HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2 Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis regresi akan diperoleh nilai koefisien determinasi (R2), nilai adjusted R2 , nilai F hitung, nilai t hitung, dan nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas (b1, b2, b3). Berikut ini adalah hasil analisis dari harga riil kubis antara Kabupaten Karo dan Pasar Induk Medan.
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
Harga Riil Kubis Harga Absolut Kubis
Tabel 5.4 Hasil Analisis Regresi Integrasi Pasar Kubis antara Kabupaten Karo dan Pasar Induk Medan
Variabel Bebas Koefisi en Regresi T hitun g T tabel 5% proba bilitas F hitung F tabel 5% Proba bilitas R2 Harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan t-1 0,474 1.862 2,08 5 0,078 21,670* 3,10 0.000 0,774 Selisih harga kubis di Pasar Induk Tuntungan Medan pada bulan t-1 dan bulan t 0,480* 2.456 0,024 0,00 Harga kubis di Pasar Induk Tuntungan pada bulan t-1 0,348* 1.643 0,117 0,000
Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 4 Keterangan: * = nyata pada tingkat kepercayaan 95% Dari Tabel 5.4 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 digunakan untuk menngetahui kesesuaian model yang digunakan.Nilai R2 untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dalam menerangkan variabel tidak bebasnya. Hasil analisis regresi antara Kabupaten Karo dengan Pasar Induk Tuntungan Medan didapat nilai koefisien determinasinya (R2) sebesar 0,774 atau 77,4 %. Nilai ini berarti bahwa harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan sekarang (bulan t) dapat diterangkan oleh variabel bebasnya sebesar 77,4 % yang dimasukkan dalam model, sedangkan sisanya 22,6 % diterangkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti di dalam model.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya pada tingkat signifikansi (α)
tertentu. Berdasarkan Tabel 5.4 analisis varian harga kubis di Kabupaten Karo dengan Pasar Induk Tuntungan Medan didapatkan nilai F hitung sebesar 21,670 dengan tingkat signifikansi 0,000. F hitung lebih besar dari F tabel (3,10), maka model regresi secara keseluruhan tepa digunakan pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil ini mengidinkasikan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.
c. Uji t
Uji t merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel tak bebasnya pada tingkat
signifikansi (α) tertentu.Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa variabel
bebas yang berpengaruh terhadap harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan sekarang (bulan t) adalah selisih harga kubis di Pasar Induk Tuntungan Medan pada bulan lalu (bulan t-1) dengan bulan sekarang (bulan t).sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan sebelumnya (bulan t-1) dan harga kubis di Pasar Induk Tuntungan pada bulan sebelumnya (bulan t-1)
Variabel selisih harga kubis di Pasar Induk Tuntungan Medan pada bulan sebelumnya (bulan t-1) dengan bulan sekarang (bulan t) mempunya nilai t hitung 2,456 yang nyata pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai koefisien regresi 0,480. Tanda koefisien yang positif ini memberi petunjuk adanya hubungan searah antara selisih harga kubis di Pasar Induk Tuntungan pada bulan
sebelumnya (bulan t-1) dengan bulan sekarang (bulan t) dengan harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan sekarang (bulan t).berarti apabila ada peningkatan perubahan selisih harga kubis di Pasar Induk Tuntungan Medan pada bulan sekarang ( bulan t) dengan bulan sebelumnya (bulan t-1) sebesar satu satuan maka harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan t akan naik sebesar 0.480 satuan.
d. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson. Hasil analisis model ini memberikan nilai Durbin Watson sebesar 1.797, nilai tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai d pada tingkat α = 5% didapatkan nilai du =1,65
sehingga diperoleh nilai yaitu du < d < 4-du yaitu sebesar (1,65 < 1,797 < 2,35) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
e. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil analisis regresi antara Kabupaten Karo dengan Pasar Induk Tuntungan Medan, antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas, hal ini terlihat dari Pearson Corelation kurang dari 0,8.
f. Uji Heteroskedastisitas
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan metode grafik, yaitu dengan melihat diagram pencar (scatterplot). Dari diagram scatterplot dapat telihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang teratur, tetapi menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas.
5.2.1 Pengaruh Perubahan Harga Kubis di Pasar Induk Medan terhadap Harga Kubis di Kabupaten Karo
Untuk membuktikan hipotesis satu maka digunakan uji t yaitu untuk melihat atau mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Dimana dalam penelitian ini variabel tidak bebas adalah harga yang terjadi di Kabupaten Karo pada bulan sekarang (bulan t) dengan variabel bebasnya adalah harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan lalu (bulan t-1), selisih harga kubis di Pasar Induk Tuntungan pada bulan t dengang bulan t-1 serta harga kubis di Pasar Induk Tuntungan pada bulan lalu (bulan t-1).
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan t
Uji t merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel tak bebasnya pada tingkat
signifikansi (α) tertentu.
Dari hasil analisis regresi diperoleh bahwa variabel bebas selisih harga kubis di Pasar Induk Tuntungan Medan pada pada bulan sekarang (bulan t) dengan Bulan sebelumnya (bulan t-1) diperoleh thitung > ttabel yaitu thitung = 2,456 dan ttabel = 2.085
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 164.98 7 216.856 .761 .456 Harga kubis di Kabupaten Karo pada bulan t-1
.474 .254 .426 1.862 .078 .227 4.397
Selisih harga kubis di Pasar Induk
Tuntungan Medan pada bulan t-1 dan bulan t
.480 .195 .296 2.456 .024 .822 1.217
Harga kubis di Pasar Induk Tuntungan pada bulan t-1
dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada pengaruh perubahan harga kubis yang terjadi di Pasar Induk Medan terhadap perubahan harga kubis di Kabupaten Karo. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis pertama dapat diterima.
5.2.2 Tingkat Integrasi Pasar Kubis Secara Vertikal Dalam Jangka Pendek antara Kabupaten Karo dengan Pasar Induk Tuntungan Medan
Untuk membuktikan hipotesis yang kedua maka digunakan Metode IMC (Index of Market Connection) dengan pendekatan model Autoregressive Distributed Lag Model.
digambarkan sebagai berikut: Pt = b1 (Pt-1) + b2(P*t-P*t-1) + b3(P*t-1)
Dari hasil ananlisis diperoleh b1 = 0,474, b2 =0,480 dan b3=0,348 maka dapat dilihat dalam persamaan sebagai berikut:
Pt = 0,474 (Pt-1) +0,480 (P*t-P*t-1) + 0,348 (P*t-1)
Hasil regresi antara Kabupaten Karo dengan Pasar Induk Medan tersebut dapat digunakan untuk tingkat integrasi pasar dengan melihat nilai IMC (Index of Market Connection) dengan perumusan sebagai berikut:
IMC = �1
�3 Dimana:
b1= koefisien regresi Pt-1 b3 = koefisien regresi P*t-1
Dari perbandingan nilai koefisien regresi variabel harga kubis di Kabupaten Karo pada waktu sebelumnya (waktu -1) dengan harga di Pasar Induk Medan pada waktu sebelumnya (waktu t-1) dapat diketahui nilai IMC sebagai berikut:
IMC = 0,474
0,348 = 1,362
Nilai IMC yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh lebih besar daripada satu sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat integrasi pasar kubis antara Kabupaten Karo dengan Pasar Induk Medan adalah rendah atau perubahan harga yang terjadi di Pasar Induk Medan hanya sedikit ditransmisikan ke Kabupaten Karo.
Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kedua dari penenlitian ini yaitu diduga tingkat integrasi pasar kubis antara Kabupaten Karo dengan Pasar Induk Medan dalam jangka pendek adalah tinggi ditolak.