HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.2. Analisis Hasil Penelitian
Data pengukuran perubahan kekerasan resin akrilik setelah dilakukan perendaman dalam larutan cuka apel dianalisis secara statistik menggunakan uji
ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05). Hasil uji statistik ini selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil uji statistik perubahan kekerasan lempeng akrilik tanpa perendaman dalam larutan cuka apel (0 menit) dengan lempeng akrilik setelah perendaman selama 5,10,dan 15 menit dalam larutan cuka apel.
Waktu
dalam menit
N Mean ± SD Mean Difference
(I-J) Sig. 0 10 413,860±20,8120 5 10 388,420±24,330 25,440(*) ,028 10 10 371,380±28,439 42,480 (*) ,001 15 10 362,500±25,5507 51,360 (*) ,000
Keterangan : * terdapat perbedaan yang bermakna
Perbedaaan rata-rata hasil pengukuran kekerasan pada lempeng akrilik pada masing-masing waktu yang berbeda dapat di lihat pada grafik 1.
Means Plots
Grafik 1. Perbedaan rata-rata perubahan kekerasan resin akrilik
Kelompok perlakuan Perendaman 15 menit Perendaman 10 menit Perendaman 5 menit Kontrol 420 410 400 390 380 370 360 350 M ea ns of H ar dne ss N um be r
BAB 5
PEMBAHASAN
Perbedaan rata-rata kekerasan hasil pengukuran pada sampel resin akrilik, yaitu 413,860 HV pada 0 menit sebagai kontrol, 388,420 HV pada perendaman 5 menit, 371,380 HV pada perendaman selama 10 menit dan 362,500 HV pada perendaman selama 15 menit.
Dari data yang terkumpul bahwa rata-rata nilai perubahan kekerasan menurun pada setiap perlakuan perendaman 5, 10 dan 15 menit jika dibandingkan dengan group kontrol (tanpa perendaman). Dari hasil tersebut nilai perubahan kekerasan yang terbesar adalah lempeng akrilik yang direndam 15 menit dan yang terkecil yang direndam selama 5 menit. Dari pengukuran lempeng akrilik dimana lempeng akrilik direndam dalam larutan cuka apel menunjukkan perbedaan yang sangat bermakna (p<0,05) pada setiap perendaman 5, 10 dan 15 menit. Berarti jenis larutan yang digunakan untuk merendam, yaitu larutan cuka apel, sangat berpengaruh terhadap perubahan kekerasan lempeng resin akrilik.
Dari hasil uji Anova satu arah pada perendaman selama 5 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,028(p<0,05), perendaman selama 10 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,001(p<0,05), dan perendaman selama 15 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,000. Tingkat signifikasi ini kurang dari 0,05 maka terdapat beda bermakna antar kelompok perlakuan. Perbedaan kekerasan yang paling besar antara sampel kontrol dengan sampel perendaman setelah 15 menit. Pada perbandingan waktu ini diperoleh signifikansi sebesar 0,000(p<0,05) yang artinya terjadi perubahan
kekerasan pada resin akrilik setelah perendaman sampel dalam larutan cuka apel yaitu sebesar 51,360.
Hasil uji tersebut menunjukkan lama perendaman resin akrilik heat-cured dalam larutan cuka apel mempengaruhi kekerasan resin akrilik tersebut. Dari hasil uji ini terlihat bahwa makin lama waktu perendaman resin akrilik maka nilai kekerasan makin menurun.
Dari hasil penelitian ini, penurunan angka kekerasan resin akrilik heat-cured mungkin dapat dipengaruhi karena kandungan fenol dalam larutan cuka apel, dimana bila berkontak dengan resin akrilik dapat menyebabkan kerusakan kimiawi pada permukaan resin akrilik. Perusakan secara kimia menimbulkan kekasaran pada permukaan resin akrilik sehingga dapat menyebabkan retak atau crazing dan penurunan kekuatan serta kekerasan. Senyawa fenol dapat berdifusi ke dalam lempeng akrilik dan mulai menyebabkan perusakan kimiawi resin akrilik. 2
Menurut Shen, fenol dengan konsentrasi 5% apabila kontak dengan resin akrilik menunjukkan peningkatan berat oleh karena penyerapan air dan pengaruh kimia pada morfologi permukaan resin akrilik. Senyawa fenol dapat diserap oleh permukaan resin akrilik dan menyebabkan permukaan resin menjadi mengembang dan lunak. Resin akrilik mempunyai sifat menyerap air atau cairan. Fenol merupakan suatu senyawa yang terkandung dalam larutan cuka apel dan mempunyai berat molekul yang lebih kecil dari berat molekul polimer resin akrilik. Hal ini menyebabkan fenol dapat berpenestrasi ke dalam lempeng resin akrilik dan terjadi pemutusan rantai panjang polimer resin akrilik. Sebagai akibatnya, ikatan antar
resin akrilik. Kemungkinan lain adanya larutan asam dari larutan cuka apel bila bereaksi dengan resin akrilik akan menyebabkan perubahan kimia, yaitu yang terjadi adalah kelarutan beberapa bahan pengisi. Selama mengalami reaksi saat berpolimerisasi, ikatan karbon ganda silang bereaksi dengan oligomer, membentuk ikatan dengan bahan pengisi menjadi matrik polimer. Ikatan ini dapat terdegradasi oleh absorbsi air dari resin akrilik selama digunakan. Adanya kelebihan ion H+ pada kelarutan asam akan menyebabkan ketidakstabilan ikatan kimia dari resin akrilik. Ion H+ dari asam menyebabkan degradasi ikatan polimer sehingga beberapa monomer dari resin akrilik melepaskan diri, yang disertai pelepasan bahan pengisi yang ada. Adanya kelarutan ini akan menyebabkan banyaknya ruang-ruang kosong di antara matrik polimer sehingga memudahkan terjadinya ikatan antara unsur-unsur yang ada pada cairan dengan matrik polimer di tempat tersebut.2, 13-14
Dari hasil penelitian Suguh dkk (2010), diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna kekuatan impak resin akrilik setelah perendaman 45 menit dan 17 hari di larutan cuka apel. Dari penelitian ini juga disimpulkan bahwa waktu perendaman resin akrilik yang lebih lama dalam larutan cuka apel dapet mengurangi kekuatan impak resin akrilik.2
Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh degan hasil penelitian Utari Kresnodi (2005) yang menyatakan dalam penelitiannya terhadap perubahan kekerasan permukaan basis gigitiruan EBP 2421 dan resin akrilik setelah perendaman dalam larutan minuman; aquadest, red soft drink dan coffee, menyatakan terjadinya perubahan kekerasan resin akrilik yang direndam selama 30 menit terdapat perubahan yang signifikan walaupun rendah.6
Ada berbagai kemungkinan yang menyebabkan hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan ini mungkin berhubungan dengan larutan yang digunakan sebagai bahan perendaman. Dalam hal komposisi resin akrilik dan larutan cuka apel atau mungkin karena tutup botol liquid dan larutan cuka apel yang terlalu lama terbuka atau terkena sinar matahari selama proses produksi, penyimpanan ataupun ketika melakukan perendaman, sehingga mungkin saja menguap dan mempengaruhi konsentrasi liquid dan larutan cuka apel. Temperatur ruangan tempat penelitian yang tidak mampu dikendalikan ketika perendaman juga mungkin menyebabkan perubahan pada liquid dan larutan cuka apel yang digunakan.
BAB 6