• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan PPL di SMK N 2 Wonosari dalam proses pembelajaran teori maupun praktek dapat berjalan lancar, meskipun terdapat kendala kecil namun berhasil di selesaikan oleh mahasiswa.Secara umum Mahasiswa PPL dalam melaksanakan PPL tidak banyak mengalami hambatan yang berarti justru mendapat pengalaman dan dapat belajar untuk menjadi guru yang baik dengan bimbingan guru pembimbing di sekolah. Adapun hal hal yang menjadi hasil dan analisis selama mahasiswa melaksnakan praktik mengajar di SMK N 2 Wonosari diantaranya :

Selama melaksanakan kegiatan PPL di SMK N 2 Wonosari, mahasiswa PPL juga mengamati berbagai faktor yang mendukung dalam proses kegiatan belajar mengajar. Meskipun suatu media yang digunakan begitu menarik dan mudah dipahami kemudian diterapkan dengan metode yang semenarik mungkin, akan kurang mengena jika input siswa tersebut tidak antusias sama sekali.

Faktor pertama yang mendukung kegiatan belajar mengajar yaitu siswa SMK N 2 Wonosari memiliki semangat belajar yang tinggi dan berpikir kritis. Terbukti pada saat mahasiswa PPL mengampu mata pelajaran AutoCAD. Siswa menyimak dengan serius kemudian jika ada yang kurang dimengerti mereka akan langsung bertanya kemudian mahasiswa menjawab namun tidak semua, hanya sebagai pancingan saja. Setelah itu mulailah dengan kelas yang aktif dengan siswa yang berhasrat ingin menjawab. Dengan menerapkan reward pada siswa yang aktif, secara tidak langsung suasana kelas akan lebih kompetitif, siswa yang pasif juga akan terpancing untuk menjawab ataupun mengajukan pertanyaan karena akan mendapatkan reward baik mendapat tepuk tangan maupun mendapatkan nilai.

Faktor pendukung kedua yaitu sikap yang diajarkan oleh guru disiplin dan jujur. Pada saat pelaksanaan PPL, guru pembimbing mengajar dengan jelas dan mudah dipahami, namun jika ada siswa yang tidak memperhatikan dan bermain sendiri. Maka guru akan menindak dengan tegas dengan cara diberi pertanyaan maupun dihukum dengan tugas. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab pada siswa SMK N 2 Wonosari Jurusan Teknik Bangunan pada khususnya.

Faktor pendukung ketiga yaitu media pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Media yang digunakan sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Media yang digunakan SMK N 2 Wonosari sudah beragam dan menarik diantaranya

wallchart, power point, projector, dan media peraga. Penggunaan

juga menggunakan untuk menjelaskan suatu sistem kemudian siswa disuruh maju untuk menjelaskan sistem yang berada pada wallchart. Penggunaan power point dan projector yang paling sering digunakan oleh guru maupun mahasiswa PPL pada saat pembelajaran, karena menggunakan media power point lebih mudah dan menarik siswa pada saat penyampaian pembelajaran. Penggunaan power point akan lebih menarik jika dikombinasikan dengan video ataupun flash pada saat awal membuka pembelajaran. Apersepsi dengan menggunakan video lebih efektif dari pada mengungkapkan panjang lebar, selanjutnya guru tinggal memperjelas kemudian memberikan pertanyaan terkait dengan video

tersebut pada siswa. Siswa lebih menyukai media yang interaktif yang membuat mereka tertarik dan mudah dipahami. Sehingga berdasarkan pengalaman tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan media pembelajaran turut menentukan tingkat kondusifitas siswa di kelas dan nilai evaluasi siswa. Hal ini dikarenakan semakin menarik media pembelajaran yang diberikan, maka akan semakin besar minat siswa untuk memperhatikan materi yang disampaikan.

2. Hasil Proses Pembelajaran

Berdasarkan pengalaman selama mengajar, terkait dengan metode pembelajaran yang paling tepat dilakukan selam mengajar adalah dengan menggunakan metode demonstrasi dan tanya – jawab, baik siswa kepada guru, siswa kepada siswa, dan guru kepada siswa, sehingga suasan kelas menjadi lebih aktif untuk pembelajaran. Metode demonstrasi juga sangat efektif jika menjelaskan suatu cara kerja atau pun komponen dari suatu sistem, akan lebih efektif menggunakan media peraga kemudian mendemonstrasikan pada siswa, setelah itu siswa akan menimbulkan minat untuk mengetahui dan mencoba untuk ikut mendemonstrasikan. Metode demonstrasi sangat cocok dilakukan untuk teori kejuruan produktif karena penunjang kegiatan praktek khususnya Jurusan Teknik Bangunan. Jika setelah belajar mengenai teorinya mereka kurang paham, maka langsung dihubungkan media kerja yang nantinya akan digunakan untuk melakukan praktik.

3. Hambatan

Adapun hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan PPL dan usaha untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :

a) Hambatan menyiapkan administrasi

Hambatan saat menyiapkan administrasi pengajaran antara lain disebabkan karena praktikan kurang memahami tentang keperluan administrasi apa saja yang dimiliki oleh seorang guru. Pembuatan RPP, dan kelengkapan buku administrasi guru yang lain kurang dipahami oleh praktikan..

b) Hambatan Saat Menyiapkan Materi Pelajaran

Permasalahan dalam menyiapkan materi adalah harus mempersiapkan bahan sesuai dengan buku yang biasa digunakan dan ditambahkan dengan referensi lain. Selain itu modul, bahan mengajar yang perlu dipersiapkan adalah presentasi berupa power point.

c) Hambatan dari siswa

Siswa yang dihadapi oleh mahasiswa praktikan adalah siswa kelas XI TA SMK Negeri 2 Wonosari. Saat proses belajar mengajar pada pertemuan pertama, mahasiswa tidak mendapat kendala yang berarti. Namun saat pertemuan kedua dan seterusnya, mahasiswa praktikan mengalami sedikit kesulitan dalam mengendalikan kelas. Masalah–masalah yang muncul dari siswa didik tersebut muncul dari kejenuhan dalam menerima teori karena waktu proses pembelajaran yang terlalu lama. Permasalahan lain yang muncul adalah menangkap atau memahami akan materi yang akan disampaikan, terutama siswa barisan bangku belakang. Selain itu jika kegiatan pembelajaran dilaksanakan dibengkel maka tingkat konsentrasi siswa akan sangat terganggu karena suara bising kelas lain yang sedang melaksanakan praktek dibengkel sehingga materi yang disampaikan tidak semuannya tercerna dengan baik.

Hambatan dari sekolah secara umum terletak pada minimnya media pembelajaran/fasilitas untuk menunjang dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Solusi

Jika ada suatu masalah tentu ada solusi pemecahan yang ada untuk mengatasi permasalah atau hambatan–hambatan yang ada. Solusi tersebut diantaranya menjawab hambatan–hambatan mulai dari penyiapan admnistrasi, materi pemelajaran, siswa dan sekolah.

a) Hambatan menyiapkan administrasi solusi yang dilakukan adalah pada saat penyiapan adminsitrasi pengajaran dilakukan dengan bertanya langsung kepada guru pembimbing dan melihat contoh–contoh yang telah ada, disesuaikan dengan materi kurikulum 2013 yang akan diberikan. Setalah itu berkoordinasi dengan guru pembimbing dan melakukan pelaporan apa yang telah dikerjakan dalam adminstrasi guru, kemudian guru akan mengoreksi jika masih ada yang kurang atau salah.

Setelah mengkonsultasikan dengan guru pembimbing, maka pembuatan administrasi dapat diselesaikan. Pembuatan administrasi tersebut cukup memakan waktu karena banyak revisi dalam pengerjaannya. Meskipun demikian banyak ilmu yang didapat oleh mahasiswa praktikan terutama dalam pembuatan administrasi guru. b) Hambatan dari siswa solusi yang dilakukan untuk menangani masalah

tersebut adalah memberikan atau menyampaikan materi dengan media pembelajaran yang menarik dan komunikatif. Menarik dalam artian mudah untuk diikuti serta pembuatan media presentasi yang membuat siswa mudah untuk memahaminya sehingga penyampaian materi lebih terasa komunikatif. Penanganan untuk siswa yang duduk dibelakang ialah dengan memindahkan posisi ke bagaian depan atau memberi pengawasan lebih ketika mengerjakan tugas. Untuk masalah suara yang kurang terdengar sampai kebelakang dengan lebih mengeraskan suara supaya barisan belakang mendengar dengan jelas tentang materi yang sedang diajarkan.

c) Solusi dalam penanganan permasalahan tersebut adalah dengan memberi pengertian pada siswa untuk menggunakan fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya. Untuk mengatasi kendala dalam praktek sebaiknya siswa langsung bertanya dengan guru dan mencari

alternative lain jika tidak ada manual book, maka setelah praktik siswa

bisa mencari spesifikasinya dengan mencari referensi di internet. Solusi untuk ruangan sebaikanya menjadwal ruangan teori yang lebih kondusif sehingga sewaktu pembelajaran tidak dilakukan dibengkel yang notabennya sebagai tempat untuk praktek, sehingga siswa lebih fokus dan konsentrasi dalam menerima pelajaran.

BAB III

Dokumen terkait