• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Penyaluran Dana tahun 2003-2007

Pada penelitian ini digambarkan tingkat kolektibilitas kredit dari tahun 2004 sampai dengan 2008 di PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan. Dalam operasionalnya bank ini mengategorikan kualitas aktiva produktif kedalam4 (empat) golongan, diantaranya: Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet.

Tabel 1.6 Penyaluran Kredit tahun 2004 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan

Kolektibilitas Kredit Baki Debet ( plafond kredit ) Lancar 4.044.231.373 Kurang Lancar 133.107.330 Diragukan 54.066.037 Macet 82.716.300 Total 4.274.121.040 Sumber : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima

Tabel 1.7 Penyaluran Dana tahun 2005 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan

Kolektibilitas Kredit Baki Debet ( plafond kredit ) Lancar 5.567.615.813 Kurang Lancar 206.753.618 Diragukan 41.616.037 Macet 76.787.950 Total 5.892.773.418

Tabel 1.8 Penyaluran Dana tahun 2006 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan

Kolektibilitas Kredit Baki Debet ( plafond kredit ) Lancar 4.716.501.534 Kurang Lancar 768.937.943 Diragukan 205.339.420 Macet 203.296.516 Total 5.894.075.413

Sumber : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima

Tabel 1.9 Penyaluran Dana tahun 2007 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan Kolektibilitas Kredit Baki Debet

( plafond kredit ) Lancar 2.580.723.000 Kurang Lancar 541.969.000 Diragukan 274.184.000 Macet 171.011.000 Total 3.567.887.000 Sumber : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima

Tabel 2.1 Penyaluran Dana tahun 2008 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan

Kolektibilitas Kredit Baki Debet ( plafond kredit ) Lancar 3.475.755.477 Kurang Lancar 167.117.220 Diragukan 597.864.872 Macet 190.338.065 Total 4.431.075.634

Sumber : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima

Tabel 2.2 Realisasi data tingkat kolektibilitas kredit pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan tahun 2004 – 2008 (dalam rupiah)

Thn

Tingkat Kolektibilitas Kredit Total Kredit

Yang disalurkan % pertumbu han Kredit lancar Kredit kurang lancar Kredit diragukan Kredit macet 2004 4.004.213.373 133.107.330 54.716.300 82.716.300 4.274.121.040 - 2005 5.567.615.813 206.753.618 41.616.037 76.785.950 5.892.773.418 37.87% 2006 4.716.501.534 768.937.943 205.339.420 203.296.516 5.894.075.413 0.02% 2007 2.580.722.684 541.969.137 274.184.249 171.010.926 3.567.886.996 -39.47% 2008 3.475.755.477 167.117.220 597.864.872 190.338.065 4.431.075.634 24.19% JML 20.344.826.881 1.817.885.248 1.172.070.615 724.149.757 24.059.833.501 -

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa PT. BPR Syari’ah Gebu Prima terus melakukan peningkatan terhadap pemberian kredit kepada masyarakat. Hal ini dapat terlihat bahwa sampai dengan tahun 2006 permintaan terhadap kredit meningkat, tetapi ditahun 2007 jumlah permintaan mengalami penurunan, dan ditahun 2008 permintaan terhadap kredit terjadi peningkatan kembali.

Persentase terhadap kredit dapat diperoleh dengan membandingkan total kredit tahun yang akan datang dengan kredit ditahun yang bersangkutan. Dengan rumus:

% pertumbuhan kredit = { X x 100% }- 100% Y

Dimana:

X : Total kredit ditahun yang akan datang Y : Total kredit ditahun yang akan bersangkutan

Pada tahun 2004 penyaluran terhadap kredit berjumlah Rp 4.274.121.040,- kemudian pada tahun 2005 melakukan peningkatan menjadi Rp 5.892.773.418,- atau meningkat menjadi 37.87%. ditahun 2006 juga mengalami peningkatan menjadi Rp 5.894.075.413,- atau menjadi 0.02%, dan pada tahun 2007 pemberian kredit menurun menjadi Rp 3.567.887.000,- dengan tingkat pertumbuhan kredit -39.74%. kemudian pada tahun 2008

terjadi peningkatan kembali menjadi Rp 4.431.075.634,- dengan tingkat pertumbuhan kredit 24.19%.

2. Tingkat Kesehatan Perkreditan Berdasarkan Kolektibilitas Tahun 2004 - 2008 Peningkatan tingkat kolektibilitas diatas akan sangat berpengaruh

terhadap tingkat kesehatan suatu bank. Hal ini dapat menentukan bank tersebut termasuk sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat.

Tabel : 2.3 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2004

Kualitas Debitur

Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x Pinjaman Debitur) Total Debitur Lancar 4.004.231.373 0 % - Kurang Lancar 133.107.330 50 % 66.553.665 Diragukan 54.066.037 75 % 40.549.528 Macet 82.716.300 100 % 82.716.300 Jumlah 4.274.121.040 - 189.819.493

Tabel : 2.4 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2005 Kualitas

Debitur

Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x Pinjaman Debitur) Total Debitur Lancar 5.567.615.813 0 % - Kurang Lancar 206.753.618 50 % 103.376.809 Diragukan 41.616.037 75 % 31.212.028 Macet 76.787.950 100 % 76.787.950 Jumlah 5.892.773.418 - 211.376.787

Sumber : Data diolah

Tabel : 2.5 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2006 Kualitas

Debitur

Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x Pinjaman Debitur) Total Debitur Lancar 4.716.501.534 0 % - Kurang Lancar 768.937.943 50 % 384.968.971,5 Diragukan 205.339.420 75 % 154.004.565 Macet 203.296.516 100 % 203.296.516 Jumlah 5.894.075.413 - 741.770.052,5

Tabel : 2.6 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2007 Kualitas

Debitur

Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x Pinjaman Debitur) Total Debitur Lancar 2.580.723.000 0 % - Kurang Lancar 541.969.000 50 % 270.984.500 Diragukan 274.181.000 75 % 205.683.000 Macet 171.011.000 100 % 171.011.000 Jumlah 3.657.887.000 - 647.633.500

Sumber : Data diolah

Tabel : 2.7 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2008 Kualitas

Debitur

Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x Pinjaman Debitur) Total Debitur Lancar 3.475.755.477 0 % - Kurang Lancar 167.117.220 50 % 83.558.610 Diragukan 597.864.872 75 % 448.398.654 Macet 190.338.065 100 % 190.338.065 Jumlah 4.431.075.634 - 722.295.329

Penilaian kesehatan perkreditan dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus:

Total aktiva diklasifikasikan

Jumlah pinjaman x 100 % Penyelesaian Penghitungan : Tahun 2004 = 189.819.493 x 100 = 4.44% 4.274.121.040 Tahun 2005 = 211.376.787 x 100 = 3.59% 5.892.773.418 Tahun 2006 = 741.770.053 x 100 = 12.58% 5.894.075.413 Tahun 2007 = 647.663.500 x 100 = 18.15% 3.567.887.000 Tahun 2008 = 722.295.329 x 100 = 16.30% 4.431.075.634

Berdasarkan perhitungan penilaian tingkatan kesehatan perkreditan diatas, maka tahun 2004 persentase perkreditan 4.44%, maka penilaian tingkatan kesehatan perkreditan dikategorikan sebagai perkreditan sehat. Tahun 2005, persentase perkreditan menurun sebesar 3.59%. sehingga pada tahun ini bank masih diperkuat dengan tingkat kesehatan perkreditan berkategori perkreditan

sehat. Namun ditahun 2006 terjadi kenaikan persentase perkreditan menjadi 12.58%, kenaikan ini mengakibatkan kategori perkreditan bank yang sehat menjadi perkreditan kurang sehat. Begitu juga pada tahun 2007 persentase perkreditan melakukan peningkatan sebesar 18.15% dan menjadikan penilaian perkreditan kurang sehat. Ditahun 2008 persentase perkreditan sebesar 16.30% dan menjadikan penilaian perkreditan kembali mencapai kategori perkreditan kurang sehat

Meningkatnya persentase perkreditan mengakibatkan penurunan penilaian tingkat kesehatan perkreditan, hal inilah yang cenderung mendorong pihak bank agar lebih selektif lagi dalam menyaring calon debitur yang memiliki kolektibilitas kredit bermasalah.

Tabel 2.8 Realisasi tingkat kesehatan perkreditan PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan tahun 2004 - 2008

Tahun Persentase Perkreditan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 2004 4.44 Sehat 2005 3.59 Sehat 2006 12.58 Kurang Sehat 2007 18.15 Kurang Sehat 2008 16.30 Kurang Sehat

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. PT.Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Gebu Prima Medan adalah lembaga keuangan yang menerapkan sistem dan operasional pebankan berdasarkan syari’ah islam, yang berdiri tanggal 1 Maret 1996.

2. Berbeda dengan bank konvensional , BPR Syari’ah Gebu Prima tidak akan mengguna perangkat bunga, melainkan akan menggunakan sistem bagi hasil dan prinsip jual beli yang dijalankan dengan mengikuti tata cara yang sesuai dengan Al-Qur’an dengan Al-Alhadist. 3. Dalam pelaksanaan operasionalnya PT.BPR Syari’ah Gebu Prima telah mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya apabila dilihat dari banyak nasabah baik yang menabung atau yang mendapat pembiayaan.

4. Sasaran pembiayaan adalah pengusaha kecil dan sector informal serta masyarakat yang kesulitan keuangan yang dibiayai bank melalui dana berasal dari Infaq dan Sadaqah.

5. Pengawasan operasional terhadap PT.BPR Syari’ah bertujuan untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat dan kompetitif sehingga dapat berfungsi sebagai sarana pelaksana kebijaksanaan ekonomi dan monitor yang efektif.

B. Saran

1. PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan dalam operasionalnya tetap berorientasi pada kegiatan perbankan syari’ah yang menawarkan produk pada jasanya kepada masyarakat dan melalui penyaluran kredit / pembiayaan diharapkan bank dapat meningkatkan kualitasnya dalam mencapai tujuan perbankan yang sehat dan berlandaskan syari’ah.

2. Semakin ketatnya persaingan didunia perbankan dewasa ini, diharapkan PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mampu meningkatkan kualitasnya dengan tetap memperkenalkan efisiensi dan efektifitas kinerja BPR Syari’ah sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan syari’ah.

3. Penilaian BPR Syari’ah Gebu Prima Medan hendaknya melakukan penilaian yang lebih ketat lagi kepada calon debitur yang akan melakukan kredit / pembiayaan kepada bank. Sehingga pada akhirnya akan tercapai tujuan perbankan yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA .

Arifin, Zainul, 1999. Memahami Bank Syari’ah – Lingkup Peluang,Tantangan dan Prospek, Cetakan Pertama, AlvaBet, Jakarta.

Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco., Ferri, Michael G.,1999. Pasar dan Lembaga Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suyatno, Thomas., T Marala, Djuhaepah., Abdullah, Azhar., Aponno, Johan Thomas., Ananda, Tinon Yunianti., Chalik, 1999. Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Triandaru, Sigit., Budisantoso, Totok, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta

Dokumen terkait