• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi Biaya PDAM Kabupaten Sukabumi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Analisis Fungsi Biaya PDAM Kabupaten Sukabumi

Sementara itu, biaya variabel mengalami peningkatan secara signifikan pada tahun 2004 dan 2008 (Tabel 7). Ini menandakan adanya peningkatan biaya di luar biaya tetap. Sementara itu biaya tetap cenderung meningkat. Biaya yang dikeluarkan secara tetap meningkat karena adanya kenaikan biaya listrik dan operasi serta biaya-biaya lainnya. Secara keseluruhan, biaya total mengalami peningkatan akibat pengaruh peningkatan ketiga biaya yang telah dijelaskan di atas.

Tabel 7. Struktur Biaya PDAM Kabupaten Sukabumi Tahun 2000-2009

Sumber : Laporan Kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi, 2000-2009 (data diolah )

5.2. Analisis Fungsi Biaya PDAM Kabupaten Sukabumi

Model persamaan biaya total (total cost, TC) pengelolaan air PDAM Kabupaten Sukabumi dibangun oleh beberapa variabel, yaitu biaya ekspansi, biaya variabel, jumlah air yang diproduksi, tingkat kebocoran. Dalam mengestimasi model yang dipakai, penelitian ini menggunakan Metode Kuadrat

Biaya Total Biaya Biaya Tetap Biaya

Tahun Ekspansi Variabel

(Puluhan Juta Rp) (Puluhan Juta Rp) (Puluhan Juta Rp) (Puluhan Juta Rp) 2000 391,72 10,21 135,93 245,58 2001 496,79 3,48 195,92 297,47 2002 600,35 2,60 285,71 312,04 2003 662,27 11,65 337,36 313,26 2004 737,27 14,98 452,06 1204,31 2005 799,47 32,48 419,67 347,32 2006 1072,44 100,82 509,64 461,98 2007 1232,90 111,64 471,16 650,10 2008 1442,45 46,57 219,65 1176,23 2009 1607,03 77,36 634,71 894,96 Rata-rata 904.269 41.179 366.181 590.325

52

Terkecil Biasa (ordinary least square, OLS). Perangkat komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eview’s 5.1. Hasil estimasi model ditunjukkan melalui Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Estimasi Variabel Independen Biaya Total Pengelolaan Air PDAM Kabupaten Sukabumi Tahun 2000-2009

Variabel Koefisien Standard t-hitung Probabilitas Error Ln Qt 0.290614 0.541028 0.537152 0.6142 Ln VCt 0.467902 0.302648 1.546027 0.1828 Ln ECt 5.508130 2.124141 2.593109 0.0487 Ln LVt -0.204195 1.182979 -0.172611 0.8697 C 276.9773 247.4356 1.119391 0.3138 R-Squared 0.799225 F-Statistic 4.975871

Adjusted R-squared 0.638605 Prob (F-Statistic) 0.054152 Durbin-Watson Stat 1.498260

Keterangan :

ECt = biaya ekspansi (puluhan juta Rp) VCt = biaya variabel (puluhan juta Rp)

Qt = jumlah air bersih yang diproduksi PDAM (puluhan ribu M3) LVt = tingkat kebocoran (loss water) (puluhan ribu M3)

t = tahun ke-t

Setelah dilakukan perhitungan regresi, kemudian dilakukan pengujian untuk melihat apakah ada pelanggaran terhadap enam asumsi dasar. Keenam asumsi dasar harus terpenuhi agar model regresi linier berganda menjadi valid. Pengujian asumsi dasar tersebut berupa uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.

Berdasarkan hasil regresi variabel-variabel independen (Qt, ECt, VCt dan LCt) terhadap variabel dependen yaitu TC, menghasilkan R-squared sebesar 79.92

53

persen. Artinya, 79.92 persen keragaman dari model mampu dijelaskan oleh variabel-variabel bebas di dalam model. Sedangkan sisanya sebesar 20,08 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Tabel hasil uji multikolinearitas (Lampiran 3) menunjukkan bahwa nilai korelasi antar peubah X atau antar keempat variabel tersebut lebih kecil dari nilai R-squared sehingga tidak terjadi multikolinearitas.

Pengujian selanjutnya yaitu pengujian keberadaan autokorelasi. Pengujian dengan software E-views dengan pengujian Breush-Pagan LM-Test harus menunjukkan nilai probability obs*R-squared yang lebih besar dari derajat kepercayaan (サ) yang digunakan yaitu sebesar lima persen. Nilai probability

obs*Rsquared adalah 0. 1677 yang artinya lebih besar nilainya dari サ = 5 persen. Oleh karena itu, tidak ada autokorelasi dari hasil pengujian ini (lihat Lampiran 5).

Pengujian normalitas digunakan untuk melihat apakah data yang digunakan sudah tersebar normal. Berdasarkan lampiran 4, dapat dilihat bahwa galat menyebar normal. Pengujian dengan alat analisis Jarque-Bera menunjukkan bahwa Nilai-p (0.842050) > alpha 5 persen maka terima H0 artinya asumsi galat menyebar normal terpenuhi.

Pengujian berikutnya yaitu pengujian adanya heterokedastisitas atau homokedastisitas. Model yang baik tentu mengandung asumsi homokedastisitas. Tetapi jika model tersebut mengandung heterokedastisitas maka model tersebut tidak valid karena terjadi pelanggaran asumsi.

Tabel Uji Heterokedastisitas menunjukkan bahwa nilai-P > alpha 5 persen maka terima H0 artinya Homoskedastisitas. Uji-F menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara bersamaan mampu menjelaskan atau mempengaruhi

54

variabel dependen pada taraf nyata α = 5 persen. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas F sebesar 0.054152 yang nilainya lebih kecil dari α = 5 persen.

Uji t menunjukkan bahwa terdapat satu variabel yang berpengaruh secara signifikan pada derajat kepercayaan lima persen dan tiga variabel yang tidak berpengaruh secara sinifikan pada derajat kepercayaan yang sama. Variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu biaya ekspansi. Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan yaitu jumlah air yang diproduksi, biaya variabel dan tingkat kebocoran.

5.2.1. Jumlah Air yang Diproduksi (Qt)

Jumlah air yang diproduksi adalah jumlah keseluruhan dari produksi air baik yang hilang (bocor) atau pun yang sampai ke pelanggan. Dalam uji analisis regresi linear berganda, variabel jumlah air tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya total. Artinya, kenaikan jumlah air yang diproduksi tidak mempengaruhi biaya total.

5.2.2. Biaya Ekspansi (ECt)

Biaya ekspansi terdiri dari biaya penelitian dan pengembangan (litbang) dan biaya hubungan langganan. Biaya ini dimaksudkan agar cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Sukabumi bertambah luas sehingga dapat melayani masyarakat di Kabupaten Sukabumi secara keseluruhan. Koefisien parameter untuk variabel biaya ekspansi (ECt) adalah sebesar 5.50812982236. Koefesien tersebut berarti setiap kenaikan biaya ekspansi sebesar satu persen maka biaya total akan meningkat sebesar 5.50812982236. Dalam uji analisis regresi linear berganda,

55

variabel biaya ekspansi berpengaruh secara signifikan terhadap biaya total. Artinya, kenaikan biaya ekspansi yang diproduksi mempengaruhi biaya total.

Tabel 9. Biaya Ekspansi yang Terdiri dari Beban Hubungan Langganan dan Biaya Litbang (Penelitian dan Pengembangan)

Tahun

Beban Hubungan Langganan (Puluhan Juta M3)

Litbang

(Puluhan Juta M3) Total

2000 10.189 0.023 10.211 2001 2.481 0.917 3.398 2002 2.310 0.286 2.596 2003 6.573 5.078 11.651 2004 9.088 5.888 14.975 2005 23.492 8.979 32.471 2006 82.645 18.185 100.829 2007 91.167 20.474 111.641 2008 26.643 19.925 46.568 2009 55.677 21.675 77.352 Total 310.264 101.430 411.6932

Tabel 9 memperlihatkan bahwa beban hubungan langganan lebih besar daripada beban penelitian dan pengembangan yaitu sebesar 310, 264 sehingga yang paling mempengaruhi jumlah biaya ekspansi yaitu beban hubungan langganan.

5.2.3. Biaya Variabel (VCt)

Biaya variabel merupakan biaya yang berubah-ubah atau tidak tetap dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya variabel meliputi beban-beban yang ada dalam akuntasi biaya dan lain-lain. Biaya ini tidak dapat diestimasi seperti biaya tetap. Dalam uji analisis regresi linear berganda, biaya variabel tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya total. Artinya, kenaikan biaya variabel tidak mempengaruhi biaya total.

56

5.2.4. Tingkat Kebocoran (LCt)

Tingkat kebocoran adalah jumlah air yang hilang karena pipa yang bocor, sudah tua, dan kebocoran yang belum diketahui. Dalam uji analisis regresi linear berganda, variabel tingkat kebocoran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya total. Artinya, kenaikan tingkat kebocoran tidak mempengaruhi biaya total.

Dokumen terkait