• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL PENELITIAN

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Pengawasan Proses Penagihan Pajak yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak

Pengawasan proses Penagihan Pajak yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I adalah pengawasan secara langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh Kanwil DJP Sumut I terhadap kinerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Sedangkan, pengawasan tidak langsung adalah berupa laporan baik tertulis maupun tidak tertulis. Pengawasan yang dilakukan tidak terlalu maksimal karena pegawai Bidang P4 (Pemeriksaan, Penagihan dan Penyidikan Pajak) masih kurang dilibatkan dalam kegiatan penagihan yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Saat penagihan dilakukan oleh Juru Sita Pajak banyak hambatan-hambatan yang dialami. Hambatan-hambatan proses penagihan pajak yang dihadapi Juru Sita Pajak adalah :

a. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk rumah.

Pada waktu pelaksanaan penyitaan, Jurusita Pajak tidak dapat masuk atau tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah Wajib Pajak/ Penanggung Pajak yang barang-barangnya akan disita. Jika Jurusita Pajak tidak dapat masuk karena di dalam rumah tersebut benar-benar tidak seorang pun, maka dalam hal ini Jurusita Pajak agar menunda pelaksanaan penyitaan itu. Tetapi jika didalam rumah itu ada

penghuninya, maka Jurusita Pajak dapat meminta izin untuk masuk ke dalam rumah tersebut guna melaksanakan tugasnya.

b. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan menyita barang Penanggung Pajak.

Jurusita Pajak diizinkan masuk ke dalam rumah, tetapi tidak diperkenankan menyita barang-barang milik Penanggung Pajak. Dalam hal ini Jurusita Pajak agar memberikan penjelasan/pengertian mengenai maksud penyitaan dan bahwa penyitaan tidak selalu berakhir dengan penjualan barang-barang (lelang), apabila Penanggung Pajak bersedia melunasi utang pajaknya. Bilama Jurusita Pajak tidak juga dapat melaksanakan tugasnya, bahkan mendapat ancaman dari Penanggung Pajak, maka Jurusita melaporkan kejadian ini kepada Kepolisian dan tindakan selanjutnya dilakukan bersama-sama pihak Kepolisian.

c. Penanggung Pajak atau wakilnya tidak mau menandatangani Berita Acara Sita. Berita Acara Sita (KP RIKPA 4.13) dibuat dan ditandatangani oleh Jurusita Pajak, para saksi dan Penanggung Pajak atau wakilnya yang bertindak sebagai penyimpanan barang.

d. Pembuktian barang-barang yang bukan milik Penanggung Pajak.

Pada waktu melakukan penyitaan, bahwa Penanggung Pajak menyatakan bahwa sebagian barang-barang yang disita tersebut bukan miliknya. Dalam hal ini maka Penanggung Pajak atau wakilnya harus dapat menunjukkan bukti-bukti yang jelas bahwa barang-barang termasuk memang benar bukan milik Penanggung Pajak. Dapat ditambahkan bahwa semua barang gerak (termasuk mobil dan kederaan

bermotor lainnya), yang berada ditempat Penanggung Pajak dianggap milik Penanggung Pajak kecuali Penanggung Pajak dapat membuktikan kebalikannya.

2. Prosedur Pengawasan Penagihan Pajak.

Pengawasan penagihan pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Medan dilaksanakan oleh Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Perpajakan (P4), Seksi Bimbingan Penagihan beserta Pelaksana. Pada intinya tugas ini dilaksanakan oleh Pelaksana, dimana Pelaksana mengumpulkan seluruh rencana dan hasil kerja dari Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga Fungsional Wilayah yang berada di bawah lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Medan.

Pengumpulan data yang dikumpulkan dari Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga Fungsional Wilayah adalah data tahun yang lalu dan tahun berjalan. Data ini selanjutnya dikompilasi untuk disusun sebagai konsep rencana kerja. Atas temuan data tersebut Kepala Seksi Bimbingan Penagihan melakukan pemeriksaan tentang kesesuaiannya.

Atas dasar pemeriksaan tersebut melalui Pelaksana disusun rencana kerja berdasarkan beban kerja Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga Fungsional Kantor Wilayah. Rencana kerja ini diteliti oleh Kepala Seksi Bimbingan Penagihan dan diserahkan kepada Kepala Bidang P4 untuk diparaf, dan selanjutnya diserahkan

kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Medan meneliti dan selanjunya ditandatangi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa Mekanisme penagihan pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Medan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku. Dimana Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Medan melalui Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Perpajakan (P4), Seksi Bimbingan Penagihan beserta Pelaksana hanya melakukan perbandingan rencana kerja dengan hasil kerja dari Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga Fungsional Kantor Wilayah yang berada di bawah lingkungan kerjanya.

Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Perpajakan (P4), Seksi Bimbingan Penagihan beserta Pelaksana, dalam mealaksanakan perbandingan berdasarkan :

1) Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

2) Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan.

3) Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah.

4) Undang-Undang tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

5) Undang-Undang tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

6) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

8) Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan/Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang peraturan pelaksanaan di bidang perpajakan.

9) Keputusan Menteri Keuangan tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Keuangan.

10)Surat dan Nota Dinas Kepala Kantor Wilayah tentang Pedoman P4

Sistimatika pengawasan penagihan pajak yang diterapkan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Medan, terhadap Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga Fungsional Kantor Wilayah yang terdapat di wilayah kerjanya adalah :

1) Mengevaluasi laporan hasil kegiatan penagihan pajak.

2) Melakukan bimbingan teknis dan administrasi penagihan pajak secara

langsung kepada Kantor Pelayanan Pajak.

3) Melakukan bimbingan teknis dan administrasi penagihan secara tidak

langsung kepada Kantor Pelayanan Pajak. 4) Meneliti usulan penghapusan piutang pajak.

5) Mengevaluasi pengajuan surat permohonan pencegahan dan atau pencabutan

pencegahan ke luar negeri terhadap penanggung pajak.

Pengawasan penagihan pajak yang diterapkan diterapkan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Medan, melalui Bagian P4 terhadap Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga Fungsional Kantor Wilayah dilaksanakan dengan baik. Pengawasan dilakukan dengan cara memeriksa seluruh laporan hasil kegiatan penagihan pajak dan membandingkannya dengan rencana kerjanya. Dan

selanjutnya dilakukan penelitian seluruh administrasi penagihan pajak, baik secara langsung maupun tidak langsung ke Kantor Pelayanan Pajak, baik yang mengajukan usulan penghapusan piutang maupun pengajuan permohonan permohonan pencegahan dan atau pencabutan pencegahan ke luar negeri terhadap penanggung pajak.

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kecurangan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga Fungsional Kantor Wilayah dengan Wajib Pajak yang bermasalah. Jika hal ini terjadi maka akan merugikan Negara, karena pajak terhutang tersebut tidak akan masuk ke kas negara. Dengan adanya pengawasan maka :

1. Kecurangan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga

Fungsional Kantor Wilayah dengan Wajib Pajak yang bermasalah dapat dicegah.

2. Administrasi Kantor Pelayanan Pajak dan Kelompok Tenaga Fungsional Kantor

Wilayah berjalan dengan baik, sehingga diperoleh data yang benar. 3. Hutang pajak dapat masuk ke kas Negara.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait