• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Untuk melihat perubahan dimeni pada tinggi die stone dari data sampel penelitian maka dilakukan uji one way anova dengan p-value (probabilitas) lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.Tabel Uji One Way ANOVA pada hasil pengukuran tinggi die pada seluruh kelompok (kelompok kontrol dan kelompok perendaman 15, 20 dan 30 menit)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups .010 3 .003 5.670 .003

Within Groups .021 36 .001

Pada tabel diatas dapat terlihat, pada kolom Sig. diperoleh nilai P-value = 0.003. Dengan demikian hasil yang di peroleh p<0.05, maka diperoleh bahwa Ho (Hipotesa) ditolak. Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat perbedaan bermakna pada tiap rata rata kelompok perlakuan (pada kelompol kontrol, perendaman 15 menit, 20 menit dan 30 menit).

Setelah didapat perbedaan yang signifikan , maka dapat dilakukan uji analisis lanjutan (Post Hoc) dengan menggunakan uji Least Significant Difference (LSD) untuk membandingkan kelompok perlakuan.

Tabel 5. Nilai Kemaknaan atau signifikansi perbedaan rata-rata tinggi die antara kelompok kontrol dan kelompok perendaman 15, 20 dan 30 menit.

Kontrol Perendaman Mean Difference Sig. Presentase perubahan dimensi

0 menit 15 menit -,01400 0,207 0,1%

20 menit -,03200* 0,006 0,3%

30 menit -,04100* 0,001 0,3%

Keterangan : *terdapat perbedaan yang bermakna (ANOVA satu arah Post Hoc LSD)

Dari tabel di atas didapat, bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perendaman 15 menit dengan besar signifikansi 0,207 ( p>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perubahan tinggi die hasil cetakan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perendaman 15 menit. Sedangkan perbandingan antara kelompok kontrol dan perendaman 20 menit didapat signifikansi 0,006 (p<0,05) yang artinya terdapat perubahan dimensi antar kelompok. Sedangkan perbandingan antara kelompok kontrol dan 30 menit didapat signifikansi 0,001 ( p<0,05 ) yang artinya terdapat perubahan dimensi antar kelompok.

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan bahan cetak irreversible hidrokolid alginat yang merupakan bahan cetak yang umumnya dipakai oleh dokter gigi. Bahan cetak ini lebih hidroskopik dan kurang stabil dibandingkan bahan cetak jenis silikon. Sehingga perubahan dimensi akan terjadi apabila bahan ini direndam kedalam larutan desinfektan. Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai perubahan dimensi bahan cetak alginat yang melibatkan desinfektan dengan jenis berbeda seperti sodium hypochlorite, glutaraldehyde, air daun sirih dengan konsentrasi yang bervariasi.2,11,19 Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan dimensi bahan cetak alginat setelah direndam ke dalam air rebusan daun jambu biji 25% dengan waktu yang berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian pada (tabel 2) didapatkan rata-rata tinggi die sampel pada kelompok kontrol (0 menit) yaitu 10,3770 ±0 ,01889 mm , 10,3910 ± 0,01197 mm pada perendaman 15 menit, 10,4090 ± 0,02998 mm pada perendaman 20 menit dan 10,4180 ± 0,03120 mm pada perendaman 30 menit. Hasil uji statistik ANOVA satu arah dengan post hoc LSD didapatkan perbedaan rata-rata tinggi die hasil pengisian cetakan antara kontrol dan perendaman 15 menit sebesar -0,01400 dengan signifikansi 0,207 (p>0,05). Terdapat perbedaan rata-rata tinggi antara die kontrol dengan die hasil perendaman 20 menit yaitu sebesar -0,03200 dengan signifikansi 0,06 (p<0,05) dan perbedaan rata-rata tinggi die kontrol dan perendaman 30 menit yaitu sebesar -0,04100 dengan signifikansi 0,001 (p<0,05).

Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara grup kontrol dan pada perendaman selama 15 menit setelah direndam dalam larutan daun jambu biji 25%. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya dengan waktu yang sama yaitu menurut penelitian Panza, dkk (2006) menyatakan bahwa

perendaman alginat dalam larutan desinfektan sodium hipoklorida 1% selama 10 menit dan glutaraldehida 2% selama 10 menit dan 15 menit tidak mempengaruhi stabilitas dimensi cetakan tersebut. Namun hasil penelitian ini berbeda dari penelitian yang dilakukan juga oleh Panza yaitu perendaman dengan larutan hipoklorida 1% selama 15 menit terjadi perubahan dimensi pada cetakan alginat. 6

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada perendaman 20 menit dan 30 menit. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Oderino, dkk (2007) yang menyatakan adanya perubahan dimensi yang signifikan pada perendaman dalam larutan sodium hipoklorida 1% selama 20 dan 30 menit.8 Namun hasil ini berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Harera, dkk (1986), Merchant, dkk (1984), Langerwalter, dkk (1990) dan Matyas (1990) menyatakan tidak terjadi perubahan dimensi pada cetakan alginat dalam perendaman sodium hipoklorit 0,5% selama 30 menit. 6

Ada berbagai kemungkinan hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan jenis desinfektan, komposisi dan konsentrasi larutan desinfektan yang digunakan.18 Motegi menyebutkan bahwa direndamnya hasil cetakan larutan antiseptik hanya akan terjadi perubahan dimensi sekitar 0-0,2% yang mana hal ini masih dalam batas toleransi klinik.10 Sesuai dengan hal tersebut, hasil penelitian dengan perendaman air rebusan daun jambu biji 25% ini juga didapatkan adanya perubahan dimensi pada gips stone hasil pengisian cetakan tetapi masih dalam toleransi klinik yaitu 0,2%.

Pada umumnya hasil cetakan yang direndam dengan larutan desinfeksi akan mengalami imbibisi dimana hasil cetakan akan mengembang dan terjadi penurunan tinggi pada die stone. Sedangkan hasil penelitian ini terjadi peningkatan pada die stone yang disebabkan karena adanya penyusutan pada cetakan alginat setelah perendaman dalam air rebusan daun jambu biji yang mengandung phenol. Hal yang sama dilaporkan juga oleh Danis Muzafar, dkk (2012) yaitu pada penelitiannya terjadi penyusutan hasil cetakan alginat (Hydrogum dan Blueprint Cremix) setelah

perendaman larutan desinfeksi Perform ID selama 10 menit. Dilaporkan juga bahwa dengan perendaman alginat dalam bahan desinfektan yang mengandung 70% ethanol dapat menyebabkan penyusutan karena terjadinya dehidrasi alginat. Hal ini dijelaskan oleh Nalamuthu, dkk (2012) menyatakan bahwa alginat yang mengandung air mengalami awal ekspansi karena adanya ion dalam alginat sehingga terjadi potensi osmotik (perpindahan larutan dari konsentrasi rendah /encer ke konsentrasi lebih tinggi / pekat) kemudian ion akan berdifusi ke dalam larutan dan membalikkan potensi osmotik dan air akan berdifusi kembali sehingga akan ada dua arah transportasi yang dapat membuat cetakan akan kehilangan air dan terjadi penyusutan pada cetakan.19,20,21

Dari hal tersebut mendukung hasil penelitian ini bahwa perendaman pada hasil cetakan alginat dalam air rebusan daun jambu biji 25% yang digunakan pada penelitian ini mengandung phenol yang sama kandungan nya seperti alkohol dapat menguap dan terjadi dehidrasi pada hasil cetakan alginat sehingga dapat membuat potensi osmotik larutan dan menyebabkan hasil cetakan tersebut mengalami penyusutan.

BAB VI

Dokumen terkait