salah satu aktor yang diangkat Kompas dalam pemberitaan yang terkait pencitraan Presiden dalam menangani kasus perseteruan KPK-Polri adalah Hikmahanto. Dalam pemberitaan yang dituliskan Kompas, Hikmahanto hanya berperan sebagai penggagas dalam memberikan tiga usulan solusi untuk Presiden.

“Hikmahanto mengungkapkan, usulan solusi yang disampaikan ada tiga hal. Pertama, Kepala Polri agar melaksanakan gelar perkara kasus Bibit dan Chandra uang diikuti ahli independen dan tokoh masyarakat secara tertutup. Kedua, pembentukan tim pencari fakta untuk melihat bukti-bukti dan pasal yang menjerat Bibit dan Chandra. Ketiga, proses hukum yang terlibat kasus itu.”

(Tiga Solusi Diusulkan kepada Presiden... Paragraf 5)

Frame Berita Dilihat dari Framing Devices

Salah satu bentuk usaha Presiden dalam membantu menyelesaikan perseteruan antara KPK dan Polri adalah dengan cara membentuk Tim Delapan sebagai Tim yang akan mencari bukti-bukti kasus perseteruan yang ada hingga pada akhirnya dapat memberi keputusan yang paling tepat dalam mengatasi masalah yang ada. Pembentukan Tim Delapan ini sendiri merupakan salah satu usulan solusi yang dikemukakan oleh para pakar, salah satunya oleh Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Hikmahanto. Untuk menunjukkan sikap adil dan tidak memihak oleh Hikmahanto, beliau menggunakan Metaphors “Presiden tidak dianjurkan ikut campur”. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

“”Kami memberi usulan alternatif itu dengan catatan Presiden tidak mencampuri prosesnya.” Kata Hikmahanto.

(Tiga Solusi Diusulkan kepada Presiden... Paragraf 6)

Setelah Presiden memutuskan untuk membawa masalah ini keluar jalur hukum, yaitu dengan cara menyelesaikan masalah di luar Pengadilan, muncul kecurigaan di masyarakat bahwa Presiden meminta agar kedua pemimpin KPK, Bibit dan Chandra mengundurkan diri dari jawabatannya saat ini. Namun, berita tersebut diluruskan oleh Patrialis selaku Menteri Hukum dan HAM, dengan membuat pernyataan yang menarik sehingga dapat dikategorikan sebagai Catchphrases sebagai berikut:

“Pagi harinya, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mendatangi kantor KPK. Ia menjelaskan, pertemuan pemerintah dengan KPK hanya untuk silaturahim. Patrialis membantah kabar adanya permintaan Presiden agar Bibit dan Chandra mengundurkan diri dari posisi pemimpin KPK bila kasus hukum mereka dihentikan.”

(SBY: Tak Perlu ke Pengadilan... paragraf 23)

Sedangkan untuk mendukung pemberitaan yang ditulisnya, Kompas menambahkan Visual Images dalam beberapa pemberitaannya. Untuk berita yang berjudul “SBY: tak Perlu ke Pengadilan” Kompas menampilkan gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan sikapnya mengenai rekomendasi Tim Delapan terhadap kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah di Istana Merdeka.

Frame Berita Dilihat dari Reasoning Devices

Upaya Presiden dengan membentuk Tim Delapan sebagai tim pencari fakta kasus perseteruan KPK-Polri merupakan momen penting dalam menentukan

babak akhir perseteruan yang ada. Untuk itu Presiden memilih orang-orang yang kompeten di bidangnya untuk bergabung di dalam Tim ini agar akhirnya memperoleh hasil kerja yang maksimal. Teten Masduki sendiri selaku Sekretaris Jendral Transparansi Internasional Indonesia memilih untuk berada di luar Tim. Hal ini dilakukan Teten sebab beliau memiliki alasan yang diangkat Kompas sebagai (Roots) sebagai berikut:

“”Saya memilih di luar tim saja sehingga saya bisa mendinamisasikan tim independen dalam menjalankan tugasnya. Kalau di luar, kan, saya bisa lebih bebas ikut mendinamisasi tim tersebut,”

(Harapan Tinggi kepada Tim... Paragraf 26)

Inilah alasan mengapa penulis mengkategorikan Teten Masduki dalam kelompok netral, sebab meskipun beliau menolak bergabung dalam Tim Delapan, beliau tetap memantau perkembangan Tim dari luar.

Apalagi Teten juga menambahkan suatu Premis dasar “Appeal to Principle” yang menegaskan bahwa Tim yang terbentuk saat ini (Tim Delapan) sudah memenuhi perwakilan unsur-unsur di masyarakat untuk mengawal proses penyelesaian kasus perseteruan KPK-Polri. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini:

“Menurut Teten, kehadiran delapan tokoh masyarakat di tim independen sudah memenuhi perwakilan unsur-unsur di masyarakat untuk mengawal proses verifikasi kasus penahanan pimpinan KPK secara objektif dan transparan. Kehadiran unsur-unsur masyarakat itu juga dinilai sudah berkompeten untuk merekomendasikan hasil-hasil penelusuran yang bisa dipercaya masyarakat.”

(Harapan Tinggi kepada Tim... Paragraf 25)

Presiden akhirnya memutuskan untuk tidak membawa permasalahan yang sedang terjadi ke pengadilan. Hal ini diungkapkan beliau pada saat memberikan pidato singkat di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/11). Dalam menanggapi

pidato yang disampaikan Presiden, Imam Prasodjo selaku Sosiolog yang bersikap netral tidak menyudutkan ataupun mendukung Presiden. Beliau hanya mengungkapkan suatu Consequnces yang bernada netral, sebagai berikut:

“Sosiolog Imam Prasodjo yakin bahwa pernyataan Presiden semalam lebih condong agar kasus Bibit-Chandra dihentikan. “Hanya saja Presiden memilih cara dengan ‘menekan secara implisit’ ke Kapolri dan Jaksa Agung agar penghentian itu secara legal keluar dari mulut Kapolri atau Jaksa Agung. Presiden tak ingin dituduh intervensi ke wilayah di luar kewenangannya.” Kata Imam.”

(SBY: Tak Pelu ke Pengadilan... Paragraf 25)

Melalui pernyataan Imam tersebut, KOMPAS mengutip kalimat “Presiden tak ingin dituduh” untuk menunjukkan bahwa Presiden memiliki keinginan besar untuk menjaga citra baiknya dengan melakukan tindakan yang aman, dalam hal ini memberi pernyataan secara eksplisit, agar tidak dituduh oleh masyarakat intervensi ke wilayah di luar kewenangannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tuduh berarti menunjuk dan mengatakan bahwa seseorang berbuat kurang baik, atau menunjuk dan mengatakan bahwa seseorang melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Ini berarti bahwa Presiden tidak ingin ditunjuk sebagai orang yang berbuat tidak baik atau melanggar hukum sehingga citranya di masyarakat tetap baik.

Frame : usulan solusi penyelesaikan kasus perseteruan KPK-Polri disampaikan kepada Presiden

Metaphors

- Presiden dianjurkan untuk tidak ikut campur

Roots

- Menolak bergabung dengan tim delapan untuk mendinamisasikan tim independen

Catchphrases - Pemerintah mengadakan

silaturahim ke KPK

Appeals to Principle

- Tim Delapan sudah memenuhi perwakilan rakyat

Depictions Consequences

- Presiden memberikan pernyataan secara eksplisit

Exemplaar

Visual Images

- Presiden dalam menyampaikan pidatonya

Tabel analisis terhadap pemberitaan dengan narasumber yang bersikap Netral