• Tidak ada hasil yang ditemukan

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a verry good fit. 7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mendidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( a very good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0.95. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di PT Garuda Food Putra Putri Jaya yang beralamatkan di Ds Krikilan KM 28 , Driyorejo , Gresik , adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memiliki jumlah karyawan hampir 7000 orang dengan ragam pendidikan dan umur

b. Sebagian besar karyawan mengunakan handphone sebagai alat

komunikasi.

c. Sebagian besar karyawan berumur di bawah 35 tahun yang merupakan umur produktif serta konsumtif terhadap barang gadget semisal handphone

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian 4.2.1. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas yang menyeleksi responden dengan pertimbangan tertentu dan data yang ada, diolah dengan menggunakan structural equation modelling.

4.2.2. Keadaan Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal seperti dibawah ini.

a. Jenis Kelamin

Dari 119 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid percent

Cumulat ive percent Laki-laki 44 37,0% 37,0% 37,0% Perempuan 75 63,0% 63,0% 100,0% Total 119 100,0% 100,0% Jenis Kelamin Valid

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden adalah wanita sebanyak 75 responden atau 63 %ssedangkan responden laki-laki sebanyak 44 responden atau 37 %

b. Usia

Dari 119 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid percent

Cumulat ive percent 19-24 t ahun 47 39,5% 39,5% 39,5% 25-30 t ahun 57 47,9% 47,9% 87,4% 31-36 t ahun 15 12,6% 12,6% 100,0% Total 119 100,0% 100,0% Usia Valid

Sumber: Data Diolah

Dari tabel di atas dapat di ketahui , usia responden terbesar yaitu usia 25- 30 tahun sebanyak 57 responden atau 47,9%, usia 19-24 tahun sebanyak 47 responden atau sebesar 39,5% dan usia 31 -36 tahun sebanyak 15 responden atau sebesar 12,6 %

c. Pendidikan

Dari 119 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui pendidikan para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan

Frequency Percent Valid percent

Cumulat ive percent SM A/ SM U 89 74,8% 74,8% 74,8% S1 30 25,2% 25,2% 100,0% Total 119 100,0% 100,0% Pendidikan Valid

Sumber: Data di olah

Dari tabel di atas , pendidikan responden terbesar adalah SMA/SMU sebanyak 89 responden atau sebesar 74,8% sedangkan pendidikan S1, sebanyak 30 responden atau sebesar 25,2 %

4.2.3. Deskr ipsi var iabel Brand characteristic(X1)

Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek.

Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 75 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Brand Characteristic (X1)

No Pernyataan

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 total

1

Dengan kualitas merek produk handphone merek Nokia yang bagus sekarang ini, dapat diramalkan dapat menjadi produk handphone di tahun mendatang

0 1 33 58 27 119

0% 0.8% 27.7% 48.7% 22.7% 100%

2

Merek produk handphone Nokia tidak

kalah dengan merek produk lainnya. 0 0 16 73 30 119

0% 0% 13.4% 61.3% 25.2% 100%

3

Merek produk handphone Nokia memiliki citra yang tidak berbeda hingga sekarang dan memiliki tampilan yang menarik dan unik

0 0 8 68 43 119

0% 0% 6.7% 57.1% 36.2% 100%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagai berikut :

1. Indikator pertama mengenai brand characteristic dari produk Nokia,menurut responden , bahwa Nokia akan menjadi produk handphone di tahun berikut dapat di percaya , hal ini di dukung jawaban dengan skor 4 sebanyak 48.7%.

2. Indikator kedua mengenai kualitas dari produk Nokia di bandingkan dengan produk lainnya , menurut responden bahwa kualitas produk Nokia masih bisa bersaing dengan produk

lainnya, hal ini dapat di percaya dengan dukungan jawaban dari responden skor 4 sebanyak 61.3%

3. Indikator ketiga citra dan tampilan yang unik dari Nokia ,bahwa menurut responden Nokia masih memiliki ciri khas dari produknya, hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 68 orang atau 57.1% yang memberikan jawaban pada skor 4. 4.2.4. Deskr ipsi Variabel Company characteristic (X2)

Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu produk.Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 119 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden tentang Company characteristic(X2)

No Pernyataan Skor Jawaban

1 2 3 4 5 Total

1

Anda sebagai konsumen sudah mengetahui perusahaan yang memproduksi produk handphone Nokia 0 0 2 56 61 119 0% 0% 1.7% 47.1 % 51.3 % 100% 2

Di harapkan konsumen lain dapat membeli dan

menggunakan handphone merek Nokia 0 10 52 57 0 119 0% 8.4% 43.7 % 47.9 % 0% 100% 3

Perusahaan memiliki intergritas yang tinggi dalam bersaing dengan perusahaan sejenis , dengan memunculkan varian yang baru dari hanphone merek Nokia 0 0 32 71 16 119 0% 0% 26.9% 59.7 % 13.4 % 100%

Sumber : Data diolah

1. Indikator pertama mengenai perusahaan yang memproduksi Nokia , hampir seluruh responden tahu hal ini didukung dengan skor terendah sebanyak 2 orang atau 1.7% yang memberikan jawaban pada skor 3,sisanya memberikan skor 4 dan 5

2. Indikator kedua mengenai harapan untuk konsumen lain dapat menggunakan Nokia cukup tinggi ,hal ini didukung denga skor tertinggi sebanyak 57 orang atau 47.9% yang memberikan jawaban pada skor 4.

3. Indikator ketiga mengenai integritas perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis dengan memunculkan varian baru menurut responden bahwa perusahan telah menunjukan integritas untuk bersaing dengan perusahaan sejenis hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 71 orang atau 59.7% yang memberikan jawaban pada skor 4.

4.2.5. Deskr ipsi Consumer brand characteristic (X3)

Consumer-brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen – merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 119 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai consumer brand characteristic (X3)

No Pernyataan Skor Jawaban

1 2 3 4 5 Total

1

Anda merasa senang dengan pilihan anda ketika membeli produk handphone Nokia

0 0 42 51 26 119

0% 0% 35.3% 42.9 %

21.8

% 100%

2 Anda suka sekali dengan

produk handphone Nokia

0 0 50 57 12 119 0% % 42% 47.9 % 10.1 % 100% 3

Anda merasa cemas atau khawatir ketika membeli produk handphone merek Nokia sebab menurut pengalaman Anda sering mebeli dan menggunakan produk lain 6 34 38 41 0 119 5% 28.6 % 31.9% 34.5 % 0% 100%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagai berikut :

1. Indikator pertama mengenai perasaan ketika membeli produk Nokia menurut responden bahwa mereka cukup senang saat memutuskan membeli produk Nokia, hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 51orang atau 42.9% yang memberikan jawaban pada skor 4.

2. Indikator kedua mengenai kesukaan untuk membeli produk Nokia menurut responden bahwa mereka cukup suka untuk membeli produk Nokia hal ini didukung denga skor tertinggi sebanyak 57 orang atau 47.9% yang memberikan jawaban pada skor 4.

3. Indikator ketiga mengenai kekhawatiran saat membeli produk Nokia menurut responden bahwa mereka cukup khawatir saat membeli produk Nokia yang di sebabkan pengalaman mereka,

hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 41 orang atau 34.5% yang memberikan jawaban pada skor 4.

4.2.6. Deskr ipsi var iabel Asosiasi mer ek (Z)

Pengertian asosiasi merek menurut Aaker dalam Rangkuti (2002) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkonsumsinya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut dengan kepribadian merek (brand personality).

Brand association, adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengko-munikasikannya.Kusno,Radityani dan Kristanti,(2007:43). Selanjutnya apabila konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus-menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu, yang disebut dengan loyalitas merek (brand loyalty). (Z)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 119 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Jawaban Responden Mengenai asosiasi merek (Z)

No Pernyataan Skor Jawaban

1 2 3 4 5 Total

1

Menurut Anda produk handphone Nokia memiliki inovasi dan teknologi yang berkualitas

0 0 22 68 29 119

0% 0% 18.5

% 57.1% 24.4% 100%

2

Produk handphone Nokia memiliki design produk yang mudah di ingat 0 7 20 67 25 119 0% 5.9 % 16.8 % 56.3% 21.0% 100% 3

Produk handphone merek Nokia mudah tempat penyimpananya

0 0 37 68 14 119

0% 0% 31.1

% 57.1% 11.8% 100%

4 Merek produk handphone

Nokia sangat terkenal .

0 1 30 63 25 119 0% 0.8 % 25.2 % 52.9% 21.0% 100% 5

Produk handphone merek Nokia memiliki harga yang mudah di beli oleh konsumennya

0 0 18 62 39 119

0% 0% 15.1

% 52.1% 32.8% 100% Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagai berikut : 1. Indikator pertama mengenai Inovasi dari produk Nokia

dan teknologi yang berkualitas menurut responden bahwa inovasi dan teknologi Nokia sudah berkualitas yang ada di produk Nokia, hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 68 orang atau 57.1% yang memberikan jawaban pada skor 4.

2. Indikator kedua mengenai design dari Nokia yang mudah di ingat , menurut responden bahwa design produk

Nokisa memiliki design yang mudah di ingat , hal ini didukung denga skor tertingggi sebanyak 67 orang atau 56.3% yang memberikan jawaban pada skor 4.

3. Indikator ketiga mengenai kemudahan terkait

penyimpanan produk Nokia , menurut responden bahwa produk Nokia benar mudah dalam hal tempat penyimpanannya hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 68 orang atau 57.1% yang memberikan jawaban pada skor 4.

4. Indikator keempat mengenai merek Nokia sudah sangat terkenal menurut responden bahwa benar merek Nokia sudah terkenal , hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 63 orang atau 52.9% yang memberikan jawaban pada skor 4.

5. Indikator kelima mengenai harga dari Produk Nokia yang mudah di beli oleh konsumennya menurut responden bahwa produk Nokia benar memiliki harga yang mudah , hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 62 orang atau 52.1% yang memberikan jawaban pada skor 4

4.2.7. Deskr ipsi Variabel brand loyalty (Y)

Aaker, (1996:5) menyatakan bahwa kesetiaan merek adalah sebagai suatu faktor yang penting dalam menetapkan nilai dari suatu merek. Nilai penting dari

merek tersebut dapat meliputi kualitas, bentuk serta kegunaan dari barang dan jasa yang ditawarkan lebih baik dari yang ditawarkan para pesaing. Lebih jauh dari itu, Aaker berpendapat bahwa kesetiaan konsumen atau pelanggan terhadap merek memiliki nilai strategi bagi perusahaan, antara lain mengurangi biaya pemasaran, keuntungan dalam trade leverage, menarik minat konsumen, dapat memberikan keuntungan waktu untuk merespon terhadap pesaing.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan pada responden yang berjumlah 119 orang diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Brand Loyalty (Y)

No Pernyataan Skor Jawaban

1 2 3 4 5 Total

1

Anda akan terus menggunakan produk handphone Nokia di sela- sela aktivitas yang anda laukan

0 2 19 84 14 119

0% 1.7% 16.0% 70.6% 11.8% 100%

2

Anda akan merekomendasikan kepada konsumen lainnya untuk membeli produk handphone merek Nokia

0 6 35 60 18 119

0% 5.0% 29.4

% 50.4% 15.1% 100%

3

Anda akan tetap membeli produk handphone merek Nokia meskipun ada promosi lainnya

0 1 47 67 4 119

0% 0.8% 39.5% 56.3% 3.4% 100% Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel data diatas dapat diketahui sebagai berikut : 1. Indikator pertama mengenai kegiatan untuk memakai

produk Nokia di sela – sela aktivitas menurut responden bahwa benar responden menggunakan produk handphone nokia di sela –sela aktivitas mereka hal ini didukung

dengan skor tertinggi sebanyak 84 orang atau 70.6% yang memberikan jawaban pada skor 4.

2. Indikator kedua mengenai tindakan akan

merekomendasikan ke konsumen lainnya menurut

responden bahwa benar mereka akan merekomendasikan ke konsumen lainnya hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 60 orang atau 50.4% yang memberikan jawaban pada skor 4.

3. Indikator ketiga mengenai tindakan akan tetap membeli produk Nokia meskipun ada promosi dari merek lainnya menurut responden bahwa benar mereka akan akan tetap membeli produk Nokia meskipun ada promosi dari merek lainnya ,hal ini didukung dengan skor tertinggi sebanyak 67 orang atau 56.3% yang memberikan jawaban pada skor 4.

4.3 Analisis Data

Analisa data pada penelitian ini menggunakan Struktural Equetion Model (SEM) berbasis varian yang dikenal dengan metode Partial Least Square (PLS). PLS sebagai model prediksi tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk mengestimasi parameter dan memprediksi hubungan kausalitas. Karena itu teknik parametik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan dan model evaluasi untuk prediksi bersifat non

parametrik. Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.

Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas model. Melalui proses iterasi algoritma, parameter model pengukuran (validitas konvergen, validitas diskriminan, composite reliability dan cronbach’s alpha) diperoleh , termasuk nilai R2 sebagai parameter ketetapan model prediksi.

Inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antarvariabel laten. Melalui proses bootstraping, parameter uji T-statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas. (Jogiyanto, 2011).

4.3.1. Outer Model (Model Pengukur an)

Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran.

Model pengukuran sendiri digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper et al., 2006).

Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuesioner atau instrumen penelitian.

- Uji Validitas Konstruk

Uji validitas konstruk secara umum dapat diukur dengan parameter skor loading di model penelitian (Rule of Thumbs >0,7) dan menggunakan parameter AVE. Skor AVE harus >0,5.

Jika skor loading <0,5 , indikator ini dapat dihapus dari konstruknya karena indikator ini tidak termuat (load) ke konstruk yang mewakilinya.

- Uji Validitas konvergen.

Parameter uji validitas konvergen dilihat dari skor AVE harus bernilai diatas 0,5. Artinya probabilitas indikator suatu konstruk masuk ke variabel lain lebih rendah (kurang 0,5) sehingga probabilitas indikator tersebut konvergen dan masuk di konstruk yang dimaksud lebih besar, yaitu diatas 50 persen.

- Uji Validitas diskriminan.

Untuk uji validitas diskriminan, parameter yang diukur adalah dengan membandingkan akar dari AVE suatu konstruk harus lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi antarvariabel laten tersebut, atau dengan melihat skor cross loading. Pada tabel skor loading terlihat bahwa masing-masing indikator di suatu konstruk akan berbeda dengan

indikator di konstruk lain dan mengumpul pada konstruk yang dimaksud.

Hasil Uji Validitas dapat dilihat pada tabel 4.9. berikut ini : Tabel 4.9. Outer Loading

Factor Loading (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) X1.1 <- Karakteristik Merek (X1) 0.496609 0.487716 0.070639 0.070639 7.030193 X1.2 <- Karakteristik Merek (X1) 0.538546 0.529022 0.081451 0.081451 6.611940 X1.3 <- Karakteristik Merek (X1) 0.243628 0.228632 0.130328 0.130328 1.869348 X2.1 <- Karakteristik Perush (X2) 0.634401 0.599912 0.197184 0.197184 3.217299 X2.2 <- Karakteristik Perush (X2) 0.226624 0.195550 0.230450 0.230450 0.983396 X2.3 <- Karakteristik Perush (X2) 0.715533 0.638099 0.167122 0.167122 4.281495 X3.1 <- Karak.Merek-Konsumen (X3) 0.491271 0.419977 0.238268 0.238268 2.061841 X3.2 <- Karak.Merek-Konsumen (X3) 0.700217 0.674544 0.162129 0.162129 4.318894 X.3.3 <- Karak.Merek-Konsumen (X3) 0.149673 0.078894 0.231188 0.231188 0.647410

Y1 <- LOYALITAS MEREK (Y) 0.505617 0.472541 0.195237 0.195237 2.589764 Y2 <- LOYALITAS MEREK (Y) 0.599459 0.573781 0.174880 0.174880 3.427839 Y3 <- LOYALITAS MEREK (Y) 0.444483 0.411311 0.179058 0.179058 2.482335 Z.1 -> ASOSIASI MEREK (Z) 0.764858 0.693930 0.151312 0.151312 5.054854 Z.2 -> ASOSIASI MEREK (Z) 0.254437 0.220934 0.211839 0.211839 1.201092 Z.3 -> ASOSIASI MEREK (Z) 0.308398 0.287267 0.200214 0.200214 1.540344 Z.4 -> ASOSIASI MEREK (Z) -0.054594 -0.053461 0.214418 0.214418 0.254617 Z.5 -> ASOSIASI MEREK (Z) 0.239605 0.214007 0.188514 0.188514 1.271020

Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkan bahwa hanya indikator Z1 pada variabel Asosiasi Merek adalah signifikan karena nilai T-Statistiknya= 5,0548 lebih besar dari 1,645 (pada Z α = 0,10). Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator Z1 tersebut adalah indikator yang lebih dominan sebagi dimensi dan pengukur variabel Asosiasi Merek.

Indikator Validitas : Nilai Factor Loading lebih besar dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 (nilai Z pada α = 0,10). Factor Loading

maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut signifikan.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada variabel dengan indikator reflektif Trust in brand , Asosiasi merek , Brand loyalty dimana tidak seluruh indikator ke-tiga variabel tersebut memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator yang memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 )tersebut adalah menjadi pengukur/indikator variabel tersebut. Secara keseluruahn hasil estimasi telah memenuhi Convergen vailidity dan validitas baik.

Hasil pengujian Average Variance Extracte (AVE) dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut ini :

Tabel 4.10. Average Var iance Extracted (AVE)

AVE

ASOSIASI MEREK ( Z)

KEPERCAYAAN MEREK (X) 0.278165

LOYALITAS MEREK (Y) 0.412703

Sumber : Data diolah

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabel indikator reflektif dapat

dilihat dari nilai Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap

masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel) Kepercayaan Merek dan Loyalitas Merek memiliki nilai kecil dari 0,5, sehingga validitasnya rendah. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu Asosiasi Merek tidak memerlukan ukuran validitas (maka tidak terdapat nilai AVE).

4.3.2. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’sAlpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002).

Hasil perhitungan Composite reliability dapat dilihat pada tabel 4.11. sebagai berikut :

Tabel 4.11. Composite Reliability

Composite Reliability

ASOSIASI MEREK ( Z)

KEPERCAYAAN MEREK (X) 0.744942

LOYALITAS MEREK (Y) 0.776338

Sumber : Data diolah

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability, konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa konstruk (variabel) Kepercayaan Merek dan Loyalitas Merek memiliki nilai composite reliability lebih besar dari 0,7.Sehingga reliabel. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu Asosiasi Merek tidak memerlukan ukuran reliabilitas (maka tidak terdapat nilai composite reliability ).

4.3.3. Pengujian Konstruk For matif

Pada dasarnya, pengujian konstruk formatif tidak jauh berbeda dengan konstruk reflektif, hanya saja parameter yang diukur ketika melakukan uji validitas konstruk berbeda dengan dengan konstruk reflektif. Pada konstruk reflektif, uji model pengukuran digunakan uji validitas konstruk dan uji reliabilitas, maka pada konstruk formatif tidak dapat dilakukan uji reliabilitas karena masing-masing indikator dalam suatu variabel laten diasumsikan tidak saling berkorelasi (independen) sehingga nilai reliabilitas tidak dapat diukur. Selain itu, untuk uji validitas pada konstruk formatif dengan melakukan regresi antara masing-masing indikator terhadap variabel latennya.

Nilai t-Statistic yang dicerminkan pada outer weight menjadi parameter menentukan suatu konstruk formatif telah lulus uji validitas.

Salah satu indikator tidak memiliki nilai t-Statistic yang dipersyaratkan (yaitu 1,96 untuk hipotesis dua ekor), maka satu konstruk tersebut dianggap gugur karena prinsip konstruk formatif dibangun oleh seluruh indikator, jika salah satu indikator tidak signifikan maka satu konstruk dianggap tidak memenuhi uji validitas.

Variabel dengan indikator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat

convergen validity dan composite reliability, oleh karena variabel dengan indikator formatif pada dasarnya merupakan hubungan regresi indikator ke variabel , maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya.

Hasil pengujian outer weight pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12. sebagai berikut :

Tabel 4.12. Outer Weight

Factor Loading (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) X.3.3 <- Karak.Merek-Konsumen (X3) 0.149673 0.078894 0.231188 0.231188 0.647410 X1.1 <- Karakteristik Merek (X1) 0.496609 0.487716 0.070639 0.070639 7.030193 X1.2 <- Karakteristik Merek (X1) 0.538546 0.529022 0.081451 0.081451 6.611940 X1.3 <- Karakteristik Merek (X1) 0.243628 0.228632 0.130328 0.130328 1.869348 X2.1 <- Karakteristik Perush (X2) 0.634401 0.599912 0.197184 0.197184 3.217299 X2.2 <- Karakteristik Perush (X2) 0.226624 0.195550 0.230450 0.230450 0.983396 X2.3 <- Karakteristik Perush (X2) 0.715533 0.638099 0.167122 0.167122 4.281495 X3.1 <- Karak.Merek-Konsumen (X3) 0.491271 0.419977 0.238268 0.238268 2.061841 X3.2 <- Karak.Merek-Konsumen (X3) 0.700217 0.674544 0.162129 0.162129 4.318894

Y1 <- LOYALITAS MEREK (Y) 0.505617 0.472541 0.195237 0.195237 2.589764 Y2 <- LOYALITAS MEREK (Y) 0.599459 0.573781 0.174880 0.174880 3.427839 Y3 <- LOYALITAS MEREK (Y) 0.444483 0.411311 0.179058 0.179058 2.482335 Z.1 -> ASOSIASI MEREK (Z) 0.764858 0.693930 0.151312 0.151312 5.054854 Z.2 -> ASOSIASI MEREK (Z) 0.254437 0.220934 0.211839 0.211839 1.201092 Z.3 -> ASOSIASI MEREK (Z) 0.308398 0.287267 0.200214 0.200214 1.540344 Z.4 -> ASOSIASI MEREK (Z) -0.054594 -0.053461 0.214418 0.214418 0.254617 Z.5 -> ASOSIASI MEREK (Z) 0.239605 0.214007 0.188514 0.188514 1.271020

Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkan bahwa hanya indikator Z1 pada variabel Asosiasi Merek adalah signifikan karena nilai T-Statistiknya= 5,0548 lebih besar dari 1,645 (pada Z α = 0,10). Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator Z1 tersebut adalah indikator yang lebih dominan sebagi dimensi dan pengukur variabel Asosiasi Merek.

4.3.4. Inner Model (Model Struktural)

Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2

(R-Square) untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path

untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural. Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen, semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan.

R2 bukanlah parameter absolut dalam mengukur ketepatan model prediksi karena dasar hubungan teoritis adalah parameter yang paling utama untuk menjelaskan hubungan kausalitas tersebut.

Nilai koefisien path atau inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan

Dokumen terkait