• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Analisis Data

4.3.1 Analisis Tampilan Visual Dalam Scene Iklan Djarum 76 Versi “Wani

Piro “ Dengan Pendekatan Semiotika John Fiske

Tampilan Visual dalam scene Iklan Rokok Djarum 76 versi “Wani Piro”

di televisi ini dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis semiotik dalam

film (iklan) yang dikemukakan oleh John Fiske yang membaginya dalam tiga

level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Pada level ini

realitas dapat dilihat dari setting, wardropbe, tata rias, kostum, gesture, ekspresi,

cara berbicara, dan tingkah laku. Level Representasi meliputi kerja kamera,

pencahayaan, editting, suara dan casting. Sedangkan level ideologi meliputi

tanda-tanda nonverbal yang menjadi suatu kesatuan dan penerimaan sosial seperti

kelas, patriarki, dan gender.

4.3.1.1 Tampilan Visual dalam Scene 1

Dalam scene 1 tampilan visual diawali dengan munculnya seseorang

pemuda dengan menaruh map berwarna kuning ke meja dengan maksud

memberikan map tersebut kepada seorang petugas di kantor.

Deskripsi visual yang ditampilkan adalah :

Level Realitas

Setting :

Setting dalam scene 1 ini menampilkan seorang pemuda yang sedang

duduk dan menyerahkan map berwarna kuning ke meja dan ditujukan

kepada salah satu seorang pegawai. Komposisi visualnya sebuah kondisi

dimana suasana kantor pegawai negeri dimana tugasnya adalah mengabdi

dan melayani masyarakat.

Pada scene 1 ini seorang pemuda menggunakan kemeja abu-abu memberi

kesan formal saat mendatangi kantor pelayanan masyarakat untuk suatu

keperluan administrasi di kantor tersebut. Sedangkan seorang pegawai

tersebut menggunakan kemeja biru gelap layaknya seragam pegawai

negeri dan tampak dari belakang.

Property :

Property yang digunakan pada scene 1 ini antara lain adalah map berwarna

kuning, meja, segelas teh di atas meja, dan tumpukan map-map serta

berkas-berkas di tumpuk di atas meja bagian kanan untuk memperkuat

kesan kantor pelayanan masyarakat yang beroperasi.

Level Representasi

Sudut pengambilan gambar

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shoot

(MS) yang bisa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang jika

objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga sedikit

ruang di atas kepala. Sudut pengambilan gambar menggunakan medium

shoot dimaksudkan untuk memperjelas ekspresi pemuda yang meletakkan

map di meja dan ekspresi yang ramah untuk mendapatkan pelayanan

administrasi dari kantor tersebut.

Level Ideologi

Level ideologi dalam scene ini yaitu ekspresi sang warga yang senyum

dengan ramah ketika meletakkan map berwarna kuning kepada seorang

pegawai negeri yang sedang bertugas dan duduk di meja, ekspresi senyum

pemuda tersebut memberikan kesan ramah dan berharap untuk

mendapatkan pelayanan dari seorang pegawai.

Analisis

Analisis yang diperoleh dari scene 1 yakni scene ini menampilkan dua

tokoh sang pemuda dan sang pegawai negeri. Dimana sang meletakkan map

berwarna kuning dengan ekspresi wajah tersenyum ramah kepada pegawai yang

sedang bertugas dengan harapan mendapatkan pelayanan administrasi dari

pegawai dan sedang duduk tampak dari belakang dengan suasana kantor. Segala

property yang digunakan sesuai dengan apa yang biasanya terdapat dalam meja

kantor. Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan Medium Shot (MS)

agar menjelaskan ekspresi tokoh sang pemuda yang tersenyum ramah dan

mengharapkan pelayanan administrasi, serta latar belakang dengan settingan

suasana kantor dapat terlihat dengan jelas dalam satu frame.

4.3.1.2 Tampilan Visual dalam Scene 2

Dalam scene 2 tampilan visual dilanjutkan dengan adanya tokoh pegawai

negeri. Disini sang pegawai negeri memberikan isyarat dengan tangan

memberikan kode minta uang.

Deskripsi visual yang ditampilkan adalah :

Level Realitas

Setting :

Setting dalam scene 2 ini menampilkan tokoh pegawai negeri mengenakan

yang sedang mengisyaratkan menggunakan tangannya dengan maksud

menagih uang.

Level Representasi

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Close Up yang

biasa digunakan untuk menampilkan ekspresi wajah dalam detail sehingga

memenuhi layar, dan mengaburkan objek dengan konteksnya. Sudut

pengambilan gambar menggunakan close up agar dapat memfokuskan

kepada ekspresi pegawai yang sedang memberikan isyarat melalui

tangannya yang memberikan arti uang, dan maksudnya adalah untuk

melakukan tindak korupsi berupa menagih pungutan liar kepada pemuda

tersebut.

Level Ideologi

Level ideologi dalam scene ini yaitu ekspresi pegawai negeri yang

memberikan isyarat dengan tangan yang bermaksud menagih pungutan liar

(pungli) dan dengan ekspresi wajah yang normal untuk mendapatkan

pelayanan dari pegawai tersebut.

Analisis

Analisis yang diperoleh dari scene 2 yakni scene ini yaitu

menampilkan tokoh pegawai negeri dimana pegawai tersebut memberikan

kode dengan tangan yang biasa memiliki arti uang dan bermaksud

menagih uang kepada warga untuk melakukan tindak korupsi berupa

pungutan liar. Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan Close Up

agar ekspresi tokoh pegawai tersebut dapat terlihat dengan jelas pada saat

memberikan kode dengan tangannya untuk melakukan tindak korupsi

tersebut berupa pungutan liar dalam satu frame.

4.3.1.3 Tampilan Visual dalam Scene 3

Dalam scene 3 ini tampilan visual dilanjutkan dengan pemuda yang pergi

meninggalkan meja pegawai negeri tersebut dengan membawa map berwarna

kuning dengan ekspresi wajah yang marah lalu mengumpat “Cok, dasar rampok!”.

Deskripsi visual yang ditampilkan adalah :

Level Realitas

Setting :

Setting dalam scene 3 ini menampilkan pemuda yang sedang berjalan

meninggalkan pegawai tersebut dimana perlengkapan yang terdapat dalam

kantor dan terlihat pegawai yang lainnya sedang duduk di mejanya

masing-masing dan salah satu pegawai yang di sebelah kanan terlihat

sedang tidur dengan posisi duduk di mejanya dan dapat menjelaskan

situasi kantor pegawai negeri saat itu.

Property :

Property yang digunakan pada scene 3 ini, seperti map berwarna kuning

yang dibawa oleh pemuda dan terlihat juga kantong plastik berwarna

merah, yang memberi kesan sederhana pada kantong plastic berwarna

merah tersebut, maka dari sini hal tersebut menandakan bahwa praktek

korupsi tidak hanya berada di tingkat ekonomi atas tetapi di tingkat

masyarakat ekonomi ke bawah pun juga berlaku tindak korupsi dan

pungutan liar.

Level Representasi

Sudut Pengambilan Gambar :

Pengambilan gambar dalam scene ini adalah menggunakan Medium Shot

(MS) yang biasa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang

jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga

sedikit ruang di atas kepala. Disini ekspresi warga yang sedang sedang

mengumpat karena geram dan kesal terhadap budaya korupsi tersebut

dapat terlihat jelas dari kepala hingga dada, serta latar belakang yang

menggambarkan suasana di kantor pada satu frame.

Level Ideologi

Level ideologi dalam scene ini yaitu disini pemuda yang tingkat

ekonominya di bawah sedang berjalan keluar meninggalkan pegawai

dengan ekspresi wajah yang marah lalu mengumpat “Cok, dasar rampok”.

Dapat terlihat pula pada background di belakang warga beberapa pegawai

yang sedang duduk di meja dan salah satu pegawai yang berada di sebelah

kanan pada layar tersebut sedang tidur dengan posisi duduk di atas meja

yang memberikan kesan malas dan tidur pada saat jam kerja.

Analisis

Analisis yang diperloh dari scene 3 yakni scene ini menampilkan tokoh

pemuda yang sedang berjalan keluar kantor meninggalkan pegawai tersebut

mengumpat “Cok, dasar rampok!” dengan ekspresi muka kesal dan geram

terhadap budaya korupsi yang ada di kantor pelayanan masyarakat tersebut,

ditambah background beberapa pegawai yang terlihat di belakang pegawai di

mejanya masing-masing dan dapat terlihat salah satu pegawai yang sedang tidur

di mejanya dengan posisi duduk yang menandakan bahwa telah lalai dengan

tanggung jawabnya yang seharusnya melayani masyarakat dengan iklhas. Setting

dalam scene ini masih berasda di dalam kantor. Property yang digunakan pada

terdapat pada pemuda yaitu kantong plastik yang dibawa oleh pemuda hal tersebut

menandakan bahwa pemuda tersebut bukanlah dari kalangan ekonomi atas karena

kantong plastik harganya murah. Pengambilan gambar pada scene ini

menggunakan Medium Shot (MS) agar ekspresi tokoh warga yang sedang

mengumpat dengan wajah yang kesal dan geram dapat terlihat dengan jelas serta

latar belakang pegawai-pegawai dan suasana kantor dapat terliat dalam satu

frame.

4.3.1.4 Tampilan Visual dalam Scene 4

Gambar 4.4 Tampilan visual dalam scene 4

Dalam scene 4 tampilan visual dilanjutkan dengan munculnya tokoh jin

yang keluar dari sebuah poci dan seorang pemuda. Disini sambil mengacungkan

jari telunjuk, jin berkata “Kuberi satu permintaan, monggo”. Perkataan jin

tersebut ditujukan kepada sang warga yang terlihat dari bagian belakang.

Level Realitas

Setting :

Setting dalam scene 4 ini menampilkan tokoh jin dan seorang pemuda di

halaman luar kantor. Komposisi visualnya adalah pemuda dan jin tersebut

saling berhadapan.

Pada scene 4 ini pemuda menggunakan kemeja berwarna abu-abu

memberi kesan formal. Sedangkan jin menggunakan kemeja berwarna

kuning dengan motif batik bunga-bunga berwarna emas dan menggunakan

blangkon di kepala yang memberi kesan tradisional, karena batik

merupakan pakaian tradisional adat Jawa, dan rokok Djarum 76 ini selalu

identik dengan adat jawa dari tiap-tiap iklannya karena memang rokok

tersebut paling banyak terjual di wilayah Jawa.

Level Representasi

Sudut Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot

(MS) yang biasa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang

jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga

sedikit ruang di atas kepala. Disini ekspresi Jin dapat terlihat dengan jelas

dari kepala hingga dada, serta latar belakang yang menggambarkan

suasana outdoor.

Pencahayaan

Pencahayaan pada scene ini mendapat cahaya dari sinar matahari dan

sangat kuat kesan siang hari pada outdoor.

Level Ideologi

Level ideologi dalam scene ini yaitu disini jin menawarkan untuk

memberikan satu permintaan untuk dikabulkan dengan mengacungkan jari

telunjuk dan berbicara dengan logat jawa dan ekspresi yang ramah untuk

memperkuat nuansa adat Jawa yang disertai pakaian jin.

Analisis

Analisis yang diperoleh dari scene 4 yakni munculnya jin dari sebuah poci

dengan menggunakan pakaian adat tradisional Jawa. Disini jin menawarkan satu

permintaan untuk dikabulkan sambil mengacungkan jari telunjuknya dan

berbicara dengan logat jawa serta ekspresi yang ramah. Sedangkan pemuda

tampak dari bagian belakang terdiam melihat jin tersebut. Setting iklan ini

dilakukan pada halaman luar kantor dengan pencahayaan dari sinar matahari

untuk menguatkan suasana halaman di siang hari. Property yang digunakan sesuai

dengan apa yang biasanya terdapat di halaman kantor yaitu pohon, rumput, dan

terlihat bangunan kantor yang tampak dari jauh. Pengambilan gambar pada scene

ini menggunakan Medium Shot (MS) agar ekspresi jin serta latar belakang dengan

settingan halaman luar kantor di siang hari dapat terlihat dengan jelas dalam suatu

frame.

4.3.1.5 Tampilan Visual dalam Scene 5

Gambar 4.5 Tampilan visual dalam scene 5

Dalam scene 5 tampilan visual dilanjutkan dengan ditampilkannya tokoh

warga dan jin. Komposisi visualnya sebuah kondisi dimana pemuda menjawab

dan meminta permintaan yang ditawarkan oleh jin dengan berkata “mau korupsi,

pungli, sogokan hilang dari muka bumi”. Pada scene ini sang jin pun terlihat

memperhatikan dan mendengarkan permintaan sang pemuda dengan tangan

dilipat di dada.

Level Realitas

Setting :

Setting dalam scene 5 ini menampilkan tokoh pemuda dan jin . Komposisi

visualnya sebuah kondisi dimana pemuda memberikan permintaan kepada

jin agar budaya korupsi hilang dari muka bumi dengan menunjukkan

ekspresi wajah yang kesal terhadap budaya dan tindak korupsi, sedangkan

jin disini mendengarkan permintaan pemuda sambil melipat tangan di

dada. Pada scene ini, gambar visual dibuat seolah-olah pemuda

memberikan permintaan kepada jin dan jin memperhatikan perkataan dan

permintaan pemuda.

Level Representasi

Sudut Pengambilan Gamber :

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot

(MS) yang biasa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang

jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga

sedikit ruang di atas kepala. Disini ekspresi pemuda yang sedang meminta

kepada jin dengan ekspresi wajah yang kesal terhadap budaya korupsi dan

ekspresi jin dapat terlihat dengan jelas dari kepala hingga pinggang, serta

latar belakang yang menggambarkan suasana outdoor di halaman luar

kantor instansi pemerintah tersebut.

Pencahayaan

Pencahayaan pada scene ini mendapat cahaya dari sinar matahari sehingga

warga dan jin dapat terlihat dengan jelas. Dengan pencahayaan dari sinar

matahari langsung, sangat kuat kesan siang hari pada scene ini.

Level Ideologi

Level ideologi dalam scene ini yaitu disini pemuda sedang mengatakan

permintaannya kepada jin agar pungli, korupsi dan sogokan dihilangkan

dari muka bumi dengan ekspresi wajah yang kesal dan geram yang dapat

terlihat dari wajahnya. Dan jin mendengarkan dengan ekspresi yang

memperhatikan pemuda sambil melipat tangannya di dada, untuk lebih

menguatkan bahwa jin sangat memperhatikan dan mendengarkan

permintaan yang dikatakan oleh pemuda.

Analisis

Analisis yang diperoleh dari scene 5 yakni scene ini menampilkan dua

tokoh pemuda dan jin. Dimana pemuda sedang memberikan permintaan kepada

jin agar budaya dan tindak korupsi dihilangkan dari muka bumi dengan wajah

kesal dan geram terhadap budaya korupsi. Sedangkan jin melihat ke arah pemuda

dengan ekspresi wajah mendengarkan dan memperhatikan pemuda sambil melipat

tangannya di dada. Setting iklan ini dilakukan pada outdoor halaman luar kantor

Instansi Pemerintah dengan pencahayaan langsung dari sinar matahari untuk

memperkuat kesan siang hari. Property yang digunakan adalah kantong plastik

berwarna merah berisi map berwarna kuning. Pengambilan gambar pada scene ini

menggunakan Medium Shot (MS) agar ekspresi tokoh pemuda yang sedang

kecewa dan kesal terhadap budaya korupsi itu terlihat jelas dalam suatu frame.

4.3.1.7 Tampilan Visual dalam Scene 6

Gambar 4.6 Tampilan visual dalam scene 6

Dalam scene 6 ini tampilan visual dilanjutkan dengan memperlihatkan jin

berkata “bisa diatur” sedang mengelus dada yang tampak dari depan lalu

menambahkan perkataan “wani piro?” sambil memberikan kode menagih uang

menggunakan tangannya ke arah pemuda dan sang pemuda yang ditampilkan dari

bagian belakang dan melihat ke arah ekspresi wajah jin.

Level Realitas

Setting :

Setting dalam scene 6 ini menampilkan tokoh pemuda dan jin. Komposisi

visualnya sebuah kondisi dimana jin tampak wajahnya dari depan sedang

mengelus dada yang dapat menandakan keprihatinan kepada budaya

korupsi yang terjadi di kalangan manusia, sedangkan pemuda tampak dari

belakang sedang melihat dan memperhatikan ke arah wajah sang jin. Pada

scene ini, gambar visual dibuat seolah-olah mereka sedang

berbincang-bincang di outdoor halaman luar kantor.

Level Representasi

Sudut Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Close Up yang

biasa digunakan untuk menampilkan ekspresi wajah dalam detail sehingga

memenuhi layar, dan mengaburkan objek dengan konteksnya. Sehingga

dapat diperjelas ekspresi jin yang sedang prihatin dan mengelus dada

terhadap budaya korupsi yang terjadi pada umat manusia.

Level Ideologi

Level ideologi dalam scene ini yaitu menampilkan dua tokoh pemuda dan

jin. Disini jin diperlihatkan dari depan sedang mengelus dada yang

memberi kesan prihatin terhadap budaya korupsi. Sedangkan seorang

pemuda yang tampak dari bagian belakang sedang melihat dan

memperhatikan ekspresi jin yang sedang menunjukkan ekspresi prihatin

tersebut.

Analisis

Analisis yang diperoleh dari scene 6 yakni scene ini menampilkan

dua tokoh yaitu pemuda dan jin. Dimana jin tampak dari depan sedang

mengelus dada menandakan keprihatinan terhadap budaya korupsi yang

terjadi pada umat manusia, sedangkan si pemuda tampak dari belakang

sedang melihat dan memperhatikan ekspresi jin. Setting iklan ini

dilakukan pada outdoor halaman luar kantor Instansi Pemerintah dengan

pencahayaan langsung dari sinar matahari untuk memperkuat kesan siang

hari. Property yang digunakan adalah pohon-pohon dan atap bangunan

kantor pada background. Pengambilan gambar pada scene ini

menggunakan Close Up agar ekspresi jin dapat terlihat dengan jelas dalam

suatu frame.

4.3.1.7 Tampilan Visual dalam Scene 7

Gambar 4.7 Tampilan visual dalam scene 7

Dalam scene 7 tampilan visual dilanjutkan oleh jin tersenyum dengan

kesan mengejek sambil memberikan kode menagih uang dengan tangannya ke

arah pemuda untuk memperkuat kesan mengejek. Disini pemuda melihat ke arah

wajah jin dengan ekspresi kesal, marah, dan sekaligus heran.

Level Realitas

Setting :

Setting dalam scene 7 ini menampilkan tokoh pemuda dan jin. Komposisi

visualnya sebuah kondisi dimana jin tersenyum dengan kesan sambil

memberikan kode menagih uang dengan tangannya yang menandakan

melakukan tindak korupsi juga yaitu pungutan liar ke arah warga untuk

memperkuat kesan mengejek. Disini pemuda melihat ke arah wajah jin

dengan ekspresi kesal, marah, dan sekaligus heran kenapa jin pun bisa

sampai ikut melakukan tindak korupsi yang meminta sogokan kepadanya.

gambar visual dibuat seolah-olah mereka sedang berada di outdoor

halaman luar kantor.

Level Representasi

Sudut Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot

(MS) yang biasa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang

jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga

sedikit ruang di atas kepala. Disini ekspresi warga dan jin dapat terlihat

dengan jelas sedang melakukan tindak korupsi juga yaitu meminta

pungutan liar kepada seorang pemuda yang sedang kesal terhadap budaya

korupsi. Mereka terlihat dari kepala hingga pinggang, serta latar belakang

yang menggambarkan suasana outdoor di halaman luar kantor instansi

pemerintah tersebut.

Pencahayaan

Pencahayaan pada scene ini mendapat cahaya dari sinar matahari sehingga

warga dan jin dapat terlihat dengan jelas. Dengan pencahayaan dari sinar

matahari langsung, sangat kuat kesan siang hari pada scene ini.

Level ideologi dalam scene ini yaitu sebagai jin pun juga dapat meminta

sogokan yang termasuk melakukan tindak korupsi dan dengan ekspresi

tersenyum sambil memberikan kode menagih uang dengan tangannya ke

arah pemuda untuk memperkuat kesan mengejek. Disini pemuda melihat

ke arah jin dengan ekspresi terbelalak dan dapat memberi kesan kesal,

marah, dan sekaligus heran karena sampai jin pun ikut melakukan tindak

korupsi.

Analisis

Analisis yang diperoleh dari scene 7 yakni pada scene ini tetap

menampilkan dua tokoh yaitu pemuda dan jin. Disini jin pun menagih uang dan

melakukan tindak korupsi dengan tangannya ke arah warga untuk memperkuat

kesan mengejek mengejek, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa tindak korupsi

benar-benar telah membudaya di setiap lapisan masyarakat karena sampai jin pun

tidak mau kalah dan ikut melakukan tindak korupsi yang meminta sogokan

kepada seorang pemuda. Disini pemuda melihat ke arah wajah jin dengan ekspresi

kesal, marah, dan sekaligus heran kenapa sampai jin pun ikut melakukan tindak

korupsi. Setting iklan ini dilakukan pada outdoor halaman luar kantor Instansi

Pemerintah dengan pencahayaan langsung dari sinar matahari untuk memperkuat

kesan siang hari. Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan Medium Shot

(MS) agar ekspresi tokoh warga dan jin serta latar belakan halaman kantor terlihat

dengan jelas dalam suatu frame.

4.4 Narasi Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Wani Piro”

Design iklan ini meliputi tiper perwajahan dari seorang pegawai negeri

dan pemuda sipil yang sedang berkomunikasi di kantor, sang pemuda

menggunakan pakaian formal dan menggunakan sepatu vantovel yang

menambahkan kesan formal pada pakaian pemuda, dan si pegawai negeri yang

menggunakan pakaian dinas, lalu si pegawai negeri tersebut meminta uang

dengan isyarat menggunakan tangan untuk member koide pungutan liar (pungli),

dan si pemuda pun kesal dan meninggalkan kantor dengan wajah yang geram, lalu

di halaman depan kantor tidak sengaja menendang poci, dan ternyata poci tersebut

berisi jin, dan setelah jin keluar, jin pun menawarkan untuk mengabulkan satu

permintaan pemuda tersebut. Dan sang pemuda pun memberikan permintaan agar

korupsi, pungli, dan sogokan hilang dari muka bumi ini, dan setelah mengelus

dada si jin pun bertanya “wani piro?” yang bermaksud untuk meminta sogokan

atau pungutan liar (pungli).

4.5 Makna Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Wani Piro” di Televisi Dengan

Dokumen terkait