• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM

C. Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 5.8 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.516 2.714 -1.664 .099 X1 Brand Awareness .329 .087 .299 3.781 .000 X2 Brand Association .728 .164 .376 4.445 .000

X3 Brand Perceived Quality .318 .101 .248 3.138 .002

X4 Brand Loyalty .348 .119 .246 2.924 .004

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai Y= -4,516+ 0,329X1+ 0,728X2+ 0,318X3+ 0,348X4 2. Uji Asumsi Klasik

Dalam regresi linier berganda ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu: tidak ada multikolinearitas, tidak ada autokorelasi, tidak ada heteroskedastisitas, dan data berdistribusi normal, Widarjono (2007: 64). Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Widarjono tersebut, maka model dalam penelitian ini akan dilihat apakah memenuhi asumsi diatas.

a. Uji Asumsi Klasik Multikolonieritas Tabel 5.9

Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Brand Awareness X1 0,978 1,022

Brand Association X2 0,858 1,165

Brand Perceived Quality X3 0,985 1,015

Brand Loyalty X4 0,866 1,155

Menurut Widarjono (2007: 118) bahwa dengan menggunaka VIF

(Variance Inflation Factor) kita dapat mendeteksi masalah multikolinieritas dalam sebuah model regresi berganda. Jika nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan bahwa ada multikolinieritas. Dengan melihat hasil perhitungan VIF

pada variabel brand awareness sebesar 1,022, VIF pada variabel brand association sebesar 1,165, VIF pada variabel brand perceived quality sebesar

1,015 dan VIF pada variabel brand loyalty sebesar 1,155. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh Widarjono bahwa jika nilai VIF

melebihi angka 10 dikatakan ada multikolinieritas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya multikolinieritas antar variabel karena nilai VIF lebih kecil dari 10

b. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi Tabel 5.10

Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi Model Durbin - Watson

1 1,904

Sumber: Data primer diolah 2009

du = 1,76 4-du = 2,24 dw = 1,904. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,904. Pada tabel Durbin Watson dengan nilai alpha 5% dan n = 100 dan k = 4 maka diperoleh nilai du = 1,76. Nilai DW terletak du < d < 4-du. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.

c. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS versi 13.0 (gambar

Scatterplot) di dapat titik-titik penyebaran yang menyebar di atas dan di bawah serta tidak mempunyai pola yang teratur, sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi tidak ada heteroskedastisitas.

4 2 0 -2 -4 -6

Regression Standardized Predicted Value 2 0 -2 -4 -6 -8 Regressi on S tud enti ze d R esidu al

Dependent Variable: Kepuasan konsumen Scatterplot

Gambar 5.1

Hasil uji heteroskedastisitas: kepuasan Konsumen (Y)

d. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 13.0 diperoleh grafik histogram yang menunjukkan garis kurva normal, yang berarti bahwa data yang diteliti berdistribusi normal. Demikian juga dengan melihat normal probability plot menunjukkan data berdistribusi normal karena garis (titik-titik) mengikuti garis diagonal. Jadi data variabel bebas dan veriabel terikat berdistribusi normal.

4 2 0 -2 -4 -6

Regression Standardized Residual 40 30 20 10 0 Frequency Mean = 2.69E-16 Std. Dev. = 0.98 N = 100 Dependent Variable: Kepuasan konsumen

Histogram

Gambar 5.2

Gambar Histogram: Kepuasan Konsumen

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pec ted C um P rob

Dependent Variable: Kepuasan konsumen Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 5.3

1. Koefisien Determinasi Tabel 5.11 Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .646(a) .417 .393 1.870 a Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y

Regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Dari analisis regresi berganda empat variabel bebas diperoleh Adjusted R Square sebesar 0,393. besarnya nilai

Adjusted R Square tersebut menunjukkan bahwa 0,393 atau sekitar 39,3% perubahan-perubahan pada kepuasan konsumen (Y) dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas yang meliputi: Brand Awareness, Brand Association, Brand Perceived Quality dan Brand Loyalty. Santoso (dalam Priyatno, 2008: 81)

2. Pengujian Signifikansi Pengaruh Simultan dengan Uji F Tabel 5.12

ANOVA(b)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 237.646 4 59.411 16.997 .000(a)

Residual 332.064 95 3.495

Total 569.710 99

a Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y

Hasil dari pengujian pengaruh simultan keempat variabel X1, X2, X3 dan X4 dengan uji F menghasilkan nilai Fhitung = 16,997. hal ini menunjukkan angka yang lebih besar dari pada angka Ftabel (Fhitung> Ftabel) dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df1: 5-1= 4 dan df2: 100-4-1= 95) yang nilainya sebesar 2,467.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa keempat variabel bebas yang meliputi Brand Awareness, Brand Association, Brand Perceived Quality dan

Brand Loyalty secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Konsumen (Y) yang merupakan variabel terikat.

3. Pengujian Signifikansi Pengaruh Parsial dengan Uji t Tabel 5.13 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.516 2.714 -1.664 .099 X1 Brand Awareness .329 .087 .299 3.781 .000 X2 Brand Association .728 .164 .376 4.445 .000

X3 Brand Perceived Quality .318 .101 .248 3.138 .002

X4 Brand Loyalty .348 .119 .246 2.924 .004

a Dependent Variable: Y Kepuasan konsumen

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk brand awareness (X1) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,329 bertanda positif. Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,00 < 0,05, karena nilai

sig. < 0,05 maka brand awareness (X1) secara parsial atau individual berpengaruh signifikan terhadap nilai Y.

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk brand association (X2) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,728 bertanda positif. Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,00 < 0,05, karena nilai

sig. < 0,05 maka brand association (X2) secara parsial atau individual berpengaruh signifikan terhadap nilai Y.

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk brand perceived quality (X3) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,318 bertanda positif. Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,002 < 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka brand perceived quality (X3) secara parsial atau individual berpengaruh signifikan terhadap nilai Y.

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk brand loyalty (X4) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,348 bertanda positif. Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,004 < 0,05, karena nilai sig.

< 0,05 maka brand loyalty (X4) secara parsial atau individual berpengaruh signifikan terhadap nilai Y.

D. Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa penilaian konsumen atas variabel

brand awareness, brand association, brand perceived quality dan brand loyalty

simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (Fhitung > Ftabel). Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan konsumen dapat dinilai dari seberapa besar daya ingat konsumen akan nama sebuah merek (brand awareness), persepsi konsumen akan sebuah merek (brand association), penilaian konsumen terhadap kualitas sebuah merek (brand perceived quality), dan kesetiaan konsumen terhadap sebuah merek (brand loyalty).

Keempat variabel bebas secara parsial atau individual keseluruhan berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas yang pertama adalah brand awareness, hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk brand awareness (X1) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,329 bertanda positif. Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,00 < 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka brand awareness (X1) secara parsial atau individual berpengaruh terhadap nilai Y, yang berarti bahwa semakin konsumen mengenal dan mengingat merek sebuah produk (tas merek Exsport) maka secara otomatis dapat disimpulkan bahwa telah tercipta kepuasan tersendiri di hati konsumen. Variabel bebas yang kedua adalah brand association, hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk brand association (X2) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,728 bertanda positif. Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,00 < 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka brand association (X2) secara parsial atau individual berpengaruh terhadap nilai Y. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin terciptanya kesan positif yang ada di benak konsumen tentang merek sebuah

produk (tas merek Exsport) yang meliputi; produk selalu mempunyai model terbaru, pilihan model sesuai kebutuhan, dan produk berkesan eksklusif dapat menimbulkan kepuasan tersendiri di hati konsumen. Variabel bebas yang ketiga adalah brand perceived quality, hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk brand perceived quality (X3) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,318 bertanda positif. Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,002 < 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka brand perceived quality (X3) secara parsial atau individual berpengaruh terhadap nilai Y. Hal ini dapat diartikan bahwa timbulnya persepsi konsumen akan kualitas merek sebuah produk (tas merek Exsport) yang meliputi; desain produk yang menarik, produk tahan lama, bahan produk berkualitas, dan harga produk terjangkau, dengan sendirinya akan menimbulkan kepuasan dihati seorang konsumen yang menggunakan produk tersebut (tas merek Exsport). Dan Variabel bebas yang keempat adalah brand loyalty, hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk brand loyalty

(X4) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,348 bertanda positif. Dan dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,004 < 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka

brand loyalty (X4) secara parsial atau individual berpengaruh terhadap nilai Y. Hal ini dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen akan merek sebuah produk (tas merek Exsport) dapat dinilai dari seberapa besar kesetiaan konsumen terhadap merek tersebut meskipun didapati adanya perubahan baik yang menyangkut harga atau pun atribut lain.

BAB VI

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Dokumen terkait