• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

B. Analisis Data

Pada bagian ini, penulis akan mengemukakan dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian yang penulis lakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap perluasan merek Eiger.

Penulis memperoleh data dengan cara membagikan kuesioner kepada konsumen Eiger yang sedang mengunjungi Showroom Eiger Yogyakarta pada saat penelitian ini berlangsung. Ukuran sampel yang penulis tentukan adalah 100 responden karena mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang ada pada penulis, terutama soal waktu dan biaya.

Pertanyaan - pertanyaan dalam kuesioner dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian pertama merupakan pertanyaan untuk mengetahui data tentang pribadi responden sedangkan bagian kedua berisi tentang pertanyaan – pertanyaan untuk mengetahui persepsi konsumen sebelum Eiger melakukan perluasan merek ke tas laptop dan bagian ketiga berisi tentang pertanyaan – pertanyaan untuk mengetahui persepsi konsumen sesudah/setelah Eiger melakukan perluasan merek ke tas laptop.

Penulis menggunakan dua alat analisis, yaitu analisis persentase, untuk mengetahui gambaran karakteristik responde dan Pengujian Dua Sampel Berpasangan (Paired Sampel T Test) untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata – rata persepsi sebelum dan sesudah Eiger melakukan perluasan merek ke tas laptop serta untuk mengetahui perbedaan persepsi responden sebelum dan sesudah perluasan merek Eige r pada tas laptop bila dilihat dari karakteristik konsumen.

1. Analisis Karakteristik Responden

Dalam analisis ini, responden diklasifikasikan menurut jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lamanya penggunaan produk Eiger, dan frekuensi mengikuti kegiatan petualangan.

a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Tabel 5.3 Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Pria 53 53%

2. Wanita 47 47 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber : Data Primer, 2008

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 53 orang atau sebesar 53% dan sisanya sebanyak 47 orang atau sebesar 47% adalah wanita.

b. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendapatan. Tabel 5.4

Tingkat Pendapatan Responden

No Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase 1. Kurang dari Rp. 500.000 12 12 % 2. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 40 40 % 3. Rp. 1.001.000 – Rp. 1.500.000 24 24 %

4 Lebih dari Rp. 1.500.000 24 24 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber : Data Primer, 2008

Dari 100 responden, ternyata sebagian besar berpendapatan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebesar 40 %, urutan kedua berpendapatan lebih dari Rp 1.500.000 sebesar 24 % dan berpendapatan Rp 1.001.000 – Rp 1.500.000

sebesar 24 %, sedangkan urutan terendah kurang dari Rp. 500.000 dengan persentase sebesar 12 %.

c. Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan

Tabel 5.5

Tingkat Pekerjaan Responden

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

1. Pelajar 5 5 % 2. Mahasiswa 61 61 % 3. Wiraswasta 10 10 % 4. Pegawai Swasta 20 20 % 5 Pegawai Negeri 4 4 % JUMLAH 100 100 %

Sumber : Data Primer, 2008

Dilihat dari jenis pekerjaannya, responden paling banyak berprofesi mahasiswa dengan persentase sebesar 61 % dan responden yang paling sedikit adalah yang bekerja sebagai pegawai negeri dengan persentase sebesar 4 %.

d. Karakteristik Responden Menurut Usia Tabel 5.6

Tingkat Usia Responden

No Usia Jumalah Persentase

1. 16 – 18 tahun 8 8 %

2. 19 – 25 tahun 65 65 %

3. 26 – 30 tahun 25 25 %

4 Lebih dari 31 tahun 2 2 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber : Data Primer, 2008

Dari data diatas, jelas terlihat bahwa pengunjung terbesar Showroom Eiger Yogyakarta adalah mereka yang berusia antara 19 – 25 tahun, yaitu sebesar 65 %, kemudian kelompok responden yang berusia antara 26 – 30 tahun,

sebesar 25 %, dan kelompok responden yang paling sedikit adalah

responden dengan usia lebih dari 31 tahun dengan persentase sebesar 2 %. e. Lamanya Penggunaan Produk Eiger

Tabel 5.7

Lamanya Penggunaan Produk Eiger No Menggunakan produk

Eiger selama : Jumla h Persentase

1. Dibawah 1 tahun 15 15 %

2. 1 tahun – 2 tahun 17 17 %

3. 3 tahun – 4 tahun 35 35 %

4 Lebih dari 4 tahun 33 33 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber : Data Primer, 2008

Dari data di atas, jelas terlihat bahwa sebagaian besar responden, yaitu 35 % telah menggunakan produk Eiger selama 3 tahun – 4 tahun. Dan yang menggunakan Eiger dibawah 1 tahun hanya 15 % dari 100 responden yang ada.

f. Frekuensi Dalam Mengikuti Kegiatan Petualangan Tabel 5.8

Frekuensi Responden Dalam Mengikuti Kegiatan Petualanga n

No Jumlah Persentase

1. 4 kali dalam satu bulan 12 12 %

2. 2 kali dalam satu bulan 0 0 %

3. Sekali dalam sebulan 23 23 %

4 1 tahun sekali 42 42 %

5 Tidak tahu 23 23 %

JUMLAH 100 100 %

Sumber : Data Primer, 2008

Dari data diatas dapat diketa hui bahwa frekuensi dalam mengikuti kegiatan petualangan yang paling besar adalah 1 tahun sekali sebesar 42 %, dan tidak ada responden yang frekuensi kegiatan petualangannya 2 kali dalam satu bulan.

2. Analisis Kuantitatif

a. Analisis Perbedaan Persepsi Konsumen Terhadap Merek Eiger

Sebelum dan Sesudah Perluasan Merek.

Dalam menganalisis ada dan tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek maka penulis menggunakan Paired Sampel T Test atau Pengujian dua Sampel Berpasangan, hal ini supaya mendapatkan hasil yang signifikan. Pada analisis data ini penulis menggunakan SPSS dalam perhitungannya. Langkah – langkah analisis :

• Hipotesis yang akan di uji :

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek ke tas laptop.

Ha : Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek ke tas laptop.

• Menentukan t hitung dan t tabel :

Pada tabel distribusi t dicari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – 1.

• Kriteria pengujian :

Ho diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel Berdasarkan probabilitas :

Ho diterima jika P value> 0,05 Ho ditolak jika P value< 0,05

Tabel 5.9

Perbedaan Persepsi Konsumen Terhadap Merek Eiger Sebelum Dan Sesudah Perluasan Merek

No Pernyataan Sebelum Perluasan Merek Sesudah Perluasan Merek Mean Different t hitung t tabel 1 Citra Petualang 4.78 4.60 0.18 2.298 1.984 2 Citra Olahragawan 4.32 4.36 - 0.40 - 0.311 1.984 3 Image Keberanian 4.61 4.32 0.29 2.967 1.984

4 Citra Merek Elegan 4.60 4.43 0.17 1.371 1.984 5 Citra Berfungsi dengan baik 4.44 4.46 0.20 - 0.160 1.984 6 Citra Merek yang Berkualitas 4.67 4.56 0.11 1.130 1.984

7 Image Kenyamanan yang Tinggi 4.44 4.47 - 0.03 - 0.223 1.984

8 Image Kuat 4.65 4.53 0.12 1.029 1.984

9 Image Tahan Lama 4.66 4.63 0.03 0.354 1.984

Total 41.17 40.36

Sumber : Data Primer, 2008

Dari tabel diatas dan hasil perhitungan SPSS (lihat lampiran) pada pernyataan ke -1 diketahui bahwa t hitung = 2,298 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,298 > 1,984) maka Ho ditolak. Jadi ada perbedaan persepsi konsumen terhadap citra petualangan sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger. Nilai probabilitas = 0,024 (=2,4 persen) lebih kecil dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho ditolak. Mean sebelum perluasan merek sebesar = 4,78 dan mean sesudah perluasan merek sebesar = 4,60, maka diketahui rata – rata citra petualangan lebih tinggi / positif sebelum perluasan merek (hasil perhitungan mean lihat lampiran ).

Pada pernyataan ke-2 diketahui bahwa t hitung = -0,311 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel (-0,311 > -1,984) maka Ho diterima. Jadi tidak ada

perbedaan persepsi konsumen terhadap citra olahragawan sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger. Nilai probabilitas = 0,757 (=75,7 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), Sehingga Ho diterima.

Pada pernyataan ke-3 diketahui bahwa t hitung = 2,967 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,967 > 1,984) maka Ho ditolak. Jadi ada perbedaan persepsi konsumen terhadap image keberanian sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger. Nilai probabilitas = 0,004 (=0,4 persen) lebih kecil dari tingkat signifikansi (=5 persen), Sehingga Ho ditolak. Mean sebelum perluasan merek sebesar = 4,61 dan mean sesudah perluasan merek sebesar = 4,32, maka diketahui rata – rata image keberanian lebih tinggi / positif sebelum perluasan merek (hasil mean perhitungan lihat lampiran ).

Pada pernyataan ke-4 diketahui bahwa t hitung = 1,371 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai t hitung ≤ t tabel (1,371 ≤ 1,984) maka Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap citra merek elegan sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger. Nilai probabilitas = 0,173 (=17,3 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima.

Pada pernyataan ke-5 diketahui bahwa t hitung = -0,160 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel (-0,160 > -1,984) maka Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap citra berfungsi dengan baik sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger. Nilai probabilitas = 0,873 (=87,3

persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diter ima.

Pada pernyataan ke-6 diketahui bahwa t hitung = 1,130 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai t hitung ≤ t tabel (1,130 ≤ 1,984) maka Ho diterima. Nilai probabilitas = 0,261 (=26,1 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap citra merek yang berkualitas sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger.

Pada pernyataan ke-7 diketahui bahwa t hitung = -0,223 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel (-0,223 > -1,984) maka Ho diterima. Nilai probabilitas = 0,824 (=82,4 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap

Image kenyamanan yang tinggi sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger.

Pada pernyataan ke-8 diketahui bahwa t hitung = 1,029 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai t hitung ≤ t tabel (1,029 ≤ 1,984) maka Ho diterima. Nilai probabilitas = 0,306 (=30,6 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap

Image kuat sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger.

Pada pernyata an ke-9 diketahui bahwa t hitung = 0,354 dan diketahui t tabel = 1,984 dengan df = 100 – 1 = 99. Oleh karena nilai t hitung ≤ t tabel (0,354 ≤ 1,984) maka Ho diterima. Nilai probabilitas =

0,724 (=72,4 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap

Image tahan lama sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger.

Jadi secara umum, tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek ke tas laptop, kecuali persepsi konsumen pada citra petualangan dan Image Keberanian. Dari data terlihat bahwa tas laptop Eiger memberi pengaruh negatif pada citra petualangan dan image keberanian, hal ini dikarenakan konsumen mengalami kebingungan akan indentitas merek Eiger itu sendiri. Dimana sebelum perluasan merek, Eiger dikenal sebagai “The Real Adventure Gear” tetapi tas laptop itu sendiri tidak dapat mencerminkan hal tersebut. Walaupun begitu Eiger sebagai merek induk (brand parent) masih baik dan dipercaya oleh konsumennya, hal ini dikarenakan Eiger tetap merangkul para konsumennya yang secara umum adalah para petualang dengan membuat divisi khusus yaitu Eiger Adventure Training and Education

(EAT&E), Eiger Climbing Center (ECC), dan Eiger Adventure News

(EAN). Dengan hal tersebut Eiger masih dapat mempertahankan kepercayaan konsumen sebagi “The Real Adventure Gear” dan ini dapat terlihat dari analisis data diatas yaitu sebelum dan sesudah perluasan merek Eiger ke tas laptop menghasilkan data secara keseluruhan tidak ada perbedaan persepsi terhadap merek Eiger.

b. Analisis Perbedaan Persepsi Konsumen Terhadap Merek Eiger

Sebelum dan Sesudah Perluasan Merek Dilihat Menurut Karakteristik

Responden.

Dalam menganalisis ada dan tidaknya perbedaaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek maka penulis menggunakan Paired Sampel T Test atau Pengujian dua Sampel Berpasangan, hal ini supaya mendapatkan hasil yang signifikan. Pada analisis data ini penulis menggunakan SPSS dalam perhitungannya. Langkah – langkah analisis :

• Hipotesis yang akan diuji :

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek ke tas laptop dilihat dari jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan tingkat pekerjaan konsumen.

Ha : Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek ke tas laptop dilihat dari jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan tingkat pekerjaan konsumen.

• Menentukan t hitung dan t tabel :

Pada tabel distribusi t dicari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – 1.

• Kriteria pengujian :

Ho ditolak jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel Berdasarkan probabilitas :

Ho diterima jika P value> 0,05 Ho ditolak jika P value< 0,05

Tabel 5.10

Perbedaan Persepsi Konsumen Terhadap Merek Eiger

Sebelum dan Sesudah Perluasan Merek Dilihat Menurut Jenis Kelamin Perbedaan Rata - Rata

Citra Petualang Citra Olahragawan Image Keberanian Citra Merek Elegan Citra Produk Berfungsi dengan Baik Citra Merek Berkualitas Image Kenyaman

Image Kuat Image Tahan

Lama BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM P 4,60 4,51 3,98 4,06 4,34 4,04 4,32 4,26 4,00 4,19 4,47 4,43 3,98 4,13 4,45 4,43 4,38 4,45 Mean 0,09 -0,08 0,30 0,06 - 0,19 0,04 - 0,15 0,02 - 0,07 W 4,98 4,70 4,70 4,70 4,91 4,64 4,91 4,62 4,94 4,77 4,89 4,70 4,96 4,85 4,87 4,64 4,98 4,83 Mean 0,28** 0 0,27** 0,29** 0,17 0,19 0,11 0,23 0,15

Sumber : Data Primer, 2008 Ket : P = Pria

W = Wanita

BPM = Sebelum Perluasan Merek SPM = Sesudah Perluasan Merek Mean = Rata – rata

*** = Perbedaan nilai signifikansi pada P value

#

0,01 ** = Perbedaan nilai signifikansi pada P value

#

0,05

Dari perhitungan SPSS (hasil lengkap lihat di lampiran) yang telah diringkas dalam satu tabel diatas diketahui bahwa secara umum tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek dilihat menurut jenis kelamin di showroom Eiger Yogyakarta.

Pada pernyataan 1 tentang citra petualang pada responden pria diketahui bahwa t hitung= 0,843 dan t tabel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (0,843 < 2,007) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,403 (=40,3 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap citra petualang sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta. Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung= 2,552 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,552 > 2,013) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai probabilitas = 0,014 (=1,4 persen) lebih kecil dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ha diterima. Jadi ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap citra petualang sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta

Pada pernya taan 2 tentang citra olahragawan pada responden pria diketahui bahwa t hitung = - 0,338 dan t tabel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel (- 0,338 > - 2,007) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,737 (=73,7 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap citra olahragawan sebelum dan

sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta. Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung= 0,000 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (0,000 < 2,013) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 1,000 (=100 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap citra olahragawan sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta.

Pada pernyataan 3 tentang image keberanian pada responden pria diketahui bahwa t hitung = 1,879 dan t tabel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,879 < 2,007) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,066 (= 6,6 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap image keberanian sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta. Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung= 2,658 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,658 > 2,013) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai probabilitas = 0,011 (=1,1 persen) lebih kecil dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ha diterima. Jadi ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap image keberanian sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta

Pada pernyataan 4 tentang citra merek elegan pada responden pria diketahui bahwa t hitung = 0,277 dan t tabel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,879 < 2,007) maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Nilai probabilitas = 0,783 (= 78,3 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap citra merek elegan sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta. Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung= 2,314 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,314 > 2,013) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai probabilitas = 0,011 (=1,1 persen) lebih kecil dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ha diterima. Jadi ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap image merek elegan sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta

Pada pernyataan 5 tentang citra produk berfungsi dengan baik pada responden pria diketahui bahwa t hitung = - 0,868 dan t tabel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel ( - 0,868 > - 2,007) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,389 (=38,9 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap citra produk berfungsi dengan baik sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta. Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung= 1,742 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,742 < 2,013) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,088 (= 8,8 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap citra

produk berfungsi dengan baik sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta.

Pada pernyataan 6 tentang citra merek yang berkualitas pada responden pria diketahui bahwa t hitung = 0,237 dan t tabel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai t hitung < t tabel ( 0,237 < 2,007) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,814 (=81,4 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap citra merek yang berkualitas sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta. Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung= 1,845 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,742 < 2,013) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,071 (= 7,1 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap citra merek yang berkualitas sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta.

Pada pernyataan 7 tentang image kenyamanan yang tinggi pada responden pria diketahui bahwa t hitung = - 0,633 dan t tabel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel ( - 0,633 > - 2,007) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,530 (=53 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap image kenyamanan yang tinggi sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta.

Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung = 1,093 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,093 < 2,013) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,280 (= 28 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap image

kenyamanan yang tinggi sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta.

Pada pernyataan 8 tentang image kuat pada responden pria diketahui bahwa t hitung = 0,113 dan t ta bel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai t hitung < t tabel ( 0,113 < 2,007) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,911 (= 91,1 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap image kuat sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta. Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung = 1,449 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,449 < 2,013) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,154 (= 15,4 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap image kuat sebe lum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta.

Pada pernyataan 9 tentang image tahan lama pada responden pria diketahui bahwa t hitung = - 0,551 dan t tabel = 2,007 dengan df = 53 – 1 = 52. Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel ( - 0,551 > - 2,007) maka Ho diterima

dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,584 (= 58,4 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen pria terhadap image tahan lama sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta. Sedangkan pada responden wanita diketahui bahwa t hitung = 1,634 dan t tabel = 2,013 dengan df = 47 – 1 = 46. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,634 < 2,013) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai probabilitas = 0,109 (= 10,9 persen) lebih besar dari tingkat signifikansi (=5 persen), sehingga Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan persepsi konsumen wanita terhadap image tahan lama sebelum dan sesudah perluasan merek di showroom Eiger Yogyakarta.

Jadi secara umum, tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek ke tas laptop, kecuali persepsi konsumen wanita pada citra petualangan, Image Keberanian dan citra merek elegan. Dari data terlihat bahwa tas laptop Eiger memberi pengaruh negatif pada citra petualangan, image keberanian dan citra merek elegan, hal ini dikarenakan konsumen wanita mengalami kebingungan akan indentitas merek Eiger itu sendiri. Karena sebelum perluasan merek, Eiger dikenal sebagai “The Real Adventure Gear” tetapi tas laptop itu sendiri tidak dapat mencerminkan hal tersebut. Diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa konsumen wanita lebih sensitif dalam menanggapi perluasan merek Eiger ke tas laptop, berbeda dengan persepsi konsumen pria yang cenderung stabil dalam menanggapi perluasan merek Eiger.

Tabel 5.11

Perbedaan Persepsi Konsumen Terhadap Merek Eiger

Sebelum dan Sesudah Perluasan Merek Dilihat Menurut Tingkat Penghasilan Perbedaan Rata - Rata

Citra Petualang Citra Olahragawan Imag e Keberanian Citra Merek Elegan Citra Produk Berfungsi dengan Baik Citra Merek Berkualitas Image Kenyamanan

Image Kuat Image Tahan

Lama BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM BPM SPM A 4.50 4.08 4,25 3,58 4,17 4,25 4,25 4,17 4,25 4,33 4,08 4,75 4,25 4,50 3,83 4,33 4,17 4,00 Mean 0,42 0,67 -0,08 0,08 -0,08 -0,67 -0,25 -0,5 0,17 B 4,68 4,53 4,15 4,43 4,47 3,85 4,47 4,20 4,28 4,43 4,58 4,20 4,35 4,25 4,55 4,40 4,53 4,70 Mean 0,15 -0,28 0,62** 0,27 -0,15 0,38 0,1 0,15 -0,17 C 5,00 4,79 4,71 4,50 4,88 4,79 4,83 4,63 4,83 4,38 4,96 4,83 4,88 4,46 4,96 4,58 4,83 4,58 Mean 0,21** 0,21 0,09 0,2 0,45** 0,13 0,42 0,38 0,25 D 4,92 4,79 4,33 4,54 4,83 4,67 4,79 4,75 4,54 4,67 4,92 4,79 4,38 4,83 4,92 4,79 4,96 4,88 Mean 0,13 -0,21 0,16 0,04 -0,13 0,13 -0,45** 0,13 0,08

Sumber : Data Primer, 2008

Keterangan : SPM= Sesudah Perluasan Merek BPM= SebelumPerluasan Merek Mean = Rata – rata A = kurang dari Rp. 500.000 *** = Perbedaan nilai signifikansi pada P value

#

0,01 B = Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 ** = Perbedaan nilai signifikansi pada P value

#

0,05 C = Rp. 1.100.000 – Rp. 1.500.000 * = Perbedaan nilai signifikansi pada P value

#

0,1 D = Lebih dari Rp. 1.500.000

Dari perhitungan SPSS (hasil lengkap lihat di lampiran) yang telah diringkas dalam satu tabel diatas diketahui bahwa secara umum tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek Eiger sebelum dan sesudah perluasan merek dilihat menurut tingkat pendapatan di showroom Eiger Yogyakarta.

Pada pernyataan 1 tentang citra petualang pada responden berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000 diketahui bahwa t hitung = 0,959 dan t tabel = 2,201 dengan df = 12 – 1 = 11. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (0,959 < 2,201) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Untuk responden berpenghasilan Rp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000 diketahui bahwa t hitung = 0,829 dan t tabel = 2,023 dengan df = 40 – 1 = 39. Oleh karena nilai t hitung < t tabel ( 0,829 < 2,023) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dan pada responden berpenghasilan Rp.1.100.000 sampai Rp. 1.500.000 diketahui bahwa t hitung = 2,640 dan t tabel = 2,069 dengan df = 24 – 1 = 23. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,640 > 2,269) maka Ho ditolak dan Ha diterima. sedangkan pada responden berpenghasilan lebih dari Rp. 1.500.000 diketahui bahwa t hitung = 1,366 dan t tabel = 2,069 dengan df = 24 – 1 = 23. Oleh karena nilai t hitung < t tabel ( 1,366 < 2,069) maka Ho diterima dan Ha

Dokumen terkait